Anda di halaman 1dari 34

1.

KELUARGA BERENCANA (KB)


A. Pengertian

Keluarga berencana merupakan suatu proses pengaturan kehamilan agar terciptanya


suatu keluarga yang sejahtera. Adapun menurut Undang Nomor 52 Tahun 2009 pasal 1
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyebutkan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai
dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1992 pasal 1 ayat 12


tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera
menyebutkan bahwa Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan
keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.

B. Cara

1. Kontrasepsi Sederhana Tanpa Alat

a. Senggama Terputus

Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan sebagaimana


biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria dikeluarkan dari liang
vagina dan sperma dikeluarkan di luar. Cara ini tidak dianjurkan karena sering
gagal, karena suami belum tentu tahu kapan spermanya keluar.

b. Pantang Berkala (Sistem Kalender)


Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam masa
subur. Selain sebagai sarana agar cepat hamil,kalender juga difungsikan untuk
sebaliknya alias mencegah kehamilan. Cara ini kurang dianjurkan karena sukar
dilaksanakan dan membutuhkan waktu lama untuk puasa. Selain itu, kadang
juga istri kurang terampil dalam menghitung siklus haidnya setiap bulan.
2. Kontrasepsi Dengan Alat
a. Kondom
Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah
populer di masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya
terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi penis yang berdiri
(tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Kondom sudah dibuktikan
dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah penularan penyakit
seksual, termasuk HIV/AIDS.
Manfaat pemakaian kontrasepsi kondom :

Efektif bila digunakan dengan benar

Tidak mengganggu produksi ASI

Tidak mengganggu kesehatan klien

Tidak mempunyai pengaruh sistemik

Murah dan dapat dibeli secara umum

Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatah khusus

Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harusditunda

b. Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks(karet) yang
di insersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup
serviks.
Jenis kontrasepsi diafragma :
Flat spring (flat metal band)
Coil spring (coiled wire)
Arching spring)
Cara kerja kontrasepsi diafragma :Menahan sperma agar tidak mendapatkan
akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopi)
dan sebagai alat tempat spermisida.
c. Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk
menon-aktifkan atau membunuh sperma.
Jenis kontrasepsi spermasida :
Aerosol
Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvablefilm
Krim

Cara kerja kontrasepsi spermisida :Menyebabkan sel membrane sperma


terpecah, memperlambat pergerakan sperma dan menurunkan kemampuan
pembuahan sel telur.
d. Kb Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
melalui suntikan hormonal.

e. KB PIL
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak
1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara
pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur.
Minum pil dapat dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah
menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui
bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil
ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui)
dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain..

f. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan alat
kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari
seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi,
kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata
belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon
pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk
alat kontrasepsi ini.

g. KONTRASEPSI IMPLANT

Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan
atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam.
Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan
ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam
buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi
zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi
sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi
migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada
juga yang diganti setiap tahun.

h. Kontrasepsi Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita)

Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi
bisa dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu
pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat
kontrasepsi yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik sekali, karena
kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali. Faktor yang paling penting dalam
pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari akseptor. Dengan demikia,
sterilisasi tidak boleh dilakukan kepada wanita yang belum/tidak menikah,
pasangan yang tidak harmonis atau hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu
terancam perceraian, dan pasangan yang masih ragu menerima sterilisasi. Yang
harus dijadikan patokan untuk mengambil keputusan untuk sterilisasi adalah
jumlah anak dan usia istri. Misalnya, untuk usia istri 2530 tahun, jumlah anak
yang hidup harus 3 atau lebih.

i. Kontrasepsi vasektomi Vasektomi

adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan


jalan melakukan oklusi vasa deferensia alur transportasi sperma terhambat dan
proses fertilisasi tidak terjadi.

C. Pandangan Agama Islam Mengenai KB


Dalam islam , keluarga berencana menjadi persoalan yang polemik karena ada
beberapa ulama yang menyatakan bahwa keluarga berencana dilarang tetapi ada juga
ayat al-quran yang mendukung program keluarga berencana. Dalam al-quran
dicantumkan beberapa ayat yang berkaitan dengan keluarga berencana , diantaranya :


Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan


dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)
mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar.(Qs.An-Nisa : 9 )



Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah,
dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

(Qs.Lukman : 14)



Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu,
dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(Qs.Al-Qashash: 77)Ayat-ayat al-
quran diatas menunjukan bahwa islam mendukung adanya keluarga berencana karena
dalam QS. An-Nissa ayat 9 dinyatakan bahwa hendaklah takut kepada Allah orang-
orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah.
Anak lemah yang dimaksud adalah generasi penerus yang lemah agama , ilmu ,
.pengetahuan sehingga KB menjadi upaya agar mewujudkan keluarga yang sakinah

Pandangan Hukum Islam tentang Keluarga Berencana, secara prinsipil dapat diterima
oleh Islam, bahkan KB dengan maksud menciptakan keluarga sejahtera yang
berkualitas dan melahirkan keturunan yang tangguh sangat sejalan dengan tujuan
syari`at Islam yaitu mewujudkan kemaslahatan bagi umatnya. Selain itu, KB juga
memiliki sejumlah manfaat yang dapat mencegah timbulnya kemudlaratan. Bila
dilihat dari fungsi dan manfaat KB yang dapat melahirkan kemaslahatan dan
mencegah kemudlaratan maka tidak diragukan lagi kebolehan KB dalam Islam.

Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencan (KB) yang dibolehkan
syari`at adalah suatu usaha pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan
kehamilan sementara atas kesepakatan suami-isteri karena situasi dan kondisi tertentu untuk
kepentingan (maslahat) keluarga. Dengan demikian KB disini mempunyai arti sama dengan
tanzim al nasl (pengaturan keturunan). Sejauh pengertiannya adalah tanzim al nasl
(pengaturan keturunan), bukan tahdid al nasl (pembatasan keturunan) dalam arti pemandulan
(taqim) dan aborsi (isqot al-haml), maka KB tidak dilarang.Kebolehan KB dalam batas
pengertian diatas sudah banyak difatwakan , baik oleh individu ulama maupun lembaga-
lembaga ke Islaman tingkat nasional dan internasional, sehingga dapat disimpulkan bahwa
kebolehan KB dengan pengertian batasan ini sudah hampir menjadi Ijma`Ulama. MUI
(Majelis Ulama Indonesia) juga telah mengeluarkan fatwa serupa dalam Musyawarah
Nasional Ulama tentang Kependudukan, Kesehatan dan Pembangunan tahun 1983.
Betapapun secara teoritis sudah banyak fatwa ulama yang membolehkan KB dalam arti
tanzim al-nasl, tetapi kita harus tetap memperhatikan jenis dan cara kerja alat/metode
kontrasepsi yang akan digunakan untuk ber-KB.

Selain hukum islam yang mendukung keluarga berencana , ada para ulama yang
menafsirkan larangan keluarga berencana seperti yang tercantum dalam QS. Al-
Anam : 151

Untuk memperjelas lagi , berikut ada hadist nabi

(

sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan


berkecukupan dari pada meninggalkan mereka omenjadi beban atau tanggungan
orang banyak.

Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang biaya
rumah tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak mereka menjadi
beban bagi orang lain (masyarakat). Dengan demikian pengaturan kelahiran anak
hendaknya direncanakan dan amalkan sampai berhasil.

Terlepas dari larangan untuk ber-KB , kita harus mengetahui dan memperhatikan jenis
dan kerja alat kontrasepsi yang akan digunakan. Alat kontrasepsi yang diharamkan
adalah yang sifatnya pemandulan.Vasektomi (sterilisasi bagi lelaki) berbeda dengan
khitan lelaki dimana sebagian dari tubuhnya ada yang dipotong dan dihilangkan, yaitu
kulup (qulfah bhs. Arab,praeputium bhs. Latin) karena jika kulup yang menutupi
kepala zakar (hasyafah/glans penis) tidak dipotong dan dihilangkan justru bisa
menjadi sarang penyakit kelamin (veneral disease). Karena itu, khitan untuk laki-laki
justru sangat dianjurkan.Tetapi kalau kondisi kesehatan isteri atau suami yang
terpaksa seperti untuk menghindari penurunan penyakit dari bapak/ibu terhadap anak
keturunannya yang bakal lahir atau terancamnya jiwa si ibu bila ia mengandung atau
melahirkan bayi,maka sterilisasi dibolehkan oleh Islam karena dianggap dharurat. Hal
ini diisyaratkan dalam kaidah:

Keadaan darurat membolehkan melakukan hal-hal yang dilarang agama.

Majlis Ulama Indonesia pun telah memfatwakan keharaman penggunaan KB


sterilisasi ini pada tahun 1983 dengan alasan sterilisasi bisa mengakibatkan
kemandulan tetap.Menurut Masjfuk Zuhdi bahwa hukum sterilisasi ini dibolehkan
karena tidak membuat kemandulan selama-lamanya. Karena teknologi kedokteran
semakin canggih dapat melakukan operasi penyambungan saluran telur wanita atau
saluran pria yang telah disterilkan. Meskipun demikian, hendaknya dihindari bagi
umat Islam untuk melakukan sterilisasi ini, karena ada banyak cara untuk menjaga
jarak kehamilan.

Cara pencegahan kehamilan yang diperbolehkan oleh syara antara lain,


menggunakan pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma, tablet vaginal , tisue. Cara ini
diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa sang ibu. Dan cara ini dapat
dikategorikan kepada azl yang tidak dipermasalahkan hukumnya. Sebagaimana hadits
Nabi :

:

. - - - -

Kami pernah melakukan azal (coitus interruptus) di masa Rasulullah s.a.w.,


sedangkan al-Quran (ketika itu) masih (selalu) turun. (H.R. Bukhari-Muslim dari
Jabir). Dan pada hadis lain: Kami pernah melakukan azl (yang ketika itu) nabi
mengetahuinya, tetapi ia tidak pernah melarang kami. (H.R. Muslim, yang bersumber
dari Jabir juga).

Hadis ini menerangkan bahwa seseorang diperkenankan untuk melakukan azl,


sebuah cara penggunaan kontrasepsi yang dalam istilah ilmu kesehatan disebut
dengan istilah coitus interruptus, karena itu meskipun ada ayat yang melarangnya,
padahal ketika itu ada sahabat yang melakukannya, pada saat ayat-ayat al-Quran
masih (selalu) turun, perbuatan tersebut dinilai mubh (boleh). Dengan alasan,
menurut para ulama, seandainya perbuatan tersebut dilarang oleh Allah, maka pasti
ada ayat yang turun untuk mencegah perbuatan itu. Begitu juga halnya sikap Nabi
s.a.w. ketika mengetahui, bahwa banyak di antara sahabat yang melakukan hal
tersebut, maka beliaupun tidak melarangnya; inilah pertanda bahwa
melakukan azl (coitus interruptus) dibolehkan dalam Islam dalam rangka untuk ber-
KB.

Pada intinya Keluarga berencana dalam pandangan islam diperbolehkan apabila


dilakukan dengan cara yang sesuai syariat islam , dilakukan dalam konteks
pengaturan keturunan bukan pembatasn keturunan dan dilakukan apabila dalam
kondisi yang darurat yang dapat mengancam keselamatan masyarakat itu sendiri .

D. Menurut Kedokteran

KB (keluarga berencana)telah lama di populerkan di kalangan medis maupun non-


medis, kb yang merupakan program perencanaan dalam memiliki keturunan tentu
menjadi hal yang cukup di pertimbangkan dalam sebuah keluarga, yang mana setiap
keluarga pasti memiliki tujuan hidup, salah satunya adalah untuk memiliki keturunan.
Namun mungkin ada satu pertanyaan dalam benak kita, mengapa Kb harus menjadi hal
yang di pertimbangkan?? Bahkan mulai dari segi kesehatan menurut ilmu medis,
hingga segi kehalalan menurut ilmu islam. Sederhananya adalah bahwa kb telah banyak
di gunakan oleh para keluarga, namun sebagian besar mereka masih awan dalam
mengetaui tentang masalah program ini. Untuk itu perlu di terangkan mengenai kedua
hal pokok tersebut, selain itu, di negara indonesia apabila di lihat dari segi agama yang
dominan adalah agama islam, tentu informasi ini sangat dibutuhkan oleh mereka. Maka
dari itu saya pikir penting menuliskan hal ini, mudah-mudahan akan menjadi ilmu yang
sangat bermanfaat.
Pekanbaru, Minggu, 5 Juni 2011 di salah satu gedung kegiatan Pustaka wilayah di
adakan acara seminar dan talk show bersama dua orang yang cukup ahli dalam
membahas mengenai Kb, dengan tema : KB sehatkah menurut medis? Bolehkah
menurut islam? Di hadiri pemateri yang cukup handal dalm memberikan penjelasan
mengenai pandangan-pandangan dari sisi keduanya. Yaitu Ustadz Abu Zubair Lc,
sebagai pemateri yang akan mengulas tentang bagaimana KB menurut hukum islam
dan Dokter Amru Sofian SpOG (K) Onk (konsultan tumor kandungan) yang akan
memngulas bagaimana KB menurut medis. Di awali dengan berbicara Kb menurut
medis, oleh Dokter Amru, beliau memaparakan mulai dari definisi Kb itu sendiri,
bahwa Kb adalah keluarga berencana, yang mana pastinya memiliki tujuan
kesejahteraan keluarga, setiap orang dalam hidupnya perlu perencanaan yang baik,
termasuk dalam hal memiliki anak. Ada bebrapa hal yang di paparkan yakni mengenai
3 hal yang menjadi dasar keluarga berencana:

1. Merencanakan kapan memiliki anak

2. Merencanakan jumlah anak

3. Merencanakan jarak kehamilan

Secara cukup detil beliau memaparkan mulai dari berbagai macam metode Kb yang
ada, kemudian bagaimana menggunakannya , hingga efek samping pada penggunanya.
Selanjutnya beliau menjelaskan bahwa pada dasarnya untuk setiap orang pengguna Kb
memiliki kondisi berbeda, perbedaan itu misalnya dari sisi kesehatan maupun
ketahanan fisik, di sebabkan adanya perbedaan itulah setiap pengguna Kb harus lebih
dulu memeriksa kesehatannya atau berkonsultasi dengan dokter yang ahli dalam bidang
tersebut, sebab jika hal itu di abaikan akan mengakibatkan kerugian terhadap
pengguna kb itu sendiri.

Kloning

A. Pengertian

Secara definisi dan pengertian, kloning adalah suatu upaya tindakan untuk
memproduksi atau menggandakan sejumlah individu yang hasilnya secara genetic sama
persis (identik) berasal dari induk yang sama, mempunyai susunan (jumlah dan gen)
yang sama. Sedangkan klon adalah sejumlah organisme hewan maupun tumbuhan yang
terbentuk melalui hasil reproduksi aseksual dan berasal dari satu induk yang sama.
Setiap bagian dari klon tersebut memiliki susunan dan jumlah gen yang sama dan
kemungkinan besar fenotipnya juga akan sama. Klon ini digunakan dalam dua
pengertian yaitu :
- Klon sel, adalah sekelompok sel yang identik sifat-sifat genetiknya, semua berasal
dari satu sel.
- klon gen, atau molekuler adalah sekelompok salinan gen yang bersifat identik
yangdireplikasi dari satu gen yang dimasukan dalam sel inang. Konsep cloning ini
didasarkan pada prinsip bahwa pada setiap makhluk hidup itu memiliki kemampuan
totipotensi yang artinya setiap sel memiliki kemampuan untuk menjadi sebuah individu.
Berdasarkan penjelasan pengertian cloning di atas, ada beberapa jenis kloning yang
dikenal, diantaranya :
1. Kloning DNA rekombinan
Kloning ini merupakan pemindahan sebagian rantai DNA yang diinginkan dari suatu
organisme pada satu element replikasi genetik, contohnya penyisipan DNA dalam
plasmid bakteri untuk mengklon satu gen.
2. Kloning Reproduktif
Merupakan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan hewan yang sama,
contohnya Dolly dengan suatu proses yang disebut SCNT (Somatic Cell Nuclear
Transfer).
3. Kloning Terapeutik
Merupakan suatu kloning untuk memproduksi embrio manusia sebagai bahan
penelitian. Tujuan utama dari proses ini bukan untuk menciptakan manusia baru, tetapi
untuk mendapatkan sel batang yang dapat digunakan untuk mempelajari perkembangan
manusia dan penyembuhan penyakit.Molekul DNA dan bakteriofog mempunyai sifat-
sifat dasar yang ditentukan sebagai sarana kloning. Namun sifat ini tidak berguna tanpa
adanya teknik-teknik eksperimen untuk manipulasi molekul DNA di dalam
laboratorium.

B. Cara
Ketrampilan dasar untuk melakukan kloing secara sederhana adalah :
Preperasi sampel DNA murni

Pemotongan DNA murni

Analisis ukuran fragmen DNA

Penggolongan molekul DNA

Memasukan molekul DNA ke dalam sel tuan rumah

Identifikasi sel yang mengandung molekul DNA rekombinasi

Proses kloning gen secara sederhana :

Mempersiapkan sel stem.

Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian dipiahkan
dari sel.

Mempersiapkan sel telur.

Inti sel stem diimplantasikan ke sel telur.

Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dam pertumbuhan. Setelah membelah
menjadi embrio.

Blastosis mulai memisahkan diri dari dan siap diimplantasikan ke rahim.

Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama
dengan sel stem donor.

Proses kloning pada manusia


Kloning manusia adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama
dengan induknya yang berupa manusia. Proses kloning manusia dapat digambarkan
seperti ditunjukkan dan dijelaskan secara sederhana sebagai berikut :
Mempersiapkan sel stem : suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel
tubuh. Sel ini diambil dari manusia yang hendak dikloning.

Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian
dipisahkan dari sel.

Mempersiapkan sel telur : suatu sel yang diambil dari sukarelawan perempuan
kemudian intinya dipisahkan.

Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur

Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah
(hari kedua) menjadi sel embrio.

Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri (hari
ke lima) dan siap diimplantasikan ke dalam rahim.

Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama
dengan sel stem donor.

Dari pengertian kloning dan prosesnya di atas yang menghasilkan individu baru dan
mempunyai sifat genetik yang identik (sama). Sifat identik inilah yang akan coba
dibahas dalam koridor ruang waktu proses kloning.

Perkembangan Kloning Gen


Sekitar satu abad lalu, Gregor Mendel merumuskan aturan-aturan menerangkan
pewarisan sifat-sifat biologis. Sifat-sifat organisme yang dapat diwariskan di atur oleh
suatu faktor yang disebut gen, yaitu suatu partikel yang berada di dalam suatu sel,
tepatnya di dalam kromosom. Gen menjadi dasar dalam perkembangan penelitian
genetika meliputi pemetaan gen, menganalisis posisi gen pada kromosom.

Hasil penelitian lebih berkembang baik diketahuinya DNA sebagai material genetik
beserta strukturnya, kode-kode genetik, serta proses transkripsi dan translasi dapat
dijabarkan. Suatu penelitian rekomendasi atau rekayasa genetika ynag inti prosesnya
adalah kloning gen, yaitu suatu prosedur unutk memperoleh replika yang dapat sama
dari sel atau organisme tunggal.

Belakangan ini di media masa (televisi, koran, Internet,dll.) memberitakan tentang


kloning manusia. Tetapi karena belum ditemukan rujukan dari kitab-kitab hukum
terdahulu, para ahli hukum sekarang masih memperdebatkan masalah ini dan belum
ditemukan kesepakatan final dalam kasus yang menyeluruh.

Adanya beberapa strategi intervensi genetika ; strategi intervensi genetika yang pertama
bersifat terapeutik yang mempunyai tujuan dan maksud menyembuhkan atau
mengurangi gejala-gejala. Hal ini merupakan terapi gen, yaitu dimasukannya sebuah
gen kedalam tubuh manusia untuk mengurangi suatu kelainan genetik. Jelas hal ini
merupakan praktik kedokteran yaitu menyembuhkan orang sakit. Strategi intervensi
kedua adalah eugenika (kata yunani : terlahir dengan baik) dengan tujuan
memperbaiki organisme dengan cara tertentu.
Ada 3 cara untuk melakukan eugenika (Shannon, T.A. 1987) , yaitu :

1. Eugenia positif. Cara ini menghasilkan perbaikan melalui cara pembiakan selektif,
misalnya menghasilkan individu-individu yang sangat intelegen dengan memakai sperma
orang yang genius.

2. Eugenika negatif. Cara ini mencegah gan yang buruk atau kurang bermutu masuk
kedalam kumpulan gen. Hal ini dapat dilakukan dengan skrining orang tua dan memberitahu
mereka tentang segala gen yang buruk yang mungkin dibawanya. Hal ini juga dapat
dilakukan dengan amniosentesis

3. Euthenika (euthenics). Cara ini adalah dengan mengubah lingkungannya sehingga


individu dengan kekurangan genetik dapat berkembang secara relatif normal (kaca mata,
insulin, mesin dialis, dsb.)

C. Pandangan Islam mengenai kloning

Kloning yang dilakukan pada laki-laki atau perempuan baik yang bertujuan
untuk memperbaiki kualitas keturunan dengan menghasilkan keturunan yang lebih
cerdas, lebih kuat, lebih sehat, dan lebih rupawan, maupun yang bertujuan untuk
memperbanyak keturunan guna meningkatkan jumlah penduduk suatu bangsa agar
bangsa atau negara itu lebih kuat seandainya benar-benar terwujud, maka sungguh
akan menjadi bencana dan biang kerusakan bagi dunia. Kloning ini haram menurut
hukum Islam dan tidak boleh dilakukan. Dalil-dalil keharamannya adalah sebagai
berikut :

1. Anak-anak produk proses kloning tersebut dihasilkan melalui cara yang tidak alami.
Padahal justru cara alami itulah yang telah ditetapkan oleh Allah untuk manusia dan
dijadikan-Nya sebagai sunnatullah untuk menghasilkan anak-anak dan keturunan.
Allah SWT berfirman :

dan Bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan


perempuan, dari air mani apabila dipancarkan. (QS. An Najm : 45-46)

Allah SWT berfirman :

Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim),
kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan
menyempurnakannya. (QS. Al Qiyaamah : 37-38)

2. Anak-anak produk kloning dari perempuan saja (tanpa adanya laki-laki), tidak akan
mempunyai ayah. Dan anak produk kloning tersebut jika dihasilkan dari proses
pemindahan sel telur yang telah digabungkan dengan inti sel tubuh ke dalam
rahim perempuan yang bukan pemilik sel telur, tidak pula akan mempunyai ibu.
Sebab rahim perempuan yang menjadi tempat pemindahan sel telur tersebut hanya
menjadi penampung, tidak lebih. Ini merupakan tindakan menyia-nyiakan manusia,
sebab dalam kondisi ini tidak terdapat ibu dan ayah. Hal ini bertentangan dengan
firman Allah SWT :

Hai manusia, sesunguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan. (QS. Al Hujuraat : 13)

Hal ini juga bertentangan dengan firman-Nya :

Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak


mereka. (QS. Al Ahzaab : 5)
3. Kloning manusia akan menghilang nasab (garis keturunan). Padahal Islam telah
mewajibkan pemeliharaan nasab. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, yang
mengatakan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda :

Siapa saja yang menghubungkan nasab kepada orang yang bukan ayahnya, atau
(seorang budak) bertuan (loyal/taat) kepada selain tuannya, maka dia akan mendapat
laknat dari Allah, para malaikat, dan seluruh manusia. (HR. Ibnu Majah)

Diriwayatkan dari Abu Utsman An Nahri RA, yang berkata,Aku mendengar Saad
dan Abu Bakrah masing-masing berkata,Kedua telingaku telah mendengar dan
hatiku telah menghayati sabda Muhammad SAW :

Siapa saja yang mengaku-ngaku (sebagai anak) kepada orang yang bukan
bapaknya, padahal dia tahu bahwa orang itu bukan bapaknya, maka surga baginya
haram. (HR. Ibnu Majah)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, bahwasanya tatkala turun ayat lian (QS. ) dia
mendengar Rasulullah SAW bersabda :

Siapa saja perempuan yang memasukkan kepada suatu kaum nasab (seseorang)
yang bukan dari kalangan kaum itu, maka dia tidak akan mendapat apa pun dari
Allah dan Allah tidak akan pernah memasukkannya ke dalam surga. Dan siapa saja
laki-laki yang mengingkari anaknya sendiri padahal dia melihat (kemiripan)nya,
maka Allah akan tertutup darinya dan Allah akan membeberkan perbuatannya itu di
hadapan orang-orang yang terdahulu dan kemudian (pada Hari Kiamat nanti). (HR.
Ad Darimi)

Kloning yang bertujuan memproduksi manusia-manusia yang unggul dalam hal


kecerdasan, kekuatan fisik, kesehatan, kerupawanan jelas mengharuskan seleksi
terhadap para laki-laki dan perempuan yang mempunyai sifat-sifat unggul tersebut,
tanpa mempertimbangkan apakah mereka suami-isteri atau bukan, sudah menikah
atau belum. Dengan demikian sel-sel tubuh akan diambil dari laki-laki dan
perempuan yang mempunyai sifat-sifat yang diinginkan, dan sel-sel telur juga akan
diambil dari perempuan-perempuan terpilih, serta diletakkan pada rahim perempuan
terpilih pula, yang mempunyai sifat-sifat keunggulan. Semua ini akan
mengakibatkan hilangnya nasab dan bercampur aduknya nasab.
4. Memproduksi anak melalui proses kloning akan mencegah pelaksanaan banyak
hukum-hukum syara, seperti hukum tentang perkawinan, nasab, nafkah, hak dan
kewajiban antara bapak dan anak, waris, perawatan anak, hubungan kemahraman,
hubungan ashabah, dan lain-lain. Di samping itu kloning akan mencampur adukkan
dan menghilangkan nasab serta menyalahi fitrah yang telah diciptakan Allah
untuk manusia dalam masalah kelahiran anak. Kloning manusia sungguh merupakan
perbuatan keji yang akan dapat menjungkir balikkan struktur kehidupan masyarakat.

Berdasarkan dalil-dalil itulah proses kloning manusia diharamkan menurut hukum


Islam dan tidak boleh dilaksanakan. Allah SWT berfirman mengenai perkataan Iblis
terkutuk, yang mengatakan :

dan akan aku (Iblis) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar
mereka mengubahnya. (QS. An Nisaa : 119)

Yang dimaksud dengan ciptaan Allah (khalqullah) dalam ayat tersebut adalah suatu
fitrah yang telah ditetapkan Allah untuk manusia. Dan fitrah dalam kelahiran dan
berkembang biak pada manusia adalah dengan adanya laki-laki dan perempuan,
serta melalui jalan pembuahan sel sperma laki-laki pada sel telur perempuan.
Sementara itu Allah SWT telah menetapkan bahwa proses pembuahan tersebut wajib
terjadi antara seorang laki-laki dan perempuan yang diikat dengan akad nikah yang
sah.

Dengan demikian kelahiran dan perkembangbiakan anak melalui kloning bukanlah


termasuk fitrah. Apalagi kalau prosesnya terjadi antara laki-laki dan perempuan yang
tidak diikat dengan akad nikah yang sah. (www.konsultasi-islam.com)

D. Menurut Medis

1. Riset klinis harus disesuaikan dengan prinsip moral dan ilmu pengetahuan
yang membenarkan riset medis. Selain itu, riset klinis hendaknya didasarkan atas
percobaan laboratoris dan eksperimen dengan bintang atau fakta-fakta ilmiah
yang sudah pasti.
2. Riset klinis hendaknya secara sah, oleh ahli yang berkompeten dan dibawah
pengawasan tenaga medis yang ahli dibidangnya.
3. Setiap proyek riset klinis hendaknya didahului oleh suatu taksiran yang
cermat terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi didalamnya dan
dibandingkan dengan manfaat yang diperkirakan dapat diperoleh oleh orang yang
menjadi objek riset atau orang lain.
4. Dokter seharusnya memberikan perhatian khusus dalam menjalankan riset
klinis yang mungkin merubah kepribadian orang yang bersangkutan.
Namun selain memiliki sisi gelap, penelitian kloning pada manusia sebenarnya
memberikan harapan bagi masa depan dunia kedokteran. Teknik kloning
terapeutik memungkinkan dokter mengidentifikasi penyebab keguguran spontan,
memberikan pemahaman pertumbuhan cepat sel kanker, penggunaan sel stem
untuk meregenerasi jaringan syaraf, kemajuan dalam penelitian masalah penuaan,
genetika dan pengobatan.

3. Bayi tabung
A. Penertian

Bayi tabung atau dalam bahasa kedokteran disebut In Vitro Fertilization (IVF)
adalah suatu upaya memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel sperma d
ansel telur dalam suatu wadah khusus. Pada kondisi normal, pertemuan ini berlangsung
di dalam saluran tuba. Dalam proses bayi tabung proses ini berlangsung di
laboratorium dandilaksanakan oleh tenaga
medis sampai menghasilkan suatu embrio dan di iplementasikkan ke
dalam rahim wanita yang mengikuti program bayi tabung
tersebut. Embrio ini juga dapatdisimpan dalam bentuk beku (cryopreserved)
dan dapat digunakan kelak jika dibutuhkan. Bayi tabung merupakan pilihan untuk mem
peroleh keturunan bagi ibu-ibu yang
memilikigangguan pada saluran tubanya. Pada kondisi normal, sel telur yang
telah matang akandilepaskan oleh indung telur (ovarium) menuju saluran tuba (tuba
fallopi) untuk selanjutnyamenunggu sel sperma yang akan membuahi sel telur tersebut
tersebut. Dalam bayi tabung proses ini terjadi dalam tabung dan setelah terjadi
pembuahan (embrio) maka segera di iplementasikan ke rahim wanita tersebut dan akan
terjadi kehamilan seperti kehamilan normal.
B. Cara
1. Prosedur FIV ( fertilisasi in vitro )
a. ZIFT
ZIFT adalah singkatan dari Zygote Intra Fallopian Transfer, yaitu memindahkan atau
menempatkan hasil fertilisasi tingkat zigot kedalam tuba yang terbuka melalui
laparoskopi. Dengan demikian, prosedur ZIFT hanya dapat dilakukan pada isteri
dengan salah satu atau kedua tubanya terbuka dan berfungsi normal.
b. Prosedur GIFT

GIFT atau gamete intrafallopian tube transfer telah dikembangkan oleh Ricardo
Asch di San Antonio,Texas, sebagai suatu alternative terhadap FIV, khusus untuk isteri
dengan salah satu atau kedua tubanya terbuka.Dalam teknik ini, simulasi
ovulasi, laporoskopi, dan PO dilakukan sama seperti prosedur FIV.

Untuk pria akan ditest spermanya (Analisa Sperma) Kemungkinan yang ada pada
hasil test ini adalah

1. Azoospermia : Tidak ada sperma sama sekali.

2. Normozoospermia : Jumlah sperma normal.

3. Oligozoospermia : Jumlah sperma kurang.

4. Asthenozoospermia : Gerakan sperma kurang

5. Teratozoospermia : Bentuk sperma kurang.

6. Oligoasthenoteratozoospermia : Jumlah, gerak dan bentuk kurang.

Bila ditemukan pada pria azoospermia. ada beberapa teknik yang bisa
dipakai.

Adapun Persyaratan Pasangan suami istri yang berminat mengikuti program bayi
tabung ini harus memenuhi persyaratan sbb:

1. Mereka adalah pasangan suami istri sah, sudah menikah 12 bulan atau lebih,
usia istri harus di bawah 42 tahun, dan mengikuti pemeriksaan fertilitas.

2. Sudah mendapatkan konseling khusus mengenai program fertilisasi in vitro,


prosedur, biaya, kemungkinan keberhasilan atau kegagalan serta
komplikasinya, siap biaya serta siap hamil, melahirkan, dan memelihara
bayinya.

3. Jika melihat faktor kesuburan, untuk wanita idealnya berumur antara 30-35
tahun. Artinya, pada umur-umur tersebut persentase keberhasilan program bayi
tabung lebih tinggi jika dibandingkan usia wanita yang lebih tua (36-40 tahun)

C. Hukum Bayi Tabung MenurutPandangan Islam

Masalah tentang bayi tabung ini memunculkan banyak pendapat, boleh atau tidak?
Misalnya Majlis Tarjih Muhammadiyah dalam Muktamarnya tahun 1980,
mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor sebagaimana diangkat oleh Panji
Masyarakat edisi nomor 514 tanggal 1 September 1986. Lembaga Fiqih Islam
Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam sidangnya di Amman tahun 1986
mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor atau ovum, dan membolehkan
pembuahan buatan dengan sel sperma suami dan ovum dari isteri sendiri.

Pengambilan sel telur

Pengambilan sel telur dilakukan dengan dua cara, cara pertama : indung telur di
pegang dengan penjepit dan dilakukan pengisapan. Cairan folikel yang berisi sel telur
di periksa di mikroskop untuk ditemukan sel telur. Sedangkan cara kedua ( USG)
folikel yang tampak di layar ditusuk dengan jarum melalui vagina kemudian dilakukan
pengisapan folikel yang berisi sel telur seperti pengisapan laparoskopi.

pendapat ulama

Yusuf Qardawi mengatakan dalam keadaan darurat atau hajat melihat atau
memegang aurat diperbolehkan dengan syarat keamanan dan nafsu dapat dijaga. Hal ini
sejalan dengan kaidah ushul fiqih:

Kebutuhan yang sangat penting itu diperlakukan seperti keadaan terpaksa


( darurat). Dan keadaan darurat itu membolehkan hal-hal yang dilarang.

Menurut hemat penulis adalah keadaan seperti ini di sebut dengan keadaan darurat
, dimana orang lain boleh melihat dan memegang aurat besar wanita. Karena belum
ditemukan cara lain dan kesempatan unutuk melihat dan memegang aurat wanita itu
ditujukan semata- mata hanya untuk kepentingan medis yang tidak menimbulkan
rangsangan.

Pengambilan sel sperma


Untuk mendapatkan sperma laki- laki dapat ditempuh dengan cara :
~Istimna ( onani)
~Azl ( senggama terputus)
~Dihisap dari pelir ( testis)
~Jima dengan memakai kondom
~Sperma yang ditumpahkan kedalam vaginayang disedot tepat dengan spuit
~Sperma mimpi malam

Diantara kelima cara diatas, cara yang dipandang baik adalah dengan cara onani
( mastrubasi) yang dilakukan di rumah sakit.

pendapat ulama
Ulama Malikiyah, Syafiiyah, Zaidiyah, mengharamkan secara multak berdasarkan Al-
Quran surat Al- Muminun ayat 5-7, dimana Allah telah memerintahkan manusia
untuk menjaga kehormatan kelamin dalam setiap keadaan, kecuali terhadap istri dan
budak.

Ulama Hanabilah mengharamkan onani, kecuali khawatir berbuat zina atau terganggu
kesehatannya, sedang ia tidak punya istri atau tidak mampu kawin. Yusuf Qardawi juga
sependapat dengan ulama Hanabilah.

Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa istimna pada prinsipnya diharamkan, namun


istimna diperbolehkan dalam keadaan tertentubahkan wajib, jika dikhawatirkan jatuh
kepada perbuatan zina. Hal ini didasari oleh kaidah ushul adalah:

Wajib menempuh bahaya yang lebih ringan diantara dua bahaya

Ada 2 hal yang menyebutkan bahwa bayi tabung itu halal, yaitu:

o Sperma tersebut diambil dari si suami dan indung telurnya diambil dari istrinya
kemudian disemaikan dan dicangkokkan ke dalam rahim istrinya.
o Sperma si suami diambil kemudian di suntikkan ke dalam saluran rahim istrinya atau
langsung ke dalam rahim istrinya untuk disemaikan.
Hal tersebut dibolehkan asal keadaan suami isteri tersebut benar-benar memerlukan
inseminasi buatan untuk membantu pasangan suami isteri tersebut memperoleh
keturunan.

Sebaliknya, Ada 5 hal yang membuat bayi tabung menjadi haram yaitu:

o Sperma yang diambil dari pihak laki-laki disemaikan kepada indung telur pihak
wanita yang bukan istrinya kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya.
o Indung telur yang diambil dari pihak wanita disemaikan kepada sperma yang diambil
dari pihak lelaki yang bukan suaminya kemudian dicangkokkan ke dalam rahim si
wanita.
o Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari sepasang suami istri,
kemudian dicangkokkan ke dalam rahim wanita lain yang bersedia mengandung
persemaian benih mereka tersebut.
o Sperma dan indung telur yang disemaikan berasal dari lelaki dan wanita lain
kemudian dicangkokkan ke dalam rahim si istri.
o Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari seorang suami dan
istrinya, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya yang lain.
Jumhur ulama menghukuminya haram. Karena sama hukumnya dengan zina yang
akan mencampur adukkan nashab dan sebagai akibat, hukumnya anak tersebut tidak
sah dan nasabnya hanya berhubungan dengan ibu yang melahirkannya. Sesuai firman
Allah dalam surat (At-Tiin: 4) adalah:

Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik- baiknya

Dan hadist Rasululloh Saw:

Tidak boleh orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir menyirami air spermanya
kepada tanaman orang lain ( vagina perempuan bukan istrinya). HR. Abu Daud At-
Tarmidzi yang dipandang shahih oleh Ibnu Hibban.

Menurut medis

4. TRANSFUSI DARAH
A. Pengertan
Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari
satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah berhubungan dengan
kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar
disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah
merah. Tranfusi darah merupakan salah satu wujud kepedulian kita kepada sesama
manusia. Secara sosiologis, masyarakat telah lazim melakukan donor darah untuk
kepentingan pelaksanaan transfusi, baik secara sukarela maupun dengan menjual
kepada yang membutuhkannya.

B. CARA

Pemberian transfusi darah digunakan untuk memenuhi volume sirkulasi darah,


memperbaiki kadar hemoglobin dan protein serum. Tindakan ini dapat dilakukan pada
pasien yang kehilangan, seperti pada operasi besar, perdarahan post partum,
kecelakaan, luka bakar hebat, dan penyakit kekurangan kadar Hb atau kelainan darah
Tindakan transfusi darah juga bisa dilakukan pada pasien yang mengalami defisit cairan
atau curah jantung menurun.
Dalam pemberian darah harus di perhatikan kondisi pasien, kemudian kecocokan darah
melalui nama pasien, label darah, golongan darah, dan periksa warna darah (terjadi
gumpalan atau tidak), homogenitas (bercampur rata atau tidak).

Tujuan Transfusi Darah


1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma atau heragi).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar
hemoglobin pada klien anemia.
3. Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi sulih (misalnya: faktor
pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).
C. Hukum Transfusi Darah Menurut Pandangan Islam
A. Al-Quran

Artinya:Sesungguhnya Allah Hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,


daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. tetapi
barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Q.S Al-Baqarah 173)
B. Al-Hadits



( )

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar An Namari telah
menceritakan kepada kami Syu'bah dari Ziyad bin 'Ilaqah dari Usamah bin Syarik ia
berkata, "Aku pernah mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan para
sahabatnya, dan seolah-olah di atas kepala mereka terdapat burung. Aku kemudian
mengucapkan salam dan duduk, lalu ada seorang Arab badui datang dari arah ini dan
ini, mereka lalu berkata, "Wahai Rasulullah, apakah boleh kami berobat?" Beliau
menjawab: "Berobatlah, sesungguhnya Allah 'azza wajalla tidak menciptakan penyakit
melainkan menciptakan juga obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu pikun." (H.R Abu
Dawud)

C. Pandangan Ulama
Berdasarkan kaidah hukum Fiqh Islam yang berbunyi:

Artinya: Bahwasanya pada prinsipnya segala sesuatu boleh hukumnya kecuali kalau
ada dali yang mengaramkannya.

Tranfusi darah itu tidak membawa akibat hukum adanya kemahraman antara
pendonor dan resipien.sebab faktor-faktor yang dapat menyebabkan kemahraman sudah
ditentukan oleh Islam sebagaimana tersebut dalam Al-Quran Surat An-Nisa ayat 23:
Artinya:Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang
perempuan saudara-saudaramu yang perempuan, Saudara-saudara bapakmu yang
perempuan; Saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari
saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu
yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan;
ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri
yang Telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan
sudah kamu ceraikan), Maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan
bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam
perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang Telah terjadi pada masa
lampau; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.[3]
Masalah transfusi darah tidak dapat dipisahkan dari hukum menjual belikan darah
sebagaimana sering terjadi dalam parkteknya di lapangan. Mengingat semua jenis darah
termasuk darah manusia itu najis berdasarkan hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari
Jabir, kecuali barang najis yang ada manfaatnya bagi manusia, seperti kotoran hewan
untuk keperluan pupuk. Menurut madzhab Hanafi dan Dzahiri, Islam membolehkan
jual beli barang najis yang ada manfaatnya seperti kotoran hewan. Maka secara analogi
(qiyas) madzhab ini membolehkan jual beli darah manusia karena besar sekali
manfaatnya untuk menolong jiwa sesama manusia, yang memerlukan transfusi darah.
Namun pendapat yang paling kuat adalah bahwa jual beli darah manusia itu tidak etis
disamping bukan termasuk barang yang dibolehkan untuk diperjual belikan karena
termasuk bagian manusia yang Allah muliakan dan tidak pantas untuk diperjual
belikan, karena bertentangan dengan tujuan dan misi semula yang luhur, yaitu amal
kemanusiaan semata, guna menyelamatkan jiwa sesama manusia. Rasulullah bersabda
dalam hadist Ibnu Abbas ra : Sesungguhnya jika Allah mengharamkan sebuah kaum
untuk memakan sesuatu maka Allah akan haramkan harganya."[4]
Persyaratan dibolehkannya tranfusi darah itu berkaitan dengan masalah medis,
bukanmasalah agama. Persyaratan medis ini harus dipenuhi karena adanya kaidah-
kaidah hukum Islam sebagai berikut:
1. Artinya bahaya itu harus dihilangkan (dicegah). Misalnya bahaya
kebutaan harus dihindari dengan berobat dan sebagainya.
2. Artinya bahaya itu tidak boleh dihilangkan dengan bahaya lain
[lebih besar bahayanya] .misalnya seorang yang memerlukan tranfusi darah karena
kecelakaan lalu lintas, atau operasi, tidak boleh me-nerima darah orang yang
menderita AIDS, sebab bisa mendatang-kan bahaya yang lebih besar/berakibat fatal.
3. Artinya tidak boleh membuat mudarat kepada dirinya sendiri dan
tidak pula membuat mudarat kepada orang lain, misalnya seorang pria yang
impotent atau terkena AIDS tidak boleh kawin sebelum sembuh.[5]
Apabila terdapat padanya maslahat dan tidak menimbulkan kemudharatan yang
dapat membahayakan dirinya, maka donor darah tidak terlarang. Bahkan padanya
terdapat pahala dan keutamaan, sebagaimana yang termaktub dalam kitabullah dan
sunnah Rasul-Nya. QS 99:78, Barangsiapa yang beramal dengan sebiji debu
kebaikan maka dia akan melihatnya, dan barangsiapa yang beramal dengan sebiji
debu kejelekan maka dia akan melihatnya.
Hukum fikih sangat terkait dengan praktek/amal bukan dengan zat. Sedekah
kepada orang kafir diperbolehkan, berbuat kebajikan kepada orang kafir juga
disyariatkan Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam berkata:" Pada setiap
yang memiliki nyawa dan hati terdapat ganjaran pahala (dalam hal berbuat
kebajikan). Sebagaimana dalam sebuah hadis seorang wanita pada masa bani Israel
masuk surga karena memberi minum seekor anjing. Oleh karena itu boleh saja
hukumnya donor darah kepada orang-kafir, terlebih lagi jika ada hubungan kerabat
seperti terhadap orang tua ,mahramnya dan yang lainnya.dengan demikian hukum-
hukum syariat selalau terkait dengan af'al bukan dengan zawat. Didalam
mendefenisiikan hukum ulama mengungkapkan bahwa hukum adalah khitab/seruan
allah yang berkaitan dengan pebuatan al-mukhatabin (orang-orang yang diseru).
[6] Penerima sumbangan darah tidak disyariatkan harus sama dengan donor
darahnya mengenai agama atau kepercayaan, suku bangsa dan sebagainya. Karena
menyumbangkan darah dengan ikhlas adalah termasuk amal kemanusiaan yang
sangat dihargai dan dianjurkan (mandub) oleh islam, sebab dapat menyelamatkan
jiwa manusia, sesuai dengan firman Allah :

Artinya:Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka


seolah-olah ia memelihara kehidupan manusia semuanya (Q.S. Al-Maidah :
32),
Firman Allah :

Artinya:"Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu
dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil." (QS.
Al-Mumtahanah : 8).
Secara umum, ayat ini menerangkan begitu pentingnya toleransi. Seperti dikisahkan
oleh Ibnul Ishak dalam sirahnya dan juga Ibnul Qoyyim dalam Zaadul Maad
adalah ketika Nabi Shallallahu alaihi wa sallam kedatangan utusan Nasrani dari Najran
berjumlah 60 orang. Diantaranya adalah 14 orang yang terkemuka termasuk Abu
Haritsah Al-Qomah, sebagai guru dan uskup. Maksud kedatangan mereka itu adalah
ingin mengenal Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dari dekat. Benarkah Muhammad itu
seorang utusan Tuhan dan bagaimana dan apa sesungguhnya ajaran Islam itu. Mereka
juga ingin membandingkan antara Islam dan Nasrani. Mereka ingin bicara dengan
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tentang berbagai masalah agama.Mereka
sampai di Madinah saat kaum muslimin telah selesai shalat Ashar. Mereka pun sampai
di masjid dan akan menjalankan sembahyang pula menurut cara mereka. Para
sahabatpun heboh, mengetahui hal tersebut, maka Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam berkata Biarkanlah mereka ! maka mereka pun menjalankan sembahyang
dengan cara mereka dalam masjid Madinah itu. Dikisah-kan bahwa para utusan itu
memakai jubah dan kependetaan yang serba mentereng, pakaian kebesaran dengan
selempang warna-warni..
Peristiwa di atas menunjukan toleransi Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam
kepada pemeluk agama lain. Walaupun dalam dialog antara Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam dengan utusan Najran itu tidak ada kese-pakatan karena mereka
tetap menganggap bahwa Isa adalah anak Tuhan dan Rasulullah Shallallahu alaihi
wa sallam berpegang teguh bahwa Isa adalah utusan Allah Subhanahu wa Taala dan
sebagai Nabiyullah, Isa adalah manusia biasa. Para utusan itu tetap dijamu oleh
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dalam beberapa hari.
Jadi boleh saja mentransfusikan darah seorang muslim untuk orang kafir begitupun
sebaliknya, demi menolong dan saling menghargai harkat sesama umat manusia. Sebab,
Allah sebagai Khaliq alam semesta termasuk manusia berkenan memuliakan manusia.
[7]
D. Transfusi Darah Menurut kedokteran

Pemberian transfusi darah digunakan untuk memenuhi volume sirkulasi darah,


memperbaiki kadar hemoglobin dan protein serum. Tindakan ini dapat dilakukan pada
pasien yang kehilangan, seperti pada operasi besar, perdarahan post partum,
kecelakaan, luka bakar hebat, dan penyakit kekurangan kadar Hb atau kelainan darah
Tindakan transfusi darah juga bisa dilakukan pada pasien yang mengalami defisit cairan
atau curah jantung menurun.
Dalam pemberian darah harus di perhatikan kondisi pasien, kemudian kecocokan darah
melalui nama pasien, label darah, golongan darah, dan periksa warna darah (terjadi
gumpalan atau tidak), homogenitas (bercampur rata atau tidak).

Tujuan Transfusi Darah


1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma atau heragi).
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin
pada klien anemia.
3. Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi sulih (misalnya: faktor
pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien hemofilia).

5. TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH


A. Pengertian

Transplantasi organ adalah transplantasi atau cangkok atau pemindahan


seluruh atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu
bagian ke bagian yang lain pada tubuh yang sama. Transplantasi ini ditujukan
untuk menggantikan organ yang rusak atau tak befungsi pada penerima dengan
organ lain yang masih berfungsi dari donor. Donor organ dapat merupakan orang
yang masih hidup maupun telah meninggal.

B. Cara Transplantasi Organ Tubuh

Transplantasi Ginjal
Transplantasi ginjal adalah suatu metode terapi dengan cara memanfaatkan
sebuah ginjal sehat (yang diperoleh melalui proses pendonoran) melalui prosedur
pembedahan. Ginjal sehat dapat berasal dari individu yang masih hidup (donor
hidup) atau yang baru saja meninggal (donor kadaver). Ginjal cangkokan ini
selanjutnya akan mengambil alih fungsi kedua ginjal yang sudah rusak.
Ginjal baru dapat diperoleh dari donor yang baru saja meninggal dunia, atau dari
donor hidup. Donor hidup bisa keluarga, bisa juga bukan biasanya pasangan
atau teman. Jika anda tidak memiliki donor hidup, anda akan dimasukkan ke
dalam daftar tunggu untuk memperoleh ginjal dari donor meninggal. Masa
tunggu tersebut dapat berlangsung bertahun-tahun.
Petugas transplantasi akan mempertimbangkan tiga faktor untuk menentukan
kesesuaian ginjal dengan penerima (resipien). Faktor tersebut akan menjadi tolak
ukur untuk memperkirakan apakah sistim imun tubuh penerima akan menerima
atau menolak ginjal baru tersebut.
- Golongan darah. Golongan darah penerima (A,B, AB, atau O) harus sesuai
dengan golongan darah donor. Faktor golongan darah merupakan faktor penentu
kesesuaian yang paling penting.
- Human leukocyte antigens (HLAs). Sel tubuh membawa 6 jenis HLAs utama, 3
dari ibu dan 3 dari ayah. Sesama anggota keluarga biasanya mempunyai HLAs
yang sesuai. Resipien masih dapat menerima ginjal dari donor walaupun HLAs
mereka tidak sepenuhnya sesuai, asal golongan darah mereka cocok, dan tes lain
tidak menunjukkan adanya gangguan kesesuaian.
- Uji silang antigen. Tes terakhir sebelum dilakukan pencangkokan adalah uji
silang organ. Sejumlah kecil darah resipien dicampur dengan sejumlah kecil
darah donor. Jika tidak terjadi reaksi, maka hasil uji disebut uji silang negatif, dan
transplantasi dapat dilakukan.
Kedua ginjal lama, walaupun sudah tidak banyak berperan tetap berada pada
posisinya semula, tidak dibuang, kecuali jika ginjal lama ini menimbulkan
komplikasi infeksi atau tekanan darah tinggi.
Prosedur bedah transplantasi ginjal biasanya membutuhkan waktu antara 3
sampai 6 jam. Ginjal baru ditempatkan pada rongga perut bagian bawah (dekat
daerah panggul) agar terlindung oleh tulang panggul. Pembuluh nadi (arteri) dan
pembuluh darah balik (vena) dari ginjal baru ini dihubungkan ke arteri dan vena
tubuh. Dengan demikian, darah dapat dialirkan ke ginjal sehat ini untuk disaring.
Ureter (saluran kemih) dari ginjal baru dihubungkan ke kandung kemih agar urin
dapat dialirkan keluar.
Karena ginjal baru ini bukan merupakan ginjal yang berasal dari tubuh pasien
sendiri, maka ada kemungkinan terjadi reaksi tubuh untuk menolak benda asing
tersebut. Untuk mencegah terjadinya reaksi penolakan ini, pasien perlu
mengonsumsi obat-obat anti-rejeksi atau imunosupresan segera sesudah
menjalani transplantasi ginjal. Obat-obat imunosupresan bekerja dengan jalan
menekan sistem imun tubuh sehingga mengurangi risiko terjadinya reaksi
penolakan tubuh terhadap ginjal cangkokan.

C. Transplantasi Organ Tubuh Menurut islam

Tipe Donor 1

Donor dalam keadaan sehat. Yang dimaksud disini adalah donor anggota tubuh
bagi siapa saja yang memerlukan pada saat si donor masih hidup. Donor
semacam ini hukumnya boleh. Karena Allah Swt memperbolehkan memberikan
pengampunan terhadap qisash maupun diyat.

Allah Swt berfirman:


Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema`afan dari saudaranya,


hendaklah (yang mema`afkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah
(yang diberi ma`af) membayar (diat) kepada yang memberi ma`af dengan cara
yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu
dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka
baginya siksa yang sangat pedih. (TQS al-Baqarah [2]: 178)

Namun, donor seperti ini dibolehkan dengan syarat. Yaitu, donor tersebut
tidak mengakibatkan kematian si pendonor. Misalnya, dia mendonorkan jantung,
limpha atau paru-parunya. Hal ini akan mengakibatkan kematian pada diri si
pendonor. Padahal manusia tidak boleh membunuh dirinya, atau membiarkan
orang lain membunuh dirinya; meski dengan kerelaannya.

Allah Swt berfirman:


Dan janganlah kamu membunuh dirimu. (TQS an-Nisa [4]: 29).

Selanjutnya Allah Swt berfirman:



Dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang


nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh
jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab)
yang benar.(QS al-Anam [6]: 151)

Sebagaimana tidak bolehnya manusia mendonorkan anggota tubuhnya yang


dapat mengakibatkan terjadinya pencampur-adukan nasab atau keturunan.
Misalnya, donor testis bagi pria atau donor indung telur bagi perempuan.
Sungguh Islam telah melarang untuk menisbahkan dirinya pada selain bapak
maupun ibunya.

Allah Swt berfirman:


Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. (TQS
al-Mujadilah [58]: 2)

Selanjutnya Rasulullah saw bersabda:

Barang siapa yang menasabkan dirinya pada selain bapaknya, atau


mengurus sesuatu yang bukan urusannya maka atas orang tersebut adalah laknat
Allah, Malaikat dan seluruh manusia.

Sebagaiman sabda Nabi saw:

Barang siapa yang dipanggil dengan (nama) selain bapaknya maka surga
haram atasnya

Begitu pula dinyatakan oleh beliau saw:

Wanita manapun yang telah mamasukkan nasabnya pada suatu kaum


padahal bukan bagian dari kaum tersebut maka dia terputus dari Allah, dia tidak
akan masuk surga; dan laki-laki manapun yang menolak anaknya padahal dia
mengetahui (bahwa anak tersebut anaknya) maka Allah menghijab Diri-Nya dari
laki-laki tersebut, dan Allah akan menelanjangi (aibnya) dihadapan orang-orang
yang terdahulu maupun yang kemudian.

Imam Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Masud Ra, dia berkata:

: .

Kami dulu pernah berperang bersama Rasulullah sementara pada kami tidak
ada isteriisteri. Kami berkat :Wahai Rasulullah bolehkah kami melakukan
pengebirian ? Maka beliau melarang kami untuk melakukannya,

Adapun donor kedua testis maupun kedua indung telur, hal tersebut akan
mengakibatkan kemandulan; tentu hal ini bertentangan dengan perintah Islam
untuk memelihara keturunan.

Tipe donor 2
hukum Islam pun tidak membolehkan karena salah satu hadist mengatakan
bahwa Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membayakan
diri orang lain. (HR. Ibnu Majah). Yakni penjelasannya bahwa kita tidak boleh
membahayakan orang lain untuk keuntungan diri sendiri. Perbuatan tersebut
diharamkan dengan alasan apapun sekalipun untuk tujuan yang mulia.

Tipe Donor 3

Menurut hukum Islam ada yang membolehkan dan ada yang


mengharamkan. Yangmembolehkan menggantungkan pada syarat sebagai
berikut:

1. Resipien (penerima organ) berada dalam keadaan darurat yang


mengancam dirinya setelah menmpuh berbagai upaya pengobatan yang
lama

2. Pencangkokan tidak akan menimbulkan akibat atau komplikasi yang


lebih gawat

3. Telah disetujui oleh wali atau keluarga korban dengan niat untuk
menolong bukan untuk memperjual-belikan yang tidak
membolehkan alasannya :

Seseorang yang sudah mati tidak dibolehkan menyumbangkan organ


tubuhnya atau mewasiatkan untuk menyumbangkannya. Karena seorang dokter
tidak berhak memanfaatkan salah satu organ tubuh seseorang yang telah
meninggal dunia untuk ditransplantasikan kepada orang yang membutuhkan.
Adapun hukum kehormatan mayat dan penganiayaan terhadapnya, maka Allah
SWT telah menetapkan bahwa mayat mempunyai kehormatan yang wajib
dipelihara sebagaimana orang hidup. Dan Allah telah mengharamkan pelanggaran
terhadap pelanggaran kehormatan mayat sebagaimana pelanggaran kehormatan
orang hidup.Diriwayatkan dari Aisyah Ummul Muminin RA bahwa Rasulullah
SAW bersabda:


Memecahkan tulang mayat itu sama saja dengan memecahkan tulang orang
hidup (HR. Ahmad, Abu dawud, dan Ibnu Hibban)

Tindakan mencongkel mata mayat atau membedah perutnya untuk diambil


jantungnya atau ginjalnya atau hatinya untuk ditransplantasikan kepada orang
lain yang membutuhkan dapat dianggap sebagai mencincang mayat. Padahal
Islam telah melarang perbuatan ini. Imam Bukhari telah meriwayatkan dari
Abdullah bin Zaid Al-Anshasi RA, dia berkata :

Rasulullah SAW telah melarang ( mengambil ) harta hasil rampasan dan


mencincang (mayat musuh ).(H.R. Bukhari)

D. Transplantasi Organ Tubuh Menurut medis

Transplantasi adalah perpindahan sebagian atau seluruh jaringan atau organ dari satu
individu pada individu itu sendiri atau pada individu lainnya baik yang sama maupun
berbeda spesies. Saat ini yang lazim di kerjakan di Indonesia saat ini adalah
pemindahan suatu jaringan atau organ antar manusia, bukan antara hewan ke manusia,
sehingga menimbulkan pengertian bahwa transplantasi adalah pemindahan seluruh atau
sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain atau dari satu tempat ke tempat yang
lain di tubuh yang sama. Transplantasi ini ditujukan untuk mengganti organ yang rusak
atau tak berfungsi pada penerima dengan organ lain yang masih berfungsi dari
pendonor.

Berikut terdapat empat jenis transplantasi

1. Transplantasi Autograft Yaitu perpindahan dari satu tempat ketempat lain


dalam tubuh itu sendiri,yang dikumpulkan sebelum pemberian kemoterapi.
2. Transplantasi Alogenik Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang
sama spesiesnya,baik dengan hubungan keluarga atau tanpa hubungan
keluarga.
3. Transplantasi Isograf Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang
identik,misalnya pada gambar identik.
4. Transplantasi Xenograft Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang
tidak sama spesiesnya.
Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari donor yang
hidup atau dari jenazah orang yang baru meninggal dimana meninggal sendiri
didefinisikan kematian batang otak. Organ-organ yang diambil dari donor hidup
seperti : kulit ginjal sumsum tulang dan darah (transfusi darah). Organ-organ yang
diambil dari jenazah adalah jantung,hati,ginjal,kornea,pancreas,paru-paru dan sel otak.
Semua upaya dalam bidang transplantasi tubuh tentu memerlukan peninjauan dari sudut
hokum dan etik kedokteran

Menurut Cholil Uman (1994), Pencangkokan adalah pemindahan organ tubuh yang
mempunyai daya hidup yang sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat
dan tidak berfungsi dengan baik, yang apabila apabila diobati dengan prosedur medis
biasa. Harapan klien untuk bertahan hidupnya tidak ada lagi.

TUGAS AGAMA ISLAM

DOSEN PENGAMPU : SUBAGIO S.Ag

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Agama Islam

NAMA : YENI AYU OKTAVIA


NIM : 16.1244

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN D3

AKADEMI KEPERAWATAN

PRAGOLO PATI PATI

2016/2017

Anda mungkin juga menyukai