MKEK (Majelis Kehormatan Etik Kedokteran) adalah badan otonom IDI yang
bertanggung jawab mengkoordinasi kegiatan internal organisasi dalam pengembangan
kebijakan, pembinaan pelaksanaan dan pengawasan penerapan etika kedokteran.
MKEK dibentuk pada tingkat pusat, wilayah, dan cabang. MKEK di tingkat
cabang dibentuk apabila dianggap perlu atas pertimbangan dan persetujuan dari
MKEK wilayah. MKEK bertanggung jawab kepada muktamar musyawarah wilayah
dan musyawarah cabang sesuai dengan tingkat kepengurusan. Masa jabatan MKEK
sama dengan PB IDI Kepengurusan MKEK sekurang-kurangnya terdiri dari ketua,
sekretaris, dan anggota. MKEK wilayah dan cabang mengadakan koordinasi dengan
pengurus wilayah dan pengurus cabang, sesuai dengan tingkat kepengurusan.
Pedoman MKEK ini merupakan jabaran dan pedoman pelaksanaan dari Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IDI tentang MKEK dalam rangka pengaturan
substansi etika kedokteran bagi setiap pengabdian profesi dokter di Indonesia,
penegakan, pengawasan, bimbingan, penilaian pelaksanaan, penjatuhan sanksi etika,
rehabilitasi (pemulihan hak-hak profesi), dan interaksi kelembagaan MKEK dengan
sesama perangkat dan jajaran internal IDI atau lembaga etika lainnya di luar IDI.
Status MKEK:
o Sebagai badan otonom IDI
o Segala keputusannya di bidang etika tidakdipengaruhi pengurus IDI
o Keputusan MKEK mengikat pengurus IDI
Kewajiban MKEK
1) MKEK wajib ikut mempertahankan hubungan dokter pasien sebagai
hubungan kepercayaan.
2) MKEK Pusat mempertanggungjawabkan kinerja dari program kerjanya
kepada Muktamar, MKEK Wilayah kepada Musyawarah Wilayah IDI dan
MKEK Cabang ke Rapat Anggota Cabang IDI setempat
3) MKEK wajib menyimpan kerahasiaan medik kasus yang disidangkannya
apabila secara eksplisit diminta oleh pasien pengadu.
4) MKEK Pusat dalam batas kemampuannya wajib meningkatkan kapasitas
pengetahuan, sikap dan ketrampilan anggota MKEK Wilayah dan Cabang
yang memerlukannya.
Fungsi
Perkara yang dapat diputuskan di majelis ini sangat bervariasi jenisnya. Di
MKEK IDI Wilayah DKI Jakarta diputus perkara-perkara pelanggaran etik dan
pelanggaran disiplin profesi, yang disusun dalam beberapa tingkat berdasarkan derajat
pelanggarannya
Putusan MKEK tidak ditujukan untuk kepentingan peradilan, oleh karenanya
tidak dapat dipergunakan sebagai bukti di pengadilan, kecuali atas perintah
pengadilan dalam bentuk permintaan keterangan ahli. Salah seorang anggota MKEK
dapat memberikan kesaksian ahli di pemeriksaan penyidik, kejaksaan ataupun di
persidangan, menjelaskan tentang jalannya persidangan dan putusan MKEK. Sekali
lagi, hakim pengadilan tidak terikat untuk sepaham dengan putusan MKEK.
Eksekusi Putusan MKEK Wilayah dilaksanakan oleh Pengurus IDI Wilayah
dan/atau Pengurus Cabang Perhimpunan Profesi yang bersangkutan. Khusus untuk
SIP, eksekusinya diserahkan kepada Dinas Kesehatan setempat. Apabila eksekusi
telah dijalankan maka dokter teradu menerima keterangan telah menjalankan putusan.
Tatacara Pengelolaan
a. Ketua MKEK dipilih dan ditetapkan dalam muktamar, musyawarah wilayah
dan musyawarah cabang.
b. Pengurus MKEK adalah anggota biasa.
c. Ketua MKEK tingkat pusat dipilih dalam sidang khusus MKEK di muktamar
dan dikukuhkan dalam sidang pleno muktamar.
d. MKEK segera menjalankan tugas-tugasnya setelah selesainya muktamar,
musyawarah wilayah, dan musyawarah cabang.
e. MKEK dapat melakukan kegiatan atas inisiatif sendiri ataupun atas usul serta
permintaan.
f. MKEK mengadakan pertemuan berkala sesama pengurus ataupun dengan
pihak lain yang ditentukan sendiri oleh MKEK.