Isi Laptut SK7
Isi Laptut SK7
KONSERVASI
Seorang ibu datang ke klinik RSGM Memeriksakan gigi belakang bawah kanan
yang berlubang sejak 5 tahun yang lalu. Gigi tersebut tiba-tiba terasa sakit 4 tahun
yang lalu dan kondisi sekarang tidak terasa sakit sama sekali. Hasil pemeriksaan
dokter menunjukkan bahwa gigi 46 karies profunda perforasi, tes perkusi dan tes
tekan tidak terasa sakit, dan tidak terdapat kegoyangan gigi. Gambaran
rontgenologis seperti dibawah ini. Selanjutnya dokter menentukan diagnosa dan
merencanakan perawatan.
STEP 1
IDENTIFIKASI KATA SULIT
STEP 2
RUMUSAN MASALAH
STEP 3
BRAINSTORMING
1
mengemukakan rasa sakit. Untuk itu perlu dianjurkan beberapa pertanyaan
kepada penderita mengenai :
Apakah giginya sakit bila minum dingin / makan yang manis manis.
2
Tes kavitas
Dilakukan dengan bur kecepatan rendah, hingga mencapai daera
DEJ. Apabila terdapat sensasi nyeri maka hasil tes positif yang
menunjukkan gigi masih vital.
Tes jarum miller
Masukkan jarum ke kavitas yang telah perforasi sampai terasa sakit
(+) tandanya gigi tersebut masih vital, tetapi apabila hasil masih
tetap negatif, masukkan jarum Miller sampai panjang rata-rata gigi.
Hasil yang tetap negatif menunjukkan bahwa gigi sudah non-vital.
Tes sondasi
Pemeriksaan dengan menggunakan sonde dengan cara
menggerakkan sonde pada daerah oklusal atau insisal untuk
mengetahui apakah terdapat kavitas atau tidak, kedalaman karies,
ada atau tidaknya reaksi dari pulpa, dan ada perforasi atau tidak.
Tes kelainan periapikal
Tes tekan
Tes perkusi
Tes palpasi
Tes kelainan periodontal
Tes mobilitas
Tes mobilitas adalah tes yang bertujuan untuk mengecek ada
tidaknya kegoyangan gigi. Tes ini dapat dilakukan dengan jari atau
handle kaca mulut. Tes depresibilitas adalah tes mobilitas tapi
dengan cara menekan gigi ke arah vertikal. Tingkat mobilitas gigi
dibagi menjadi 3 grade.
Grade 1 : kegoyangan gigi kurang dari 1 mm ke arah lateral.
Grade 2 : kegoyangan gigi sebesar 1 mm ke arah lateral
Grade3: kegoyangan gigi leih dari 1 mm ke arah lateral dan
vertikal.
3
Gangren Pulpa karena pada kasus di skenario, si pasien tidak
merasakan adanya rasa sakit pada saat datang ke dokter gigi.
Karena sempat terdapat rasa cekot-cekot yang menandakan adanya
bakteri.
Karies Profunda Perforasi karena pada gambaran radiografi nya
terdapat gambaran kavitas yang besar mencapai pulpa sehingga
menyebabkan gigi menjadi non vital.
Tidak terdapat peradangan periapikal dan periodontal karena tes
tekan dan tes perkusi nya negatif (-).
4
STEP 4
MAPPING
Pasien datang
Pemeriksaan
Subyektif Obyektif
Prognosis
Rencana Perawatan
5
STEP 5
LEARNING OBJECTIVE
LO
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan macam-macam
pemeriksaan pasien
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan diagnosa pada skenario
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prognosis pada pasien
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan rencana perawatan pada
pasien
STEP 7
LO 1
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan macam-macam pemeriksaan
pasien.
Isian terdiri dari berbagai pertanyaan tentang rasa sakit yang timbul untuk
melengkapi anamnesa pada keluhan penderita.Berupa sakit akibat berbagai jenis
rangsangan, sakit spontan dan penjalarannya .Pengisian status dengan
menggunakan petunjuk yaitu :
Meliputi rasa sakit karena rangsangan Dingin, panas, manis, asam, tajam, linu,
cekot-cekot, berulang, kemeng, menguyah/tekanan, spontan, setempat atau
menjalar ?, dan berapa lama kah terasanya rangsangan tersebut ?
6
Dilakukan apabila terdapat karies yang telah melibatkan perforasi pulpa,
perlu diperiksa polip pulpa (adanya massa jaringan lunak dalam kavitas yang
kemungkinan berasal dari jaringan lunak gigi ) dan polip jaringan ikat ( adanya
massa jaringan lunak dalam kavitas yang kemungkinan berasal dari jaringan ikat
di bawah bifurkasi gigi ). Apabila hasil pemeriksaan karies sudah melibatkan
servikal gigi, perlu diperiksa polip gingival (adanya massa jaringan lunak yang
berasal dari gingiva ).
Pemeriksaan Obyektif
Pemeriksaan obyektif adalah pemeriksaan yang dilakukan operator pada
obyek dengan keadaan-keadaan sebagaimana adanya, tidak ada pengaruh
perasaan. Tujuan pemeriksaan obyektif adalah untuk mengidentifikasi kelainan
yang ada pada gigi dan mulut. Pemeriksaan obyektif terdiri dari :
c) Pemeriksaan ekstra oral
Meliputi pemeriksaan dari bagian tubuh penderita di luar mulut yaitu pada
daerah muka, kepala, leher.
d) Pemeriksaan intra oral
Pemeriksaan intra oral yaitu pemeriksaan dari bagian rongga mulut yang
meliputi mukosa dan gigi. Pemeriksaan intra oral dilakukan dengan cara
memeriksa keadaan mulut secara menyeluruh untuk melihat kelainan
mukosa dari pipi, bibir, lidah, palatum, gusi dan gigi.Cara pemeriksaan
gigi geligi dimulai dari kwadran kanan atas kemudian kiri atas, kiri bawah
dan terakhir kwadran kanan bawah. Pada pemeriksaan intra oral ini
dilakukan berbagai tes, seperti :
Tes vitalitas
Tes thermal
7
Bisa dilakukan dengan panas atau dingin. Dingin dengan memakai
chlor etil atau batangan es. Apabila tedapat sensasi nyeri, maka tes
positif. Sedangkan untuk tes panas, bisa dilakukan dengan
burnsiher, air panas atau guta percha kemudian diletakkan di
kavitas.
Tes kavitas
Dilakukan dengan bur kecepatan rendah, hingga mencapai daera
DEJ. Apabila terdapat sensasi nyeri maka hasil tes positif yang
menunjukkan gigi masih vital.
Tes jarum miller
Masukkan jarum ke kavitas yang telah perforasi sampai terasa sakit
(+) tandanya gigi tersebut masih vital, tetapi apabila hasil masih
tetap negatif, masukkan jarum Miller sampai panjang rata-rata gigi.
Hasil yang tetap negatif menunjukkan bahwa gigi sudah non-vital.
Tes sondasi
Pemeriksaan dengan menggunakan sonde dengan cara
menggerakkan sonde pada daerah oklusal atau insisal untuk
mengetahui apakah terdapat kavitas atau tidak, kedalaman karies,
ada atau tidaknya reaksi dari pulpa, dan ada perforasi atau tidak.
Tes kelainan periapikal
Tes tekan
Tes perkusi
Tes palpasi
Tes kelainan periodontal
Tes mobilitas
Tes mobilitas adalah tes yang bertujuan untuk mengecek ada
tidaknya kegoyangan gigi. Tes ini dapat dilakukan dengan jari atau
handle kaca mulut. Tes depresibilitas adalah tes mobilitas tapi
dengan cara menekan gigi ke arah vertikal. Tingkat mobilitas gigi
dibagi menjadi 3 grade.
Grade 1 : kegoyangan gigi kurang dari 1 mm ke arah lateral.
8
Grade 2 : kegoyangan gigi sebesar 1 mm ke arah lateral
Grade 3 : kegoyangan gigi leih dari 1 mm ke arah lateral dan
vertikal.
1. Tes termal
9
3. Tes kavitas
Tes ini dilakukan jika kavitas sudah perforasi pulpa. Jika kavitas
belum perforasi maka dilakukan tes thermal dingin dan panas terlebih
dahulu. Tes ini dilakuakan dengan memasukkan jarum miller ke dalam
kavitas dan diteruskan ke saluran akar sampai timbul rasa sakit. Bila tidak
terasa sakit, lanjutkan sampai panjang rata-rata gigi menurut Ingle,
kemudian hentikan. Bila ujung jarum miller belum menyampai apikal gigi
namun sudah terasa sakit berarti gigi masih vital, namun jika ujung jarum
miller sudah mencapai apikal gigi tidak terasa sakit berarti gigi sudah non
vital.
10
Panjang kerja adalah panjang dari alat preparasi yang masuk ke dalam
saluran akar gigi. Panjang kerja alat preparasi saluran akar diukur 0,5-
1mm lebih pendek dari panjang saluran akar sebenarnya, hal ini untuk
menghindari rusaknya penyempitan saluran akar di apikal (apical
constriction) atau masuknya alat preparasi ke jaringan periapikal.
Pemeriksaan Radiografis
a. Periapeks
b. Pulpa
11
terinflamasi dengan aktivitas dentinoklast dapat memperlihatkan
pembesaran ruang pulpa yang berubah abnormal dan merupakan tanda
patologis dari resorpsi interna.kalsifikasi yang menyebar luas dalam kamar
pulpa menunjukkan adanya iritasi dengan derajat rendah yang sudah
berjalan lama (tidak harus suatu pulpitis ireversibel).
Radiografi IntraOral
1. Proyeksi Periapikal
Proyeksi ini akan memperlihatkan gambaran suatu gigi berikut
tulang sekitarnya.
12
2. Proyeksi Sayap Gigit (Bitewing)
Proyeksi ini akan memperlihatkan beberapa mahkota gigi dan
mahkota gigi-gigi antagonis krista alveolarnya. Selain itu, teknik ini juga
berguna untuk mendeteksi karies interproksimal dini sebelum terlihat
secara klinis,mendeteksi karies sekunder di bawah tumpatan, untuk
evaluasi jaringan periodontal, perubahan tulang krista alveolaris
dibandingkan gigi sebelahnya, dan dapat mendeteksi kalkulus
interproksimal.
3. Proyeksi Oklusal
Teknik ini menunjukkan bagian lengkung gigi relatif luas, di
antaranya adalah palatum, dasar mulut dan sebagian struktur lateral.
Berguna pula untuk pasien yang tidak dapat membuka mulut cukup lebar.
Digunakan film ukuran besar (7,7 x 5,8 cm = 3 x 2,3 inci)
Indikasi :
13
LO. 2
LO.3
14
berfungsi baik, pemeriksaan klinik tidak ada kelainan, pemeriksaan radiografik
penebalan ligamen periodontal dan gambaran radiolusen di periapikal;
questionable, bila tidak ada keluhan pasien, gigi berfungsi baik, pemeriksaan
klinik ada kelainan intra dan atau ekstra oral, pemeriksaan radiografik ada
penebalan ligamen periodontal atau gambaran radiolusen di daerah periapikal;
failing, bila ada keluhan pasien, gigi tidak dapat digunakan, pemeriksaan klinik
terdapat kelainan intra dan atau ekstra oral, pemeriksaan radiografik terdapat
gambaran radiolusen pada daerah periapikal.
LO.4
15