Anda di halaman 1dari 3

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

PEMBERIAN O2 NASAL KANUL

Nama klien : Ny. S


Diagnosa Medis : Susp. Dekompensasi Cordis

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran


Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 berhubungan dengan penurunan curah jantung.
DS:
Klien mengeluh sesak nafas dada terasa sakit saat di pakai bernapas
Klien mengatakan sesak bertambah berat jika batuk, tidur terlentang dan melakukan
aktivitas
Klien mengatakan lebih nyaman bernafas dengan posisi duduk
DO:
Klien tidur dengan posisi semi fowler di atas bed dengan kaki diluruskan.
Klien tampak kesusahan bernafas saat posisi tidur telentang
TD : 120/70 mmHg
N : 84 x/menit
T : 370C
RR : 32 x/menit
Dasar pemikiran
Dekompensasi kordis (DK) atau gagal jantung (GJ) adalah suatu keadaan dimana
jantung tidak dapat mempertahankan sirkulasi yang adekuat yang ditandai oleh adanya suatu
sindroma klinis berupa dispneu (sesak nafas), fatique (saat istirahat atau aktivitas), dilatasi
vena dan edema, yang diakibatkan oleh adanya kelainan struktur atau fungsi jantung.
Kegagalan mekanisme kompensasi dapat dipercepat oleh adanya volume darah sirkulasi yang
dipompakan untuk melawan peningkatan resistensi vaskuler oleh pengencangan jantung.
Menurunnya COP menyebabkan oksigenasi yang tidak adekuat ke miokardium. Peningkatan
dinding akibat dilatasi menyebabkan peningkatan tuntutan oksigen dan pembesaran jantung
(hipertrophi) terutama pada jantung iskemik atau kerusakan yang menyebabkan kegagalan
mekanisme pemompaan.
2. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Pemberian O2 4 liter per menit menggunakan nasal kanul.

3. Prinsip-prinsip tindakan
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokter.
d. Evaluasi respon klien setelah pemasangan O2

4. Analisa tindakan keperawatan


Pada klien dengan Dekompensasi cordis terjadi penurunan COP yang mengakibatkan
suplay darah ke jaringan maupun ke miokardium menurun. Pemberian O 2 pada klien
bertujuan untuk meningkatkan oksigenasi yang adekuat pada miokardium dan juga pada
jaringan sehingga mengurangi timbunan asam laktat akibat metabolisme anaerob. Dengan O 2
yang adekuat maka dapat mengurangi kelelahan dan sesak nafas pada klien. Sehingga kondisi
breathing klien tertangani dan kebutuhan O2 klien tercukupi.

5. Bahaya yang mungkin muncul


Oksigen yang diberikan harus sesuai advise dokter dan juga kebutuhan klien. Jika pemberian
berlebih, akan berdampak pada penumpukan udara di paru. Selain itu harus memperhatikan
air pada humidifier jangan sampai kehabisan, karena bisa menimbulkan iritasi disebabkan
udara yang masuk kering.

6. Hasil yang di dapat dan maknanya


S:
Klien mengatakan lebih nyaman dengan memakai oksigen
Klien mengatakan nafasnya masih sesak, terutama bila untuk tidur telentang
Klien mengatakan lebih nyaman dengan posisi duduk atau setengah duduk
O:
Klien terlihat lebih rileks
RR = 30x/menit
Nadi = 80x/menit
TD = 110/70 mmHg
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi lain
Pantau TTV
Observasi respon klien dan KU klien
Lanjutkan pemberian O2 sesuai advise dokter

7. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan di atas
Observasi tanda-tanda vital
Pertahankan tirah baring dan berikan posisi semi fowler
Kolaborasi pemeriksaan EKG
Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi

8. Evaluasi Diri
Tindakan ini dilakukan sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Setelah pemasangan oksigen
juga sudah dikaji respon klien.

9. Kepustakaan
Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Mdikal Bedah, edisi 8, 1997, EGC,
Jakarta.
Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2000, EGC, Jakarta.
Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 1997, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai