Anda di halaman 1dari 21

METODE PEMBELAJARAN

KELOMPOK VIII

ASMAWATI ILYAS
ZUHRAH ADMINIRA RUSLAN
SRY ASTUTI
AYU RAHAYU

PENDIDIKAN KIMIA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 2
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Metode Pembelajaran Demonstrasi ........................................................................... 4
B. Metode Pembelajaran Eksperimen.................................................................................. 7
C. Metode Pembelajaran Induktif......................................................................................... 11
D. Metode Pembelajaran Deduktif....................................................................................... 15

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................................................. 19
B. Saran .............................................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 20

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses pembelajaran adalah suatu kegiatan dimana siswa mulai belajar sampai
mendapatkan hasil akhir pembelajaran. Proses pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan dan
memuat materi sampai ke tujuan demi kepentingan siswa. Untuk membuat materi yang mudah
dipahami dan diterima baik oleh siswa, pendidik harus perlu mengaplikasikan berbagai model,
pendekatan, metode, dan cara-cara yang tepat supaya materi pembelajaran dapat berjalan dengan
efektif dan efisien.Kegiatan pembelajaran harus dillakukan secara berurutan agar mendapatkan
hasil yang dicapai karena dengan kegiatan pembelajaran yang terarah dan berurut dengan baik
maka siswa akan lebih paham tujuan dari suatu pembelajaran.
Salah satu hal penting yang ada dalam proses pembelajaran adalah metode yang
digunakan guru dalam mengajar. Metode adalah seperangkat rencana dalam proses pembelajaran
berdasarkan pendekatan yang dipilih dan dinyatakan sebagai suatu rencana yang menyeluruh,
sistematis, teratur, dan dilakukan secara terus-menerus selama pelaksanaan pembelajaran
(Wicaksono, 2016).Metode mencakup pembelajaran individual, kelompok, dan komunitas yang
bertujuan untuk membelajarkan siswa agar mereka lebih berpartisipasi dalam pembelajaran
sehingga menghasilkan siswa yang berkompeten.
Ketepatan dalam memilih metode sangat berpeluang bagi terciptanya kondisi
pembelajaran kondusif dan menyenangkan sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai
yang diharapkan.Dengan demikian, metode merupakan suatu komponen yang sangat
menentukan terciptanya kondisi selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran (Rianto, 2006).
Metode harus diidentifikasikan dengan melihat pola interaksi antara guru dan peserta
didik (Sani, 2016).Variasi metode pembelajaran yang diterapkan guru dalam kelas sangatlah
banyak. Namun, dalam makalah ini kami hanya akan membahas empat metode yang sesuai
dengan kurikulum yang ada saat ini yaitu kurikulum 2013. Keempat metode ini sangat erat
kaitannya dengan pendekatan saintifik yang diterapkan dalam kurikulum 2013, yakni metode
demonstrasi, metode eksperimen, metode induktif, dan metode deduktif.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan metode demonstrasi, eksperimen, induktif, dan deduktif?
2. Bagaimana penerapan metode demonstrasi, eksperimen, induktif, dan deduktif dalam
pembelajaran kimia?

C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membahas mengenai:
1. Pengkajian metode demonstrasi, eksperimen, induktif, dan deduktif.
2. Penerapan metode demonstrasi, eksperimen, induktif, dan deduktif dalam pembelajaran
kimia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Pembelajaran Demostrasi


1. Teori Metode Pembelajaran Demonstrasi
Metode demonstrasi Menurut Winataputra (2005) adalah metode mengajar yang
menyajikan dan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau caranya melakukan sesuatu
untuk mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang
sedang dipelajari baik dalam bentuk yang sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang
dipertunjukkan oleh Guru atau sumber belajar yang memahami atau ahli dalam topik bahasan
yang harus didemonstrasikan. Sedangkan Menurut Djamarah (2002) mengatakan bahwa metode
demonstrasi adalah cara menyajikan bahan pelajaran dengan mergakan atau mempertunjukkan
kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya
atau tiruan yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
Penggunaan metode demonstrasi sangat menunjang proses interaksibelajar mengajar di
kelas. Dengan menggunakan metode demonstrasi, perhatiansiswa dapat terpusatkan pada
pelajaran yang sedang diberikan.Kesalahankesalahan yang terjadi bila pelajaran tersebut di
ceramahkan namun dapat diatasimelalui pengamatan dan contoh konkrit. Sehingga proses
penerimaan siswaterhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam. Penggunaan metode
demonstrasi mendorong siswa berpartisipasi aktif dan memperoleh pengalaman langsung, serta
dapat mengembangkan kecakapannya.
Menurut Situmorang, dkk (2006), agar metode demonstrasi dapat terlaksana dengan baik,
ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan, yakni:
a. guru terlebih dahulu menetapkan tujuan demonstrasi. Dengan demikian dapat diketahui
kecakapan apa yang diharapkan dari hasil demonstrasi tersebut,
b. guru harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya, baik secara teoritis maupun praktek.
Dengan kata lain, guru harus menguasai teori dan penggunaan bahan dan alat-alat,
c. harus diperhatikan waktu yang tersedia dalam melakukan demonstrasi, dan
d. harus diperhatikan suasana dan hubungan baik antara guru dan siswa, sehingga ada
keinginan siswa untuk memperhatikan apa yang didemonstrasikan
Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan guru di dalam menerapkan metode demonstrasi
(Saragih dan Situmorang, 2006) antara lain:

4
a. Mempersiapkan sesuatu yang akan didemonstrasikan di tempat yang lebih baik.
b. Mempersiapkan tempat duduk siswa agar semua dapat mengamati dengan jelas seluruh
objek yang didemonstrasikan.
c. Guru memilih tempat berdiri yang tepat agar tidak menghalangi penglihatan siswa.
d. Selama melakukan demonstrasi, guru harus memperhatikan perhatian siswa.
e. Guru perlu mengulang bagian yang dianggap perlu.
f. Guru perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan untuk mengetahui sejauh mana
siswa memahami demonstrasi tersebut.
g. Siswa disuruh kembali menjelaskan apa yang didemonstrasikan.
Menurut Lestari (2009) langkah-langkah yangdilakukan pada penggunaan metode
demonstrasi ada tiga yaitu:
a. Langkah pertama adalah persiapan demonstrasi, meliputi: menetapkan tujuanpercobaan,
mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan, mempersiapkantempat demonstrasi,
membagi jumlah siswa dalam delapan kelompok denganmempertimbangkan keefektifan
proses penemuan konsep Larutan Elektrolit danNonelektrolit, sebagian siswa bersama
kelompoknya melakukan percobaan didepan kelompok lain, memperhatikan keamanan dan
kesehatan untukmemperkecil dan menghindari resiko yang merugikan atau
berbahaya,memperhatikan disiplin dan tata tertib, terutama dalam menjaga peralatan
danbahan yang digunakan, dan memberikan penjelasan tentang apa yang harusdiperhatikan
dan tahap-tahap yang harus dilakukan siswa.
b. Langkah kedua adalah pelaksanaan demonstrasi. Pertama, guru menentukankelompok
siswa yang akan melakukan percobaan. Hal ini dapat dilakukan dengancara menawarkan
kepada siswa untuk melakukan demonstrasi atau dengan caraguru menunjuk langsung
kepada kelompok tertentu untuk melaksanakandemonstrasi. Selanjutnya, pada waktu siswa
melakukan demonstrasi, gurumengamati proses demonstrasi yang dilakukan siswa,
mendiskusikan gejala-gejalayang dikemukakan oleh siswa, dan memberikan dorongan
serta bantuan untukmengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadap siswa selama
pelaksanaandemonstrasi.
c. Langkah ketiga adalah tindak lanjut demonstrasi dengan tahapan memeriksadan
menyimpan kembali peralatan yang digunakan dan meminta siswamengumpulkan laporan
percobaan untuk diperiksa guru. Setelah itumendiskusikan masalah-masalah yang
ditemukan selama percobaan, danmenyimpulkan hasil percobaan. Ketika membuat
kesimpulan hasil demonstrasi,guru hendaknya dapat menjadi fasilitator sehingga siswa

5
mampu membuatkesimpulan yang benar, yaitu kesimpulan yang sesuai dengan tujuan
demonstrasi.
Menurut Winataputra (2005) ada beberapa karakteritik metode demonstrasi adalah
sebagai berikut:
d. Mempertunjukkan objek sebenarnya,
e. Ada proses peniruan,
f. Ada alat bantu yang digunakan,
g. Memerlukan tempat yang strategis yang memungkinkan seluruh siswa aktif,
h. Dapat Guru atau siswa yang melakukannya.
Metode demonstrasi memiliki beberapa kelebihan (Saragih dan Situmorang, 2006)
diantaranya:
a. Perhatian pelajar dapat diarahkan pada hal-hal yang dianggap penting, sehingga hal-hal
yang dianggap penting itu dapat diamati seperlunya. Perhatian pelajar lebih mudah
dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal yang tidak relevan,
b. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan kegiatan hanya
mendengar ceramah atau membaca buku, karena pelajar memperoleh gambaran yang lebih
jelas dari hasil pengamatannya,
c. Bila pelajar ikut aktif, maka ia akan memperoleh pengamatan-pengamatan praktek untuk
mengembangkan kecakapannya dan pengharapan dari lingkungan sosialnya, dan
d. beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada pelajar dapat dijawab dengan lebih
teliti pada waktu proses demonstrasi.
Adapun kelemahan metode demonstrasi dalam pengajaran adalah:
a. Kurang baik dilakukan apabila siswa terlalu banyak sehingga tempat duduk dan berdiri
tidak mengijinkan.
b. Demonstrasi kurang efektif bila waktu yang tersedia tidak cukup.
c. Demonstrasi akan merupakan metode yang tidak wajar bila alat yang didemonstrasikan
tidak dapat diamati dengan seksama, dan
d. Demonstrasi hanya merupakan tontonan saja apabila siswa tidak terlibat dalam
mempraktekkannya.
e. Memerlukanketerampilan demonstran secara khusus sehingga penyajiannya harus menarik
danmudah dipahami.
f. Tempat untuk melaksanakan demonstrasi harus cukuptinggi sehingga proses dapat diamati
oleh seluruh siswa.
2. Penerapan Metode Demonstrasi pada Pembelajaran Kimia

6
Metode Demonstrasi dapat dilaksanakan oleh guru atau siswa di bawahbimbingan guru,
dengan memperlihatkan proses atau kejadian, atau alat kerjanyakepada siswa. Pembelajaran IPA
dengan metode Demonstrasi juga digunakanuntuk mengembangkan pengertian, mengemukakan
masalah, memperlihatkankebenaran suatu hukum yang diperoleh secara teoretis dan
memperkuatpengertian.
Menurut penelitian Sanova (2013) bahwa metode eksperimen dan demonstrasi
merupakan metode yang tepat untuk materi laju reaksi. Siswa dengan gaya belajar visual dan
kinestetik cukup mengakomodir dari kedua macam metode ini. Sehingga dengan memperhatikan
gaya belajar anak yang disesuaikan dengan metode pembelajaran maka secara tidak langsung
menumbuhkan minat belajar siswa sehingga akan menghasilkan prestasi kognitif lebih baik.
Metode demonstrasi termasuk metode yang tua akan tetapi sangat efektif dipergunakan di
dalam pembelajaran kimia. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung
maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi
yang sedang disajikan.

B. Metode Pembelajaran Eksperimen


1. Teori Metode Pembelajaran Eksperimen
Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terperinci yang direncanakan untuk
menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau mengujisuatu hipotesis.Tujuan metode
eksperimen dalam pembelajaran diantaranya peserta didik dapat mengumpulkan fakta-fakta,
informasi atau datadari percobaan, mampu merancang, mempersiapkan, melakukan dan
melaporkan percobaan serta melatih penggunaan logikaberpikir induktif untuk menarik
kesimpulan dari fakta-fakta, informasi atau data yang diperoleh dari percobaan. Suatu
eksperimen akan berhasil jika variable yang dimanipulasi dan jenis respon yang diharapkan
dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis,juga penentuan kondisi-kondisi yang akan
dikontrol sudah tepat.Untuk keberhasilan ini, maka setiap eksperimen harus dirancang dulu
kemudian diuji coba (Devi, 2016).
Metode eksperimen memberikan kesempatan kepada peserta didik baik secara individu
maupun secara kelompok untuk dilatih dalam melakukan suatu percobaan.Metode ini bertujuan
agar peserta didik berfikir kreatif, mandiri, dan inovatif sehingga sangat efektif untuk

7
memotivasi dan meningkatkan minat siswa karena pembelajaran menjadi menyenangkan
(Wicaksono, 2016).
Metode eksperimen merupakan salah satu metode alternatif yang mampu membuka
cakrawala siswa untuk berargumentasi serta membuktikan hipotesis yang telah dipelajari,
sehingga pembelajaran lebih berpusat pada siswa karena kegiatan bereksperimen lebih
menekankan pada kinerja proses dan kinerja produk. Siswa yang dibelajarkan dengan metode
eksperimen memiliki nilai kinerja yang lebih baik dan lebih aktif dalam proses pembelajaran
(Sartika, 2012).
Adapun langkah-langkah pembelajaran metode eksperimen sebagai berikut (Kholifuddin,
2012) :
a. Mempersiapkan kegiatan: (i) menetapkan tujuan-tujuan yang akan dicapai; (ii) menetapkan
alat- alat, bahan yang akan digunakan, dan sarana lain yang mendukung serta memeriksa
ketersediaan alat; (iii) mengadakan uji coba terlebih dahulu (guru) baik untuk alat alat,
bahan, dan materi yang akan dieksperimenkan sehingga dapat ketetahui segala kemungkinan
yang terjadi.
b. Melaksanakan kegiatan: (i) guru masuk kelas memberi salam dan memotivasi anak untuk
melaksanakan kegiatan eksperimen, (ii) guru dengan siswa mendiskusikan mengenai langkah
langkah pelaksanaan, alat dan bahan yang digunakan serta hal-hal yang akan diamati dan
dicatat hasil kegiatan eksperimen; (iii) guru mengamati dan membimbing siswa melakukan
eksperimen, siswa melakukan eksperimen, mengamati dan mencatat data-data hasil
eksperimen; (iv) siswa menganalisis data pengamatan, menyimpulkan dan membuat laporan
kegiatan secara kelompok.
Menurut Sani (2016) metode eksperimen memiliki beberapa tahapan dalam
pelaksanaannya yaitu:
a. Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dan rencana eksperimen yang akan dilakukan.
b. Siswa melakukan eksperimen sesuai dengan arahan dan tujuan yang ingin dicapai.
c. Guru memantau kegiatan eksperimen yang dilakukan.
d. Guru mengevaluasi pemahaman peserta didik terkait dengan keigatan yang dilakukan.
Menurut Devi (2016) kelebihan darimetode eksperimen adalah:
a. Fakta ataudata yangdiperolehsiswa secara langsung mudahdiingat
b. Gurudapatberkelilingkelassambilmelakukanpenilaianterhadapsikap dan psikomotor.
c. Melatih kerja sama pada diri siswa karena metode eksperimen di sekolah biasanya
dilakukansecaraberkelompok

8
d. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku.
e. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi)
tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan;
f. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru
dengan penemuan sebagai hasil percobaannya yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
kesejahteraan hidup manusia
Menurut Devi (2016) kekurangan darimetode eksperimen adalah:
a. Memerlukanbahandanalatpraktikyang banyak.Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak
setiap anak didik berkesempatan mengadakan eksperimen.
b. Kalausiswatidakdiawasidenganbaikkadang-kadangadayangmain- main dikelompoknya.
c. Memerlukan waktu belajar yang lebih lama dari pada metode demonstrasi
d. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi
2. Penerapan Metode Eksperimen pada Pembelajaran Kimia
Penerapan metode pembelajaran eksperimen dapat melatih siswa terampil dalam
memperhatikan eksperimen, melakukan eksperimen atau percobaan, berdiskusi antar sesama
teman dan mengemukakan pendapat antar teman dan guru, mempresentasikan hasil eksperimen
dan tanya jawab antar siswa dan guru. Penerapan metode pembelajaran eksperimen juga dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran berdampak pada peningkatan hasil
belajar siswa pula.Hal-hal yang mendukung peningkatan aktivitas siswa adalah apabila guru
materi yang diajarkan sehingga dapat menjelaskan, mengarahkan, dan membimbing siswa
dengan baik (Hartono dan Vidya, 2013).
Metode eksperimen mempermudah peserta didik dalam memperlajari kimia karena telah
melakukan eksperimen sendiri, sehingga daya ingat peserta didik meningkat dan lebih mudah
dalam mempelajari kimia (Paidi dan Eli, 2010).
Menurut Devi (2016) menerapkan metodeeksperimenpadapembelajarankimia,
adabeberapa persyaratanyangharusdiperhatikan, diantaranya :
1. Peralatan danbahanyangtersediadilaboratoriumharusmemadaiuntuk eksperimen;
2. Menggunakan bahan praktikumyang tidakberbahaya;
3. Menggunakan peralatan yang aman bagi keselamatan dan mudah digunakannya.
4. Perlu petunjukyang jelas karena dalam melakukan eksperimen siswa sedang
belajardanberlatih.
Metode eksperimen dipilih sebagai metode pembelajaran Kimia jika konsep Kimia harus
dipelajari melalui fakta-fakta yang dapat ditemukan oleh siswa. Melaluie ksperimen

9
pengembangan inkuiri lebih banyak, siswa berlatih lebih banyak menggunakan keterampilan
proses, dan terlatih kemampuan psikomotornya melalui teknik-teknik penggunaan alat-alat dan
merangkaialat pada suatu percobaan. Berikut terdapat dua materi kimia yang dapat menggunakan
metode eksperimen sesuai dengan silabus Kimia SMA:
No Kelas Topik Kompetensi Dasar Metode Keterangan
.
1. X Larutan 3.5Menganalisis sifat Eksperimen Topik ini disajikan secara
elektrolit larutan elektrolit eksperimen karena
dan dan larutan non- tuntutan kompetensi
nonelek- elektrolit dasar.
trolit berdasarkan daya - Melatihkan
hantar listriknya. keterampilan proses
sains yang
4.8 Merancang,melakukan, dieksplisitkan pada
dan menyimpulkan KD4.8.
serta menyajikan hasil - Alat dan bahan
percobaan untuk mudah didapat, tidak
mengetahui sifat berbahaya, alat dapat
larutan elektrolit dan dirancang siswa
larutannon-elektrolit
2. XI Titrasi 3.11Menentukan Eksperimen Topik ini disajikan secara
Asam konsentrasi/kadarasam eksperimen karena
Basa atau basa berdasarkan tuntutan kompetensi
data hasil titrasi asam dasar.
basa. - Melatihkan
keterampilan poses
4.11Merancang,melakukan, sains yang
dan menyimpulkan dieksplisitkan pada
Sertamenyajikan hasil KD4.8.
percobaan titrasi - Alat dan bahan
asam- basa biasanya tersedia di
laboratorium
sekolah,kalau tidak
ada buret dapat dicoba
titrasi menggunakan
pipet tetes.

C. Metode Pembelajaran Induktif


1. Teori Metode Pembelajaran Induktif
Induktif berasal dari kata induksi (penalaran dari partikular ke universal). Metode
pembelajaran ini memerlukan proses penalaran yang ditempuh dari khusus ke umum (Rapar,
2016). Sejatinya, metode pembelajaran induktif menempatkan penalaran sebagai fenomena unik

10
dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian dirumuskan ke dalam kesimpulan yang berlaku
umum (Shobirin, 2016).
Metode pembelajaran induktif disebut juga sebagai metode ilmiah, dimana proses
pembelajaran berpusat pada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam
berfikir tingkat tinggi (analisis, evaluasi, dan sintesis atau kreatif). Berikut adalah bagan umum
tahapan pembelajaran dengan metode induktif menurut Sani (2016):

Gambar 1. Bagan Umum Tahapan Pembelajaran dengan Metode Induktif


Pembelajaran induktif adalah payung dari berbagai metode-metode pembelajaran yang
bersifat konstriktivisme (inquiry, discovery, Problem Based Learning, Project Based Learning,
Creative Based Learning, Scientific Method, Learning Cycle, Case Study) karena pembelajaran
induktif bersifar sebagai student centeredyang artinya guru menanamkan agar siswa lebih
bertanggung jawab terhadap membangun pengetahuan mereka sendiri dibanding dengan
pembelajaran tradisional.Metode ini seringkali melibatkan siswa untuk lebih meningkatkan
kemampuan berdiskusi dan memecahkan masalah di dalam kelas, serta mereka dituntut untuk
banyak bekerja di dalam kelompok (Prince and Richard, 2006).
Pembelajaran yang bersifat induktif memiliki rasional yang kuat untuk
meningkatkan(Semiawan, 2008):
a. Penggunaan intelegensi secara optimal dengan memanfaatkan secara penuh berfungsinya
kedua belahan otak.
b. Kemampuan mengarahkan diri pembelajar dan tanggung jawab untuk memperoleh sasaran
jangka panjang atau jangka pendek.
c. Kemampuan untuk mensintesis, informasi perolehan konsep, dan generalisasi.
d. Kemampuan mentransfer ilmu yang didapatkan dalam situasi berbeda.

11
Menurut Hamdani (2011) metode induktif tepat digunakan dalam proses pembelajaran
apabila:
a. Siswa telah mengenal atau mempunyai pengalaman yang berhubungan dengan mata
pelajaran tersebut.
b. Materi yang diajarkan berupa keterampilan komunikasi antara pribadi, sikap, pemecahan,
dan pengambilan keputusan.
c. Guru mempunyai keterampilan fleksibel, terampil mengajukan pertanyaan, terampil
mengulang pertanyaan, dan sabar.
d. Waktu yang tersedia untuk menerapkan metode induktif cukup panjang.
Berdasarkan pemaparan mengenai metode pembelajaran induktif, maka terdapat
beberapa kelebihan, yaitu:
a. Metode induktif mendukung siswa untuk menerapkan orientasi yang lebih mendalam
terhadap suatu materi pelajaran dibandingkan jika siswa hanya menghapal materi saja.
Melalui metode induktif siswa juga dapat meningkatkan perkembangan intelektual agar
mereka lebih tertantang untuk berfikir kritis dan berfikir kreatif (Prince and Richard, 2006).
b. Metode induktif dapat diterapkan pada berbagai jenis pembelajaran membangun kemampuan
bernalar siswa seperti inquiry, discovery, Problem Based Learning, Project Based Learning,
Creative Based Learning, Scientific Method, Learning Cycle, Case Study.
Adapun kekurangan metode induktif menurut Prince dan Richard (2007) yaitu:
c. Metode induktif tidak mudah untuk dilaksanakan sebab diperlukan perencanaan lebih untuk
meningkatkan kemampuan bernalar siswa. Hal ini sulit untuk dilaksanaan pada siswa yang
memiliki kemampuan bernalar yang rendah sehingga semakin tinggi tantangannya, semakin
besar pula kesulitan yang ditempuh oleh siswa.
d. Kegiatan pembelajaran menyerukan agar siswa lebih koperatif dalam bekerja kelompok
sebab guru biasanya kesulitan menilai individu dalam tim dan timbul masalah kurang
komunikasi antar individu dalam kerja kelompok.

2. Penerapan Metode Induktif pada Pembelajaran Kimia


Metode pembelajaran induktif dapat diterapkan pada pembelajaran yang memerlukan
kegiatan bernalar siswa seperti pembelajaran sains. Salah satu cabang ilmu sains yang dapat
menerapkan metode induktif adalah pembelajaran kimia, sebab dalam pelajaran kimia terdapat
banyak konsep-konsep pembelajaran yang memerlukan contoh-contoh yang akan
digeneralisasikan menjadi sebuat konsep dalam suatu materi.

12
Salah satu materi yang dapat diterapkan melalui metode induktif adalah materi mengenai
larutan elektrolit dan nonelektrolit.Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan
siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yaitu mengidentifikasi perbedaan larutan
elektrolit (elektrolit kuat dan elektrolit lemah) dan nonelektrolit:
Langkah Penerapan Kegiatan Guru Kegiatan Dilakukan Siswa
Metode Ilmiah
1. Merumuskan Masalah Mengajak siswa berfikir dengan Membuat pertanyaan yang berkaitan
membuat pertanyaan yang dengan dengan tujuan pembelajaran yang akan
sesuai tujuan pembelajaran. dicapai misalnya apa perbedaan
larutan elektrolit dan non elektrolit?
2. Mencari Informasi Guru memberikan instruksi Siswa berfikir bahwa elektro adalah
Tentang Masalah bahwa larutan elektrolit memiliki listrik, sehingga nonelektrolit tidak
kata elektro dan bertanya apa itu memiliki listrik.
elektro?
3. Membuat Hipotesis Guru mengarahkan siswa untuk Siswa menyimpulkan sementara dari
membuat hipotesis dengan hasil pemikiran mereka bahwa larutan
bertanya perbedaan larutan elektrolit adalah larutan bermuatan
elektrolit dan nonelektrolit. listrik dan larutan nonelektrolit adalah
larutan yang tidak bermuatan listrik.
4. Melakukan 1. Guru menyiapkan alat dan Siswa melakukan praktikum sesuai
Eksperimen bahan yang akan digunakan instruksi guru dan mengamati
untuk kegiatan praktikum perbedaan yang terjadi pada ketiga
seperti: larutan tersebut yaitu:
a. Elektroda yang dilengkapi
1. Larutan garam (NaCl) menghasilkan
dengan bohlam.
nyala lampu terang disertai banyak
b. Gelas kimia 100 mL.
c. Larutan garam (NaCl) gelembung di ujung elektroda.
d. Larutan cuka (CH3COOH) 2. Larutan cuka (CH3COOH)
e. Larutan gula (C6H12O6)
menghasilkan nyala lampu redup
2. Setelah menyiapkan alat dan disertai sedikit gelembung di ujung
bahan, guru lalu elektroda.
3. Larutan gula (C6H12O6) tidak
menginstruksikan siswa untuk
menghasilkan gelembung dan lampu
melakukan praktikum.
tidak menyala.

5. Menarik Kesimpulan Guru mengajak siswa untuk Siswa menjawab pertanyaan guru

13
Sesuai dengan Hasil memberikan kesimpulan hasil sesuai hasil pengamatan mereka dan
Eksperimen pengamatan mereka dengan menyimpulkan bahwa terdapat 2
bertanya apa perbedaan larutan larutan elektrolit dan 1 larutan
elektrolit (kuat dan lemah) dan nonelektrolit yaitu:
non elektrolit? 1. Larutan elektrolit
2. Larutan garam (NaCl) adalah
larutan elektrolit kuat karena
mampu menghantarkan arus listrik
berdasarkan hasil pengamatan yaitu
nyala lampu terang disertai banyak
gelembung di ujung elektroda.
3. Larutan cuka (CH3COOH) adalah
larutan elektrolit lemah karena
meskipun mampu menghantarkan
arus listrik, tapi nyala lampunya
redup disertai sedikit gelembung di
ujung elektroda.
4. Larutan nonelektrolit
Larutan gula (C6H12O6) adalah
larutan nonelektrolit karena
berdasarkan hasil pengamatan tidak
menghasilkan gelembung dan
lampu tidak menyala.

D. Metode Deduktif
1. Teori Metode Pembelajaran Deduktif
Ada dua metode berfikir dalam perkembangan pengetahuan yaitu metode deduktif yang
dikembangkan oleh Aritoteles da metode induktif yyang dikembangkan oleh Francis Bacon.
Metode deduktif adalah metode berfikir yang berpangkal dari hal-hal yang umum atau teori
menuju pada hal-hal yang khusus atau kenyataan. Sedangkan metode deduktif adalah sebaliknya
yaitu metode berfikir yang berpangkalan dari hal-hal yang khusus atau teori menuju hal-hal yang
umum (Rahmat, 2009).
Deduktif adalah proses dari penalaran yang berangkat dari umum ke khusus atau dari
premis umum ke suatu kesimpulan logis. Strategi ini disampaikan dengan cara mengajar dari

14
aturan umum ke contoh-contoh khusus,atau penerapan generalisasi ke kasus khusus. Strategi
pembelajaran ini dilaksanakan dengan pemberian materi yang berupa fakta, konsep, prinsip,
hukum dan teori terlebih dahulu. Berdasarkan konsep yang diberikan peserta didik diminta
contoh-contoh spesifik yang berhubungan dengan konsep tersebut. Strategi ini umumnya
merupakan pembuktian teori melalui eksperimen.
Berpikir deduktif disebut juga berpikir dengan menggunakan silogisme terdiri dari tiga
preposisi statement yang terdiri dari premise yaitu dasar penarikan kesimpulan sebagai
pernyataan akhir yang mengandung suatu kebenaran. Berpikir deduktif prosesnya berlangsung
dari umum menuju ke yang khusus. Dalam berpikir deduktif ini orang bertolak dari suatu teori,
prinsip ataupun kesimpulan yang dianggap benar dan sudah bersifat umum. Dari situ diterapkan
kepada fenomena-fenomena yang khusus dan mengambil kesimpulan khusus yang berlaku bagi
fenomena tersebut (Sagala, 2014).
Metode deduktif merupakan istilah umum yang mencakup berbagai metode
pembelajaran, termasuk pembelajaran inquiry, problem based learning, project based learning,
case based learning, dan discovery learning (Prince & Felder, 2006). Sedangkan menurut
(Hamdani, 2011 : 164) Metode duduktif merupakan pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip
isi pelajaran, kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapan atau contoh-contohnya dalam situasi
tertentu. Metode ini menjelaskan teori ke bentuk realitas atau menjelaskan hal-hal yang bersifat
umum pada hal-hal yang bersifat khusus.

Metode ini tepat dipergunakan apabila:

a. Siswa belum mengenal pengetahuan yang sedang dipelajari


b. Isi pelajaran meliputi terminologi, teknis dan bidang yang kurang membutuhkan proses
berpikir kritis
c. Pengajaran mengenai pelajaran tersebut mempunyai persiapan yang baik dan
pembicaraan yang baik.
d. Waktu yang tersedia sedikit.

Langkah-langkah dalam metode pembelajaran deduktif adalah sebagai berikut:

a. Guru memilih bagian pengetahun (antara umum, konsep atau prinsip) sebagai pokok
bahasan yang diajarkan.
b. Bagian pengetahuan itu merupakan aturan umum yang disampaikan pada peserta didik

15
c. Kemudian disajikan contoh-contoh khusus sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat
melihat hubungan antara aspek khusus dengan kasus yang umum.
d. Akhirnya, perlu disajikan bukti-bukti membenarkan atau menolak kesimpulan tertentu
(deduktif) bahwa keadaan spesifik adalah gambaran dari keadaan umum

Jadi, karakteristik metode ini adalah mulai dari penyajian prinsip umum kemudian diikuti dengan
contoh atau peristiwa khusus dari penerapan prinsip umum tersebut.

Menurut (Wisudawati & Sulistyowati, 2014) Metode pembelajaran deduktif yang digunakan
dalam pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Guru mempersentasikan materi (konsep, hukum dan teori) dan membimbing peserta
didik membuktikan kebenaran materi tersebut.
b. Karakteristik materi yang dapat berupa hal abstrak dan konkret serta yang dapat
dilaksanakan dengan eksperimen maupun yang tidak dapat dieksperimenkan
c. Karakteristik peserta didik masing-masing daerah yang berbeda-beda.
d. Konteks lingkungan peserta didik.

2. Penerapan Metode Induktif pada Pembelajaran Kimia


Salah satu materi yang dapat diterapkan melalui metode deduktif adalah materi mengenai
Reaksi eksoterm dan reaksi endoterm .Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan
siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yaitu mengidentifikasi contoh reaksi eksoterm
dan endoterm dalam kehidupan sehari-hari.

No Kegiatan Guru Kegiatan Dilakukan Siswa


1. Guru menjelaskan bahwa reaksi eksoterm Peserta didik mengamati
merupakan reaksi yang melepaskan kalor dari sistem penyampaian materi dari guru
ke lingkungan sementara itu reaksi endoterm tentang reaksi eksoterm dan reaksi
merupakan reaksi yang menyerap kalor dari endoterm.
lingkungan ke sistem.
2. Guru membimbing peserta didik untuk membuktikan Peserta didik melakukan
kebenaran pernyataan tersebut dengan melakukan eksperimen sesuai instruksi guru
eksperimen sederhana yaitu:
1. Menuangkan air es kedalam botol
2. Meletakkan es batu ke dalam gelas

16
Kemudian peserta didik diminta mengamati apa
yang terjadi
3. Guru bertanya kepada peserta didik mengenai hasil Peserta didik menjalaskan hasil
pengamatan yang mereka lakukan pengamatan mereka bahwa:
1. Terlihat titik-titik air atau ada
embun pada botol yang berisi air es.
2. Es batu yang ada dalam gelas
lama kelamaan akan meleleh dan
berubah menjadi air.
4. Guru bertanya kepada peserta didik bahwa apa yang Peserta didik memberikan jawaban
menyebabkan adanya titik-titik air atau embun pada bahwa:
botol yang berisi air es dan apa yang menyebabkan 1. Botol yang berisi air es akan
pada gelas yang berisi es batu akan meleleh menjadi terlihat titik-titik air karena terjadi
air. reaksi eksoterm, dimana udara yang
ada disekeliling botol lebih besar
dari pada suhu air es yang ada
dalam gelas, sehingga terjadi
pelepasan kalor dari sistem ke
lingkungan
2. Es batu yang ada dalam gelas
lama kelamaan akan berubah
menjadi air karena terjadi reaksi
endoterm yaitu penyerapan kalor
dari lingkungan ke sistem

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat empat metode pembelajaran dalam mempelajari ilmu sains khususnya kimia yaitu:
a. Metode demonstrasi, adalah suatu metode yang memperagakan dan menyajikan pelajaran
dengan mempertunjukkannya kepada siswa.
b. Metode eksperimen, adalah metode yang melatih siswa untuk melakukan percobaan atau
kegiatan meneliti.
c. Metode induktif, adalah metode pembelajaran ilmiah yang bersifat menggeneralisasikan
konsep.
d. Metode deduktif, adalah metode pembelajaran ilmiah yang bersifat dari umum ke khusus.
2. Penerapan metode demonstrasi, eksperimen, deduktif, dan induktif dapat dilakukan pada
pelajaran kimia yang memiliki kegiatan untuk melakukan mempertunjukkan atau melakukan
praktikum, seperti materi larutan elektrolit, laju reaksi, maupun asam-basa.

B. Saran
Berikut saran dari makalah yang telah dibahas, yaitu:
1. Diharapkan makalah ini bermanfaat untuk pembaca terutama dalam memahami metode
pembelajaran yang berorientasi terhadap pendekatan saintifik sesuai kurikulum 2013 yaitu
metode demonstrasi, eksperimen, induktif, dan deduktif.
2. Metode demonstrasi, eksperimen, induktif, dan deduktif diharapkan dapat membantu teman-
teman sebagai referensi untuk menerapkannya pada pelajaran kimia.
3. Jika terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini diharapkan kepada teman-teman agar
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun agar mendapatkan informasi yang lebih
jelas.

18
DAFTAR PUSTAKA

Devi, Poppi Kamalia. 2016. Modul Guru Pembelajar. Jakarta: Ditjen Guru dan Tenaga
Kependidikan Kemendikbud.

Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Education. Jakatra : PT. Rineka Cipta.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hartono, Budi dan Vidya Pratiwi.2013. Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan
Aktivitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas V Semester I SDN 4 Besuki
Situbondo.Jember: Universitas Jember.

Kholifuddin, M. Yasin. 2012. Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri Terbimbing Melalui Metode
Eksperimen dan Demonstrasi Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa.Prosiding Pertemuan
Ilmiah XXVI HFI Jateng dan DIY (p. 151). Purworejo: ISSN : 0853-0823.

Lestari, Tri. 2009. Pembelajaran kimia dengan inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen
dan demonstrasi ditinjau dari kemampuan awal dan sikap ilmiah siswa. Surakarta:
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Paidi, M. dan Eli Rohaeti. 2010. Efektivitas Metode Eksperimen pada Pembelajaran Kimia di
SMAN 2 Yogyakarta.Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains (JPMS), Vol. 15, No. 2,
hal. 91.

Prince, Michael J. and Richard Felder. 2006. Inductive Teaching and Learning Definitions,
Comparisons, and Research Bases.Journal of Engineering Education, pp. 123-125.

Prince, Michael J. and Richard Felder. 2007. "The Many Faces of Inductive Teaching and
Learning."Journal of College Science Teaching, pp. 18.

Rahmat, S.P. 2009. Penelitian Kualitatif. Jurnal Equilibrium. 9 (5) :1-8

Rapar, Jan Hendrik. 2016. Pengantar Logika, Asas-Asas Penalaran Sistematis. Yogyakarta: PT.
Kanisius.

Rianto, Milan. 2006. Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran. Malang: Depdiknas,
Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Sagala, Syaiful. 2014. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sani, Ridwan Abdul. 2016. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

19
Sanova, Aulia. 2013. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Melalui Metode Eksperimen dan
Demonstrasi Ditinjau dari Gaya dan Minat Belajar. Jambi: Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas

Saragih, D. dan Situmorang, M., (2006), Efektifitas Metode Demonstrasi Terhadap Peningkatan
Prestasi Belajar Siswa Pada Pengajaran Hidrokarbon, Jurnal Pendidikan Matematika
dan Sain

Sartika, Septi Budi. 2012. "Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen sebagai Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Terhadap Prestasi Belajar Siswa ."Jurnal
Pedagogia, Vol. 1, No. 2, Juni 2012: 189-211

Semiawan, Conny. 2008. Pesrpektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: PT Gasindo.

Situmorang, dkk. 2010.Teaching Innovation in the Laboratory to Increase Students Achievement


in chemistry, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan.

Shobirin, Ma'as. 2016. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. Deepublish:
Yogyakarta.

Wicaksono, Andri. 2016. Teori Pembelajaran Bahasa (Suatu Catatan Singkat). Yogyakarta:
Garudhawaca.

Winataputra. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : UniversitasTerbuka.

Wisudawat, A.W. Dan Sulistyowati Eka. 2014.Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta:PT Bumi
Aksara

20

Anda mungkin juga menyukai