Anda di halaman 1dari 21

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA

TUGAS MAKALAH

KETERKAITAN TEKTONIK
TERHADAP PANAS BUMI

OLEH:

BERNARDINUS AUREALINO ELFRID LELO (R1A115008)

LA ODE ARAFIK (R1A115018)

L. M. IDHWAR DZIKIR RAMADHAN (R1A115019)

BAGUS ARIANTO (R1A115020)

RIJAK FADHLILLAH (R1A115026)

KENDARI

2017

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Segala pujian hanya layak kita hanturkan kepada Allah SWT Tuhan
seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik serta petunjuk-Nya yang
sungguh tidak ada terkira besarnya. Salawat dan salam tidak lupa pula
dihanturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa
kita dari alam kegelapan menuju ke alam yang terang benderang seperti sekarang
ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
KETERKAITAN TEKTONIK TERHADAP PANAS BUMI.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari


berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan moral,
kepercayaan yang sangat berarti bagi penulis. Berkat dari dukungan semua,
kesuksesan ini di mulai dan semoga semua ini bisa memberikan sebuah nilai
kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan ke arah yang lebih baik lagi.

Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak meninggalkan celah,


berupa kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan akan selalu tersisa
kekuranagn yang tidak disadari oleh penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat menjadi
lebih baik lagi agar dapat dijadikan pedoman yang bermanfaat.

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Proses Tektonik..................................................................................3

2.2 Proses Panas Bumi.............................................................................5

2.3 Jenis-jenis Energi Panas Bumi...........................................................7

2.4 Pemanfaatan Energi Panas Bumi.......................................................8

2.5 Energi Panas di daerah Sulawesi.....................................................10

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan......................................................................................16
3.2 Saran................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................17

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi panas bumi merupakan energi panas yang tersimpan dalam batuan
dan fluida yang terkandung di bawah permukaan bumi. Energi panas bumi telah
dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di Italy sejak tahun 1913 dan di New
Zealand sejak tahun 1958. Meningkatnya kebutuhan akan energi serta
meningkatnya harga minyak, khususnya pada tahun 1973 dan 1979 telah memacu
negaranegara lain termasuk Amerika Serikat untuk mengurangi ketergantungan
mereka pada minyak dengan cara memanfaatkan energi panas bumi. Saat ini
energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di berbagai negara
termasuk Indonesia, dimana usaha pencarian sumber energi panas bumi pertama
kali dilakukan di daerah Kawah Kamojang pada tahun 1918. Disamping itu fluida
panas bumi juga dimanfaatkan untuk sektor nonlistrik antara lain untuk
pemanasan ruangan, pemanasan air, pemanasan rumah kaca, pengeringan hasil
produk pertanian, pemanasan tanah, pengeringan kayu, kertas dan lainnya.
Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya panas bumi terbesar
di dunia, berbanding lurus dengan banyaknya gunung api. Seperti diketahui
bahwa panas bumi dalam bentuk uap air adalah sumber energi terbarukan yang
dapat digunakan untuk menggerakkan pembangkit listrik. Secara alami sumber
energi panas bumi umumnya berada bersamaan dengan keberadaan gunung api.
Sampai dengan tahun 2006 sebanyak 256 lokasi lapangan panas bumi telah
ditemukan. Jumlah sebanyak itu sebagian besar berada di Sumatera, Jawa dan
Sulawesi. Akibat dari banyaknya sumber panas bumi yang terdapat di Indonesia,
sehingga diambillah permasalahan mengenai panas bumi yang ada di Indonesia.
Akan tetapi panas bumi dalam permasalahan ini akan membahas mengenai panas
bumi yang berada di Sulawesi.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses terjadinya tektonik?
2. Bagaimana penjelasan mengenai panas bumi?
3. Bagaimana jenis-jenis dari panas bumi?
4. Bagaimana pemanfaatan dari panas bumi?
5. Bagaimana panas bumi yang berada pada daerah Sulawesi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses terjadinya tektonik.
2. Untuk mengetahui mengenai panas bumi.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis panas bumi.
4. Untuk mengetahui pemanfaatan panas bumi.
5. Untuk mengetahui panas bumi yang berada di Sulawesi.

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 Proses Tektonik

Tektonik lempeng adalah suatu teori yang menerangkan proses dinamika


(pergerakan) bumi tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur
gempa bumi, dan cekungan endapan di muka bumi yang diakibatkan oleh
pergerakan lempeng. Menurut teori ini, permukaan bumi terpecah menjadi
beberapa lempeng besar. Ukuran dan posisi dari tiap-tiap lempeng ini selalu
berubah-ubah. Pertemuan antara lempeng-lempeng ini, merupakan tempat-tempat
yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan yaitu gempa bumi,
gunung berapi, dan pembentukan dataran tinggi.

Gambar 1 proses tektonik

Pergerakan lempeng yang dari waktu ke waktu terus bergeser sehingga


bisa menyebabkan terjadinya tubrukan antara lempeng yang satu dengan yang
lainnya dan sering mengakibatkan gempa bumi. Tengaga Endogen juga bisa

3
disebut juga tenaga tektonik. Tenaga Endogen adalah tenaga yang berasal dari
dalam bumi. Tenaga Endogen terdiri dari proses diatropisme dan proses
vulkanisme. Tenaga Endogen sering menekan di sekitar lapisan-lapisan batuan
pembentuk kulit bumi (litosfer).

a. Proses Diastropisme, adalah proses strutual yang mengakibatkan


terjadinya lipatan dan patahan tanpa dipengaruhi magma tapi tenaga
dari dalam bumi.
b. Proses lipatan, Jika tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya
mendatar dan bertumpukan yang mengakibatkan permukaan bum
melipat menybabkan terbentuknya puncak dan lembah.Bentuk
permukaan bumi dari hasil proses ini ada dua, yaitu : puncak lipatan
(antiklin), lembah lipatan (sinklin).
c. Proses Patahan, proses datropisme juga dapat menyababkan truktur
lapisan-lapian batuan retak-retak dan patah. Lapiasan batuan yang
mengalami proses patahan ada yang mengalami pemerosotan yang
membentuk lemdh patahan dan ada yang terangkat membentuk puncak
patahan. Lembah patahan disebut slenk atau graben sedangkan puncak
patahan dinamakan horst.
d. Vulkanisme, gejala vulkanisme berhubungan dengan aktivtas
keluarnya magma di gunungapi. Proses keluarnya magma ke
permukaan bumi disebut erupsi gunungapi. Proses vulkanisme terjadi
karena adanya magma yang keluar dari zona tumbukan antarlampang.
Beberapa gunug api ditemukan berada di tengah lempeng yang
disebsbkan oleh tersumbatnya panas di kerak bumi gejala ini disebut
titik panas (hotspot).Para ilmuan menduga aliaran magma mendesak
keluar membakar kerak bumi dan melutus di permukaan.

2.2 Proses Panas Bumi

4
gambar 2 proses panas bumi

Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air
panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang secara
genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas Bumi dan
untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan. (Pasal 1 UU No.27 tahun
2003 tentang Panas Bumi). Energi Geo (Bumi) thermal (panas) berarti
memanfaatkan panas dari dalam bumi. Inti planet kita sangat panas- estimasi saat
ini adalah,500 celcius (9,932 F)- jadi tidak mengherankan jika tiga meter teratas
permukaan bumi tetap konstan mendekati 10-16 Celcius (50-60 F) setiap tahun.
Berkat berbagai macam proses geologi, pada beberapa tempat temperatur yang
lebih tinggi dapat ditemukan di beberapa tempat. Energi panas bumi cukup
ekonomis dan ramah lingkungan, namun terbatas hanya pada dekat area
perbatasan lapisan tektonik. Pangeran Piero Ginori Conti mencoba generator
panas bumi pertama pada 4 July 1904 di area panas bumi Larderello di Italia.
Grup area sumber panas bumi terbesar di dunia, disebut The Geyser, berada di
California, Amerika Serikat. Pada tahun 2004, lima negara (El Salvador, Kenya,
Filipina, Islandia, dan Kostarika) telah menggunakan panas bumi untuk
menghasilkan lebih dari 15% kebutuhan listriknya.

Energi panas bumi ini berasal dari aktivitas tektonik di dalam bumi yang
terjadi sejak planet ini diciptakan. Panas ini juga berasal dari panas matahari yang
diserap oleh permukaan bumi. Energi ini telah dipergunakan untuk memanaskan

5
(ruangan ketika musim dingin atau air) sejak peradaban Romawi, namun sekarang
lebih populer untuk menghasilkan energi listrik. Sekitar 10 Giga Watt pembangkit
listrik tenaga panas bumi telah dipasang di seluruh dunia pada tahun 2007, dan
menyumbang sekitar 0.3% total energi listrik dunia. Energi panas bumi cukup
ekonomis dan ramah lingkungan, namun terbatas hanya pada dekat
area perbatasan lapisan tektonik. Temperatur di bawah kerak bumi bertambah
seiring bertambahnya kedalaman. Suhu di pusat bumi diperkirakan mencapai
5650 Kelvin.

Sumber energi panas bumi ini diduga berasal dari beberapa fenomena:

- Peluruhan elemen radioaktif di bawah permukaan bumi.


- Panas yang dilepaskan oleh logam-logam berat karena tenggelam ke dalam
pusat bumi.
- Efek elektromagnetik yang dipengaruhi oleh medan magnet bumi.

Terbentuknya panas bumi, sama halnya dengan prinsip memanaskan air


(erat hubungan dengan arus konveksi). Air yang terdapat pada teko yang dimasak
di atas kompor, setelah panas, air akan berubah menjadi uap air . Hal serupa juga
terjadi pada pembentukan energi panas bumi. Air tanah yang terjebak di dalam
batuan yang kedap dan terletak di atas dapur magma atau batuan yang panas
karena kontak langsung dengan magma, otomatis akan memanaskan air tanah
yang terletak diatasnya sampai suhu yang cukup tinggi ( 100 - 250 C). Sehingga
air tanah yang terpanaskan akan mengalami proses penguapan. Gejala panas bumi
pada umumnya tampak pada permukaan bumi berupa mata air panas, geyser,
fumarola dan sulfatora.

2.3 Jenis-jenis Energi Panas Bumi

a. Energi Panas Bumi Uap Basah

6
Pemanfaatan energi panas bumi yang ideal adalah bila panas bumi
yang keluar dari perut bumi berupa uap kering, sehingga dapat digunakan
langsung untuk menggerakkan turbin generator listrik. Namun uap kering
yang demikian ini jarang ditemukan termasuk di Indonesia dan pada
umumnya uap yang keluar berupa uap basah yang mengandung sejumlah
air yang harus dipisahkan terlebih dulu sebelum digunakan untuk
menggerakkan turbin. Jenis sumber energi panas bumi dalam bentuk uap
basah agar dapat dimanfaatkan maka terlebih dahulu harus dilakukan
pemisahan terhadap kandungan airnya sebelum digunakan untuk
menggerakan turbin. Uap basah yang keluar dari perut bumi pada
mulanya berupa air panas bertekanan tinggi yang pada saat menjelang
permukaan bumi terpisah menjadi kira-kira 20 % uap dan 80 % air. Atas
dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan
separator untuk memisahkan antara uap dan air. Uap yang telah dipisahkan
dari air diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator listrik,
sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk menjaga
keseimbangan air dalam tanah.

b. Energi Panas Bumi Air Panas

Air panas yang keluar dari perut bumi pada umumnya berupa air
asin panas yang disebut "brine" dan mengandung banyak mineral. Karena
banyaknya kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat digunakan
langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim
pembangkit tenaga listrik. Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi
jenis ini, digunakan sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah air
panas sebagai sistem primemya dan sistem sekundernya berupa alat
penukar panas (heat exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk
menggerakkan turbin. Energi panas bumi uap panas bersifat korosif,
sehingga biaya awal pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan
energi panas bumi jenis lainnya.

7
c. Energi Panas Bumi Batuan Panas

Batuan panas yang ada dalam perut bumi terjadi akibat berkontak
dengan sumber panas bumi (magma). Energi panas bumi ini harus diambil
sendiri dengan cara menyuntikkan air ke dalam batuan panas dan
dibiarkan menjadi uap panas, kemudian diusahakan untuk dapat diambil
kembali sebagai uap panas untuk menggerakkan turbin. Sumber batuan
panas pada umumnya terletak jauh di dalam perut bumi, sehingga untuk
memanfaatkannya perlu teknik pengeboran khusus yang memerlukan
biaya cukup tinggi.

2.4 Pemanfaatan Energi Panas Bumi

Energi panas bumi sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, karena


energi panas bumi merupakan energi yang pembaruan, yang pemanfaatannya
sangat baik dilakukan.

Gambar 3 pemanfaatan panas bumi sebagai pembangkit listrik

Pemanfaatan itu dapat dijadikan sebagai:

a. Menempatkan panas untuk bekerja

8
Dimana sumber air panas geothermal dekat permukaan, air panas
itu dapat langsung dipipakan ke tempat yang membutuhkan panas. Ini
adalah salah satu cara geothermal digunakan untuk air panas,
menghangatkan rumah, untuk menghangatkan rumah kaca dan bahkan
mencairkan salju di jalan. Bahkan di tempat dimana penyimpanan panas
bumi tidak mudah diakses, pompa pemanas tanah dapat membahwa
kehangatan ke permukaan dan kedalam gedung. Cara ini bekerja dimana
saja karena temparatur di bawah tanah tetap konstan selama tahunan.
Sistem yang sama dapat digunakan untuk menghangatkan gedung di
musim dingin dan mendinginkan gedung di musim panas.

b. Pembangkit listrik
Pembangkit Listrik tenaga geothermal menggunakan sumur dengan
kedalaman sampai 1.5 KM atau lebih untuk mencapai cadangan panas
bumi yang sangat panas. Beberapa pembangkit listrik ini menggunakan
panas dari cadangan untuk secara langsung menggerakan turbin. Yang
lainnya memompa air panas bertekanan tinggi ke dalam tangki bertekanan
rendah. Hal ini menyebabkan "kilatan panas" yang digunakan untuk
menjalankan generator turbin. Pembangkit listrik paling baru
menggunakan air panas dari tanah untuk memanaskan cairan lain, seperti
isobutene, yang dipanaskan pada temperatur rendah yang lebih rendah dari
air. Ketika cairan ini menguap dan mengembang, maka cairan ini akan
menggerakan turbin generator.

c. Pariwisata
Di sektor pariwisata, keberadaan panas bumi seperti air panas
maupun uap panas menjadi daya tarik tersendiri untuk mendatangkan
orang. Tempat pemandian air panas di Cipanas, Ciateur, mapun hutan
taman wisata cagar alam Kamojang menjadi tempat tujuan bagi orang
untuk berwisata.

d. Secara Langsung
Energi panas bumi dapat digunakan secara langsung (teknologi
sederhana) untuk proses pengeringan terhadap hasil pertanian, perkebunan

9
dan perikanan dengan proses yang tidak terlalu sulit. Air panas yang
berasal dari mata air panas atau sumur produksi panas bumi pada suhu
yang cukup tinggi dialirkan melalui suatu heat exchanger, yang kemudian
memanaskan ruangan pengering yang dibuat khusus untuk pengeringan
hasil pertanian.

2.5 Energi panas bumi di daerah Sulawesi

Gambar 4 peta lokasi panas bumi

Indonesia merupakan salah satu negara dengan cadangan panas bumi


terbesar di dunia. Namun pemanfaatannya masih rendah. Baru sepertiga yang
dimanfaatkan Saat ini cadangan panas bumi di Indonesia mencapai 27.000 Mwe,
sedangkan yang sudah dimanfaatkan hanya sepertiganya yakni 9.000 MWe atau
setara dengan listrik 800 MW.Beberapa daerah panasbumi di Indonesia yang telah
dieksploitasi untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik adalah: Sibayak
(Sumatra Utara), Salak, Karaha-Bodas, Kamojang, Wayang Windu, Darajat (Jawa
Barat), Dieng (Jawa Tengah) dan Lahendong (Sumatera Utara) dengan total
kapasitas sebesar 822 MW. Sementara daerah potensial yang sedang dieksplorasi
antara lain: Ulubelu (Lampung), Bedugul (Bali), Mataloko (Nusa Tenggara Barat),
Kotamubago (Sulawesi Utara) dan lainnya. Potensi energi panas bumi Indonesia
terbesar di dunia, sekitar 40 persen cadangan dunia. Potensi panas bumi Indonesia
sekitar 20.000 MW dengan temperatur tinggi, dengan rincian sekitar 5.500 MW di

10
Jawa-Bali, sekitar 9.500 MW di Sumatera, dan 5.000 MW tersebar di Pulau
Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Sementara potensi
dunia diperkirakan 50.000 MW, dan yang sudah dimanfaatkan sekitar 10.000 MW
atau 20 persen dari potensi. Cadangan energi panas bumi di Indonesia
diperkirakan mencapai 27 GWe atau setara dengan 40 persen sumberdaya
panasbumi dunia, hanya saja belum dimanfaatkan secara optimal. Sekitar 80%
lokasi panas bumi di Indonesia berasosasi dengan sistem vulkanik aktif seperti
Sumatra (81 lokasi), Jawa (71 lokasi), Bali dan Nusa Tenggara (27 lokasi),
Maluku (15 lokasi), dan terutama Sulawesi Utara (7 lokasi). Sedangkan yang
berada di lingkungan non vulkanik aktif yaitu di Sulawesi (43 lokasi), Bangka
Belitung (3 lokasi), Kalimantan (3 lokasi), dan Papua (2 lokasi). Dari 252 lokasi
panas bumi yang ada, hanya 31% yang telah disurvei secara rinci dan didapatkan
potensi cadangan.
Pulau Sulawesi memiliki potensi energi alternatif berupa panas bumi
(geothermal) akibat adanya proses geologi berupa vulkanisme dan tektonik. Pulau
Sulawesi dan sekitarnya secara regional memperlihatkan struktur geologi yang
sangat kompleks. Sulawesi Tenggara merupakan daerah yang termasuk dalam
lengan Sulawesi Tenggara dengan kompleksitas mineralisasi akibat akumulasi
tumbukan dafri berbagai lempeng mikro yang dibentuk adanya sesar- sesar
transcurrent dari pengaruh lempeng makro Australia dan Pasifik. Sesar ini
diperkirakan masih aktif hingga sekarang yang ditandai dengan keterdapatan mata
air panas di daerah Barasanga pada jalur sesar Lasolo di bagian Tenggara Tinobu,
tepatnya di daerah Barasanga.
Daerah Barasanga menunjukkan karakteristik panas bumi berupa
manisfestasi yaitu mata air panas ( hot water spring), pada daerah sekeliling mata
air panas tertutupi oleh travertin yang di analisis secara fisik dan petrografi untuk
menentukan tipe dan jenis dari travertin tersebut. Mata air panas di analisis secara
fisik dan kimia melalui pendekatan geokimia untuk mengetahui dan menganalisis
tipe mata air panas dan suhu bawah permukaan mata air panas. Keberadaan dari
panas bumi dipermukaan diperkirakan terjadi akibat adanya perambatan panas
dari permukaan atau karena adanya rekahan-rekahan yang memungkinkan fluida
panas bumi mengalir ke permukaan.

11
Pada daerah yang berada di Sulawesi terdapatnya daerah-daerah yang
mempunyai panas bumi. Pada daerah Sulawesi Tengah yang merupakan daerah
panas bumi Kadidia dan Kadidia Selatan berada pada lingkungan non vulkanik
dengan setting medium terrain. Daerah ini diperkirakan merupakan sistem panas
bumi temperatur tinggi dengan pemunculan manifestasi bertemperatur tinggi,
terdapat sinter silika, dan tanah panas. Daerah Kadidia Selatan berada pada
tatanan geologi Sulawesi bagian Tengah yang didominasi oleh batuan plutonik
dengan jenis granit. Sedangkan tektonisme yang masih aktif hingga saat ini adalah
jalur sesar aktif Palu Koro dimana salah satu segmennya mengarah ke daerah
survei. Pembentukan daerah ini berawal dari aktivitas tumbukan collision antara
lempeng Sulawesi bagian timur dengan Lempeng Mikro Banggai Sula akibat
terdorong oleh sesar Sorong. Di daerah survei terbentuklah magmatisme dalam
bentuk batuan granit diiringi terbentuknya aktifitas vulkanik Tersier, dalam hal ini
bukti di lapangan ditemukan di sepanjang sungai Koala. Rawa berupa lava basal
kehijauan dan breksi vulkanik. Sedangkan granit yang umurnya lebih tua
mengalami metamorfisme akibat aktifitas vulkanik tersebut. Setelah pembentukan
aktivitas vulkanik diiringi dengan terbentuknya cekungan karena terjadi riftring
dan terisi oleh produk sedimentasi berupa batupasir dan konglomerat. Aktifitas
tektonik terjadi kembali dan terbentuk pada periode Pliosen ke Plistosen dan
seiring itu aktifitas magmatisme meningkat dan menghasilkan produk granit bulili
dan terobosan granit di sekitar Kamarora.
Sistem panas bumi Kadidia Selatan berasa dari air meteorik yang masuk
meresap melalui zona permeabel pada celah sesar dan rekahan hingga
dikedalaman, kemudian terperangkap dalam suatu wadah reservoir dan
terpanaskan oleh aktifitas seismic yang terakumulasi pada batuan plutonik jenis
granit. Air yang terperangkap tersekat oleh batuan penudung dalam bentuk batuan
vulkanik yang teralterasi dan pada batuan sedimen di permukaan yang kedap air.
Fluida yang bersifat klorida dan gas dengan kandungan CO2 yang tinggi
kemudian muncul kepermukaan akibat terjadinya sesar sebagai jalan untuk
naiknya air panas. Air panas yang muncul tersebar sepanjang jalur Koala Rawa
dengan endapan berupa sinter silika, sinter karbonat dan juga endapan belerang.

12
Secara geologi ada beberapa area di daerah penyelidikan yang memungkinkan
menjadi sumber panas, yaitu tubuh plutonik berkomposisi granitik yang
diperkirakan berumur Plio-plistosen. Hal tersebut didukung oleh terbentuknya
tektonik aktif seperti terjadinya gempa yang cukup sering di wilayah Danau
Lindu, sehingga panas yang dihasilkan terakumulasi dan tersimpan dalam tubuh
induk plutonik berkomposisi granitik ini. Litologi pembentuk reservoir diduga
merupakan batuan terobosan berkomposisi granitik yang termalihkan, yang kaya
akan rekahan dan bersifat permeabel. Sifat permeabel itu sendiri diakibatkan oleh
rekahan yang terbentuk akibat aktifitas struktur sesar yang ada. Batuan penudung
diperkirakan berupa zona batuan ubahan argilik yang kaya akan mineral lempung
sehingga memiliki sifat tidak lulus air atau kedap air (impermeable).
Air panas Koala Rawa dan Nokilalaki termasuk ke dalam tipe air panas
klorida. Keberadaan mata air panas Koala Rawa dan Nokilalaki pada zona partial
equilibrium memberikan gambaran bahwa kondisi air panas kemungkinan berasal
langsung dari kedalaman dengan temperatur cukup tinggi serta menunjukkan
bahwa kondisi mata air panas ini sedikit sekali mendapat pengaruh dari air
permukaan atau pengenceran air meteorik. Sedangkan mata air panas Kadidia dan
Towing Koloe yang bertipe bikarbonat yang berada pada zona immature water,
mengindikasikan pemunculan air panas kemungkinan telah mengalami
kontaminasi oleh air permukaan atau pengaruh pengenceran air permukaannya
cukup dominan. Manifestasi panas bumi Koala Rawa dan Nokilalaki diperkirakan
upflow dari sistem panas bumi Kadidia Selatan karena mempunyai tipe klorida
dan berada zona partial equilibrium, sedangkan manifestasi Kadidia dan Towing
Koloe diperkirakan merupakan outflownya.
Terdapat pula sumber panas bumi yang berada di daerah Sulawesi Utara,
daerah tersebut merupakan daerah panas bumi Kalawat memiliki morfologi yang
berfariatif, tinggian yang terbentuk akibat proses vulkanisme terlampar di sekitar
G.Klabat dan komplek G.Mahawu di bagian baratdaya areal survey, sedangkan di
antaranya tepatnya di sekitar air panas Kaleosan dan air madidi membentuk
perbukitan bergelombang yang elevasinya lebih rendah. Pembentukan sistem
panas bumi di daerah ini kemungkinan di awali sejak terbentuknya aktifitas

13
vulkanisme G.Mahawu, dikarenakan posisi air panas barada di lereng mahawu,
sedangkan di sekitar G.Klabat tidak ditemukan adanya rembesan air panas
ataupun batuan ubahan yang aktif. Terdapat penyekat yang nampak sekali dari
analisis struktur geologi, yang memisahkan ataupun membatasi aktifitas
hidrotermal di sekitar Kaleosan yaitu sesar Kuwil.
Munculnya air panas di sekitar Kaleosan dengan temperatur mencapai
88C diawali ketika air meteorik masuk meresap hingga ke aquifer dalam, dan
terakumilasi di sekitar Gunung Mahawu dalam suatu reservoir. Air dari
permukaan dan fluida magmatik yang berasal dari aktifitas magmatik maupun
yang terkandung dalam batuan bercampur dan terpanaskan oleh sumber panas
yang berasal dari aktifitas vulkanisme G.Mahawu (gunungapi aktif tipe A). batuan
penudung yang berfungsi sebagai penahan panas dan lolosnya air kepermukaan
terbentuk dari proses alterasi atau ubahan batuan akibat terjadinya perubahan fisik
dan mineral pada batuan yang nampak hingga permukaan dengan ditunjukkan
oleh keberadaan alterasi argilik di sekitar air panas dan produk aliran piroklastik
di sekitar Rumengkor. Munculnya air panas di sekitar Kaleosan dan Sampiri
kemungkinan diakibatkan oleh terbentuknya sesar Kaleosan dan sesar Sampiri.
Air panas Kaleosan kemungkinan berada pada zona transisi upflow sedangkan
sampiri berada di zona outflownya.
Sumber panas dalam sistem panas bumi Kalawat berasal dari aktifitas
vulkanik aktif dari G.Mahawu. Batuan reservoir dalam sistem ini kemungkinan
berasal dari rekahan yang berjenis tensional pada batuan vulkanik tua (produk
Tondano) yang telah terelaskan dan belum terisi oleh mineral silica maupun kalsit.
Produk piroklastik Tondano memiliki ketebalan mencapai ratusan meter yang
mirip dengan batuan klastik dan terkekarkan kuat. Batuan penudung yang
berfungsi sebagai segel supaya fluida di reservoir tidak keluar. Munculnya ubaha
mineral lempung dengan jenis kaolin, illit dan haloysit yang memiliki sifat
impermeable atau menahan lajunya fluida nampak sekali dipermukaan.
Air panas Kaleosan termasuk ke dalam tipe air panas klorida. Keberadaan
mata air panas Kaleosan pada zona partial equilibrium memberikan gambaran
bahwa kondisi air panas kemungkinan berasal langsung dari kedalaman dengan

14
temperatur cukup tinggi serta menunjukkan bahwa kondisi mata air panas
Kaleosan ini sedikit sekali mendapat pengaruh dari air permukaan atau
pengenceran air meteorik. Sedangkan mata air panas Sampiri dan Sawangan yang
bertipe bikarbonat yang berada pada zona immature water, mengindikasikan
pemunculan air panas kemungkinan telah mengalami kontaminasi oleh air
permukaan atau pengaruh pengenceran air permukaannya cukup dominan.
Manifestasi panas bumi Kaleosan diperkirakan upflow dari sistem panas bumi
Kalawat karena mempunyai tipe klorida dan berada zona partial equilibrium,
sedangkan manifestasi Sampiri dan Sawangan diperkirakan merupakan
outflownya.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

15
1. Tektonik lempeng adalah suatu teori yang menerangkan proses dinamika
(pergerakan) bumi tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung
api, jalur gempa bumi, dan cekungan endapan di muka bumi yang
diakibatkan oleh pergerakan lempeng.
2. Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkandung di dalam air
panas, uap air, dan batuan bersama mineral ikutan dan gas lainnya yang
secara genetik semuanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem Panas
Bumi dan untuk pemanfaatannya diperlukan proses penambangan.
3. Jenis- jenis panas bumi diantaranya : energi panas bumi uap basah, energi
panas bumi air panas, energi panas bumi batuan panas.
4. Pemanfaatan panas bumi diantaranya : Menempatkan panas untuk bekerja,
pariwisata, pembangkit listrik, secara langsung.
5. Indonesia merupakan sumber panas bumi terbesar yang berada di dunia.
Namun dari segi pemanfaatan masih sangat rendah. Dari beberapa daerah
di Indonesia tersebut, terdapat salah satu daerah yang memiliki potensi
panas bumi yang besar. Daerah tersebut adalah daerah Sulawesi.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan yaitu dalam makalah ini
masih banyaknya kekurangan-kekurangan, sehingga sangat dibutuhkan saran dan
kritik yang sifatnya dapat ,membangun makalah tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arif M, 2009, Laporan Uji Petik dalam rangka Joint Study on Non Volcanic
Hosted Geothermal System in Central Part of Sulawesi,

Hermawan, Dudi, dkk. 2011. Kajian Panas Bumi Non Vulkanik Daerah Sulawesi
Bagian Tenggara. ITB. Bandung.

Saptadji, N. M. 2009. Teknik Panas Bumi. ITB. Bandung.

Dwiyono, I. F. 2014. Penyelidikan Panas Bumi. Simposium Pendidikan Geologi


Nasional : Yogyakarta.

17
LAMPIRAN

BERNARDINUS AUREALINO ELFRID LELO (CARI MATERI)

LA ODE ARAFIK (MENGETIK MATERI)

L. M. IDHWAR DZIKIR RAMADHAN (PENYUSUN MATERI)

BAGUS ARIANTO (MENGETIK MATERI)

RIJAK FADHLILLAH (CARI MATERI)

18

Anda mungkin juga menyukai