Anda di halaman 1dari 2

MENGINTEGRASIKAN IMAN DAN PERBUATAN

Written by jn
Monday, 09 June 2008 12:46 - Last Updated Thursday, 19 June 2008 18:58

oleh : Pdt. Andreas Loanka M.Div

(Matius 7:21-27; Efesus 2:8-10)

Orang-orang Kristen pada umumnya mengalami pergumulan untuk menempatkan bersama


sendi-sendi iman dan perbuatan. Betapa mudahnya hubungan iman dan perbuatan itu menjadi
tegang dan terputus.
Orang yang menyatakan diri sebagai orang beriman tidak dengan sendirinya memiliki
perbuatan yang baik. Tidak sedikit orang yang menyatakan diri sebagai orang beriman, tetapi
tindakannya justru tidak seperti yang diharapkan. Ada jurang yang terbuka antara iman dan
perbuatan.
Perlu ada keinginan dan tindakan untuk menghubungkan kepercayaan dan praktek. Di samping
itu, sangat diperlukan anugrah dari Allah. Anugrah Allah yang membuat seorang beriman dapat
sungguh-sungguh berkeinginan dan berkemampuan untuk mengintegrasikan iman dan
perbuatannya.

I. KITA DISELAMATKAN KARENA ANUGRAH ALLAH DAN OLEH IMAN.

Keselamatan bukan hasil perbuatan. Sebab jika kita mau mengandalkan perbuatan dan amal
kebaikan sendiri untuk diselamatkan, hanya ada satu cara, yaitu kita harus sempurna. Tetapi
adakah manusia yang sempurna? Tidak! Alkitab menyatakan bahwa semua manusia adalah
orang berdosa (Rom. 3:9-18, 23).
Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, tetapi oleh kasih
karunia Allah telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena pebebusan dalam Kristus Yesus
(Rom. 3:23-24).
Alkitab menjelaskan bahwa kita diselamatkan karena kasih karunia Allah yang kita terima
dengan iman. Itu bukan hasil usaha kita, tetapi pemberian Allah; itu bukan hasil pekerjaan kita,
sehingga tidak ada seorangpun bisa memegahkan diri di hadapan-Nya (Ef. 2:8-9).

II. KITA DISELAMATKAN UNTUK MELAKUKAN PERBUATAN BAIK.

Kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik, tetapi kita diselamatkan untuk melakukan
perbuatan baik. Alkitab menyatakan bahwa orang yang diselamatkan oleh anugrah dan iman itu
diciptakan baru dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik (Ef. 2:10).
Bukan perbuatan baik yang menyelamatkan, tetapi perbuatan baik itu merupakan salah satu ciri
atau tanda dari orang yang telah diselamatkan. Sebab barang siapa yang ada di dalam Kristus
ia adalah ciptaan baru (2 Kor. 5:17) dan Roh Kudus menolongnya untuk menghasilkan buah
Roh (Gal. 5:22-23).

III. PERLU ADA USAHA UNTUK MENGINTEGRASIKAN IMAN DAN PERBUATAN.

Iman dan perbuatan harus diintegrasikan. Orang yang berseru kepada Tuhan tetapi tidak

1/2
MENGINTEGRASIKAN IMAN DAN PERBUATAN

Written by jn
Monday, 09 June 2008 12:46 - Last Updated Thursday, 19 June 2008 18:58

melakukan kehendak Allah tidak akan masuk ke dalam Kerajaan-Nya (Mat. 7:21). Tuhan Yesus
menghendaki agar orang yang berseru kepada-Nya juga melakukan kehendak Bapa-Nya. Iman
itu bukan hanya di bibir saja, tetapi harus tertanam di dalam hati dan terwujud dalam tindakan.
Perlu ada keinginan dan tindakan untuk menghubungkan kepercayaan dan praktek. Perlu ada
usaha untuk mengintegrasikan iman dan perbuatan.
Orang-orang, yang menyampaikan pesan Allah serta mengusir roh-roh jahat dan melakukan
perbuatan ajaib dalam nama-Nya tetapi senantiasa melakukan kejahatan, tidak berkenan di
hadapan-Nya (Mat. 7:22-23). Tuhan menghendaki agar orang yang melayani-Nya berusaha
menjauhi kejahatan. Para pelayan yang hidup dalam kejahatan tidak sungguh-sungguh
mengenal Dia dan hidup di dalam Dia (1 Yoh. 1:6; 3:6). Para pelayan Tuhan hendaknya
mengintegrasikan iman dan panggilannya dengan seluruh hidup dan perbuatannya. Untuk itu
diperlukan usaha dari pihak manusia dengan bersandar pada anugrah Allah.

IV. BUKAN HANYA PENDENGAR FIRMAN, TETAPI JUGA PELAKU FIRMAN.

Firman Tuhan adalah sarana untuk membuat iman dan perbuatan terintegrasi. Firman Tuhan
mengajarkan kebenaran untuk meneguhkan iman, dan sekaligus menegur dan membetulkan
perbuatan yang salah, dan untuk mengajar manusia supaya hidup menurut kehendak Allah (2
Tim. 3:16).
Agar iman dan perbuatan dapat terintegrasi maka hendaknya kita tidak hanya menjadi
pendengar firman yang baik, tetapi juga pelaku firman yang baik. Firman Tuhan bukan hanya
untuk didengar lalu dilupakan, melainkan untuk dihayati dan dilakukan (Yak. 1:21-25; 2:17).
Orang yang mendengar firman Tuhan dan melakukannya sama seperti orang bijak yang
membangun rumahnya di atas batu. Pada waktu hujan turun, dan air banjir datang serta angin
kencang memukul rumah itu, rumah itu tidak roboh sebab telah dibangun di atas batu. Orang
yang mendengar firman Tuhan tetapi tidak melakukannya sama seperti orang bodoh yang
membangun rumahnya di atas pasir. Pada waktu hujan turun, dan air banjir datang serta angin
kencang memukul rumah itu, rumah itu roboh dan kerusakannya hebat sekali! (Mat. 7:24-27).
Saudara-saudara yang terkasih, janganlah kita menjadi orang yang bodoh, tetapi hendaklah
kita menjadi orang yang bijak. Marilah kita rajin mendengar firman Tuhan dan setia
melakukannya.
Perlu ada keinginan dan tindakan untuk menghubungkan kepercayaan dan praktek. Bersandar
pada anugrah Allah, marilah kita berusaha mengintegrasikan iman dalam perbuatan. Dengan
demikian apa yang diimani dapat terwujud dalam tindakan, dan perbuatan memperteguh
kepercayaan.

2/2

Anda mungkin juga menyukai