Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN
BAGI
SARJANA

I. PENDAHULUAN

Konsep pertumbuhan ekonomi Orde Baru yang lebih berorientasi pada praktek-praktek monopoli
dan oligopoly oleh sekelompok tertentu yang diharapkan dapat menghasilkan penetesan kebawah
(trickle down effect), ternyata banyak menimbulkan permasalah akibat pemusatan asset ekonomi
produktif pada para konglomerat. Penerapan konsep tersebut justeru menimbulkan kesenjangan
semakin lebar baik antar wilayah, sektor, pelaku ekonomi dan masyarakat, bahkan kegagalan
penerapan konsep trickle down effect tersebut telah menyeret bangsa Indonesia kedalam krisis
ekonomi yang berkepanjangan.

Dalam situasi krisis tersebut, kekuatan ekonomi rakyat yang terdiri dari usaha mikro, kecil,
menengah dan koperasi, telah terbukti tahan banting dan telah menyelamtkan ekonomi Indonesia
dari kehancuran total. Dapat dikatakan bahwa ekonomi Indonesia sebenarnya adalah berbasis
ekonomi rakyat. Ekonomi rakyat mencakup 99,9% dari total jumlah unit usaha (business entity),
menyediakan sekitar 99,5% kesempatan kerja dan menyediakan sekitar 56% barang dan jasa
yang dibutuhkan masyarakat serta menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia.

Realitas Indonesia saat ini sedang menghadapi permasalahan kemiskinan dan pengangguran
yang luar biasa beratnya. Akibat dari persoalan tersebut akhirnya banyak ekses yang ditimbulkan.
Seperti tindak kejahatan yang semakin meningkat yang mengakibatkan pembentukan mental dan
moral semakin buruk dan berbagai persoalan lainnya yang diakibatkan dari tidak adanya solusi
konkrit terhadap persoalan tersebut.

Ini adalah problem kita bersama sebagai sesama warga bangsa yang sedang dalam proses
transisi menuju ke arah perubahan yang lebih baik. Bila bangsa ini ingin sanggup bersaing dengan
bangsa-bangsa lain dalam menghadapi pasar bebas maka bangsa ini harus mempersiapkan diri
dalam semua aspek. Salah satu aspek yang peling penting yang harus dipersiapkan adalah
dengan memulai dari peningkatan kualitas hidup dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia
(SDM) yang mempunyai keterampilan dalam melatih kemandirian di bidang usaha serta bidang-
bidang lain yang belum tersentuh secara serius untuk dibenahi.

Memasuki tahun 2006, tentang kualitas hidup yang bermasalah semakin meningkat. Yang terdapat
di Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan fakta bahwa dari 75,4 juta penduduk (usia 15 sampai
35 tahun) sebesar 4,96 % dalam status sebagai pengangguran terbuka dengan rincian 3,6 % di
desa, 6,57% di kota. Dan itu diperkirakan akan meningkat sampai tiga kali lipat pada tahun 2007
ini.
Yang lebih memprihatinkan lagi pengangguran tersebut sekarang didominasi oleh orang-orang
yang kualitas pendidikan tidak rendah. Dengan banyaknya lembaga-lembaga pendidikan baik
negeri maupun swasta telah turut serta pula meningkatkan kualitas pendidikan tersebut. Akan
tetapi peningkatan kaualitas pendidikan tidak disertai dengan peningkatan kesempatan kerja, yang
pada akhirnya membuka ruang pengangguran yang berpendidikan tinggi.

Dari persoalan diatas, harus ada upaya serius dari semua komponen bangsa ini untuk bersama-
sama melakukan upaya-upaya konkrit agar secara bertahap persoalan pengangguran dapat
teratasi sehingga pada titiknya nanti kualitas hidup rakyat dapat meningkat.

Kami dari Dewan Pengurus Wilayah AL Jamiatul Washliyah Jawa Barat mengambil inisiatif untuk
memberikan pelatihan kepada sarjana-sarjana yang belum bekerja di Jawa Barat agar mempunyai
keterampilan lam mengembangkan kewirausahaan. Yang pada titiknya nanti tentunya diharapkan
dapat menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya dan mengurangi jumlah pengangguran.

II. MAKSUD DAN TUJUAN

MAKSUD
Maksud diadakan kegiatan pelatihan kewirausahaan bagi sarjana, adalah:
1. Menyediakan ruang pendidikan kewirausahaan yang berbasis masyarakat baik dari sisi
Sumber Daya Manusia maupun Sumber Daya Alam.
2. Membekali para sarjana baru lulus dengan bekal keterampilan kewirausahaan.
3. Menstimulan kreativitas generasi muda terutama para sarjana agar mampu memberdayakan
potensi dirinya dan potensi lingkungannya.
4. Peningkatan mutu sarjana baru lulus.

TUJUAN
Adapun tujuan diadakan kegiatan pelatihan kewirausahaan adalah tumbuhnya sikap mental
kewirasusahaan dikalangan generasi muda yang berbasis sumber daya alam yang ada di
lingkungan dimana mereka dilahirkan.

III. SASARAN PROGRAM


Sasaran program ini adalah sarjana baru lulus dari perguruan tinggi baik yang ada Jawa Barat
maupun luar Jawa Barat terutama mereka yang belum bekerja.
Hal itu dimaksudkan agar sarjana sebagai intelektual dapat mengembangkan dirinya untuk secara
mandiri membangun sector-sektor usaha. Dan harapannya kemudian dapat menyerap tenaga
kerja diluar lulusan perguruan tinggi.

IV. MATERI PELATIHAN


1. Tasyakur Bin Nimah dipimpin oleh DR. H. Tata Z. Muttaqien (Ketua DPW Aljamiyatul
Washliyah Jawa Barat)
2. Ekonomi Madani disampaikan oleh Dr. Rina Indiastuti (ketua Jurusan ekonomi
Pembangunan Fak. Ekonomi Unpad)
3. Manajemen kepemimpin disampaikan oleh Redi Handoko, ST (Alumni Teknik
Manajemen ITB)
4. Menumbuhkan Kreatifitas dan potensi diri disampaiakn oleh Bambang Nugroho, SE,
MM (Alumni Fak. Ekonomi Universitas Gajah Mada)
5. Manajemen kewirausahaan dan Koperasi disampaikan oleh Deden Mulyadi, SE (Ketua
Forum masyarakat koperasi dari LSM Lentera Persada Jawa Barat)
6. Membangun kemitran dengan Bank disampaikan oleh Arief Yuswandi, SE (Kepala
Badan Pengawas BPR Kota Bandung)
7. Perencanaan membangun kewirausahaan disampaiakn oleh Lisman Damanik, Ir
(Konsultan Perencanaan PT. Methaforma Bandung)
8. Teori membangun Organisasi kewirausahaan disampaikan oleh Aa Auliasa Ariawan
(Ketua Koperasi Karya Mandiri Jawa Barat)
9. Teknik persentasi disampaikan oleh Rully Setiawan (ketua LSM Putra Sang Pajar
Bandung)
10. Studi kasus pelaku kewirausahaan di sampaikan oleh Safei Tarigan (Konsultan PT.
Sarana Anggita Bandung)

5. METODA PELATIHAN
A. Model pelatihan
K. Michael Haywood dalam artikelnya "EffectiveTraining : Tooward a Strategic Approach"
mengungkapkan model pelatihan, yaitu :
1.Berfokus pada pengembangan pola pikir bersama untuk membangun kapabilitas
organisasional melalui SDM dan hal ini merupakan suatu proses berkelanjutan.
Untuk melakukan hal ini, seorang pemimpin yang efektif harus menunjukkan jalannya.
Ketika para karyawan yang memegang kunci organisasi mampu menciptakan dan
mendukung kapasitas untuk perubahan maka organisasi dapat mulai berubah.
2.Harus ada suatu komitmen fundamental dan keyakinan dalam pendidikan, pelatihan dan
pengembangan SDM.
Pada saat yang sama, pelatihan harus dipandang hanya sebagai salah satu aspek
tranformasi organisasional. Pelatihan jangan berdiri sendiri narnun harus diintegrasikan
dengan praktik praktik manajemen SDM lain.
3.Aktivitas-aktivitas pelatihan dan pengembangan harus dihubungkan dengan strategi dan
sasaran bisnis.
Maksudnya adalah membuat hubungan antara standar dan sasaran operasional dengan
pelatihan aktual dalam suatu lingkungan. Hal ini dilakukan karena para pakar
operasional bukan lah pakar sumber daya manusia dan para pakar sumber daya
manusia bukanlah pakar operasional.
4.Strategi bisnis kompetitif dan praktik manajemen dirumuskan dan diimplementasikan
dengan mensyaratkan agar pelatihan dan pengembangan berfokus pada kebutuhan-
kebutuhan organisasional yang telah didefinisikan dengan jelas.
Para partisipan (peserta pelatihan) sungguh-sungguh didorong dan diberdayakan untuk
menerapkan keterampilan-keterampilan dan pengetahuan yang baru dipelajari.
Pemberdayaan mendasarkan pada pengakuan yang eksplisit bahwa orang-orang dalam
memiliki kemampuan luar biasa yang terdapat dalam pengalaman, pengetahuan, serta
motivasi internal mereka.
5.Pelatihan dapat membantu meningkatkan keunggulan kompetitif tidak saja mendapat
pengetahuan dan keterampilan yang dipersyaratkan tetapi juga mampu menggunakan
kompetensi yang dimiliki, khususnya untuk memenuhi target pengembangan. Oleh
karena itu, ada suatu kebutuhan terimplikasikan untuk aktivitas-aktivitas pra-pelatihan dan
pasca pelatihan, serta rangkaian-rangkaian kegiatan pelatihan. Dengan mengambil suatu
pandangan jangka panjang, dapat dijangkau kompetensi-kompetensi yang mempengaruhi
network faktor-faktor yang menentukan kesiapan suatu perusahaan, serta kemungkinan
persyaratan-persyaratan masa mendatang yang mungkin memerlukan perubahan.
6.Penetapan sasaran-sasaran yang tepat untuk pelatihan berdasarkan perubahan dan hasil
yang diinginkan.
Pada tahap penetapan sasaran, pelatihan juga diperlukan untuk menentukan jumlah
orang pada level-level yang berbeda yang harus dilatih, dukungan dan sumber daya
yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa sasaran-sasaran pelatihan tersebut dapat
dicapai.
7.Pemerincian spesifikasi-spesifikasi pelatihan.
Dari sudut pandang strategis, adalah krusial untuk menentukan metode pelatihan yang
tepat untuk memenuhi persyaratan kerja. Sebagai contoh, untuk mengembangkan
kompetensi, perlu didesain dalam suatu workshop untuk memastikan pengembangan
keterampilan dan mempersempit kesenjangan antara apa yang dipelajari dan apa yang
diterapkan. Pemilihan pelatihan-pelatihan yang tepat memainkan suatu peran vital.
8.Pengevaluasian menyeluruh dari pelatihan dan komitmen dari semua partisipan terhadap
proses tersebut.
Sejumlah kritik dapat dialamatkan pada sebagian besar evaluasi program pelatihan.
Pengurangan dalam mutasi karyawan bukanlah ukuran efektivitas pelatihan.
Ukuran berikut ini tidak dapat menjelaskan mengenai nilai pelatihan:
- Jumlah peserta pelatihan
- Lamanya pelatihan
- Jumlah waktu yang dihabiskan pada topik-topik tertentu
- Pembelajaran pelatihan
Ukuran-ukuran seperti itu dapat membenarkan anggaran pelatihan tetapi tidak
mengindikasikan efektivitas pelatihan itu sendiri. Pengukuran proses belajar partisipan
pada akhir suatu program bukanlah suatu determinan dari apakah pengetahuan atau
keterampilan-keterampilan baru tersebut dapat digunakan.
B. Jenis Keterampilan
Berikut ini jenis-jenis keterampilan yang sering di pakai dalam program pelatihan :
1.Keterampilan teknis
Kebanyakan pelatihan diarahkan untuk menatar dan memperbaiki keterampilan teknis
Pekerjaan berubah akibat teknologi baru dan metode yang diperbaiki. Pemilah surat pos
harus menjalani pelatihan teknis agar belajar menjalankan mesin pemilah otomatis.
Banyak karyawan reparasi mobil harus menjalani pelatihan secara ekstensif untuk
memperbaiki dan memelihara model baru dengan penggerak pada roda depan,
penyalaan elektronik, suntikan bahan bakar, dan inovasi lain.

2.Keterampilan Antar Pribadi.


Kinerja seseorang bergantung pada kemampuan untuk berinteraksi secara efektif
dengan rekan sekerja dan atasan mereka. Ini mencakup belajar bagaimana menjadi
pendengar yang lebih baik, bagaimana mengkomunikasikari gagasan dengan lebih
jelas, dan bagaimana dapat menjadi pemain tim yang lebih efektif.
Salah satu bidang pengembangan keterampilan antar pribadi yang tumbuh paling cepat
adalah pelatihan keanekaragaman. Dua jenis paling populer dari pelatihan ini
memfokuskan pada peningkatan kewaspadaan dan pembinaan keterampilan:
- Pelatihan kewaspadaan mencoba menciptakan suatu pemahaman dari kebutuhan
dan makna dari mengelola dan menghargai keanekaragaman.
- Felatihan pembinaan keterampilan mendidik para peserta mengenai perbedaan budaya
yang khusus ditempat kerja atau lingkungan.

3.Pemecahan Masalah.
Bila oran-gorang menuntut keterampilannya, tetapi keterampilan itu kurang memadai,
mereka dapat ambil bagian dalam pelatihan pemecahan masalah.
Ini mencakup kegiatan:
Mempertajam logika
Penalaran
Keterampilan mendefinisikan masalah
Kemampuan menilai sebab-akibat
Mengembangkan alternative
Menganalisis altematif
Memilih pemecahan.

C. Teknik Pelatihan
Banyak pelatihan dimulai dengan ucapan standar "Tolong sebutkan nama Anda dan
ceritakan sedikit tentang diri Anda: " Walaupun demikian, setelah perkenalan semacam ini,
banyak partisipan masih merasa terisolasi dan mungkin juga tidak ingat siapa nama
partisipan lainnya. Pelatihan semacam ini dimulai dengan lambat, dan kemudian pengajar
akan ditantang untuk menyelesaikan materi dengan mempercepat temponya.
Penting disini menetapkan teknik pelatihan sehingga sasaran dari pelatihan dapat tercapai
dan bisa menghasilkan peningkatan kinerja pada pekerjaan.
Sebagin teknik pelaihan yang paling efektif dan akan di gunakan dalam pelatihan
kewirausahaan bagi sajana baru adalah :
1.Icebreakers (memecahkan ketegangan)
2.Energizers (membangkitkan semangat).
3.Presentasi interaktif
4.Memberikan pertanyaan dan memberikan dorongan
5.Menuangkan pikiran
6.Diskusi kelompok
7.Studi kasus
8.Memainkan peranan
9.Simulasi
10. Permainan

9. WAKTU DAN TEMPAT PELATIHAN

Waktu :
Hari : Rabu Jumat
Tanggal : 18 20 Oktober 2006

Tempat : Hotel Lingga


Jl. Soekarno Hatta Bandung

10. JADWAL ACARA KEGIATAN


No Hari/Tangal Jam Kegiatan Catatan
1 Selasa, 17 Okt 06 14.00 Peserta masuk hotel
Pendaftaran peserta
19.00 Makan Malam
Tasyakur Bin Nimah
Ramah Tamah
2 Rabu, 18 Okt 06 8.00 10.00 Pembukaan
Materi pelatihan dimulai
10.00 12.00 Ekonomi Madani
12.00 13.00 Istirahat, Sholat, Makan
13.00 15.00 Manajemen kepemimpinan
15.00 15.30 Istirahat Copybreak
15.30 17.30 Menumbuhkan kretifitas dan potensi diri
17.30 19.00 Istirahat, Buka bersama, Sholat (Magrib dan
Isa), makan
19.00 - Tarawih
Ceramah umum membuka potensi diri
dengan pancaran Illahi
3 Kamis, 19 Okt 06 Pelatihan hari kedua
7.00 8.00 OLah raga
8.00 10.00 Manajemen kewirausahaan dan koperasi
10.00 12.00 Membangun kemitraan dengan Bank
12.00 13.00 Istirahat, Sholat , Makan
13.00 15.00 Perencanaan membangun kewirausahan
15.00 15.30 Istirahat Copybreak
15.30 17.30 Teori membangun organisasi kewirausahaan
17.30 19.00 Istirahat, Buka bersama, Sholat (Magrib dan
Isa), makan
19.00 Tarawih
Ceramah umum membuka tabir potensi
kewirausahaan
4 Jumat 20 Okt 06 Pelatihan hari ke tiga
7.00 8.00 OLah raga
8.00 10.00 Teknik persentasi
10.00 11.30 Studi kasus pelaku kewirausahaan
Istirahat. Sholat Jumat, makan
13.00 15.00 Pleno/shearig gagasan
15.00 15.30 Istirahat Copybreak
15.30 Penutupan
Buka bersama/bubar

11. SUSUNAN PANITIA

Penanggung Jawab : DR. H. Tata Z. Muttaqien


(Ketua DPW Aljamiyatul Washliyah Jawa Barat)

Ketua : Drs. H. Jajang Suherman, MM


Wakil Ketua : Hermawan Pujiantoro, Ir

Sekretaris : Wawan Setiawan Umara, SE


Wakil Sekretaris : R. Hartono, ST

Bendahara : Nandang S. Rahman


Wakil Bendahara : Indra Sudrajat

Seksi-seksi

Seksi Kesekretariatan :
Hj. Ina Martini
Yani
Ir. Lily Zuraida

Seksi Acara :
Rudi Alamsyah
Agus Sudrajat
Aen Karnaen

Seksi Dana usaha :


Hj. Nenden Rosana
Hj. Rahayu
Yueke Malkiyani, SE

Seksi Publikasi dan dokumentasi :


Agus Wildan
Bilson Simamora, SH
Petronela

Seksi Konsumsi :
Hetty Sopiah
Zeni Roshini
Q-Wie Artiwie

Seksi Perlengkapan :
Firman Nurdiansyah
Taofik Kurniadi
Wawan Kuswan

Seksi Akomodasi dan transportasi :


Nasrully
Deden Kusnadi
Sudrajat

12. RINCIAN KEBUTUHAN DANA


No Kegiatan Q Sat Harga Biaya
I Pesiapan
a Kesekretariatan
Kertas HVS 5 rim Rp 25.000,0 Rp 125.000,0
Kertas kwarto 5 rim Rp 25.000,0 Rp 125.000,0
Bulpoin 2 box Rp 50.000,0 Rp 100.000,0
Spidol 10 Rp 5.000,0 Rp 50.000,0
Tinta printers 2 unit Rp 200.000,0 Rp 400.000,0
Rekening Tlp 2 bln Rp 750.000,0 Rp 1.500.000,0
Perbanyakan makalah 7000 exs Rp 100,0 Rp 700.000,0
b Seminar Kit
a. Buku tulis 150 Rp 10.000,0 Rp 1.500.000,0
b. Bullpoin 150 Rp 10.000,0 Rp 1.500.000,0
c. Tas 150 Rp 30.000,0 Rp 4.500.000,0
d. ID Card 150 Rp 5.000,0 Rp 750.000,0
d Tranportasi 30 hari Rp 100.000,0 Rp 3.000.000,0
Total Rp 14.250.000,0

II Pelaksanaan
a Konsumsi
Makan 900 bks Rp 20.000,0 Rp 18.000.000,0
Snack 450 bks Rp 10.000,0 Rp 4.500.000,0
Total Rp 22.500.000,0

b Akomodasi
Jaket 150 pcs Rp 150.000,0 Rp 22.500.000,0
Kaos 150 pcs Rp 50.000,0 Rp 7.500.000,0
Kamar tidur 150 kamar Rp 300.000,0 Rp 45.000.000,0
Ruang pendidikan 3 hari Rp 1.000.000,0 Rp 3.000.000,0
P3K 1 Rp 1.000.000,0 Rp 1.000.000,0
Dokumentasi 1 Rp 5.000.000,0 Rp 5.000.000,0
Cendera mata 15 Rp 100.000,0 Rp 1.500.000,0
Total Rp 85.500.000,0

c Transportasi
Panitia 28 org Rp 100.000,0 Rp 2.800.000,0
Peserta 100 org Rp 300.000,0 Rp 30.000.000,0
Jemput pembicara 10 org Rp 25.000,0 Rp 250.000,0
Total Rp 33.050.000,0

d Honorarium
Pembicara 10 org Rp 1.500.000,0 Rp 15.000.000,0
Panitia 28 org Rp 300.000,0 Rp 8.400.000,0
Total Rp 23.400.000,0

e Total a + b + c + d Rp164.450.000,0

III Pasca kegiatan


a Kesekretariatan Rp 3.000.000,0
b Pemantauan kegiatan alumni Rp 5.000.000,0
c Tranportasi Rp 2.000.000,0
d Pembuatan Media komunikasi Rp 5.000.000,0
Total Rp 15.000.000,0

IV Total Kebutuhan Rp193.700.000,0

13. PENUTUP
Demikian proposal ini dibuat dengan satu harapan agenda ini dapat menjadi salah satu bentuk
konkrit kami dalam rangka masyarakat madani yang di ridhoi oleh Alloh SWT, amin.

PANITIA PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BAGI SARJANA


AL Jamiatul Washliyah

Drs. H. Jajang Suherman, MM Wawan Setiawan Umara, SE


Ketua Sekretaris

Lampiran I
SUSUNAN PANITIA

Penanggung Jawab : DR. H. Tata Z. Muttaqien


(Ketua DPW Aljamiyatul Washliyah Jawa Barat)

Ketua : Drs. H. Jajang Suherman, MM


Wakil Ketua : H. Tb. Eddie T.R, SE, MBA, MM

Sekretaris : Wawan Setiawan Umara, SE


Wakil Sekretaris : R. Hartono, ST

Bendahara : Nandang S. Rahman


Wakil Bendahara : Drs. Sinaga

Seksi-seksi

Seksi Kesekretariatan

Seksi Acara
Seksi Dana usaha

Seksi Publikasi dan dokumentasi

Seksi Konsumsi

Seksi Perlengkapan

Seksi Akomodasi dan transportasi

Seksi Konsumsi

Lampiran II

ANGGARAN BIAYA

1. Kesekretariatan
No : 01/panpel/LSM/PSF/IV/05 Bandung,
Hal : Permohonan Bantuan Dana
Lamp : 1 (satu) bundel

Kepada Yth,
Bapak Gubernur Jawabarat
Di
Bandung
Dengan hormat

Kami Lembaga Swadaya Masyarakat PUTRA SANG FAJAR berinisiatif untuk turut serta
mensuskeskan prosespembangunan sumber daya manusia di jawa barat. Jawa barat sebagai
provisi denga jumlah penduduk terbesar di Indonesia tentunya juga mempuyai pengagguiran
yang luar biasa banyaknya.

Oleh karenanya kami

Anda mungkin juga menyukai