2337- 6597
Vol.2, No.4 : 1640 - 1647, September 2014
ABSTRACT
The objective of this research was to study the diversity of insects on corn, snake and rice and to
know the kind of insect diversity in various type of farms rice field. This research was conductid at
Kampung Susuk dan Pest Laboratory Faculty of Agriculture, University of North Sumatra, Medan,
started in January 2014 until Februari 2014. This research used 3 kinds of traps insect (Sweep Net,
Pitfall Trap, Light Trap).The result of research showed that each insect caught consisted of 6 Ordo
and16 families in corn with the highest relative density values was 7,69% and the lowest was
4,61%, the highest relative density values in rice is 20,8 % and the lowest was 12,5%, the highest
relative density values in snake was 12.1% and the lowest was 9,75%. Shanon-Weiner (H) index
diversity value of insect in corn was 2,368 (medium), in rice was 1,822(medium) and in snake was
2,258 (medium).
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis jenis hama yang terdapat pada jagung, kacang
panjang dan padi serta untuk mengetahui keanekaragaman jenis - jenis serangga di lahan sawah.
Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Kampung Susuk dan Laboratorium Hama Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan pada bulan Januari 2014 sampai Februari 2014. Penelitian ini
menggunakan 3 teknik perangkap serangga (Sweep Net, Pitfall Trap, Light Trap). Hasil penelitian
menunjukkan serangga yang tertangkap masing-masing terdiri dari 6 Ordo dan 16 famili pada
jagung dengan nilai kerapatan relatif tertinggi sebesar 7,69% dan terendah sebesar 4,61%, padi
dengan nilai kerapatan relatif tertinggi sebesar 20,8% dan terendah sebesar 12,5% dan kacang
panjang dengan nilai kerapatan relatif tertinggi sebesar 12,1 % dan terendah sebesar 9,75 %. Nilai
indeks keanekaragaman serangga Shanon-Weiner (H) pada jagung sebesar 2,368 (sedang), pada
padi sebesar 1,822 (sedang) dan pada kacang panjang sebesar 2,285 (sedang).Kata kunci
:Keanekaragaman, Serangga, Type Lahan Sawah.
industri pakan di dalam negeri meningkat hama, tetapi tidak semua serangga berbahaya
cukup tajam dengan laju sekitar 11,81% bagi tanaman. Ada juga serangga berguna
pertahun. Mulai tahun 1994, ketergantungan seperti serangga penyerbuk, pemakan bangkai,
pabrik pakan terhadap jagung impor sangat predator dan parasitoid. setiap serangga
tinggi, yaitu sekitar 40,29%. Pada tahun 2000, mempunyai sebaran khas yang dipengaruhi
penggunaan jagung impor dalam industri oleh biologi serangga, habitat dan kepadatan
pakan sudah mencapai 47,04%, sementara populasi (Putra, 1994).
52,96% sisanya berasal dari jagung produksi Indeks keanekaragaman dapat di
dalam negeri (Departemen Pertanian, 2005). gunakan untuk menyatakan hubungan
Budidaya kacang panjang bisa kelimpahan spesies dalam komunitas.
dilakukan di kisaran iklim yang luas. Pada Keanekaragaman spesies terdiri dari 2
umumnya kemampuan adaptasi kacang panjang komponen yaitu :
terhadap iklim sama dengan jagung. Hanya 1. Jumlah spesies dalam komunitas yang
saja, tanaman ini membutuhkan panas yang sering disebut kekayaan spesies.
lebih banyak. Budidaya kacang panjang dapat 2. Kesamaan spesies. Kesamaan
dilakukan di dataran tinggi hingga 800 meter menunjukkan bagaimana kelimpahan
dpl, maupun rendah. Suhu optimum spesies itu (yaitu jumlah individu,
pertumbuhannya ada di rentang 15-24oC biomassa, penutup tanah) tersebar
dengan curah hujan 600-1500 mm per tahun. antara banyak spesies itu.
Sedangkan suhu maksimum yang bisa dicapai Contohnya : pada suatu komunitas
adalah 35oC dan suhu minimum 10oC terdiri dari spesies jika 90% adalah 1
(Supriyadi, 2010). spesies dari 10% adalah 9 dari yang
Di Indonesia, budidaya kacang panjang tersebar, kesamaan disebut rendah.
bisa dilakukan sepanjang musim. Namun Sebaliknya masing masing spesies
kebiasaan petani menanamnya di awal musim jumlahnya 10%, kesamaannya
hujan, terkecuali untuk tanah sawah, petani maksimum. Beberapa tahun kemudian
biasanya menanam di musim kemarau. Kacang muncul penggolongan indeks atas
panjang menyukai tipe tanah gembur yang indeks kekayaan dan indeks kesamaan.
terkena langsung sinar matahari dengan Setelah itu digabungkan menjadi indeks
drainase yang baik. Kandungan hara yang keanekaragaman dengan variable yang
berlebih membuat tanaman tumbuh subur, menggolongkan struktur komunitas :
hanya produksi bijinya minim. Sedangkan di 1. Jumlah spesies
tanah yang unsur haranya lebih rendah, daun 2. Kelimpahan relatif spesies
tanaman tidak begitu subur namun produksi 3. Homogenitas dan ukuran dari area
bijinya bisa lebih baik (Monsanto, 2013). sample (Rizali dkk, 2002).
Padi adalah merupakan bahan makanan Walaupun setiap saat tanaman jagung
yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini memiliki keunggulan tertentu, tetapi ancaman
merupakan makanan pokok bagi sebagian besar serangan hama atau penyakit tetap selalu ada.
penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan Sebagian besar hama yang menyerang adalah
pokok padi dapat digantikan oleh subtitusi oleh golongan insekta atau serangga. Sedangkan
bahan makanan lainnya, namaun padi memiliki penyakit yang menyerang tanaman umumnya
nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan disebabkan oleh bakteri dan jamur. Oleh karena
nasi dan idak dapat mudah digantikan oleh itu kewaspadaan serta pengamatan yang cermat
bahan makanan lainnya (Monsanto, 2013). selalu diperlukan (Van Steenis, 2005).
Serangga ditemukan hampir di semua Keanekaragaman jenis adalah sifat
ekosistem. Semakin banyak tempat dengan komunitas yang memperlihatkan tingkat
berbagai ekosistem maka terdapat jenis keanekaragaman jenis organisme yang ada di
serangga yang beragam. Serangga yang dalamnya. Untuk memperoleh keragaman jenis
berperan sebagai pemakan tanaman disebut ini cukup diperlukan kemampuan mengenal
1641
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.4 : 1640 - 1647, September 2014
dan membedakan jenis meskipun tidak dapat karena tindakan manusia untuk mengolah dan
mengidentifikasikan jenis hama (Putra, 1994). mengelola ekosistem untuk kepentingannya.
Populasi setiap organisme pada Dalam keadaan demikian di ekosistem sangat
ekosistem tidak pernah sama dari waktu mudah terjadi peningkatan populasi hama
kewaktu lainnya, tetapi naik turun. Demikian (Saragih, 2008).
pula ekosistem yang terbentuk dari Pestisida menyebabkan serangga-
populasi serta lingkungan fisiknya senantiasa serangga berevolusi ke arah resisten terhadap
berubah dan bertumbuh sepanjang waktu pestisida tersebut. Masalah hama menjadi lebih
(Rizali dkk, 2002). banyak,timbulnya wabah sekunder, musnahnya
Dalam ekosistem alami semua makhluk musuh alami seperti parasitoid/predator dan
hidup berada dalam keadaan seimbang dan serangga berguna, bersistensi residu dan
saling mengendalikan sehingga tidak terjadi keracunan sebagai akibat penggunaan pestisida
hama. Di ekosistem alamiah keragaman jenis yang berlebihan dan kurang hati- hati
sangat tinggi yang berarti dalam setiap (Untung, 1996).
kesatuan ruang terdapat flora dan fauna tanah Menurur Susilo (2007) di dalam
yang beragam. Tingkat keanekaragaman ekosistem alami populasi suatu jenis serangga
pertanaman mempengaruhi timbulnya masalah atau hewan pemakan tumbuhan tidak pernah
hama. Sistem pertanaman yang beranekaragam eksplosif (meledak) karena banyak faktor
berpengaruh kepada populasi spesies hama pengendaliannya baik yang bersifat abiotik
(Oka, 1995). maupun biotik. Dengan demikian dalam
Dalam keadaan ekosistem yang stabil, ekosistem alami serangga tidak berstatus
populasi suatu jenis organisme selalu dalam sebagai hama. Di dalam ekosistem pertanian
keadaan keseimbangan dengan populasi faktor pengendali tersebut sudah banyak
organisme lainnya dalam komunitasnya. berkurang sehingga kadang kadang
Keseimbangan ini terjadi karena adanya populasinya meledak dan menjadi hama
mekanisme pengendalian yang bekerja secara (Susilo, 2007).
umpan balik negatif yang berjalan pada Ada 7 faktor yang saling berkaitan
tingkat antar spesies (persaingan predasi), menentukan derajat naik turunnya keragaman
dan tingkat inter spesies (persaingan teritorial) jenis ekosistem yaitu :
(Rosalyn, 2007). a. Waktu, keragaman komunitas
Keanekaragaman makhluk hidup dapat bertambah sejalan waktu, berarti
ditandai dengan adanya perbedaan warna, komunitas tua yang sudah lama
ukuran, bentuk, jumlah, tekstur, penampilan, berkembang, lebih banyak terdapat
dan sifat-sifat lainnya. Keanekaragaman dari organisme daripada komunitas muda
makhluk hidup dapat juga terlihat dengan yang berkembang. Waktu dapat
adanya persamaan ciri antar makhluk hidup. berjalan dengan ekologi lebih pendek
Untuk dapat mengenal makhluk hidup atau hanya puluhan generasi.
khususnya pada hewan berdasarkan ciri-ciri b. Heterogenitas ruang, semakin heterogen
yang dimilikinya dapat dilakukan melalui suatu lingkungan fisik semakin
pengamatan ciri-ciri morfologi, habitat, cara kompleks komunitas flora dan fauna
berkembang biak, jenis makanan, tingkah laku, disuatu tempat tersebar dan semakin
dan beberapa ciri lain yang dapat diamati tinggi keragaman jenisnya.
(Michael, 1995). c. Kompetisi terjadi apabila sejumlah
Berbeda dengan ekosistem alami organisme menggunakan sumber yang
agroekosistem memiliki keanekaragaman sama yang ketersediaannya kurang atau
biotik dan genetik yang rendah malahan walaupun ketersediaannya cukup
cenderung semakin seragam seperti yang kita namun bersaing tetap juga bila
lihat pada sistem persawahan kita, keadaan organism-organisme itu memanfaatkan
agroekosistem tidak stabil dan selalu berubah
1642
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.4 : 1640 - 1647, September 2014
kuat seperti kain kasa, mudah diayunkan dan 3. Perangkap cahaya (Light Trap)
serangga yang tertangkap dapat terlihat. Perangkap cahaya (Light Trap)
Pemasangan perangkap dilakukan dengan digunakan untuk menangkap serangga yang
sistem diagonal dengan interval pemantauan 3 respon terhadap cahaya pada malam hari
hari sekali dengan waktu pengamatan 5x (noctunal). Pemasangan perangkap dilakukan
pemantauan selama 2 minggu . Penangkapan pada lahan sawah dengan sampel yang
dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 07.00 ditentukan. Pemasangan alat ini dilakukan pada
09.00 WIB dan sore sekitar jam 17.00 18.00 pukul 18.00 21.00 WIB. Lokasi pemantauan
WIB. Serangga yang tertangkap kemudian pemasangan perangkap dilakukan dengan
dikumpulkan dan dipisahkan lalu dimasukkan sistem diagonal dengan interval 3 hari sekali
kedalam botol sampel untuk diidentifikasikan dengan waktu pengamatan 5x pemantauan
di Laboratorium. selama 2 minggu. Perangkap ini menggunakan
2.Perangkap jatuh (Fit Fall Trap) lampu emergency sebagai sumber cahaya.
Perangkap jatuh (Fit Fall Trap) Lampu diletakkan didalam baskom yang
Serangga yang aktif pada siang hari dan malam diletakkan diatas papan yang telah dipaku
hari digunakan untuk menangkap serangga dengan kayu broti dengan panjang 50 cm dari
yang hidup diatas permukaan tanah. permukaan tanah sehingga serangga tertarik
Pemasangan alat ini dilakukan pada pukul jatuh kedalam baskom. Serangga yang jatuh
08.00 17.00 WIB untuk siang dan malam kedalam baskom dikelompokkan sesuai dengan
pada pukul 18.00- 08.00 WIB. Lokasi ordo serangga dan diidentifikasikan di
dilakukan pada lahan sawah dengan sampel Laboratorium.
yang ditentukan. Pemasangan perangkap
dilakukan dengan sistem diagonal dengan Identifikasi Serangga
interval pemantauan 3 hari sekali dengan waktu Serangga yang dikenali spesiesnya
pengamatan 5x pemantauan selama 2 minggu. diidentifikasi langsung dilapangan sedangkan
Perangkap ini dapat digunakan untuk serangga yang belum dikenal diidentifikasikan
menangkap serangga baik yang aktif di Laboratorium dengan memakai lup dan
padamalam hari dan aktif pada permukaan mikroskop serta mengacu pada buku kunci
tanah. dipasang 5 perangkap pada titik-titik determinasi serangga, antara lain Borror
tertentu. Alat ini dibuat dengan menggunakan (1992). Identifikasi dilaksanakan maksimal
gelas plastik (aqua cup) berdiameter 9 cm pada tingkat famili. Serangga yang tertangkap
dimasukkan ke dalam lubang sehingga dari lapangan dimasukkan kedalam botol kocok
permukaan gelas sejajar dengan permukaan apabila ukurannya kecil dan kedalam stoples
tanah. Setiap gelas plastik dituangkan deterjen apabila berukuran besar.
sebanyak 150 ml ke dalamnya yang telah Peubah amatan yang diamati adalah nilai
dilarutkan dengan dosis 23 gram ke dalam 25 frekuensi mutlak, frekuensi relatif, Kerapatan
liter air. Deterjen berfungsi sebagai perekat mutlak, kerapatan relatif.
dimana serangga yang masuk didalam gelas
plastik terperangkap dan tidak bisa keluar lagi. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dituangkan deterjen kemudian
dipasangkan tiang bambu setinggi 25 cm dan Jumlah serangga yang paling banyak
dikaitkan mangkuk plastik diletakkan 3 - 4 cm tertangkap adalah dari family Coccinelidae
di atas permukaan gelas untuk menghindari air sebesar 49 ekor, diikuti oleh family Muscidae
hujan masuk kedalam gelas. Serangga yang sebesar 46 ekor, setelah itu disusul oleh family
tertangkap kemudian dikumpulkan dan Gomphidae sebesar 36 ekordan family
dipisahkan lalu dimasukkan kedalam botol Papilionidae sebesar 22 ekor.
sampel untuk diidentifikasi di Laboratorium. Serangga yang tertangkap pada pertanaman
Serangga Noctunal (Serangga aktif malam hari) jagung yang paling banyak adalah family
dilakukan dengan menggunakan metode Coccinelidae. Hal ini diduga karena family
1644
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.4 : 1640 - 1647, September 2014
b. Alydidae - 5 3 1 - 9 a. Alydidae - 2 1 1 - 4
c. Corixidae 7 - 5 4 2 18
4. Lepidoptera
a.
Papilionide 2 4 - 3 3 12
4. Lepidoptera
a. Papilionidae 5 2 - 10 5 22 5. Odonata
b. Noctuidae - 6 3 1 2 12
a. Gomphidae 6 3 2 3 4 17
4 17
6. Orthoptera 6. Orthoptera
a. Acrididae - 5 4 - 2 11 a. Acrididae 1 2 - 1 3 6
b. Mantidae - 3 5 3 1 12
b. Gryllidae 1 - 2 1 2 6
c. Grylladae 4 2 4 - 1 11
d. Blattidae 1 3 - 2 1 7
7. 7. Odonata Total 15 16 8 16 14 69
a. Gomphidae 10 8 5 10 3 36
Jumlah serangga yang paling banyak
dari family Aphididae sebesar 64 ekor, diikuti
oleh family Coccinelidae sebesar 32 ekor,
To Total 62 69 79 74 39 319
setelah itu disusul oleh family Gomphydae
sebesar 27 ekor dan family Blattelidae sebesar
Hasil pengamatan yang didapat 13 ekor. Serangga yang tertangkap pada
menunjukkan bahwa jumlah serangga yang pertanaman kacang panjang yang paling
tertangkap dengan menggunakan berbagai banyak adalah family Aphididae . Hal ini
perangkap pada pertanaman padi pada lahan diduga karena family Aphididae merupakan
kampung susuk adalah sebanyak 6 ordo yang salah satu hama pemakan daun pada
terdiri dari 7 family dengan jumlah populasi pertanaman kacang panjang. Dari 5 x
serangga sebesar 69 ekor. pengamatan, jumlah serangga yang paling
Jumlah serangga yang paling banyak banyak tertangkap terdapat pada pengamatan
dari family Gomphydae sebesar 17 ekor, diikuti ke-1 sebanyak 55 ekor, sedangkan yang
1645
Jurnal Online Agroekoteknologi . ISSN No. 2337- 6597
Vol.2, No.4 : 1640 - 1647, September 2014
I II III IV V
SIMPULAN 1. Coleoptera
a. Coccineldae 5 4 5 8 10 32
Nilai indeks keanekaragaman serangga
(H) pada jagung sebesar 2,368. Hal ini b. Blattidae 17 5 18 20 12 13
1647