KEPEMIMPINAN ADMINISTRASI
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkah rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan paper yang
berjudul KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam paper ini mungkin
masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun.
Penulis
DAFTAR ISI
2
Halaman Judul ................................................................................ i
C. Pendekatan Situasional......................................................................... 4
A. Kesimpulan ................................................................................ 13
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Terry (1972) kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam
diri orang seorang atau pemimpin, mempengaruhi orang-orang lain untuk
bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai yang diinginkan
pemimpin. Menurut Stogdill (1950) kepemimpinan adalah proses
3
mempengaruhi kegiatan-kegiatan sekelompok orang yang terorganisir dalam
usaha mereka menetapkan tujuan dan mencapai tujuan.
Dalam kehidupan ini, semua orang adalah pemimpin terhadap dirinya
sendiri. Jadi semua orang memiliki jiwa kepemimpinan dalam dirinya. Tetapi
kepemimpinan yang seperti apakah yang mereka miliki. Sulit untuk di ketahui
gaya kepemimpinan apa yang kita miliki. Ada beberap teori kepemimpinan
yang di ketahui antara lain, kepemimpinan karismatik, transpormasional,
situasional, transaksional, dan lain-lain.
Dalam makalah ini, kami menjelaskan salah satu dari teori
kepemimpinan yaitu kepemimpinan situasional yang dimana kami menggali
teori yang menjelaskan tentang kepemimpinan situasional ini. Mulai dari
pengertian hingga penyesuaiannya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian kepemimpinan situasional?
2. Bagaimana gaya kepemimpinan situasional?
3. Bagaimana keterampilan kepemimpinan situasional?
4. Bagaimana penyesuaian gaya kepemimpinan situasional?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Leadership berganti dengan sebutan Situational Leadership Theory. Di
akhir 1970an dan awal 1980an, masing-masing penulis mengembangkan teori
kepemimpinannya sendiri-sendiri. Herseymengembangkan Situational
Leadership Model dan Blancard mengembangkan Situational Leadership
Model II.
Definisi kepemimpinan situasional adalah a leadership contingency
theory that focuses on followers readiness/maturity. Inti dari teori
kepemimpinan situational adalah bahwa gaya kepemimpinan seorang
pemimpin akan berbeda-beda, tergantung dari tingkat kesiapan para
pengikutnya.
Jadi kepemimpinan situasional merupakan suatu proses, usaha, seni
membujuk dan mempengaruhi orang lain untuk bekerja bersama untuk
mencapai suatu tujuan yang didasarkan pada situasi tertentu.
C. Pendekatan Situasional
Pendekatan ini menekankan pada pentingnya factor-faktor kontekstual
seperti sifat pekerjaan yang dilaksanakan oleh unit pemimpin, sifat lingkungan
eksternal, dan karakteristik para pengikut. Pendekatan ini berasumsi tidak
satupun sifat yang secara umum dimiliki oleh pemimpin dan tidak satupun
gaya yang efektif untuk semua situasi oleh karena itu, para ahli mencoba
mencari beberapa faktor dalam setiap situasi yang mempengaruhi efektivitas
kepemimpinan tertentu, seperti:
1. Tuntutan tugas
6
2. Harapan dan perilaku rekan
3. Karakteristik
4. Budaya organisasi dan kebijakannya.
Keterangan:
S1: Telling (Pemberitahu) Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut
rendah (R1). Ini menekankan perilaku tugas tinggi dan perilaku hubungan yang
terbatas. Gaya kepemimpinan telling (kadang-kadang disebut directing) adalah
karakteristik gaya kepemimpinan dengan komunikasi satu arah. Pemimpin
memberitahu individu atau kelompok soal apa, bagaimana, mengapa, kapan dan
7
dimana sebuah pekerjaan dilaksanakan. Pemimpin selalu memberikan instruksi
yang jelas, arahan yang rinci, serta mengawasi pekerjaan secara langsung.
S2: Selling (Penjual) Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut moderat
(R2). Ini menekankan pada jumlah tugas dan perilaku hubungan yang tinggi. Pada
tahapan gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin masih memberi arahan namun
ia menggunakan komunikasi dua arah dan memberi dukungan secara emosional
terhadap individu atau kelompok guna memotivasi dan rasa percaya diri pengikut,
serta mendengarkan saran input terhadap keputusan yang akan diambil. Gaya ini
muncul kala kompetensi individu atau kelompok meningkat, sehingga pemimpin
perlu terus menyediakan sikap membimbing akibat individu atau kelompok belum
siap mengambil tanggung jawab penuh atas proses dalam pekerjaan.
S3: Participating (Partisipatif) Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut
tinggi dengan motivasi moderat (R3). Ini menekankan pada jumlah tinggi perilaku
hubungan tetapi jumlah perilaku tugas rendah. Gaya kepemimpinan pada tahap ini
mendorong individu atau kelompok untuk saling berbagi gagasan dan sekaligus
memfasilitasi pekerjaan dengan semangat yang mereka tunjukkan. Gaya ini
muncul tatkala pengikut merasa percaya diri dalam melakukan pekerjaannya
sehingga pemimpin tidak lagi terlalu bersikap sebagai pengarah. Pemimpin tetap
memelihara komunikasi terbuka, tetapi kini melakukannya dengan cenderung
untuk lebih menjadi pendengar yang baik serta siap membantu pengikutnya.
Tugas seorang pemimpin adalah memelihara kualitas hubungan antar individu
atau kelompok.
S4: Delegating (Pendelegasian) Gaya ini paling tepat untuk kesiapan pengikut
tinggi (R4). Ini menekankan pada kedua sisi yaitu tingginya perilaku kerja dan
perilaku hubungan dimana gaya kepemimpinan pada tahap ini cenderung
mengalihkan tanggung jawab atas proses pembuatan keputusan dan
pelaksanaannya. Gaya ini muncul tatkala individu atau kelompok berada pada
level kompetensi yang tinggi sehubungan dengan pekerjaannya. Gaya ini efektif
karena pengikut dianggap telah kompeten dan termotivasi penuh untuk
mengambil tanggung jawab atas pekerjaannya. Tugas seorang pemimpin hanyalah
memonitor berlangsungnya sebuah pekerjaan.
8
Teori kepemimpinan situasional bertumpu pada dua konsep fundamental
yaitu: tingkat kesiapan/kematangan individu atau kelompok sebagai pengikut
dan gaya kepemimpinan.
the ability and willingness for directing their own behavior : kemampuan dan
kemauan untuk mengarahkan perilaku mereka sendiri.
the extent to which people have and willingness to accomplish a specific task :
sejauh mana orang memiliki kemauan untuk menyelesaikan tugas tertentu.
Keterangan:
9
pengetahuan dan keterampilan kerja yang memadai untuk melaksanakan tugas-
tugas.
Gaya kepemimpinan
10
saran dan kritik demi kemajuan organisasi. Gaya kepemimpinan ini
memandang bawahan sebagai bagian dari keseluruhan
organisasinya, sehingga mendapat tempat sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai manusia. Pemimpin mempunyai
tanggungjawab dan tugas untuk mengarahkan, mengontrol dan
mengevaluasi serta mengkoordinasi.
11
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi,
daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi
orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar
jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya.
Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib
(supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang
superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha
Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki inspirasi,
keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri.
Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan
daya tarik yang amat besar.
12
Dalam kenyataannya tidak ada satupun gaya kepemimpinan yang
terbaik karena:
a) Para pemimpin yang berhasil adalah mereka yang mampu
menyesuaikan diri dengan situasi
b) Pemimpin yang mau berhasil harus mampu memilih/menggunakan
gaya yang mana pada suatu situasi tertentu.
c) Unsur-unsur yang mengurangi suatu gaya kepemimpipnan tertentu
menjadi tepat guna adalah:
Unsur waktu
Tuntunan tugas
Iklim organisasi
Atasan
Kerabat kerja
Keterampilan
Harapan-harapan bawahan
13
1) Hubungan pemimpin dengan anggota yang dinyatakan apakah
baik atau kurang baik.
2) Struktur tugas yang dinyatakan sebagai terstruktur (mempunyai
ketentuan, prusedur, langkah-langkah teratur), atau tidak
terstruktur (peran yang dirasa masih meragukan dalam komite
atau tim tertentu).
3) Posisi kekuasaan pemimpin yang dinyatakan apakah kuat atau
lemah.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan situasional merupakan suatu proses mempengaruhi yang
didasarkan pada situasi tertentu. Dimana menurut kepemimpinan situasional ini
tidak ada suatau gaya kepemimpinan yang paling efektif pada semua situasi,
karena menurut metode ini gaya kepemimpinan dapat disesuaikan dengan karakter
bawahan serta situasi yang dihadapi.
Gaya kepemimpinan situasional mempunyai tiga gaya kepemimpinan pokok,
yaitu demokratik, otokratik, dan laissez faire. Namun pada pengembangannya
timbul gaya kepemimpinan lain sesuai dengan perkembangan zaman. Model
kepemimpinan situasional ada 2, yaitu:
1. Model kepemimpinan situasional Fiedler
Fiedler berasumsi seorang manager sangat sulit untuk mengerahkan bawahan
sehingga muncul alat ukur untuk mengetahui tingkat loyalitas bawahan
dengan menggunakan metode LPC (Least preferred co-worker), teman sekerja
yang paling tidak disukai dan sulit diajak bekerja sama.
2. Model kepemimpinan Situasional Herley dan Blanchard
Menurut herley dan Blanchard gaya kepemimpinan bervariasi disesuaikan
dengan tingkat kesiapan karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
15