Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agribisnis Tanaman Pangan

Kacang Tanah (Arachis hypogaea L) Dosen Cecep Pardani S.P.,M.P

Di susun oleh :

Bungsu Rahayu

Heru Prabowo

Imas Maesaroh

Rizqi Primaputra

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GALUH
CIAMIS
2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang
Agribisnis tanaman Kacang Tanah.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Agribisnis tanaman Kacang
Tanah untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Ciamis, 29 April 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................

DAFTAR ISI....

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......

1.2 Rumusan Masalah..

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Singkat...

2.2 Jenis Tanaman

2.3 Manfaat Tanaman...

2.4 Sentra Penanaman..

2.5 Syarat Pertumbuhan...

2.6 Pedoman Budidaya

2.7 Panen..

2.8 Subsistem Pengadaan dan Penyalura Sarana Produksi..

2.9 Subsistem Produksi

2.10 Subsistem Pengolahan..

2.11 Subsistem Pemasaran...

2.12 Subsistem Penunjang

BAB III GAMBAR TABEL ATAU LAMPIRAN

BAB IV KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kacang tanah merupakan salah satu komoditas palawija yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi dalam usaha pertanian. Kebutuhan akan kacang tanah (Arachis hypogaea L)
sebagai salah satu produk pertanian tanaman pangan setahun, diduga masih perlu
ditingkatkan sejalan dengan kenaikan pendapatan dan atau jumlah penduduk. Kemungkinan
terjadinya peningkatan permintaan dicerminkan dari adanya kecendrungan meningkatnya
kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi langsung dan untuk memenuhi kebutuhan
pasokan bahan baku industri hilirnya, antara lain untuk industri kacang kering, industri
produk olahan lain yang siap dikonsumsi baik dalam bentuk asal olahan kacang, dalam
campuran makanan dan dalam bentuk pasta. (awal menurut Tajibu, T. 2013. Kacang Tanah)
(anonimous, 2013 )
Seiring dengan permintaan pasar yang semakin meningkat, maka diperlukan
terobosan dalam meningkatkan produksi kacang tanah melalui penerapan inovasi teknologi.
Salah satu inovasi teknologi yang diperlukan dalam peningkatan produksi kacang tanah
adalah penggunaan varietas unggul dalam proses budidaya. Penggunaan varietas unggul
sebaiknya memperlihatkan kesesuaian lingkungan, ketahanan terhadap hama dan penyakit
dan kebutuhan pasar.
Menurut hasil penelitian Leomo et, al (2012), perlakuan kombinasi pupuk organic dan
anorganik dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sorgum dengan perlakuan
kombinasi pupuk organic biogreen 5 ton ha-1 dan pupuk an organic 50 % ( Urea 100 kg ha -1,
SP36 50 kg ha-1 20 kg
ha-1).
Menurut hasil penelitian Fitriana (2013), perlakuan pupuk N, P, dan K 50% yang
ditambahkan dengan perlakuan bahan organic meningkatkan hasil tanaman jagung untuk
semua parameter terutama bobot tongkol ha-1.
Menurut hasil penelitian Eleni (2013), komposisi yang tepat dari kompos tandan
kosong kelapa sawit adalah perlakuan pada takaran 10 ha -1 dengan produksi kacang tertinggi
2,3 ton ha-1.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Sejarah Perkembangan Kacang Tanah


2. Manfaat Kacang Tanah
3. Pedoman Budidaya Kacang Tanah
4. Panen
5. Subsistem Pengadaan dan Penyalura Sarana Produksi
Subsistem Produksi
Subsistem Pengolahan
Subsistem Pemasaran
Subsistem Penunjang
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sejarah Singkat


Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika
Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian
(suku asli bangsa Amerika). Di Benua Amerika penanaman berkembang dilakukan oleh
pendatang dari Eropa. Kacang Tanah ini pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-
17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis.

2.2. Jenis Tanaman


Sistematika kacang tanah adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhan
Divisi : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji
Sub Divisi : Angiospermae atau berbiji tertutup
Klas : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua
Ordo : Leguminales
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogeae L
Varietas-varietas kacang tanah unggul yang dibudidayakan para petani biasanya
bertipe tegak dan berumur pendek (genjah). Varietas unggul kacang tanah ditandai dengan
karakteristik sebagai berikut:
a) Daya hasil tinggi
b) Umur pendek (genjah) antara 85-90 hari.
c) Hasilnya stabil.
d) Tahan terhadap penyakit utama (karat dan bercak daun).
e) Toleran terhadap kekeringan atau tanah becek.

Varietas kacang tanah di Indonesia yang terkenal, yaitu:


a) Kacang Brul, berumur pendek (3-4 bulan).
b) Kacang Cina, berumur panjang (6-8 bulan).
c) Kacang Holle, merupakan tipe campuran hasil persilangan antara varietas-varietas yang
ada. Kacang Holle tidak bisa disamakan dengan kacang Waspada karena memang
berbeda varietas.
2.3. Manfaat Tanaman
Kacang tanah di bidang industri, digunakan sebagai bahan untuk membuat keju,
mentega, sabun dan minyak goreng. Hasil sampingan dari minyak dapat dibuat bungkil
(ampas kacang yang sudah dipipit atau diambil minyaknya) dan dibuat oncom melalui
fermentasi jamur. Manfaat daunnya selain dibuat sayuran mentah ataupun direbus, digunakan
juga sebagai bahan pakan ternak serta pupuk hijau. Sebagai bahan pangan dan pakan ternak
yang bergizi tinggi, kacang tanah mengandung lemak (40,50 persen), protein (27 persen),
karbohidrat serta vitamin (A, B, C, D, E dan K), juga mengandung mineral antara lain
kalcium, klorida, ferro, magnesium, phospor, kalium dan sulphur.

2.4. Sentra Penanaman


Kacang tanah ditingkat Internasional mula-mula terpusat di India, Cina, Nigeria,
Amerika Serikat dan Gombai, kemudian meluas ke negara lain. Di Indonesia kacang tanah
terpusat di Pulau Jawa, Sumatra Utara, Sulawesi dan kini telah ditanam di seluruh Indonesia.

2.5. Syarat Pertumbuhan


2.5.1 Iklim
a) Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300 mm/tahun.
Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan rontok dan bunga tidak terserbuki oleh
lebah. Selain itu, hujan yang terus-menerus akan meningkatkan kelembaban di sekitar
tanaman kacang tanah.
b) Suhu udara bagi tanaman kacang tanah tidak terlalu sulit, karena suhu udara minimal
bagi tumbuhnya kacang tanah sekitar 2832C. Bila suhunya dibawah 10C
menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, bahkan jadi kerdil dikarenakan
pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.
c) Kelembaban udara untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75 persen. Adanya
curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban terlalu tinggi di sekitar
tanaman.
d) Penyinaran sinar matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi tanaman kacang tanah,
terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang.
2.5.2. Media Tanam
a) Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah jenis tanah yang
gembur/bertekstur ringan dan subur.
b) Derajat keasaman tanah (pH) yang sesuai untuk budidaya kacang tanah adalah 6,06,5.
c) Kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Air
yang diperlukan tanaman berasal dari mata air atau sumber air yang ada disekitar lokasi
penanaman. Tanah berdrainase dan beraerasi baik atau lahan yang tidak terlalu becek dan
tidak terlalu kering, baik bagi pertumbuhan kacang tanah.
2.5.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah pada
ketinggian 500 m dpl. Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam pada ketinggian tempat
tertentu untuk dapat tumbuh optimal.

2.6. Pedoman Budidaya


Pembibitan
a. Persyaratan Benih
Syarat-syarat benih kacang tanah yang baik adalah:
1. Berasal dari tanaman yang baru dan varietas unggul.
2. Daya tumbuh yang tinggi (lebih dari 90 persen) dan sehat.
3. Kulit benih mengkilap, tidak keriput dan cacat.
4. Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain.
5. Kadar air benih berkisar 9-12 persen.
b. Penyiapan Benih

Penyiapan benih kacang tanah meliputi hal-hal sebagai berikut:


1. Benih dilakukan secara generatif (biji).
2. Benih sebaiknya tersimpan dalam kaleng kering dan tertutup rapat.
3. Benih yang baik tersimpan dalam keadaan kering yang konstan.
4. Benih diperoleh dari Balai Benih atau Penangkar Benih yang telah ditunjuk oleh Balai
Sertifikasi Benih.
5. Perkiraan kebutuhan benih dapat mengikuti rumus sebagai berikut:

B =a x b x c kg ; 100 x p x q
B =bobot benih (kg),
Keterangan:
a =Jumlah benih/lubang,
b =Bibit per-1000 biji (g),
c =Lokasi yang akan ditanam (hektar),
p =Jarak antar barisan (m), dan
q =Jarak dalam barisan (m).
c. Pengolahan Media Tanam
1. Persiapan

Pengukuran luas lahan sangat berguna untuk mengetahui berapa jumlah benih yang
dibutuhkan. Kondisi lahan yang terpilih harus disesuaikan dengan persyaratan tanaman
kacang tanah.
2. Pembukaan Lahan

Pembukaan lahan pada intinya merupakan pembersihan lahan dari segala macam
gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya. Tujuan pembersihan
lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan
inang bagi hama dan penyakit yang mungkin ada.
Pembajakan dilakukan dengan hewan ternak, seperti kerbau, sapi, atau pun dengan
mesin traktor. Pencangkulan dilakukan pada sisi-sisi yang sulit dijangkau oleh alat bajak dan
alat garu sampai tanah siap untuk ditanami.
3. Pembentukan Bedengan

Untuk memudahkan pengaturan penanaman dilakukan pembedengan sesuai dengan


ukuran yang telah ditentukan, yaitu untuk lereng agak curam jarak tanam cukup 0,5 m dan
untuk lahan yang tidak begitu miring bisa antara 30-40 meter. Sedangkan untuk tanah datar,
luas bedengan adalah 10-20 meter atau 2 x 10 meter. Ketebalan bedengan antara 20-30 cm.
4. Pengapuran

Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam, perlu
dilakukan pengapuran. Dosis yang biasa digunakan untuk pengapuran pada saat pembajakan
adalah 1-2,5 ton/ha dicampurkan dan diaduk hingga merata. Selambat-lambatnya 1 bulan
sebelum tanam.
5. Pemupukan

Pemupukan adalah untuk menambah unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman. Jenis
dan dosis pupuk setiap hektar yang dianjurkan adalah Urea = 60-90 kg ditambah TSP = 60-90
kg ditambah KCl=50 kg. Semua dosis pupuk diberikan pada saat tanam. Pupuk dimasukkan
di kanan dan kiri lubang tugal dan tugal dibuat kira-kira 3 cm.
d. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanam
Pola tanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada tanah yang subur,
benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cm atau 30 x 20 cm.
Pada tanah yang kurang subur dapat ditanam lebih rapat yaitu 40 x 10 cm atau 20 x 20 cm.
2) Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam dibuat sedalam 3 cm dengan tugal dengan jarak seperti yang telah
ditentukan di atas.
3) Cara Penanaman

Pilih benih kacang yang telah memenuhi syarat benih bermutu tinggi. Masukan benih
satu atau dua butir ke dalam lubang tanam dengan tanah tipis. Waktu tanam yang paling baik
dilahan kering adalah pada awal musim hujan, di lahan sawah dapat dilakukan pada bulan
April-Juni (palawija I) atau bulan Juli-September (palawija II). Sedangkan untuk lahan
bukaan terlebih dahulu dilakukan inokulasi hizobium (benih dicampur dengan inokulan
dengan dosis 4 gram/kg) kemudian benih langsung ditanam paling lambat 6 jam.
e. Pemeliharaan Tanaman
a) Penyulaman

Penyulaman dilakukan bila ada benih yang mati atau tidak tumbuh, untuk penyulaman
waktunya lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh 3-7 hari setelah tanam).
b) Penyiangan

Penyiangan dilakukan untuk menghindari hama dan penyakit tanaman. Juga agar
tanaman yang ditanam tidak bersaing dengan tanaman liar (gulma) pada umur 5-7 hari.
c) Pembubunan

Pembubunan dilakukan dengan cara mengumpulkan tanah di daerah barisan sehingga


membentuk gundukan yang membentuk memanjang sepanjang barisan tanaman.
d) Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan jenis dan dosis pupuk yang dianjurkan yaitu Urea=60-
90 kg/ha ditambah TSP=60-90 kg/ha ditambah KCl=50 kg/ha. Semua dosis pupuk diberikan
pada saat tanam dan pupuk dimasukan dikanan-kiri lubang.
e) Pengairan dan Penyiraman

Pengairan dilakukan agar tanah tetap lembab. Untuk menjaga kelembaban pada
musim kemarau diberikan mulsa dan pada saat tanaman berbunga tidak dilakukanp
penyiraman, karena dapat mengganggu penyerbukan.
f) Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan untuk mengusir ataupun memberantas hama tanaman hendaknya
dilakukan pada sore atau malam hari. Obat yang digunakan maupun dosis sesuai dengan jenis
hama yang menyerang tanaman tersebut.
g) Pemeliharaan Lain

Hal-hal lain yang sangat menunjang faktor pemeliharaan bisa dilakukan, asalkan tidak
memerlukan biaya yang berarti, misalnya pemangkasan, perambatan, pemeliharaan tunas dan
bunga serta sanitasi lingkungan lahan (dijaga agar menunjang kesehatan tanaman).

2.7 Panen
a. Ciri dan Umur Panen
Umur panen tanaman kacang tanah tergantung dari jenisnya yaitu umur pendek 3-4
bulan dan umur panjang 5-6 bulan. Adapun ciri-ciri kacang tanah sudah siap dipanen antara
lain:
1. Batang mulai mengeras.
2. Daun menguning dan sebagian mulai berguguran, polong sudah berisi penuh dan keras.
3. Warna polong coklat kehitam-hitaman.
b. Cara Panen
Cabut tanaman, lalu petik polong (buahnya), bersihkan dan dijemur di sinar matahari,
memilih bila diperlukan untuk benih dan seterusnya dilakukan penyimpanan, untuk konsumsi
bisa di pasarkan langsung atau bisa langsung dibuat berbagai jenis produk makanan.
c. Perkiraan Produksi
Jumlah produksi panen yang normal dalam satuan luas, misalnya untuk lahan seluas
satu hektar produksi normal berkisar antara 1,5-2,5 ton polong kering.
d. Pasca Panen
Pengumpulan

Kumpulkan tanaman kacang tanah ditempat strategis.


Penyortiran dan Penggolongan

Pilah-pilah polong yang tua dan polong yang muda untuk dipisahkan berdasarkan
derajat ketuaannya, lalu seleksi polong yang rusak atau busuk untuk dibuang.
Penyimpanan

1. Penyimpanan dalam bentuk polong kering, masukan polong kering kedalam karung goni atau
kaleng tertutup rapat lalu disimpan digudang penyimpanan yang tempatnya kering.
2. Penyimpanan dalam bentuk biji kering.
3. Kupas polong kacang tanah kering dengan tangan atau alat pengupas kacang tanah. Jemur
(keringkan) biji kacang tanah hingga berkadar air 9 persen lalu masukan ke dalam wadah.
Pengemasan dan Pengangkutan

Pengemasan bisa dilakukan untuk produk mentah atau polong mentah dalam bungkus
plastik per 10 kg. Dapat juga berupa kemasan kue atau bentuk makanan yang sudah dimasak
seperti kacang rebus, kacang goreng dan berbagai jenis kue dari kacang tanah. Untuk
pengangkutan pada prinsipnya yang penting kondisi komoditi tersebut tidak rusak atau tidak
berubah dari kualitas yang sudah disiapkan.

2.8 Subsistem Pengadaan dan Penyaluran Sarana Produksi


Masing-masing komponen pelaku agribisnis membagi diri dalam fungsi dan tugasnya
namun tetap bersinergi dalam menghasilkan produk yang berkualitas. Subsistem pengadaan
dan penyaluran sarana produksi berfungsi untuk menghasilkan dan menyediakan saranan
produksi pertanian terbaik agar mampu menghasilkan produk usaha tani yang berkualitas,
melakukan pelayanan yang bermutu kepada usahatani, memberikan bimbingan teknis
produksi, memberikan bimbingan manajemen dan hubungan sistem agribisnis, memfasilitasi
proses pembelajaran atau pelatihan bagi petani, menyaring dan mensistesis informasi
agribisnis praktis untuk petani, smengembangkan kerjasama bisnis yang dapat memberikan
keuntungan bagi para pihak yang terkait (Suparta, 2005).
Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi juga sering disebut sebagai
agribisnis hulu (up-stream agribusiness); diartikan sebagai kegiatan yang menginovasi,
memproduksi dan mendistribusikan sarana produksi pertanian, baik industri alat mesin
pertanian, pupuk, benih serta obat pengendalian hama dan penyakit (Saragih, 1999).
Selanjutnya, menurut Distan Provinsi Bali (2010) bahwa agribisnis hulu mencakup industri
yang memproduksi barang modal untuk sektor pertanian seperti; industri benih, sayuran,
ternak, ikan, industri agrochemical dan industri mesin pertanian.
Menurut Suparta (2005) konsep sistem agribisnis yaitu keseluruhan aktivitas bisnis dibidang
pertanian yang saling terkait dan saling tergantung satu sama lain, mulai dari : (1) subsistem
pengadaan dan penyaluran sarana produksi; (2) subsistem usahatani; (3) subsistem
pengolahan dan penyimpanan hasil (agroindustri); (4) subsistem pemasaran; dan (5)
subsistem jasa penunjang; seperti pada gambar di bawah ini :

Subsistem perusahaan pengadaan dan penyaluran sarana produksi :


Subsistem perusahaan pengolahan hasilSubsistem perusahaan
Bibit Subsistem perusahaan produksi usahatani:
(Agroindustri ):
Perdagangan domestik
pemasaran hasil:
Pupuk Pangan Penanganan pasca panen
Perdagangan ekspor
Pakan Hortikultura Pengolahan lanjutan
Obat-obatan Ternak
Alat dan mesin

Subsistem jasa penunjang:


Pengaturan, penelitian, penyuluhan, informasi, kredit modal, transportasi, asuransi agribisnis dan pasar.

2.9 Subsistem Produksi


1) Bonci Sus
Kacang tanah dapat dibuat berbagai macam produk, salah satunya yaitu Bonci Sus.
Adapun bahan yang digunakan dalam pembuatan Bonci Sus adalah: kacang 200 gr, gula 450
gr, tepung terigu 500 gr, vanili 2 buah, susu coklat secukupnya dan minyak goreng bimoli
kg. Alat yang digunakan adalah kompor, oven, baskom, pisau plastik, kertas minyak, dan
penggiling. Cara pembuatannya adalah:
Kacang disangrai dan dihaluskan kemudian pisahkan pada satu tempat,
Campurkan tepung terigu dan gula yang telah dihaluskan, berikan minyak goreng bimoli,
Jika telah tercampur (tidak ada minyak yang mengalir), lapisi lengser dengan kertas
minyak dan letakkan adonan yang telah jadi kemudian ratakan dengan penggiling.
Masukkan dalam oven, biarkan 30 menit kemudian keluarkan, berikan susu diatasnya
dan potong adonan (sesuai selera), masukkan kembali panggang hingga masak.
Bonci Sus siap dinikmati.

2) Kacang Telur
3) Ting-ting Kacang
4) Selai Kacang
5) Peyek Kacang
6) Kacang kulit
2.10 Subsistem Pengolahan

Jenis kacang ini boleh dibilang paling populer. Dalam masyarakat, sebutan kacang secara
umum mengacu pada kacang ini. Kepopulerannya membuat begitu banyak olahan makanan
yang menggunakan kacang tanah sebagai salah satu bumbu utama. Mulai dari gado-gado,
ketoprak, pecel, hingga camilan, seperti kacang atom, kacang telur, kacang bawang, enting-
enting, dan kacang rebus, merupakan bagian dari menu yang sangat dekat dengan keseharian
kita. Bahkan bungkil alias ampas kacang tanah pun diolah menjadi oncom, yaitu oncom
hitam yang biasa digunakan di dapur Sunda untuk membuat nasi tutug. Mentega kacang alias
peanut butter juga termasuk salah satu olahan kacang tanah yang populer dan banyak disuka,
terutama di Kanada dan Amerika Serikat. Sedangkan di Cina, Asia Selatan, dan Asia
Tenggara, kacang tanah banyak dimanfaatkan untuk membuat minyak kacang tanah karena
memiliki cita rasa yang gurih dan lezat.

KEUNGGULAN
Selain merupakan sumber protein nabati, kacang tanah juga mengandung fitosterol beta-
sitosterol yang bisa menghambat pertumbuhan kanker dan melindungi dari penyakit jantung.
Kacang ini juga mengandung zat besi, vitamin E dan kalsium, vitamin B kompleks dan
Fosforus, vitamin A dan K, lesitin, kolin, dan kalsium.

MEMILIH & MENGOLAH


1. Pilih kacang tanah yang berwarna cerah, utuh, padat, dan kulit arinya mulus.
2. Pastikan kacang tidak berbau apek, berjamur, serta sudah banyak bubuk-bubuk halus.
3. Penggorengan merupakan cara masak yang paling umum dalam pengolahan kacang tanah.
Digoreng dulu untuk kemudian dijadikan bumbu gado-gado dan pecel, atau sebagai camilan.
2.11. Subsistem Pemasaran

Menurut Assauri (2007), pemasaran dalam arti sempit sering diartikan


sebagai pendistribusian, termasuk kegiatan yang dibutuhkan untuk menempatkan
produk yang berwujud pada tangan konsumen dan pemakaian industri. Pengertian
tersebut tidak mencakup kegiatan mengubah bentuk barang. Pemasaran dalam
pandangan lain diartikan sebagai kegiatan penciptaan dan penyerahan tingkat
kesejahteraan hidup kepada anggota masyarakat. Pengertian menyatakan
pemasaran sebagai usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa
yang tepat kepada orang-orang yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang
tepat. Pemasaran sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan
memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

1. Saluran tingkat nol (Zero Level Channel)


Saluran tingkat nol ini lebih dikenal juga dengan sebutan saluran langsung.
Dikatakan saluran langsung karena produsen langsung menjual barangnya
kepada konsumen, jadi tidak menggunakan perantara sama sekali.

Produsen Pelanggan

2. Saluran tingkat satu (One Level Channel)


Saluran ini disebut saluran tingkat satu karena hanya satu lembaga perantara.
Lembaga perantara untuk barang konsumen pada umumnya adalah pengecer,
sedangkan untuk barang industri pada umumnya adalah agen penjualan.

Produsen Pengecer Pelanggan

3. Saluran tingkat dua (Two Level Channel)


Saluran ini disebut saluran dua tingkat karena ada dua perantara. Untuk barang
konsumen pada umumnya lembaga perantaranya adalah pedagang besar dan
pengecer. Sedangkan untuk barang industri lembaga perantaranya adalah
distributor dan dealer.

Produsen Pedagang Besar Pengecer Pelanggan


2.12 Subsitem Penunjang

Seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis, seperti lembaga keuangan, lembaga
transportasi, lembaga penelitian, lembaga pendidikan dan lembaga pemerintah (Kebijakan
fiscal dan moneter, perdagangan internasional, kebijakan tata ruang, serta kebijakan lainya).

Dalam sistem penunjang ini, haruslah memiliki unsur yang mendukung pelaksanaan kegiatan
agribisnis seperti adanya lembaga yang menyediakan fasilitas dan kemudahan dalam
dukungan aspek lainya.Selain itu juga, kelengkapan sarana dan prasarana penunjang juga
perlu diperhatikan.
BAB III GAMBAR TABEL ATAU LAMPIRAN

Rekap Realisasi Palawija 2012


Rekap Realisasi Palawija 2013
Rekap Realisasi Palawija 2014
Rekap Realisasi Palawija 2015
Rekap Realisasi Palawija 2016
BAB IV KESIMPULAN

Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diambil dari penulisan makalah ini adalah:
1) Kacang tanah merupakan salah satu komoditas palawija yang mempunyai nilai ekonomi
tinggi dalam usaha pertanian, sebagai salah satu produk pertanian tanaman pangan setahun,
kacang tanah sangat perlu untuk dikembangkan, karena permintaan yang semakin meningkat.
2) Budidaya kacang tanah yang dimulai dari pemelihan lokasi, penyiapan benih varietas
unggul, penanaman, perawatan yang didalamnya meliputi pengendalian hama dan penyakit,
jika dilakukan dengan benar maka akan memperoleh keuntungan yang diharapkan saat panen.
3) Proses budidaya kacang tanah sangat menguntungkan, jika diolah lagi untuk dijadikan
produk, untuk industri kacang kering, industri produk olahan lain yang siap dikonsumsi baik
dalam bentuk asal olahan kacang, dalam campuran makanan dan dalam bentuk pasta.
4) Pengusahaan kacang tanah oleh petani lahan lebak cukup efisien.
5) Ada tiga saluran pemasaran kacang tanah untuk mendistribusikan kacang tanah bentuk
biji kering dari produsen ke konsumen akhir
6) Masalah utama dalam pemasaran kacang tanah adalah permodalan.
7) Pemasaran kacang tanah bentuk biji kering memberikan bagian harga yang diterima
petani lebih tinggi dibanding pemasaran dalam bentuk polong basah.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2009. Budidaya kacang tanah. http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/525FC5A3-


B929-4DD8-8CF1-2C1D26DB1E27/16083/BudidayaKacangTanah1.pdf. Diakses
tanggal 11 Oktober 2013.
Anonymous. 2011. Teknologi budidaya kacang tanah. http://pustaka.litbang.deptan.go.id/
agritek/sltr1103.pdf. Diakses tanggal 11 Oktober 2013.
Darmawan. 2012. Produksi kacang tanah menurut provinsi. http://www.deptan.go.id/
infoeksekutif/tan/tp-atap2010-aram2011/prod%20kacang%20tanah.pdf. Diakses 11
Oktober 2013
Ismantarti. 2009. Membuat aneka olahan kacang tanah. Cybex.deptan.go.id/lokalita/
membuat-aneka-olahan-kacang-tanah. Diakses tanggal 17 Oktober 2013.
Kemal. 2011. Kacang tanah. http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/kacang_tanah.pdf.
Diakses tanggal 11 Oktober 2013.
Adisarwanto, T., D.M. Arsyad dan Sumarno. 1996. Pengembangan Paket Teknologi
Budidaya Kacang Tanah. Dalam : Saleh, N., K. Hartoyo, Heriyanto, A. Kasno,
A.G. Manshuri, Sudaryono dan A. Winarto (eds). Risalah Seminar Nasional
Prospek Pengembangan Agribisnis Kacang Tanah di Indonesia. Balitkabi Malang.
Adisarwanto, T. 2000. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan lahan
Irigasi. Penebar Swadaya Cetakan I. Jakarta
Dahl, D and J.W. Hammond. 1977. Market and Price Analysis the Agricultural Industries.
Mc.Graw Hill Book Company, USA.
Pusat Data dan Informasi Pertanian Dep.Tan. 2004. Statistik Pertanian 2004. Dalam
Harisno, D.N. Cakrabawa, P.H. Muliany, E. Respati. Rumonang G. Widyawati dan
M. Manurung (Eds). Pusat Data dan Informasi Pertanian. Departemen Pertanian.
Jakarta.
Kohls, R.L. dan J.N. Uhl, 1980. Marketing of Agricultural Products. 5th Ed. Macmillan
Publishing Co. Inc. New York.
Koesrini, M. Sabran, R. DirgahayuA. Noor, Sumanto, Mukarji dan Sarah. 2004. Uji
Multilokasi Kacang Tanah di Lahan Masam. Laporan Hasil Penelitian Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan
Mosher, A.T. 1968. Menggerakan dan Membangun Pertanian. Yayasan Obor, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai