09e00440 PDF
09e00440 PDF
09e00440 PDF
SKRIPSI
O
L
E
H
JANUARDIN
030303034
ILMU TANAH
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
PENGUKURAN LAJU INFILTRASI PADA TATA GUNA LAHAN YANG
BERBEDA DI DESA TANJUNG SELAMAT KECAMATAN MEDAN
TUNTUNGAN MEDAN
SKRIPSI
O
L
E
H
JANUARDIN
030303034
ILMU TANAH
Ketua Anggota
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
ABSTRACT
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009 i
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur laju infiltrasi pada tata guna lahan
yang berbeda (lahan hutan sekunder, lahan usaha, dan lahan semak belukar) di
Desa Tanjung Selamat Kecamatan Medan Tuntungan Medan, pada koordinat
33226 N dan 983648 E pada lahan hutan penghijauan, 33219 N dan
983638E pada lahan usaha, dan 3320 N dan 983637 E pada lahan
semak belukar. Dengan ketinggian tempat 49 m dari permukaan laut.
Pengukuran laju infiltrasi dilakukan pada tiga titik dalam satu tata guna lahan,
sehingga diperoleh 9 titik pengukuran. Pengukuran laju infiltrasi dilakukan
dengan menggunakan alat infiltrometer cicin ganda. Beberapa faktor yang
mempengaruhi laju infiltrasi yaitu tekstur, struktur, kadar air, bulk density, total
ruang pori dan kadar bahan organik tanah. Dari hasil pengukuran di lapangan,
diperoleh pengukuran laju infiltrasi pada tata guna lahan usaha yaitu 18,3 cm/jam
(cepat) atau yang paling tinggi, pada tata guna lahan hutan yaitu 11,75 cm/jam
(agak cepat), dan pada tata guna lahan semak belukar yaitu 5,39 cm/jam (sedang)
atau yang paling rendah. Dari analisis laboratorium yang dilakukan, pada tata
guna lahan hutan, diperoleh teksturnya adalah lempung liat berpasir, bulk density
= 1,07 g/cm3, total ruang pori = 59,47 %, kadar air = 11,58 %, bahan organik
=2,92 %, dan strukturnya adalah remah-granular. Pada tata guana lahan usaha,
diperoleh teksturnya adalah liat, bulk density = 1,14 g/cm3, total ruang pori =
56,89 %, kadar air = 9,13 %, bahan organik =2,71 %, dan strukturnya adalah
remah-granular. Dan pada tata guna lahan semak belukar, diperoleh teksturnya
adalah liat, bulk density = 1,25 g/cm3, total ruang pori = 53,01 %, kadar air = 9,89
%, bahan organik =2,08 %, dan strukturnya adalah gumpal-gumpal bersudut.
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009 ii
RIWAYAT HIDUP
1. Memasuki Sekolah Dasar Negeri No. 064990 Medan pada tahun 1991 dan
jalur SPMB
April 2008.
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009 iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmatNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat
pada waktunya.
Adapun judul dari skipsi ini adalah Pengukuran Laju Infiltrasi pada
Medan Tuntungan Medan yang dilakukan sebagai salah satu syarat untuk
Jamilah, SP. MP selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir.Hardy Guchi, MP
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaannya, untuk itu
diharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat
Penulis
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009 iv
DAFTAR ISI
ABSTRACT. i
ABSTRAK ii
KATA PENGANTAR. iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL... vi
PENDAHULUAN
Latar Belakang. 1
Tujuan Penelitian. 2
Kegunaan Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA
Infiltrasi 3
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Laju Infiltrasi
Tekstur Tanah... 4
Bulk Density Tanah.. 4
Total Ruang Pori Tanah 5
Bahan Organik Tanah.. 6
Kadar Air Tanah.. 7
Struktur Tanah. 7
Infiltrometer 8
Tata Guna Lahan. 9
Lahan Usaha 9
Lahan Semak Belukar. 10
Lahan Hutan Sekunder 10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
vi
DAFTAR TABEL
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009 vii
DAFTAR LAMPIRAN
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009 viii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Infiltrasi adalah suatu kegiatan masuknya air kedalam tanah secara vertikal
melalui permukaan tanah, kondisi ini sangat dipengaruhi oleh : sifat pori tanah,
kadar air, tekstur, struktur, kepadatan tanah, kandungan bahan organik tanah, dan
kepada karakteristik sistem tajuk dan perakaran tipe vegaetasi penutupnya. Sistem
tata guna lahan dengan vegetasi penutup bertipe pohon yang disertai dengan
kemampuan meretensi air hujan lebih baik dari pada sistem lahan tingkat semai /
semak atau tiang. Dengan demikian vegetasi tingkat pohon mempunyai fungsi
yang lebih baik untuk meningkatkan kapasitas infiltrasi dan menyimpan air
(Suharto, 2006).
penyumbatan pori tanah di permukaan. Hal ini kan menurunkan laju infiltrasi.
Penurunan infiltrasi dapat juga terjadi karena pengalihan lahan, salah olah dan
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009 1
2
Pada tata guna lahan yang berbeda akan dijumpai jenis vegetasi dan
tingkat pengolahan lahan yang berbeda. Dimana kedua hal tersebut juga akan
Laju infiltrasi yang tinggi tidak hanya meningkatkan jumlah air yang
tersimpan dalam tanah untuk pertubuhan tanaman, tetapi juga mengurangi banjir
yang beragam, daerah ini memiliki tiga tata guna lahan antara lain hutan buatan
yang homogen, padang semak belukar, dan lahan usaha dengan topografi datar.
Oleh sebab itu infiltrasi di daerah ini pada saat terjadi hujan akan berbeda-beda
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui laju infiltrasi pada tata guna lahan hutan penghijauan
Kegunaan Penelitian
- Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Departemen Ilmu
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Infiltrasi
Infiltrasi ialah air hujan atau air irigasi yang melalui permukaan tanah dan
membasahi bagian tanah yang relatif kering merupakan salah satu proses alamiah
dasar. Habitat tanaman darat mencakup zona tanah basah yang bersiklus atau tetap
Infiltrasi adalah proses aliran air (umumnya berasal dari curah hujan)
masuk kedalam tanah. Dengan kata lain infiltrasi adalah aliran air masuk ke dalam
tanah sebagai akibat gaya kapiler (gerakan air kearah vertikal). Setelah lapisan
tanah bagian atas jenuh, kelebihan air tersebut mengalir ke tanah yang lebih dalam
(Asdak, 2002).
Infiltrasi beragam secara terbalik dengan lengas tanah. Hal ini terjadi
dalam tiga cara yaitu : Kandungan air yang meningkat mengisi ruang pori dan
mengurang kapasitas tanah untuk infiltrasi air selanjutnya, bila hujan membasahi
suatu permukaan tanah yang kering, gaya kapiler yang kuat diciptakan yang
cenderung untuk menarik air ke dalam tanah dengan laju yang jenuh lebih tinggi
dibandingkan laju yang dihasilkan dari gaya gravitasi saja, meningkatkan air
(Subagyo, 1990).
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009 3
4
Tekstur Tanah
debu (50-2), dan liat (<2) di dalam tanah. Kelas tekstur tanah dibagi dalam 12
berdebu, debu, lempung liat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu, liat
partikel atau juga disebut sebagai separat penyusun tanah yaitu pasir, debu, dan
liat. Tanah berpasir yaitu tanah dengan kandungan pasir > 70 %, porositasnya
rendah (< 40 %), sebagian besar ruang pori berukuran besar, sehingga aerasenya
baik, daya hantar air cepat tetapi kemampuan menahan air dan zat hara rendah.
Tanah disebut bertekstur liat jika kandungan liatnya > 35 %, porositasnya relatif
tinggi (60 %), tetapi sebagian besar merupakan pori berukuran kecil, daya hantar
air sangat lambat dan sirkulasi udara kurang lancar (Islami dan Utomo, 1995).
Pada tekstur tanah pasir , laju infiltrasi akan sangat cepat, pada tekstur
lempung laju infiltrasi adalah sedang hingga cepat dan pada tekstur liat laju
seluruh volume tanah. Kerapatan massa ditentukan baik oleh banyaknya pori,
maupun oleh butir-butir tanah padat. Tanah yang lepas dan bergumpal akan
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
5
mempunyai berat persatuan volume (kerapatan massa) rendah dan tanah yang
hujan pada permukaan tanah. Tanah yang ditutupi oleh tanaman biasanya
mempunyai laju infiltrasi lebih besar dari pada permukaan tanah yang terbuka.
Hail ini disebabkan oleh perakaran tanaman yang menyebabkan porositas tanah
lebih tinggi, sehingga air lebih banyak dan meningkat pada permukaan yang
tertutupi oleh vegetasi, dapat menyerap energi tumbuk hujan dan sehingga mampu
Kerapatan isi adalah berat persatuan volume tanah kering oven, biasanya
ditetapkan sebagai g / m3. Contoh tanah yang ditetapkan untuk menentukan berat
jenis palsu harus diambil secara hati-hati dari dalam tanah, tidak boleh merusak
tanah, demikian pula berat persatuan volume. Empat atau lebih bongkah (gumpal)
tanah biasanya diambil dari tiap horizon untuk memperoleh nilai rata-rata.
Pada umumnya dalam tanah ada dua macam pori, pori makro dan pori
mikro. Meskipun tidak ada garis batas yang jelas, namun pori-pori makro
mempunyai ciri menunjukkan lalu lintas udara dan memudahkan perkolasi air.
Sebaliknya pori-pori mikro sangat menghambat lalul lintas udara sedang gerak air
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
6
sangat dibatasi menjadi gerak kapiler yang lambat. Jadi dalam tanah pasir
meskipun jumlah ruang pori rendah, lalu lintas udara sangat lancar karena pori-
pori makro yang menguasai tanah tersebut (Buckman and Brady, 1982).
porisitas yang tinggi, maka tanah akan dapat menyimpan air dalam jumlah yang
besar, sehingga air hujan yang datang akan dapat meresap atau mengalami
Porisitas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat
dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh udara dan air, sehingga
merupakan indikator kondisi drainase dan aerase tanah. Tanah porous merupakan
tanah yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan udara masuk
keluar tanah secara leluasa dan sebaliknya jika tanah tidak porous
(Hanafiah, 2005).
dan sebagian dari pembentukan dari sisa tumbuahan dan hewan. Bahan organik
yang dikandung oleh tanah hanya sedikit, kurang lebih hanya 3 % sampai 5 %
dari berat tanah dari topsoil tanah mineral yang mewakili. Baha organik berperan
tejadinya keadaan gembur pada tanah produktif. Bahan ini biasanya berwarna
hitam atau coklat bersifat koloida. Daya menahan air dan ion-ion hara jauh lebih
(Anonimous, 2004).
batang, ranting, daun, bunga, dan buah. Jaringan tanaman ini akan mengalami
tanah. Tunbuhab bukan saja sumber bahan organik tanah, tetapi sumber bahan
Dengan adanya vegetasi atau tanaman pada suatu lahan akan dapat
meningkatkan kadar air kapasitas lapang dan kadar air maksimum, hal ini
disebabkan oleh pemberian mulsa hasil pangkasan yang menjadi bahan organik,
dimana diketahui bahan organik dapat mengikat air sampai enam kali beratnya
Struktur Tanah
menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidang-bidang. Struktur tanah dapat
dinilai dari stabilitas agregat, kerapatan lindak, dan porositas tanah. Struktur tanah
ditentukan oleh tiga group yaitu mineral-mineral liat, oksida-oksida besi, dan
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
8
mangan, serta bahan organik koloidal gum yang dihasilkan oleh jasad renik
(Anonimous, 2004).
tanah dengan daya serap tinggi sehingga air mudah meresap kedalam tanah.
Struktur tanah remah (tidak mantap), sangat mudah hancur oleh pukulan air hujan
Infiltrometer
besar (suatu batas kedap air lainnya) yang mengitari suatu daerah dalam tanah.
Infiltrometer konsentrik yang merupakan tipe biasa, terdiri dari dua cicin
untuk mempertahankan tinggi yang konstan ini hanya diukur (waktu dan jumlah)
pada cicin bagian dalam. Bagian luar digunakan untuk mengurangi pengaruh
batas dari tanah sekitarnya yang lebih kering. Kalau tidak air yang berinfiltrasi
yang dapat menyebar secara lateral di bawah permukaan tanah (Subagyo, 1990).
infiltrometer silinder lain yang lebih besar. Infiltrometer selinder yang lebih kecil
mempunyai ukuran hingg 50 cm. Pengaturan hanya dilakukan pada selinder yang
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
9
lebih kecil. Selinder yang lebih besar hanya digunakan sebagai penyangga yang
bersifat menurunkan efek batas yang timbul oleh adanya silinder (Asdak, 2002).
Sistem tata guna lahan dengan vegetasi penutup bertipe pohon mempunyai
kapasitas simpan air tanah yang tinggi, sedangkan sistem tata guna lahan dengan
vegetasi penutup bertipe rumput dan semak belukar mempunyai kapasitas air
tanah yang rendah. Variabel yang menentukan kapasitas simpanan air tanah suatu
sistem tata guna lahan adalah besarnya tipe vegetasi penutup lahan. Drainase air
tanah ditentukan oleh besarnya kadar bahan organik pada lapisan permukaan
tanah. Dengan demikian sistem tata guna lahan tipe vegetasi hutan dan
Lahan Usaha
Bertanam tumpang gilir yaitu menanam dua atau lebih pertanaman pada
tanah yang sama dalam setahun, merupan bentuk pertanian yang sudah meluas di
petani telah memanfaatkan suhu dan sinar matahari yang memadai sepanjang
tahun, juga ketersediaan air. Bertanam tumpang gilir juga dilakukan di daerah
ustika dan aridia selama musim hujan atau sepanjang tahun dengan menggunakan
Pada lahan yang diusahakan, akan terjadi pemadatan tanah akibat dari
penggunaan ala-alat berat dan lain-lain yang digunakan dalam mengelola lahan
tersebut. Dampak dari pemadatan tanah tersebut adalah porisitas dalam tanah akan
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
10
semakin kecil, sehingga kemapuan infiltrasi dan menyimpan air akan semakin
(Anonimous, 2004).
habitat alami. Manfaat dari tanaman semak adalah menambah kesuburan tanah,
mengurangi timbulnya erosi, sebagai bahan makan ternak, sebagai bahan penutup
tanah dalam bentuk mulsa dan seresah, dll (Sukman dan Yakup, 1995).
sebagai pelindung permukaan tanah dari daya dispersi dan daya penghancur oleh
Lahan Hutan
yang relatif banyak, sejalan dengan tingginya aktivitas biologi tanah dan turnover
perakaran. Kondisi ini mendukung kondisi air yang jatuh dapat mengalir kedalam
lapisan tanah yang lebih dalam dan juga mengalir secara lateral. Perkembangan
yang berdekatan. Penyerapan air oleh akar tanaman hutan menyebabkan dehidrasi
(Anonimous, 2007).
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
11
Hutan alam memiliki tajuk yang berlapis, seresah, dan humus yang tebal.
Perakaran bervariasi dari dangkal sampai dalam. Hal tersebut antara lain
menyebabkan hutan alam dan hutan tanaman, dimana hutan tanaman secara
umum ditanam secara monocultur dan seumur, maka tajuknya tidak berlapis
(hanya satu lapis dan tidak berstratum), kedalaman dan bentuk perakaran seragam,
serta ketebalan serasah dan humus yang lebih tipis. Apabila praktek pembukaan
lahan (land clearing) dalam pembangunan hutan di daerah tropis yang biasnya
menggunakan metode tebang dan bakar (slash and burn), sehingga pada beberapa
waktu diawal penggunaanya tidak memiliki seresah dan tumbuhan penutup lahan
mengurangi jumlah dan kecepatan air limpasan, tetapi penghijauan dalam jangka
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
BAHAN DAN METODE
lahan hutan penghijauan, 33219 N dan 983638E untuk lahan, dan 3320
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi
penelitian, sampel tanah dan bahan-bahan kimia untuk menentukan tekstur, ruang
pori, bulk density, kadar bahan organik, dan struktur tanah serta air untuk
untuk menentukan laju infiltrasi, GPS (global position sistem) untuk menentukan
koordinat, ring sampel untuk mengambil contoh tanah dalam menentukan bulk
density, cangkul, ember, palu, parang, kertas label, rol plastik, dan alat-alat lain
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009 12
13
Metode Penelitian
Pelaksanaan Penelitian
a. Persiapan
untuk masing-masing tata guna lahan ada tiga titik seperti pada lahan hutan yaitu
titik H1, H2, dan H3, pada lahan usaha yaitu titik U1, U2, dan U3, dan pada lahan
semak belukar yaitu titik S1, S2, dan S3, dengan menggunakan GPS, setelah itu
pengambilan contoh tanah yang akan dianalisis, serta deskripsi tata guna lahan.
d. Analisis Laboratorium
Adapun bahan yang dianalisis adalah analisis tekstur, bulk density, ruang
pori, kadar air, kadar bahan organik, dan struktur tanah yang selanjutnya hasil
e. Pengukuran
mengukur volume air yang ditambahkan tiap selang waktu. Pengukuran volume
langkah-langkah berikut.
1. Catat posisi waktu pada saat mulai pengukuran pada t = 0, pada formulir
2. Ukur volume air yang ditambahkan pada cincin dalam untuk menjaga
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
15
sampai diperoleh laju yang relatif konstan. Selang waktu ditentukan
pengukuran.
6. Hitung nilai f dari data volume air yang ditambahkan pada cincin
dengan persamaan.
Vc
f = 60 ...(1)
c
( A t )
dengan:
7. Catat hasil penghitungan laju infiltrasi dari cincin dalam dan laju
1. Catat posisi waktu pada saat mulai pengukuran pada t = 0, dan isikan
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
16
2. Ukur perubahan tinggi muka air pada cincin dalam tiap selang waktu.
3. Ukur perubahan tinggi muka air pada ruang antarcincin tiap selang
dengan menit ke 30, tiap 5 menit sampai dengan 10 menit pada menit
pengukuran.
7. Hitung nilai f dari data perubahan tinggi muka air tiap selang waktu
h
f = c 60 (2)
t
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
17
8. Catat hasil penghitungan laju infiltrasi dari cincin dalam pada formulir
pengukuran dan laju infiltrasi dari ruang antar cincin pada formulir
pengukuran.
(Anonimous, 2007).
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Iklim
Adapun jenis iklim di Indosesia adalah iklim tropis dan tipe iklim di lokasi
Tahun
Tipe 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 JLH Rata-
rata
BB 6 11 5 9 5 10 7 4 8 7 72 7,2
BK 1 1 1 1 3 0 0 3 0 2 12 1,2
BB = Bulan Basah
BK = Bulan Kering
Dari data curah hujan didapat tipe iklim di daerah lokasi penelitian adalah
Topografi
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
18
19
Vegetasi dan Penggunaan Lahan
1. Lahan hutan sekunder, jenis vegetasinya adalah terdiri dari tanaman jati
(monocultur).
2. Lahan usaha, jenis vegetasinya adalah terdiri dari tanaman pisang, kelapa,
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Lahan Hutan
Adapun daerah ini ditumbuhi oleh vegetasi jati yang homogen (satu jenis
vegetasi saja), dimana hutan ini disebut juga dengan hutan penghijauan atau hutan
produksi.
Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh besar laju infiltrsasi dan
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
20
21
Lahan Usaha
Adapun daerah ini ditumbuhi oleh vegetasi pisang, kelapa, asam jeruk,
Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh besar laju infiltrsasi dan
Lahan Semak-belukar
Adapun daerah ini ditumbuhi oleh vegetasi semak tinggi, semak rendah,
Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh besar laju infiltrsasi dan
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
22
Tabel 6. Hasil Pengukuran Laju Infiltrasi Lahan Padang Semak - belukar di
Lapangan
Parameter
Tata Infiltrasi Tekstur Bulk Total Kadar Bahan Struktur
Guna (cm/jam) Density Ruang Air Organ
Lahan (g/cm3) Pori (%) ik (%)
(%)
Lahan 11,75 Lempung 1,07 59,47 11,58 2,92 Remah-
Hutan Liat Granular
Berpasir
Lahan 18,3 Liat 1,14 56,89 9,13 2,71 Remah-
Usaha Granular
Semak 5,39 Liat 1,25 53,01 9,89 2,08 Gumapal-
Belukar Gumpal
Bersudut
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
23
Pembahasan
Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa laju infiltrasi sangat
dipengaruhi oleh tata guna lahan dan jenis vegetasinya serta beberapa faktor
tertentu seperti tekstur, bulk density, kadar bahan organik, struktur, kadar air, dan
muka air yang konstan, yang di ukur waktu dan jumlah laju infiltrasinya adalah
hanya pada cicin bagian dalam, Bagian luar hanya digunakan untuk mengurangi
pengaruh batas dari tanah sekitarnya yang lebih kering. Hal ini sesuai dengan
penambahan air untuk mempertahankan tinggi yang konstan ini hanya di ukur
(waktu dan jumlah) pada cicin bagian dalam, bagian luar digunakan hanya
digunakan untuk mengurangi pengaruh batas dari tanah sekitarnya yang lebih
kering.
yang tertinggi adalah terdapat pada tata guna lahan usaha yaitu 18,3 cm/jam
(cepat), dan yang terendah adalah terdapat pada tata guna lahan padang semak
belukar yaitu 5,39 cm/jam (sedang). Hal ini dipengaruhi oleh faktor tanaman
penutup tanah pada lahan usah lebih banyak jenisnya dibanding pada tata guna
lahan hutan dan tata guna lahan padang semak belukar yang sedikit jenis tanaman
penutup tanahnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Serief (1989), yang
mempunyai laju infiltrasi lebih besar dari pada permukaan tanah yang terbuka.
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
24
diketahui pada tata guna lahan hutan memiliki tekstur lempung liat berpasir, bulk
density adalah 1,07 g/cm3, total ruang pori adalah 59,47 %, kadar air adalah 11,58
%, bahan organik adalah 2,92 % dan struktur nya adalah remah granullar. Dari
hasil yang ada di atas tersebut semuanya lebih baik dari hasil yang diperoleh pada
tata guna lahan usaha dan lahan semak belukar tetapi satu faktor yang sangat
mempengaruhi sehingga laju infiltrasi lebih rendah di lahan hutan ini adalah
faktor kadar air yang dikandung oleh tanah lahan tersebut pada saat dilakukan
pengukuran. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Asdak (2002), yang
kadar air atau kelembaban dari tanah, sehingga menyebabkan butiran tanah
Penyebab lain dari lebih rendahnya laju infiltrasi pada tata guna lahan
hutan tersebut dibandingkan dengan lahan usaha adalah karena lahan hutan
sehingga laju infiltrasinya berbeda dengan hutan primer. Hal ini sesuai dean
pernyataan dari Hamilton and King (1992), yang menyatakan bahwa penghijauan
diketahui pada tata guna lahan usaha teksturnya adalah liat, bulk density adalah
1,14 g/cm3, total ruang pori adalah 56,89 %, kadar air adalah 9,13 %, bahan
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
25
dibandingkan dengan faktor yang terdapat pada lahan hutan, faktor lahan hutan
merupakan mendominasi dalam kreteria infiltrasi yang baik, tetapi satu faktor
yang sangat mempengaruhi sehingga laju infiltrasi pada tata guna lahan usaha
lebih tinggi adalah bahwa kadar air yang dikandung oleh lahan usaha lebih rendah
diketahui pada tata guna lahan semak belukar teksturnya adalah liat, bulk density
adalah 1,25 g/m3, total ruang pori adalah 53,01 %, kadar air adalah 9,89 %, bahan
organik adalah 2,08 %, dan strukturnya adalah gumpal gumpal bersudut. Jika
dibandingkan dengan faktor yang diperoleh pada lahan hutan dan lahan usaha,
lahan semak belukar merupakan yang kurang baik dalam kreteria laju infiltrasi
yang baik, sehingga dari hasil pengukuran yang dilakukan di lapangan pun
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Dari hasil pengukuran yang dilakukan di lapangan, nilai laju infiltrasi pada
tata guna lahan hutan adalah 11,75 cm/jam (agak cepat), pada tata guna
lahan usaha yaitu 18,3 cm/jam (cepat) merupakan yang tertinggi, dan pada
tata guna lahan semak belukar yaitu 5,39 cm/jam (sedang) merupakan
yang terendah.
2. Faktor yang paling mempengaruhi laju infiltrasi pada penelitian ini adalah
tekstur, bulk density ,bahan organik, dan total ruang pori tanah
Saran
dilakukan pada saat lahan tersebut dalam keadaan lembab, agar hasil pengukuran
yang didapat baik dan penelitian ini baik digunakan untuk konservasi air
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009 26
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C., 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Foth, D. H., 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Islami, T., dan W. H. Utomo., 1995. Hubungan Tanah, Air, dan Tanaman,
Penerbit Ikip Semarang Press, Semarang.
Hamilton, L. S., and P. N., King.1992. Daerah Aliran Sungai Hutan Tropika,
Terjemahan dari Tropical Forested Watersheds, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta Indonesia.
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009 27
Sanchez, P. A., 1992. Sifat dan Pengelolaan Tanah Tropika, Penerbit ITB
Bandung, Bandung.
Suharto, E., 2006. Kapasitas Simpan Air Tanah Pada Sisitem Tata Guna Lahan
LPP Tahura Raja Lelo, Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia,
Volume 8. No. 1, Hlm. 44-49 ISSN 1441-0067, Bengkulu.
Sukman, Y., dan Yakup., 1995. Gulma dan Teknik Pengendaliannya, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
28
LAMPIRAN
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 3. Gambar Lahan Tempat Penelitian
29
Lahan Hutan Jati
Lahan Usaha
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 4. Data Curah Hujan
30
Data Curah Hujan Bulanan Medan Tuntungan.
TAHUN B U L A N
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUS SEP OKT NOP DES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1997 143 76 265 175 40 86 166 176 205 133 418 132
1998 233 108 103 10 152 438 365 565 252 410 0 0
1999 285 214 212 463 321 293 95 210 695 241 238 432
2000 92 186 387 195 229 159 159 292 658 447 128 197
2001 344 130 247 86 0 231 239 356 420 821 656 468
2002 173 94 125 42 262 28 217 144 570 431 204 154
2003 219 301 136 175 250 324 315 305 378 450 249 318
2004 103 108 288 170 179 228 317 231 547 460 192 221
2005 423 46 95 86 319 192 189 123 223 190 157 229
2006 176 117 142 159 303 382 316 249 402 380 268 237
2007 189 55 26 199 372 207 175 246 378 371 278 236
Sumber : Badan Meterologi dan Geofisika (BMG) Sampali Medan.
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009
Lampiran 5. Gambar diagram alir pengukuran infiltrasi dengan infiltrometer cicin
ganda. 31
Mulai
Periksa peralatan
tidak keadaan
baik
ya
perbaiki
bongkar cincin
pemasangan
benar
ya
pasang jarum
t=0
tidak
fc konstan
ya
bandingkan kurva fc cincin dalam
dengan kurva fc antar cincin
ya
bongkar cincin
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
Selesai
USU Repository 2009
32
Januardin : Pengukuran Laju Infiltrasi Pada Tata Guna Lahan Yang Berbeda Di Desa Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Tuntungan Medan, 2008.
USU Repository 2009