Anda di halaman 1dari 22

MANAJEMEN KONSTRUKSI

LAPORAN

MANAJEMEN KONSTRUKSI

Oleh :

NUR WAHYUNINGSIH

D321 12 277

Program Studi Teknik Kelautan

Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin

2014

NUR WAHYUNINGSIH D32112277 Page 1


MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB I

PENDAHULUAN

Manajemen proyek itu suatu disiplin ilmu pada era tahun 1950-an, Amerika bangsa
yang pertama kali menggunakan ilmu manajemen proyek. Henry Gantt dapat
dikatakan bapak dari ilmu manajemen proyek, dan namanya pun menjadi metode
yang digunakan, bernama Gantt Chart. Perlu diingat bahwa mempelajari
Manajemen Proyek itu tidak terlalu sulit, karena didalamnya terdapat hal-hal yang
terbiasa dilakukan oleh manusia, hanya ditambahkan sedikit logika dan aturan yang
khusus. Sedangkan Proyek itu usaha yang harus dilakukan dari awal hingga akhir
pada suatu kejadian, yang mempunyai batasan waktu anggaran sumber daya
yang dibutuhi oleh pelanggan.

Meski pada akhir tujuan dari adanya proyek adalah untuk memuaskan
pelanggan.Maksudnya begini ketika ada suatu perusahaan besar maupun kecil me
manajemen proyek, yang terpenting adalah waktu yang tepat dalam membuat dan
memustuskan prediksi, serta penggunaan sumber daya dan laporan dalam
penyampaian produk atas hasil dari proyek yang dijalankan.

Lalu bagaimana kita mengetahui bahwa itu adalah proyek? Diperlukan beberapa
ciri-ciri/karakteristik dari proyek, yaitu : ada sasaran/tujuan, memiliki rentang
waktu/deadline, waktu biaya dan syarat kerja yang lengkap, berurutan dari a hingga
z, terkadang merupakan sesuatu event/kejadian yang sebelumnya belum pernah
dilakukan.

Latar Belakang

Sebagai mahasiswa sistem informasi kita dituntut untuk memahami bagaimana


manajemen proyek sistem informasi itu agar ilmu ini bisa di implementasikan
dalam kehidupan nyata.

Untuk mengetahui secara lebih jelas tentang manajemen proyek sistem informasi
maka selanjutnya akan dibahas lebih mendetail mulai dari pengertian hingga
metodologi umum pelaksanaan proyek sistem informasi.

B. Rumusan Masalah

Pengertian manajemen, proyek dan manajemen proyek

Kebijakan dan Perencanaan Proyek Sistem Informasi

tahap implementasi

C. Tujuan dan Manfaat

NUR WAHYUNINGSIH D32112277 Page 2


MANAJEMEN KONSTRUKSI

Untuk mengetahui dan memahami pengertian- pengertian manajemen, proyek dan


manajemen proyek

Mengetahui kebijakan dan perencanaan proyek sistem informasi

Mengetahui Metodologi Umum Pelaksanaan Proyek Sistem Informasi ( Metode


Generik)

BAB II

PENGERTIAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

II.1. Definisi Manajemen

Manajemen konstruksi adalah bagaimana sumber daya yang terlibat dalam proyek
dapat diaplikasikan secara tepat. Sumber daya dalam proyek konstruksi
dikelompokKan dalam 5M (manpower, material, mechines, money and method).

Manajemen telah banyak disebut sebagai seni untuk merealisasikan pekerjaan


melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajemen mencapai
tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk melaksanakan berbagai
pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain tidak melakukan pekerjaan
pekerjaan itu sendiri.

Manajemen memang mempunyai pengertian lebih luas dari pada itu, tetapi definisi
tersebut memberikan kenyataan bahwa manajemen berutama mengelola sumber
daya manusia, bukan material atau finansial. We are managing human resources.
Selain manajemen mencakup fungsi perencanaan (penetapan apa yang akan
dilakukan), pengorganisasian (perancangan dan penugasan kelompok kerja),
penyusun personalia (penarikan, seleksi, pengembangan pemberian kompensasi
dan penilaian prestasi kerja), pengarahan (motivasai, kepemimpinan, integritas, dan
pengelolaan konflik) dan pengawasan.

Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dalam kenyataannya tidak ada definisi
yang yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Seperti yang
dikemukakan oleh Stoner sebagai berikut :

Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu adalah

NUR WAHYUNINGSIH D32112277 Page 3


MANAJEMEN KONSTRUKSI

kemampuan dan keterampilan pribadi. Suatu proses adalah cara sistematis untuk
melakukan pekerjaan. Manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua
manajer, tanpa memperdulikan keahlian atau keterampilan khusus mereka. Harus
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai
tujuan yang mereka inginkan.

Proses tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan manajemen, yaitu perencanaan,


pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan.

Pengertian Manajemen Proyek

Manajemen proyek yaitu penerapan ilmu pengetahuan,keahlian dan


keterampilan,cara teknis yang terbaik dengan sumber daya terbatas untuk
mencapai sasaran yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal
dalam hal kinerja,waktu,mutu dan keselamatan kerja. Dalam manajemen proyekm

Manajemen proyek sangat berbeda dengan memanejemeni organisasi yang telah


mapan. Proyek mempunyai mempunyai awal dan akhir yang jelas, sedang
organisasi mapan berlangsung secara bersinambung. Contoh organisasi mapan
adalah rumah sakit dan pabrik produksi massal. Meski ada kemajuan teknologi di
rumah sakit, dasar perwatan kesehatan berubah secara lambat dan kerja
administrasi menjadi rutin. Di industri produksi massal ,produksi berlangsung tanpa
perubahan,kecuali ada model baru.

Manajemen proyek
Sumber daya
waktu manusia &
- Perencanaan
- Pelaksanaan teknik
- pengendalian

Dana

NUR WAHYUNINGSIH D32112277 Page 4


MANAJEMEN KONSTRUKSI

Hasil akhir

Gambar 1. Eleman manajemen proyek

Gambar 1 menunjukkan unsur unsur pokok proses manajemen proyek yang


memberikan suatu hasil akhir. Daur kegiatan untuk mencapai tujuan proyek tampak
dalam gambar 2. Karena perubahan sering tak terduga dan timbul selama
berlangsungnya proyek, gambar 3 menyajikan langkah bersinambung dengan
tujuan mencapai hasil terbaik.

Perencanaan

- Tentukan sasaran
- Survai sumber daya
- Susun strategi

Pengendalian
Pelaksanaan
- Bandingkan hasil terhadap
rencana - Alokasi sumber daya
- Laporan - Arahkan pelaksanaan
- Pecahkan masalah - Kordinasi upaya
- Motivasikan staf

Gambar 2. Daur manejerial

II.2Unsur-UnsurManajemen
Komponen-komponen sistem yang berupa unsur atau subsistem terkait satu dengan
yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk sistem fungsi dan efektifitas
sistem dalam usaha mencapai tujuannya tergantung dari ketepatan
susunan rangkaian atau struktur terhadap tujuan yang telah ditentukan.

NUR WAHYUNINGSIH D32112277 Page 5


MANAJEMEN KONSTRUKSI

1.BersifatDinamis
Sistem menunjukan sifat yang dinamis, dengan prilaku tertentu. Prilaku sistem
umumnya dapat diamati pada caranya mengkonversikan masukkan (input) menjadi
hasil (output ).

2. Sistem Terpadu Lebih Besar Daripada Jumlah Komponen-komponennya. Bila


elemen atau bagian tersebut tersusun atau terorganisir secara benar, maka akan
terjalin satu sistem terpadu yang lebih besar dari pada jumlah bagiannya.

3. Mempunyai Arti yang Berbeda . Satu sistem yang sama mungkin dipandang atau
diartikan berbeda, tergantung siapa yang mengamatinya dan untuk kepentingan
apa.

4. Mempunyai Sasaran yang Jelas .Salah satu tanda keberadaan sistem adalah
adanya tujuan atau sasaran yang jelas. Umumnya identifikasi tujuan merupakan
langkah awal untuk mengetahui perilaku suatu sistem dan bagiannya.

5.MempunyaiKeterbatasan
Disebabkan oleh faktor luar dan dalam. Faktor luar berupa hambatan dari
lingkungan, sedangkan faktor dari dalam adalah keterbatasan sumber daya.

II. 3 Siklus dan Proses Sistem dalam Manajemen

Aspek penting dari pendekatan sistem terletak pada siklus sistem dan prosesnya,
yaitu perubahan teratur yang mengikuti pola dasar tertentu dan terjadi selama
sistem masih aktif.

1.PenahapanDalamSiklusSistem
Proses mewujudkan sisrtem untuk keperluan operasi atau produksi sampai siklus
sistem berhenti berfungsi dikelompokan menjadi beberapa tahap yang dibedakan
atas jenis kegiatan yang dominan.

a. Siklus Sistem dan Siklus Biaya

Dalam rangka mewujudkan gagasan menjadi kenyataan fisik, maka perlu penilaian
menyeluruh terhadapsistem yang bersangkutan. Yang dinilai adalah karakteristik
sistem yang dijabarkan sebagai parameter, spesifikasi,dan kriteria terhadap biaya
yang diperlikan.

NUR WAHYUNINGSIH D32112277 Page 6


MANAJEMEN KONSTRUKSI

b. Siklus biaya (life cycle cost), mencakup semua biaya yang diperlukan selama
periode siklus sistem, yaitu dari penelitian dan pengembangan, desain engineering,
manufaktur dan kontruksi, sampai pada opersai atau produksi atau utilisasi dan
pemeliharaan.

Bab III

MANAJEMEN KONSTRUKSI

Pengertian Manajemen adalah suatu metode / teknik / proses untuk mencapai suatu
tujuan tertentu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui
tindakan-tindakan, di antaranyaadalah
1.Perencanaan(planning)
2.Pengorganisasian(organizing)
3.Pelaksanaan(actuating)
4. Pengawasan (controlling)

Proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi oleh
waktu dan sumber daya yang terbatas. Pengertian Proyek Konstruksi adalah suatu
upaya untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan / infrastruktur. Jadi,
defenisi Manajemen Proyek Konstruksi adalah suatu cara / metode untuk
mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan / infrastruktur yang dibatasi oleh
waktu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui
tindakan-tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling).

III.1FungsiManajemen
Secara umum fungsi-fungsi yang dijalankan manajemen adalah merencanakan
(planning), mengorganisasi (organizing), menempatkan orang (staffing),
mengarahkan (directing) dan mengontrol (controlling).

NUR WAHYUNINGSIH D32112277 Page 7


MANAJEMEN KONSTRUKSI

1.Fungsiperencanaan
Berupa tindakan pengambilan keputusan yang mengandung data / informasi,
asumsi
maupun fakta kegiatan yang akan dipilih dan akan dilakukan pada masa
mendatang.
Bentuktindakantersebutantaralain:
a.Menetapkantujuandansasaranusaha.
b.Menyusunrencanaindukjangkapanjangdanpendek.
c.Menyumbangkanstrategidanproseduroperasi.
d. Menyiapkan pendanaan serta standard kualitas yang diharapkan.

Manfaat dari fungsi perencanaan di atas adalah sebagai alat pengawas maupun
pengendali kegiatan, atau pedoman pelaksana kegiatan, serta sarana untuk
memilih dan menetapkan kegiatan yang diperlukan.

2.Fungsiorganisasi
Berupa tindakan-tindakan guna mempersatukan kumpulan kegiatan manusia, yang
mempunyai pekerjaan masing-masing, saling berhubungan satu sama lain dengan
tata cara tertentu dan berinteraksi dengan lingkungannya dalam rangka
mendukung tercapainya tujuan. Tindakan berupaantaralain:
a.Menetapkandaftarpenugasan.
b.Menyusunlingkupkegiatan.
c. Menyusun struktur kegiatan.

Menyusundaftarpersonilorganisasiberikutlingkuptugasnya.
Manfaat dari fungsi organisasi adalah merupakan pedoman pelakasanaan fungsi,
dimana pembagian tugas serta hubungan tanggung jawab serta delegasi
kewenangan terlihat jelas.

3.Fungsipelaksanaan
Berupa tindakan untuk menyelaraskan seluruh anggota organisasi dalam kegiatan
pelaksanaan, serta agar seluruh anggota organisasi dapat bekerja sama dalam
pencapaian tujuan bersama. Tindakan tersebut antara lain :

a.Mengkoordinasikanpelaksanaankegiatan.
b.Mendistribusikantugas,wewenangdantanggungjawab.
c. Memberikan pengarahan penugasan dan motivasi.

Manfaat dari fungsi pelaksanaan ini adalah terciptakannya keseimbangan tugas,


hak dan kewajiban masing-masing bagian dalam organisasi, dan mendorong
tercapainya efisiensi serta kebersamaan dalam bekerjasama untuk tujuan bersama.

4. Penempatan Orang (Staffing)

NUR WAHYUNINGSIH D32112277 Page 8


MANAJEMEN KONSTRUKSI

Fungsi ini menyangkut usaha untuk mengembangkan dan menempatkan orang-


orang yang tepat di dalam berbagai jenis pekerjaan yang sudah didisain lebih awal
dalam organisasi.

Lebih jauh lagi fungsi ini meliputi hal-hal seperti pengembangan sumber daya
manusia, proses penilaian dan promosi, pelatihan. Salah satu aspek penting dari
fungsi ini adalah mengidentifikasi orang-orang di dalam organisasi yang
berpotensial untuk dikembangkan sebagai manajer. Good managers develop
managers.

5. Mengarahkan (Directing)

Fungsi ini biasa juga disebut supervisi. Ini menyangkut pembinaan motivasi dan
pemberian bimbingan kepada bawahan untuk mencapai tujuan utama. Secara
umum bisa dikatakan bahwa pekerja-pekerja akan berprestasi lebih baik pada
pekerjaan di mana mereka persis tahu apa yang diharapkan dari mereka. Lebih jauh
lagi, para pekerja tersebut akan lebih menghargai pekerjaannya kalau mereka bisa
melihat bagaimana kaitan perkerjaan mereka dengan gambar keseluruhan dari
organisasi. Mengerjakan sesuatu hanya karena atasan menyuruh demikian biasanya
tidak bisa menghasilkan secara maksimal.

Salah satu aspek penting dari fungsi ini adalah fungsi koordinasi, yang berarti
penciptaan suatu harmoni dari individu-individu yang berkerja bersama-sama untuk
mencapai tujuan bersama. Kemampuan komunikasi menjadi kunci keberhasilan
fungsi ini.

6. Mengontrol (Controlling)

Fungsi ini dijalankan untuk menjamin bahwa perencaan bisa diwujudkan secara
pasti. Ada banyak alat-alat analisa untuk suatu proses kontrol yang efektiv. Proses
kontrol pada

dasarnya selalu memuat unsur: perencanaan yang diterapkan, analisa atas deviasi
atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, dan menentukan langkah-langkah
yang perlu untuk mengoreksi.

III. 2 Pengertian Manajemen Konstruksi

Yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan
tertentu yang dibatasi oleh waktu dan sumber daya yang terbatas. Sehingga
pengertian proyek konstruksi adalah suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam
bentunk bangunan atau infrastruktur. Bangunan ini pada umumnya mencakup
pekerjaan pokok yang termasuk di dalamnya bidang teknik sipil dan arsitektur, juga
tidak jarang melibatkan disiplin lain seperti teknik industri, teknik mesin, elektro dan
sebagainya.

NUR WAHYUNINGSIH D32112277 Page 9


MANAJEMEN KONSTRUKSI

Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi manajemen


(perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara sistimatis pada suatu proyek
dengan menggunkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar tercapai
tujuan proyek secara optimal. Manajemen Konstruksi meliputi mutu fisik konstruksi,
biaya dan waktu. manajemen material dan manjemen tenaga kerja yang akan lebih
ditekankan. Hal itu dikarenakan manajemen perencanaan berperan hanya 20% dan
sisanya manajemen pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan
waktu proyek.

Manajemen konstruksi memiliki beberapa fungsi antara lain :

1. Sebagai Quality Control untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan


pelaksanaan

2. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti dan


mengatasi kendala terbatasnya waktupelaksanaan

3. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu dilakukan
dengan opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan

4. Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan keputusan terhadap


masalah-masalah yang terjadi di lapangan

5. Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sistem informasi yang


baikuntuk menganalisis performa dilapangan

III. 3 Tujuan Manajemen Konstruksi

Tujuan Manajemen Konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur


pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal
sesuai dengan persyaratan (Spesification) untuk keperluan pencapaian tujuan ini,
perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu
pelaksanaan Dalam rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan
pelaksanaan pengawasan mutu (Quality Control) , pengawasan biaya (Cost Control)
dan pengawasan waktu pelaksanaan (Time Control).

Penerapan konsep manajemen konstruksi yang baik adalah mulai tahap


perencanaan, namun dapat juga pada tahap - tahap lain sesuai dengan tujuan dan
kondisi proyek tersebut sehingga konsep MK dapat diterapkan pada tahap - tahap
proyek sebagai berikut

1. Manajemen Konstruksi dilaksanakan pada seluruh tahapan proyek. Pengelolaan


proyek dengan sistem MK, disini mencakup pengelolaan teknis operasional proyek,
dalam bentuk masukan - masukan dan atau keputusan yang berkaitan dengan
teknis operasional proyek konstruksi, yang mencakup seluruh tahapan proyek,
mulai dari persiapan, perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penyerahan
proyek.

NUR WAHYUNINGSIH D32112277 Page 10


MANAJEMEN KONSTRUKSI

2.Tim MK sudah berperan sejak awal disain, pelelangan dan pelaksanaan proyek
selesai, setelah suatu proyek dinyatakan layak ('feasible ") mulai dari tahap disain.

3.Tim MK akan memberikan masukan dan atau keputusan dalam penyempurnaan


disain sampai proyek selesai, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan setelah
tahap disain

4. MK berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan melaksanakan


fungsi pengendalian atau pengawasan, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan
mulai tahap pelaksanaan dengan menekankan pemisahan kontrak - kontrak
pelaksanaan untuk kontraktor.

III. 5 Unsur-Unsur Manajemen Proyek (Konstruksi)

Unsur-unsur manajemen merupakan sumber daya yang berpengaruh terhadap


berfungsinya manajemen di dalam mencapai tujuannya.

Unsur-unsur manajemen yang utama biasa dinyatakan dalam 6 (enam) M, yaitu :

1. Men (manusia)

2. Material (bahan-bahan/material)

3. Machines (mesin-mesin/peralatan)

4. Money (uang)

5. Methods (metode/cara/teknologi)

6. Market (pasar)

III. 6 Obyek obyek Pengendalian

Tahap pelaksanaan proyek ( tahap konstruksi ) adalah tahap dimana dilaksanakan


kegiatan kegiatan atau pekerjaan pekerjaan guna mewujudkan suatu bangunan
konstruksi yang dimaksud. Secara konsepsi, sebelum kegiatan / pelaksanaan proyek
tersebut dilakukan, maka terlebih dahulu dilakukan perencanaan. Didalam
perencanaan inilah ditetapkan berbagai hal, seperti sumber daya yang diperlukan
( input ) dan hasil yang dicapai ( output ) dengan maksud antara lain agar terdapat
pedoman yang jelas dan dapat diikuti pada pelaksanaan nanti. Setelah perencanaan
maka dilakukan proses pelaksanaan pekerjaan dan selanjutnya dilakukan kegiatan

NUR WAHYUNINGSIH D32112277 Page 11


MANAJEMEN KONSTRUKSI

analisa terhadap kinerja dengan maksud agar pelaksanaan dengan hasil yang
dicapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.

Sasaran dari pelaksanaan proyek adalah proyek yang akan dilaksanakan atau
diselesaikan dapat tepat waktu, tepat biaya dan sesuai dengan mutu yang
direncanakan. Hal ini juga berarti bahwa sasaran kinerja pekerjaan antara lain
adalah sebagai berikut ini :

a. Pekerjaan rampung pada waktunya

b. Pekerjaan rampung dengan biaya yang memadai

c. Pekerjaan rampung dengan mutu yang sesuai

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka hal ini juga berarti bahwa terdapat
beberapa hal yang dapat dijadikan obyek kinerja suatu proyek atau pekerjaan, baik
input inputnya maupun hasil keluarannya (output). Sejalan dengan hal tersebut
diatas dan sebagaimana maksud dari penulisan ini, maka biaya dan waktu
merupakan obyek obyek dari kinerja itu sendiri.

1. Pengendalian Waktu

Yang dimaksud dengan waktu dalam penyelenggaraan proyek adalah lamanya


kegiatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan mulai dari awal sampai
akhir pekerjaan. Pengendalian waktu ditujukan agar waktu pelaksanaan konstruksi
dapat berlangsung seperti yang direncanakan. Keterlambatan akan merupakan
kerugian baik bagi pemilik proyek maupun bagi kontraktor. Bagi pemilik proyek
keterlambatan berarti mundurnya waktu pemanfaatan bangunan sedangkan bagi
kontraktor akan berakibat bertambah nya biaya tidak langsung yang diperlukan
untuk menyelesaikan konstruksi.

2.Pengendalian Biaya

Yang dimaksud dengan biaya pelaksanaan proyek adalah biaya yang dipergunakan
atau uang yang dikeluarkan untuk melaksanakan pekerjaan dalam proyek tersebut.
Analisa Kinerja Biaya berfungsi untuk mengukur dan membandingkan biaya yang
sebenarnya terjadi dengan biaya standarnya sehingga penyimpangan dapat di
deteksi secara dini. Untuk mengetahui adanya penyimpangan secara dini, maka
perbandingan antara biaya actual dengan biaya standarnya haruslah dilakukan
secara periodic dalam jangka waktu yang tidak cukup lama sehingga dapat diambil
tindakan koreksi untuk mengatasi penyimpangan yang terjadi.

III. 7 Konsep Manajemen Konstruksi

Pengertian manajemen sangat luas, yang biasanya dibatasi dengan kata yang ada
dibelakang kata manajemen tersebut, yang merupakan/menunjukkan orientasi atau
kekhususan dari manajemen tersebut, seperti manajemen organisasi, manajemen

NUR WAHYUNINGSIH D32112277 Page 12


MANAJEMEN KONSTRUKSI

keuangan, manajemen personalia, manajemen perusahaan, manajemen industri,


manamjemen proyek, manajemen konstruksi, dan sebagainya.

Pengertian manajemen secara umum adalah bagaimana menerapkan fungsi-fungsi


manajemen (Planning, Organizing, Actuting dan Controlling), secara sistematis
dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan yang khas (organisasi, perusahaan, proyek dan lain-lain)
secara optimal. Dengan demikian pengertian manajemen proyek adalah penerapan
fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian) secara
sistematis pada suatu proyek dengan menggunakan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal.

Pengertian proyek di sini adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu
tertentu . Sedangkan konsep manajemen proyek (konstruksi) pada awalnya
dikembangkan dari pelaksanaan proyek oleh kontraktor (tahap pelaksanaan).
Kontraktor merencanakan (planning) waktu pelaksanaan, waktu pemesanan dan
pemasukan material dan alat, jumlah dan kualifikasi tenaga kerja, metode/teknik
pelaksanaan dan sebagainya, yang merupakan penerapan fungsi planning
(perencanaan pelaksanaan) dari sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

Kemudian melaksanakan jenis-jenis pekerjaan proyek sesuai dengan rencana yang


telah ditetapkan, dengan selalu diadakan pengarahan, monitoring, pengawasan,
pengendalian, evaluasi dan koreksi terhadap pelaksanaan dan hasil-hasil
pelaksanaan dan hasil-hasil pelaksanaan, sehingga akan diperoleh hasil
pelaksanaan proyek yang optimal.

Manajemen proyek (konstruksi) secara luas diterapkan pada seluruh tahapan


proyek, mulai dari tahapan perencanaan, perancangan, pengadaan dan
pelaksanaan, sehingga untuk menerapkannya akan lebih rumit dan komplek, karena
sumber daya yang ada berlainan dan bervariasi dan mempunyai tujuan-tujuan
antara, sesuai dengan tahapan proyeknya.

Pada manajemen proyek dalam pengertian di atas, kegiatan-kegiatan yang


dilakukan beraneka ragam, mulai dari perencanaan program, survey, penelitian,
study kelayakan, perancangan, pengadaan/lelaang sampai pelaksanaan, sehingga
akan melibatkan berbagai ahli dan pihak, (surveyor, perencana/arsitek, ahli geologi,
konstruktor, kontraktor dan sebagainya), yang merupakan suatu tim yang saling
berkaitan dan berhubungan, sehingga memerlukan pengelolaan (manajemen) yang
professional (terpadu) sehingga dengan pendekatan konsep ini dibutuhkan seorang
manajer manajemen yang akan mengelola proyek tersebut mulai dari
perencaanaan, perancangan, lelang/tender sampai pelaksanaannya.

Dengan konsep ini dapat dilakukan perencanaan secara bersamaan dengan


beberapa perencanaan, begitu juga pada tahap pelaksanaan dapat dilakukan
pelaksanaan dengan lebih dari satu kontraktor atau pelaksanaan secara bertahap

NUR WAHYUNINGSIH D32112277 Page 13


MANAJEMEN KONSTRUKSI

(fast track) tanpa harus menunggu dahulu perencanaan selesai secara keseluruhan
(keuntungan waktu proyek lebih singkat).

Dengan konsep ini peran manajer manajemen sangat besar dalam menentukan
keberhasilan proyek dari segi waktu, biaya, mutu keamanan dan kenyamanan yang
optimal, sehingga dapat berkembang perusahaan yang bergerak dibidang
manajemen ini, yang akan mengelola proyek-proyek yang diingini oleh
owner/pemilik secara professional dan optimal.

Konsep manajemen ini terus berkembang dan dikenal dengan konsep Manajemen
Konstruksi (Construction Management).

Secara umum pengertian Manajemen Konstruksi adalah suatu metode/system atau


proses pengelolaan proyek (konstruksi) pada seluruh tahap proyek
(perencanaan, perancangan, lelang/tender dan pelaksanaan) secara terpadu,
sitematis dan efisien untuk mencapai tujuan dari proyek secara optimal.

Manajemen Konstruksi dapat dilihat dari beberapa aspek/pendekatan, yaitu :

1. Manajemen Konstruksi sebagai suatu system atau metode/pendekatan, di sini


pengelolaan proyek didasarkan pada system metoda MK, mulai dari perencanaan,
perancangan maupun pengadaan/lelang dan pelaksanaannya, sehingga diperoleh
perencanaan/perancangan dan pelaksanaan proyek yang optimal.

2. Manajemen konstruksi sebagai suatu proses atau prosedur

Untuk proyek-proyek yang menerapkan system manajemen konstruksi maka proses


dan prosedur untuk mendapatkan, melaksanakan dan mengelola proyek harus
sesuai dengan sistem tersebut, Yaitu mulai dari perencanaan, perancangan,
pengadaan dan pelaksanaan

ditentukan oleh tim manajemen konsturksi bersama pemilik (Owner) Proses da


prosedur perencanaan/perancangan untuk konsultan perencana ditentukan oleh tim
MK, sehingga didapatkan perencanaan/perancangan yang optimal.

Pengadaan/lelang ditentukan oleh MK bersama owner sehingga diperoleh konsultan


dan kontraktor yang dapat dipertanggung jawabkan.Dan proses/prosedur
pelaksanaan oleh kontraktor ditentukan oleh MK, sehingga didapat hasil
pelaksanaan yang optimal dari segi waktu, mutu dan biaya.

3. Manajemen konstruksi sebagai profesi

Dengan berkembangnya system manajemen konstruksi dalam pengelolaan proyek


dan proses/prosedur mengelola/mendapatkan proyek, maka akan timbul dan
berkembang perusahaan yang bergerak di bidang jasa manajemen konstruksi,
sehingga berdiri perusahaan konsultan MK.

NUR WAHYUNINGSIH D32112277 Page 14


MANAJEMEN KONSTRUKSI

Konsep Manajemen Konstruksi menuntut adanya dapur professional yang mengolah


keputusan-keputusan yang akan diambil oleh proyek dan konsep ini juga menuntut
suatu pengelolaan proyek secara teknis operasional yang akan melengkapi
pengelolaan strategis yang berada di tangan pemilik (owner).

Bab IV

PROYEK KONSTRUKSI

IV. 1 Jenis Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia


dan kemajuan teknologi. Bidang bidang kehidupan manusia yang makin beragam
menuntut industri jasa konstruksi, membangun proyek proyek konstruksi yang
sesuai dengan keragaman bidang tersebut. Proyek konstruksi untuk bangunan
pebrik tentu berbeda dengan bangunan gedung atau sekolah. Proyek konstruksi
bendungan, terowongan, jalan, jembatan, dan proyek teknik sipil lainnya
membutuhkan spesifikasi, keahlian dan teknologi tertentu, yang tentu berbeda
dengan proyek perumahan/pemukiman (Real Estate).

Memang agak sulit mengategorikan jenis-jenis proyek dalam kategori/jenis yang


rinci dan tegas. Namun secara umum klasifikasi/jenis proyek konstruksi dapat di
bagi menjadi:

1. Proyek konstruksi bangunan gedung (building Construction)

Proyek konstruksi bangunan gedung mencakup bangunan gedung perkantoran,


sekolah, pertokoan, rumah sakit, rumah tinggal dsb.

Dari segi biaya dan teknologi, terdiri dari bersakala rendah, menengah dan tinggi.
Biasanya perencanaan untuk proyek bangunan gedung lebih lengkap dan detail.

Untuk proyek-proyek pemerintah (di Indonesia) proyek bangunan gedung dibawah


pengawasan/pegelolaan Pekerjaan Umum sub Dinas Cipta Karya.

2.Proyek bangunan perumahan/pemukiman (Residential Contruction/Real Estate)

Disini P:royek pembangunan perumahan/pemukiman (real estate) dibedakan


dengan proyek bangunan gedung, yang didasarkan pada tahap pembangunannya
secara serempak, dengan penyediaan prasarana-prasarana penunjangnya, jadi
memerlukan perencanaan infra struktur dari perumahan tersebut (jaringan
transportasi, jaringan air, dan fasilitas lainnya).

NUR WAHYUNINGSIH D32112277 Page 15


MANAJEMEN KONSTRUKSI

Proyek pembangunan pemukiman ini dari rumah yang sangat sederhana sampai
rumah mewah, dan rumah susun.

Di Indonesia pengawasan di bawah sub dinas Cipta Karya dan Dirjen perumahan.

3. Proyek konstruksi teknik sipil/proyek konstruksi rekayasa berat (Heavy


Engineeringn Construction).

Umumnya proyek yang masuk jenis ini biasanya proyek industri yang
membutuhkan spesifikasi dan persyaratan khusus, seperti untuk kilang minyak,
industri berat/industri dasar, pertambangan, nuklir dan sebagainya.

Perencanaan dan pelaksanaannya membutuhkan ketelitian dan keahlian/teknologi


yang spesifik.

IV. 2 Tahapan Proyek Konstruksi

Secara garis besar tahapan proyek kontruksi sama dengan tahapan managemen
proyek yang dapat dibagi menjadi:

1) tahap perencanaan (planning)

2) tahap perancangan (design)

3) tahap pengadaan/pelelangan/tender

4) tahap pelaksanaan (construction)

masing masing tahap proyek di atas di bagi dalam beberapa kegiatan yang
lebih detail sebagaimana pembahasan pada halaman sebelumnya.

1 Tahap Perencanaan (Planning)

Semua proyek konsruksi biasanya dimulai dari gagasan atau rencana dan dibangun
berdasarkan kebutuhan (need). Pihak yang terlibat adalah pemilik.

Dalam menyusun suatu perencanaan yang lengkap minimal meliputi :

a. Menentukan tujuan.

Tujuan dimaksudkan sebagai pedoman yang memberikan arah gerak dari kegiatan
yang akan dilakukan.

b. Menentukan sasaran.

NUR WAHYUNINGSIH D32112277 Page 16


MANAJEMEN KONSTRUKSI

Sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai untuk mewujudkan suatu
tujuan yang lelah ditetapkan sebelumnya.

c. Mengkaji posisi awal terhadap tujuan.

Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi maka perlu diadakan kajian
terhadap posisi dan situasi awal terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai

d. Memilih alternatif.

Selalu tersedia beberapa alternatif yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan


tujuan dan sasaran. Karenanya memilih alternatif yang paling sesuai untuk suatu
kegiatan yang hendak dilakukan memerlukan kejelian dan pengkajian perlu
dilakukan agar alternatif yang dipilih tidak merugikan kelak.

e. Menyusun rangkaian langkah untuk mencapai tujuan

Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan
setelah memperhatikan berbagai batasan.

Tahapan perencanaan di atas merupakan suatu rangkaian proses yang dilakukan


sesuai urutannya. Dari proses tersebut perencanaan disusun dan selanjutnya
dilakukan penjadwalan.

2 Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)

Pada tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi
yang

diusulkan layak untuk dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan :

a. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya

b. Meramalkan manfaat yang akan diperoleh

c. Menyusun analisis kelayakan proyek

d. Menganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi

Pihak yang terlibat adalah konsultan studi kelayakan atau konsultan manajemen
konstruksi

(MK).

3 Tahap Penjelasan (Briefing)

NUR WAHYUNINGSIH D32112277 Page 17


MANAJEMEN KONSTRUKSI

Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan
sehingga konsultan perencana dapat dengan tepat menafsirkan keinginan pemilik.
Kegiatan yang dilaksanakan :

a. Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli

b. Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan,


merencanakan

rancangan, taksiran biaya, persyaratan mutu.

c. Menyiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, serta rencana pelaksanaan

d. Membuat sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat menggambarkan denah


dan batas

batas proyek. Pihak yang terlibat adalah pemilik dan Konsultan Perencana.

4 Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap ini adalah melakukan perancangan (design) yang lebih mendetail sesuai
dengan keinginan dari pemilik. Seperti membuat Gambar rencana, spesifikasi,
rencana anggaran biaya (RAB), metoda pelaksanaan, dan sebagainya. Kegiatan
yang dilaksanakan :

a. Mengembangkan ikthisiar proyek menjadi penyelesaian akhir

b. Memeriksa masalah teknis.

c. Meminta persetujuan akhir dari pemilik proyek

d. Mempersiapkan:

Rancangan terinci, Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal, serta daftar kuantitas
taksiran biaya akhir.

Pihak yang terlibat adalah konsultan perencana, konsultan MK, konsultan rekayasa
nilai dan atau konsultan quantitiy surveyor.

5 Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)

Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor yang akan mengerjakan
proyek konstruksi tersebut, atau bahkan mencari sub kontraktornya Kegiatan yang
dilaksanakan :

NUR WAHYUNINGSIH D32112277 Page 18


MANAJEMEN KONSTRUKSI

a. Prakulaifikasi

b. Dokumen Kontrak

Pihak yang terlibat adalah pemilik, pelaksana jasa konstruksi (kontraktor), konsultan
MK.

6 Tahap Pelaksanaan (Construction)

Tujuan pada tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik
proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya,
waktu yang sudah disepakati, serta dengan mutu yang telah disyaratkan. Kegiatan
yang dilaksanakan adalah merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan
semua oprasional di lapangan :

a. Kegiatan perencanaan dan pengendalian adalah:

Perencanaan dan pengendalian Jadwal waktu pelaksanaan

Organisasi lapangan

Tenaga kerja

Peralatan dan material

b. Kegiatan Koordinasi

Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pembangunan

Mengkoordinasi para sub kontraktor

Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas dan atau Konsultan MK, kontraktor,
Sub Kontraktor, suplier dan instansi terkait.

7 Tahap Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance & Start Up)

Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah sesuai
dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana mestinya.
Kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik berupa data-data selama


pelaksanaan maupun

gambar pelaksanaan (as build drawing)

b. Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan- kerusakan

NUR WAHYUNINGSIH D32112277 Page 19


MANAJEMEN KONSTRUKSI

c. Mempersiapkan petunjuk oprasional/pelaksanaan serta pedoman pemeliharaan.

d. Melatih staff untuk melaksanakan pemeliharaan

IV. 3 Pihak pihak yang terlibat dalam proyek.

Pihak pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek (unsur unsur)


penyelenggaraan proyek) antara lain:

1. Pemberi Tugas/Pemilik (owner) yaitu orang atau badan yang


memerintahkan/memberikan pekerjaan proyek kepada pihak lain
(konsultan/kontraktor)

2. Pemimpin Proyek/bagian proyek atau yang dikenal pejabat pembuat komitmen


(PPK) yaitu : orang yang ditunjuk oleh pemilik untuk memimpin dan bertindak
sebagai pemilik di dalam pengelolaan/penyelenggaraan proyek

3. Konsultan atau dalam undang-undang jasa konstruksi disebut penyedia jasa


dalam bidang konsultansi yaitu:

a) Konsultan Perencana yaitu usaha/orang yang ditunjuk oleh pemilik/pemberi


tugas untuk membuat perenanaan/perancangan lengkap tentang proyek yang
diinginkan, sampai menjadi dokumen pelelangan yang akan diimplementasikan
dalam pelaksanaan

b) Konsultan Pengawas yaitu usaha/orang yang ditunjuk oleh pemilik/pemberi


tugas untuk melaksanakan pengawasan/pengendalian pelaksanaan proyek (tahap
construction) agar sesuai dengan perencanaannya. Pengawasan ini mencakup:

- Mutu

- Waktu

- Biaya

4. Kontraktor atau dalam undang-undang jasa konstruksi disebut penyedia jasa


dalam bidang pemborongan/pelaksanan konstruksi yaitu:

usaha/orang yang ditunjuk/disetujui oleh pemilik/pemberi tugas untuk


melaksanakan pekerjaan fisik proyek setelah melalui tender, pemilihan, atau
penunjukan, dalam merealisasikannya harus sesuai gambar rencana, spesifikasi,
dan syarat-syarat yang telah ditentukan dalam kontrak kemudian menyerahkan
kepada pemilik.

5. Pihak pihak yang terlibat secara tidak langsung pada proyek.yaitu:

NUR WAHYUNINGSIH D32112277 Page 20


MANAJEMEN KONSTRUKSI

Suplier (pemesok), badan/lembaga yang memberi izin (PLN, Depnaker, DPU, dsb),
lembaga keuangan dll.

BAB V
PENUTUP

Beberapa pengertian managemen menurut para ahli antara lain: sebagai ilmu dan
seni (Management is a Science and Art), system dan proses (Management as a
System, Process) juga manajemen sebagai suatu fungsi dan kelompok/kumpulan
orang (Management as a Function a Group of People), serta

manajemen adalah sebagai profesi (Management as a Profession) ini sejalan


dengan perkembangan ilmu manajemen dan industri yang memerlukan jasa
pengetahuan dan seni manajemen,

Fungsi utama manajemen konstruksi adalah: Melaksanakan berbagai metodologi


managemen secara optimal sesuai dengan tujuan dan kebutuhan proyek antara lain
waktu, mutu, dan biaya serta bertindak mewakili pemilik proyek sebagai tim
profesional dalam batas lingkup MK yang telah disepakati

Proyek adalah kegiatan sekali lewat, dengan waktu dan sumber daya yang terbatas
untuk mencapai hasil akhir yang telah ditentukan, dalam mencapai hasil akhir
kegiatan proyek dibatasi oleh anggaran, jadwal, dan mutu, yang dikenal dengan

NUR WAHYUNINGSIH D32112277 Page 21


MANAJEMEN KONSTRUKSI

tiga kendala (triple constrain),sedangkan kegiatan proyek dibedakan dari kegiatan


operasional antara lain karena sifatnya yang dinamis, non rutin, multi kegiatan
dengan intensitas yang berubah-ubah, dan memiliki siklus yang pendek.

Sasaran dari manajemen proyek sendiri yaitu mencapai pengendalian yang tepat
dari suatu proyek untuk menjamin agar penyelesaiannya dapat sesuai dengan
jadwal dalam batas anggaran dan kualitas yang ditetapkan. Sasaran dari
manajemen proyek adalah adanya tanggungjawab tunggal yang terintegrasi
ditangan Manager Proyek, serta adanya perencanaan dan pengendalian yang
terintegrasi dari semua kegiatan unit-unit fungsional selama proses siklus
kehidupan proyek, sedangkan kegiatan-kegiatan dalam Manajemen
proyek dilakukan beraneka ragam, mulai dari perencanaan program, survey,
penelitian, study kelayakan, perancangan, pengadaan/lelaang sampai pelaksanaan,
sehingga akan melibatkan berbagai ahli dan pihak, (surveyor, perencana/arsitek,
ahli geologi, konstruktor, kontraktor dan sebagainya)

Pengertian Manajemen Konstruksi adalah suatu metode/system atau proses


pengelolaan proyek (konstruksi) pada seluruh tahap proyek (perencanaan,
perancangan, lelang/tender dan pelaksanaan) secara terpadu, sitematis dan
efisien untuk mencapai tujuan dari proyek secara optimal.

Tahapan proyek kontruksi sama dengan tahapan managemen proyek yang dapat
dibagi menjadi: tahap perencanaan (planning), perancangan (design),
pengadaan/pelelangan/tender, pelaksanaan (construction) dan pengendalian

Pengendalian adalah proses/usaha yang sistematis dalam penetapan standar


pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, sistem informasi, umpan balik,
membandingkan pelaksanaan nyata dengan standar yang telah ditetapkan dalam
perencanaan, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangannya, serta
melakukan koreksi perbaikan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,
sehingga tujuan tercapai secara efektif dan efisien.

Pihak pihak yang terlibat langsung dalam proyek adalah : Pemberi Tugas/Pemilik
(owner),

Pemimpin Proyek/bagian proyek atau yang dikenal pejabat pembuat komitmen


(PPK), Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, Kontraktor, Sedangkan pihak
pihak yang terlibat secara tidak langsung pada proyek.yaitu: Suplier (pemesok),
badan/lembaga yang memberi izin (PLN, Depnaker, DPU, dsb), lembaga keuangan
dan sebagainya.

NUR WAHYUNINGSIH D32112277 Page 22

Anda mungkin juga menyukai