BAB I PENDAHULUAN
(1) Akuntabilitas:
a. Adalah kebijakan, mekanisme, media pertanggungjawaban & periodisasi
pertanggungjawaban program, kegiatan & keuangan dalam rangka mencapai
tujuan yang ditetapkan.
b. Akuntabilitas terdiri dari Akuntabilitas Program, Akuntabilitas Kegiatan, dan
Akuntabilitas Keuangan.
1. Akuntabilitas Program
Akuntabilitas program dibuat untuk setiap tahapan, mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program, dan
pertanggungjawaban program-program yang telah diamanatkan oleh
menteri/pimpinan lembaga. Juga dikemukakan kebijakan-kebijakan
pertanggungjawaban, prosedur pertanggungjawaban, media & periodisasi
pertanggungjawaban program.
2. Akuntabilitas Kegiatan
Akuntabilitas kegiatan dibuat untuk setiap tahapan, mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi kegiatan, dan
pertanggungjawaban dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai program
yang telah diamanatkan oleh menteri/pimpinan lembaga. Juga dikemukakan
kebijakan-kebijakan pertanggungjawaban, prosedur pertanggungjawaban,
media & periodisasi pertanggungjawaban kegiatan.
Akuntabilitas Program dan Kegiatan adalah perwujudan kewajiban satker
dalam mempertanggungjawaban keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan
program dan kegiatan yang diukut dengan seperangkat indikator kinerja non-
keuangan, sebagaimana diatur dalam PP Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
3. Akuntabilitas Keuangan
Akuntabilitas keuangan dibuat untuk setiap tahapan, mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, dan media & periodisasi
pertanggungjawaban dalam melaksanakan pengelolaan sumber daya
keuangan.
Pada umumnya akuntabilitas keuangan tertuang dalam laporan keuangan.
(2) Transparansi
Transparansi mengungkapkan aspek transparansi yang dimiliki dan/atau akan
dikembangkan serta mekanisme pengendalian internal untuk menciptakan
transparansi. Juga diungkapkan ketersediaan informasi kepada publik misalnya
informasi dan media apa saja yang dapat diakses dengan mudah oleh publik.
BAB IV PENUTUP
BAB I Pendahuluan
Berisi latar belakang penyusunan rencana strategis dan tujuan dari BLU yaitu
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, landasan hukum penyusunan, dan
sistematika penyajian rencana strategis bisnis.
Contoh landasan hukum penyusunan renstra bisnis:
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tetang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 Tetang Rencana Kerja
Pemerintah.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tetang Penyusunan Rencana
Kerja dan anggaran Kementrian Negara/Lembaga.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tetang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
6. Intruksi Presidan Nomor 7 Tahun 1999 tetang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
7. Peraturan Menteri Keuangan No. 08/PMK.02/2006. Tanggal 16 Februari
2006 Tentang Kewenangan Pengadaan Barang / Jasa Pada Badan Layanan
Umum.
8. Peraturan Menteri Keuangan No. 73/PMK.05/2007 Tanggal 28 Juni 2007
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
10/PMK.02/2006 Tentang Pedoman Penetapan Remunerasi Bagi Pejabat
Pengelola, Dewan Pengawas, Dan Pegawai Badan Layanan Umum.
9. Peraturan Menteri Keuangan No. 109/PMK.05/2007 Tanggal 6 September
2007 Tentang Dewan Pengawas Badan Layanan Umum.
10. Peraturan Menteri Keuangan No. 119/PMK.05/2007 Tanggal 27 September
2007 Tentang Persyaratan Administratif Dalam Rangka Pengusulan Dan
Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah Untuk Menerapkan
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
11. Peraturan Menteri Keuangan No. 76/PMK.05/2008 Tanggal 23 Mei 2008
Tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan
umum.
12. Peraturan Menteri Keuangan No. 44/PMK.05/2009 tentang Rencana
Bisnis Anggaran BLU
Berisi sejarah singkat satker, visi dan misi satker, dan tugas pokok dan fungsi satker.
Belanja
JENIS TAHUN 2006 TAHUN 2007 TAHUN 2008
NO
PENGELUARAN PAGU PAGU PAGU
R % R % R %
1 2 3 4 5
I Rupiah Murni
1 Belanja pegawai
2 Belanja Barang
3 Belanja Modal
Jumlah I
II PNBP
1 Belanja pegawai
2 Belanja Barang
3 Belanja Modal
Jumlah II
JUMLAH I + II
Kinerja Sarana dan Prasarana (3 tahun) bisa diambilkan dari Catatan ringkas
SAMBN/SIMAK BMN
SALDO
AWAL/
Belanja
Belanja
Saldo
Per
31
Per
31
Uraian
2007
2008
Des
2008
Des
06
Kuantitas
kuantitas
Kuantitas
Kuantitas
I.
PERALATAN
DAN
MESIN
1
Portable
Generating
Set
1
0
0
1
2
Portable
Water
Pump
7
0
0
7
3
Mesin
Bor
Beton
2
0
0
2
4
Sedan
1
0
0
1
Analisa SWOT
i. Kekuatan (Strength)
No Uraian Bobot Rating Nilai
(1) (2) (3) (4) (5) = (3 x 4)
Peluang (O)
Kuadran III Kuadran I
Strategi Stabilisasi Strategi Agresif
Kuadran IV Kuadra II
Strategi Defensif Strategi Diversifikasi
Ancaman (T)
Rencana Strategis Bisnis Lima Tahunan berisikan rencana program dan kegiatan yang
akan dilaksanakan selama lima tahun. Program dan kegiatan tersebut harus diikuti
kinerja (output/outcome) dan sedapat mungkin diidentifikasi.
(2) Misi
Misi merupakan sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi yang
ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.
(3) Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan misi berupa hasil akhir yang akan
dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 sampai 5 tahun.
(4) Sasaran
Sasaran adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu
tertentu berupa bentuk kuantitatif sehingga dapat diukur.
(5) Strategi
Strategi menentukan garis besar atau dasar-dasar pokok pedoman pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi.
(6) Kebijakan
Kebijakan adalah pedoman pelaksanaan tindakan-tindakan tertentu. Pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi memerlukan persepsi dan tekanan khusus dalam
bentuk kebijakan.
(7) Program
Program strategis merupakan penjabaran rinci tentang langkah-langkah yang
diambil untuk menjabarkan kebijakan yang akan dilaksanakan selama kurun
waktu 1-5 tahun.
(8) Kegiatan
Kegiatan merupakan penjabaran dari program strategis yang dibuat berdimensi
waktu tidak lebih dari 1 tahun.
Contoh Penyajian Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program, Kegiatan
dan Indikator Sasaran:
MISI 1
Menyelenggarakan Pendidikan Tinggi yang berkualitas dalam upaya
menghasilkan manusia terdidik yang dapat menerapkan,
mengembangkan, menciptakan iptek dan/atau seni
Tujuan 1
Menghasilkan lulusan yang berkualitas, terdidik, terlatih dan terampil
sesuai dengan kebutuhan stakeholders
Sasaran 1
Terwujudnya peningkatan jumlah lulusan yang dapat
menyelesaikan studinya tepat waktu
Strategi: Mewajibkan dosen meneruskan studi dan menyediakan beasiswa untuk
studi lanjut
Kebijakan Program Kegiatan
Meningkatkan Peningkatan 1. Peningkatan kualitas,
kuantitas, kuantitas, kualifikasi dan kompetensi
kualitas, kualifikasi dan tenaga administrasi dan
kualifikasi dan kompetensi keuangan melalui pendidikan
kompetensi dosen, tenaga gelar dan non gelar
dosen, tenaga teknisi, bengkel 2. Peningkatan kuantitas, kualitas,
teknisi, bengkel dan tenaga kualifikasi dan kompetensi
dan tenaga non akademik dosen melalui pendidikan gelar
akademik lainnya dan non gelar
3. Peningkatan kualitas,
kualifikasi dan kompetensi
tenaga teknisi dan bengkel
melalui pendidikan gelar dan
non gelar
4. Pemetaan profil kompetensi
dosen, tenaga teknisi, bengkel
dan administrasi sesuai dengan
kurikulum
Anggaran
PROGRAM KEGIATAN SATUAN
20x1 20x2 20x3 20x4 20X5
(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Proyeksi Aktivitas
Uraian
20x1 20x2 20x3 20x4 20X5
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
(2) Proyeksi Arus kas 5 tahunan
Dalam Rupiah
Uraian
20x1 20x2 20x3 20x4 20X5
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
BAB VI PENUTUP
Dasar Hukum
PP No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
Peraturan Menteri Keuangan No. 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;
Perdirjen Perbendaharaan No. PER-51/PB/2008 tentang Pedoman Penyusunan
Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga.
1. ANALISIS HORISONTAL:
ANALISIS PERBANDINGAN
Merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua
periode atau lebih, dengan menunjukkan:
a). Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah;
b). Kenaikan atau penurunan jumlah dalam rupiah;
c). Kenaikan atau penurunan dalam persentase;
d). Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio; dan
e). Persentase dari total.
Contoh:
Kenaikan / % dari Total
Per 31 Desember
(Penurunan) Ratio Aset
Pos-Pos Neraca
2007 2008 Rp % 2007 2008
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Aset
Kas dan Setara Kas 8.000 16.000 8.000 100 2,00 3 6
Persediaan 40.000 30.000 (10.000) (25) 0,75 17 11
Piutang Dagang 20.000 5.000 (15.000) (75) 0,25 9 2
Tanah 75.000 90.000 15.000 20 1,20 32 34
Bangunan 50.000 75.000 25.000 50 1,50 22 28
Aset Tetap Lainnya 40.000 50.000 10.000 25 1,25 17 19
Jumlah Aset 233.000 266.000 33.000 14 1,14 100 100
ANALISIS TREN
Merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi atau kecenderungan dari
keadaan keuangan, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik, atau bahkan turun.
Pos-pos Laporan
Operasional 2004 2005 2006 2007 2008
Pendapatan Jasa
Layanan 200 210 250 300 350
Pendapatan dari APBN 150 180 200 250 260
Pendapatan Usaha
Lainnya 50 50 55 60 70
40
0
35
0
30
0
Pendapatan
25 Jasa
Layanan
0
20
Pendapatan
0 APBN
15
0 Pendapatan
Usaha Lainnya
10
0
5
0
1 2 3 4 5
Dari analisis tersebut diketahui bahwa tren kenaikan pandapatan jasa layanan akan
terus naik dari tahun ke tahun, jauh melampaui kenaikan pendapatan usaha lainnya.
PENYAJIAN SPM
SPM harus disajikan secara sederhana, realistis, mudah diukur, terbuka, Terjangkau
dan dapat dipertanggung jawabkan
INDIKATOR PELAYANAN
SPM menetapkan jenis pelayanan dasar Indikator SPM dan batas waktu pencapaian
SPM
CONTOH SPM BLU di BIDANG PENDIDIKAN (1)
Surat Keputusan Menteri/Pimpinan Lembaga
Lampiran SPM
PENJELASAN SPM
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Dasar Hukum
C. Daftar Istilah
a. Dalam hal Satuan Kerja Instansi Pemerintah belum pernah diaudit, Satuan
Kerja Instansi Pemerintah dimaksud harus membuat pernyataan bersedia
untuk diaudit secara independen yang disusun dengan mengacu pada formulir
sebagaimana ditetapkan dalam lampiran II Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 119/PMK.05/2007, ditandatangani Pimpinan Satker dan disetujui
Menteri/Pimpinan Lembaga.