Anda di halaman 1dari 9

Makalah kewarganegaraan

Kelompok 1
Nama anggota :
1. Anisa yolanda
2. Hesti
3. Hani
4. Maria uli tresia
5. Sharoh francisca
6. Silvi febrianti
7. Wulan natalia

Sekolah tinggi ilmu kesehatan


ABDI NUSANTARA JAKARTA
Prodi Dlll kebidanan tingkat
satu
Tahun ajaran 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Bekasi, 13 November 2016

Penyusun
Pendahuluan

Sejak tumbangnya pemerintahan Orde Baru tahun 1998 sampai pemerintahan sekarang
kondisi bangsa Indonesia belum menunjukan perbaikan yang berarti. Beberapa kali
pergantian kepemimpinan nasional belum ada terobosan yang sangat fundamental terhadap
penyelesaian krisis dan arah pembangunan bangsa kedepan, pemerintah masih
memprioritaskan pembangunan jangka pendek dan menengah dan itu-pun masih dalam
bentuk fisik dan publis yang kental dengan kepentingan politik.
Krisis yang dialami bangsa Indonesia tidak hanya krisis ekonomi maupun politik, tapi lebih
dari itu bangsa kita tengah menghadapi krisis karakter/ jati diri.
Berbagai peristiwa atau kejadian yang sering berlangsung dalam kehidupan sehari-hari yang
kita saksikan melalui TV maupun media cetak menunjukan betapa masyarakat kita tengah
mengalami degradasi jati diri. Seiring perjalanan waktu moral bangsa terasa semakin
amburadul, huru-hara dan kesewenangan terjadi dimanan-mana, tata krama pun hilang,
nyawa seperti tak ada harga, korupsi menjadi-jadi bahkan telah dilakukan terang-terangan
dan berjamaah (meminjam istilah Taufik Ismail). Berbagai bentuk kerusuhan yang diikuti
penjarahan, pembunuhan dan pemerkosaan terjadi di berbagai daerah. Selain dari itu kutuhan
dan ketahanan bangsa-pun terancam disintegrasi dengan terjadinya beberapa konflik di
berbagai daerah seperti di Aceh, Maluku dan Papua.
Masyarakat Indonesia seperti kehilangan prinsip dan nation dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, konsep Bhenika Tunggal Ika sudah mulai luntur dari jiwa-jiwa generasi sekarang.
Akan tetapi semua proses yang terjadi saat ini boleh jadi memberikan pendidikan yang berarti
bagi masyarakat Indonesia dalam mencari jati diri. Menurut Sarjono Djatiman, bangsa
Indonesia baru dalam proses menjadi Indonesia. Pada masa lalu, para pendiri bangsa ini
melakukan proses menjadi Indonesia dimulai dari para elite dengan proses sukarela. Masing-
masing menyatakan dirinya lalu mencari unsur-unsur yang bisa dipakai sebagai pangkal tolak
nation Indonesia. Nation Indonesia dibangun atas dasar prinsip ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, musyawarah dan keadilan. Inilah yang menjadi harapan pendiri bangsa untuk
menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang memiliki jati diri.
Jika Pendiri bangsa ini (the founding fathers) masih sempat menyaksikan kondisi bangsa saat
ini tentu mereka akan sangat sedih dan menyesal. Bangsa Indonesia yang merdeka dengan
mengorbankan segenap harta, jiwa dan raga harus menjadi bangsa yang tidak memiliki
karakter (izzah), dan kehilangan prinsip kebangsaan. Rentetannya peristiwa kerusuhan yang
diikuti berbagai gejolak yang terjadi (khususnya di Aceh, Papua, Sulawesi Selatan) akhir-
akhir ini, merupakan fenomena yang dikhawatirkan akan mengarah pada disintegrasi bangsa.
B. TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menuntaskan tugas mata kuliah kewarganegaraan
yang menjadi salah satu tugas Mahasiswi D3-Kebidanan TK I. Selain itu, di harapkan
makalah ini menjadi tulisan yang bermanfaat dan menjadi referensi bagi semua orang yang
membacanya.

C. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang telah di jelaskan di awal tadi, maka saya mengambil pokok masalah
menjadi 3 rumusan yang akan di bahas di bab selanjutnya. Berikut adalah rumusan/pokok
masalah :

1. Pengertian dari karakter

2. nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa

3. Membangun karakter bangsa


PEMBAHASAN

1. Pengertian dari karakter

Menurut (Ditjen Mandikdasmen - Kementerian Pendidikan Nasional), Karakter adalah cara


berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama,
baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter
baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggung jawabkan tiap
akibat dari keputusan yang ia buat.

Menurut W.B. Saunders, (1977: 126) menjelaskan bahwa karakter adalah sifat nyata dan
berbeda yang ditunjukkan oleh individu, sejumlah atribut yang dapat diamati pada individu.

Menurut Gulo W, (1982: 29) menjabarkan bahwa karakter adalah kepribadian ditinjau dari
titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, biasanya mempunyai kaitan
dengan sifat-sifat yang relatif tetap.

Menurut Kamisa, (1997: 281) mengungkapkan bahwa karakter adalah sifat-sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak.
Berkarakter artinya mempunyai watak, mempunyai kepribadian.

Wyne mengungkapkan bahwa kata karakter berasal dari bahasa Yunani karasso yang berarti
to mark yaitu menandai atau mengukir, yang memfokuskan bagaimana mengaplikasikan
nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu seseorang yang
berperilaku tidak jujur, kejam atau rakus dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek,
sementara orang yang berprilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang
berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitannya dengan personality
(kepribadian) seseorang.

Alwisol menjelaskan pengertian karakter sebagai penggambaran tingkah laku dengan


menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk) baik secara eksplisit maupun
implisit. Karakter berbeda dengan kepribadian kerena pengertian kepribadian dibebaskan dari
nilai. Meskipun demikian, baik kepribadian (personality) maupun karakter berwujud tingkah
laku yang ditujukan kelingkungan sosial, keduanya relatif permanen serta menuntun,
mengerahkan dan mengorganisasikan aktifitas individu.

Jadi Karakter bangsa adalah kualitas jati diri bangsa yang membedakannya dengan
bangsa lain.
2. nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa

Nilai - nilai dalam pendidikan karakter menurut Diknas adalah:

1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.

5. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.

6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang
telah dimiliki.

7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-
tugas.

8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan
orang lain.

9. Rasa Ingin Tahu


Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10. Semangat Kebangsaan


Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara
di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara
di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

12. Menghargai Prestasi


Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

14. Cinta Damai


Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

15. Gemar Membaca


Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan
bagi dirinya.

16. Peduli Lingkungan


Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di
sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi.

17. Peduli Sosial


Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.

18. Tanggung Jawab


Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya
dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara
dan Tuhan Yang Maha Esa
3. Pembangunan karakter bangsa

Pembangunan karakter bangsa merupakan gagasan besar yang dicetuskan para pendiri bangsa
karena sebagai bangsa yang terdiri atas berbagai suku bangsa dengan nuansa kedaerahan
yang kental, bangsa Indonesia membutuhkan kesamaan pandangan tentang budaya dan
karakter yang holistik sebagai bangsa. Hal itu sangat penting karena menyangkut kesamaan
pemahaman, pandangan, dan gerak langkah untuk mewujudkan kesejahteraan dan
kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

Pembangunan karakter bangsa bertujuan untuk membina dan mengembangkan karakter


warga negara sehingga mampu mewujudkan masyarakat yang ber-Ketuhanan Yang Maha
Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Karakter bangsa adalah kualitas perilaku
kolektif kebangsaan yang khas baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa,
dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa,
serta olah raga seseorang atau sekelompok orang. Pembangunan Karakter Bangsa adalah
upaya kolektif-sistemik suatu negara kebangsaan untuk mewujudkan kehidupan berbangsa
dan bernegara yang sesuai dengan dasar dan ideologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi
kolektifnya dalam konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk
membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran,
bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan
Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Daftar Pustaka
Kartono, St. Menembus pendidkan yang tergadai, Yogyakarta: Galang Press, 2002
Kompas, Pembentukan karakter bangsa: hendaknya berangakat dari budaya lokal, Senin 24
Januari 2000
________, Membangun karakter bangsa lewat pendidikan; Selasa 7 Maret 2000
________, Lembaga pendidikan gagal dalam membangun karakter bangsa, Senin 17 Maret
2003
Lubis Mochtar, Manusia Indonesia: Sebuah Pertangungjawaban, Jakarta: Idayu Press,1997.
Muhammad Ar., Pendidikan di alaf baru: rekonstruksi atas moralitas pendidkan, Yogyakarta;
Prismasophie 2003

Anda mungkin juga menyukai