Makalah Kewarganegaraan
Makalah Kewarganegaraan
Kelompok 1
Nama anggota :
1. Anisa yolanda
2. Hesti
3. Hani
4. Maria uli tresia
5. Sharoh francisca
6. Silvi febrianti
7. Wulan natalia
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
Pendahuluan
Sejak tumbangnya pemerintahan Orde Baru tahun 1998 sampai pemerintahan sekarang
kondisi bangsa Indonesia belum menunjukan perbaikan yang berarti. Beberapa kali
pergantian kepemimpinan nasional belum ada terobosan yang sangat fundamental terhadap
penyelesaian krisis dan arah pembangunan bangsa kedepan, pemerintah masih
memprioritaskan pembangunan jangka pendek dan menengah dan itu-pun masih dalam
bentuk fisik dan publis yang kental dengan kepentingan politik.
Krisis yang dialami bangsa Indonesia tidak hanya krisis ekonomi maupun politik, tapi lebih
dari itu bangsa kita tengah menghadapi krisis karakter/ jati diri.
Berbagai peristiwa atau kejadian yang sering berlangsung dalam kehidupan sehari-hari yang
kita saksikan melalui TV maupun media cetak menunjukan betapa masyarakat kita tengah
mengalami degradasi jati diri. Seiring perjalanan waktu moral bangsa terasa semakin
amburadul, huru-hara dan kesewenangan terjadi dimanan-mana, tata krama pun hilang,
nyawa seperti tak ada harga, korupsi menjadi-jadi bahkan telah dilakukan terang-terangan
dan berjamaah (meminjam istilah Taufik Ismail). Berbagai bentuk kerusuhan yang diikuti
penjarahan, pembunuhan dan pemerkosaan terjadi di berbagai daerah. Selain dari itu kutuhan
dan ketahanan bangsa-pun terancam disintegrasi dengan terjadinya beberapa konflik di
berbagai daerah seperti di Aceh, Maluku dan Papua.
Masyarakat Indonesia seperti kehilangan prinsip dan nation dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, konsep Bhenika Tunggal Ika sudah mulai luntur dari jiwa-jiwa generasi sekarang.
Akan tetapi semua proses yang terjadi saat ini boleh jadi memberikan pendidikan yang berarti
bagi masyarakat Indonesia dalam mencari jati diri. Menurut Sarjono Djatiman, bangsa
Indonesia baru dalam proses menjadi Indonesia. Pada masa lalu, para pendiri bangsa ini
melakukan proses menjadi Indonesia dimulai dari para elite dengan proses sukarela. Masing-
masing menyatakan dirinya lalu mencari unsur-unsur yang bisa dipakai sebagai pangkal tolak
nation Indonesia. Nation Indonesia dibangun atas dasar prinsip ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, musyawarah dan keadilan. Inilah yang menjadi harapan pendiri bangsa untuk
menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang memiliki jati diri.
Jika Pendiri bangsa ini (the founding fathers) masih sempat menyaksikan kondisi bangsa saat
ini tentu mereka akan sangat sedih dan menyesal. Bangsa Indonesia yang merdeka dengan
mengorbankan segenap harta, jiwa dan raga harus menjadi bangsa yang tidak memiliki
karakter (izzah), dan kehilangan prinsip kebangsaan. Rentetannya peristiwa kerusuhan yang
diikuti berbagai gejolak yang terjadi (khususnya di Aceh, Papua, Sulawesi Selatan) akhir-
akhir ini, merupakan fenomena yang dikhawatirkan akan mengarah pada disintegrasi bangsa.
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menuntaskan tugas mata kuliah kewarganegaraan
yang menjadi salah satu tugas Mahasiswi D3-Kebidanan TK I. Selain itu, di harapkan
makalah ini menjadi tulisan yang bermanfaat dan menjadi referensi bagi semua orang yang
membacanya.
C. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah di jelaskan di awal tadi, maka saya mengambil pokok masalah
menjadi 3 rumusan yang akan di bahas di bab selanjutnya. Berikut adalah rumusan/pokok
masalah :
Menurut W.B. Saunders, (1977: 126) menjelaskan bahwa karakter adalah sifat nyata dan
berbeda yang ditunjukkan oleh individu, sejumlah atribut yang dapat diamati pada individu.
Menurut Gulo W, (1982: 29) menjabarkan bahwa karakter adalah kepribadian ditinjau dari
titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, biasanya mempunyai kaitan
dengan sifat-sifat yang relatif tetap.
Menurut Kamisa, (1997: 281) mengungkapkan bahwa karakter adalah sifat-sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak.
Berkarakter artinya mempunyai watak, mempunyai kepribadian.
Wyne mengungkapkan bahwa kata karakter berasal dari bahasa Yunani karasso yang berarti
to mark yaitu menandai atau mengukir, yang memfokuskan bagaimana mengaplikasikan
nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Oleh sebab itu seseorang yang
berperilaku tidak jujur, kejam atau rakus dikatakan sebagai orang yang berkarakter jelek,
sementara orang yang berprilaku jujur, suka menolong dikatakan sebagai orang yang
berkarakter mulia. Jadi istilah karakter erat kaitannya dengan personality
(kepribadian) seseorang.
Jadi Karakter bangsa adalah kualitas jati diri bangsa yang membedakannya dengan
bangsa lain.
2. nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.
5. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang
telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-
tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan
orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Pembangunan karakter bangsa merupakan gagasan besar yang dicetuskan para pendiri bangsa
karena sebagai bangsa yang terdiri atas berbagai suku bangsa dengan nuansa kedaerahan
yang kental, bangsa Indonesia membutuhkan kesamaan pandangan tentang budaya dan
karakter yang holistik sebagai bangsa. Hal itu sangat penting karena menyangkut kesamaan
pemahaman, pandangan, dan gerak langkah untuk mewujudkan kesejahteraan dan
kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.