Disusun Oleh :
Zami Hanafa Maulana
(XI-IPA 2)
SMA MUHAMMADIYAH TARAKAN
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan
salam senantisa tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Sejarah adalah
sebuah kenyataan yang terjadi pada masa lampau. Kita sebagai kaum
muslimin perlu dan harus mengetahui sejarah perkembangan agama
islam yang kita anut dan yakini. Agama yang besar adalah agama yang
menghargai sejarah dan jasa para pahlawannya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Mohon maaf jika ada salah kata
ataupun salah dalam penulisan makalah ini. Wabillahi Taufik Walhidayah.
Wassalamu Alaikum. Wr. Wb.
Penulis
Zami Hanafa Maulana
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
2
DAFTAR
ISI
.3
BAB I PENDAHULUAN
Latar
Belakang
4
Sistematika
Penulisan
..5
Tujuan
Penulisan
..6
Rumusan
Masalah
6
BAB II PEMBAHASAN
Periode
Islam
7
Kesimpulan
16
Saran
.16
Daftar
Pustaka
.17
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
2. PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan mengenai gambaran umum mengenai periode
Islam, dunia Islam pada abad pertengahan, perkembangan ilmu pengetahuan
pada abad pertengahan dan perkembangan kebudayaan Islam pada abad
pertengahan.
3. PENUTUP
Pada bab penutup ini berisikan tentang kesimpulan dari isi
makalah yang berjudulPerkembangan Islam Pada Abad Pertengahan. Selain
kesimpulan, juga berisi saran dan daftar pustaka.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah berjudul Perkembangan Islam Pada Abad
Pertengahan ini yaitu untuk mengetahui lebih dalam dan rinci mengenai periode
Islam, dunia Islam pada abad pertengahan, perkembangan ilmu pengetahuan
dan ajaran Islam pada abad pertengahan, serta perkembangan kebudayaan Islam
pada abad pertengahan.
Rumusan Masalah
1. Menjeaskan periode-periode sejarah Islam,
2. Menjelaskan mengenai dunia Islam pada abad pertengahan
dan kemajuan- kemajuan apa saja yang terjadi pada setiap
kerajaan-kerajaan yakni kemajuan pemerintahan dan militer,
pengetahuan dan budaya, agama, serta ekonomi 3.Menjelaskan
perkembangan ilmu pengetahuan pada abad pertengahan,
4. Menjelaskan tentang perkembangan kebudayaan Islam pada
abad pertengahan yakni arsitektur dan seni sastra,
BAB II
PEMBAHASAN
Periode Islam
Dalam buku Ensiklopedi Islam, Jilid 2 (Jakarta, Ichtiar Baru Van Hoeve) dijelaskan
bahwa sejarah Islam telah melalui tiga periode, yaitu Periode Klasik (650-1250), Periode
Pertengahan (1250-1800), dan Periode Modern (1800-sekarang). Topik bahasan dalam bab
ini akan difokuskan pada perkembangan Islam pada periode pertengahan.
Pada Periode Klasik, Islam mengalami kemajuan dan masa keemasan. Hal ini ditandai
dengan sangat luasnya wilayah kekuasaan Islam, adanya integritasi antarwilayah Islam, dan
adanya kemajuan di bidang ilmu dan sains.
Pada abad pertengahan, Islam mengalami kemunduran. Hal ini ditandai dengan tidak
adanya lagi kekuasaan Islam yang utuh yang meliputi seluruh wilayah Islam, dan terpecahnya
Islam menjadi krajaan-kerajaan yang terpisah.
Pada garis besarnya, sejarah Islam dibagi menjadi tiga periode berikut ini.
Periode klasik (650-1250 M), merupakan zaman kemajuan. Periode ini dibagi menjadi 2
bagian, Fase ekspansi, integrasi, dan puncak kemajuan, terjadi kira-kira tahun 650-1000 M.
dan Fase disintegrasi, terjadi kira-kira pada tahun 1000-1250 M.
Peride pertengahan (1250-1800 M), terdiri lagi atas dua fase, yaitu Fase kemunduran (1250-
1500 M), dan Fase tiga kerajaan besar (1500-1800 M), yang mengalami Zaman kemajuan
pada tahun 1500-1700 M dan zaman kemunduran 1700-1800 M.
Periode modern (1800-sekarang), merupakan periode kebangkitan umat islam. Pemikiran
Islam pada zaman inilah disebut pemikiran modern Islam atau pemikiran modern dalam
Islam. Pembahasan berikit ini akan menjelaskan perkembangan Islam pada masa
pertengahan.
Dunia Islam Pada Abad Pertengahan
A. Kerajaan Ottoman
Kerajaan Ottoman bertempat di Turki. Kerajaan Ottoman baru merdeka pada tahun
1300 M. Kerajaan Ottoman didirikan oleh Usman I yang sekaligus menjadi raja pertama di
kerajaan tersebut. Kerajaan Ottoman mengalami kemajuan pada masa pemerintahan Sultan
Muhammad II (1451-1481). Sultan ini berjasa besar, karena telah menyebarluaskan Islam ke
benua Eropa, melalui penaklukan kota Banteng Konstantinopel ibukota Romawi Timur pada
tahun 1453 M. Karena keberhasilannya ini, kemudian Sultan Muhammad II mendapat
julukan Al Fatih yang artinya Sang Penakluk. Kerajaan Ottoman mengalami masa keemasan
pada masa pemerintahan Sultan Sulaeman I (1520-1566), yang bergelar Sulaeman Agung dan
Sulaiman Al-Canuni. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Ottoman memiliki wilayah
kekuasaan yang cukup luas, yaitu: Afrika Utara, Mesir, Hedzjaz, Irak, Armenia, Asia Kecil,
Krimea, Balkan, Yunani, Bulgaria, Bosnia, Hongaria, Rumania sampai ke batas Sungai
Danube dengan tiga lautan, yaitu Laut Merah, Laut Tengah dan Laut Hitam. Namun, setelah
Sulaeman Agung meninggal dunia, Kerajaan Ottoman Turki mengalami kemunduran
sehingga satu demi satu eilayah kekuasaannya melepaskan diri. Berikut ini adalah penguasa
kerajaan Ottoman yang terkenal, di antarannya:
Usman I
Usman I sebagai pendiri Kerajaan Ottoman dan sekaligus menjadi raja yang pertama
tentu lebih banyak mencurahkan perhatiannya kepada usaha-usaha untuk memperkukuh dan
melindungi kekuasaanya. Pada masa Usman I memimpin, banyak sekali serangan yang
dilancarkan oleh kekaisaran Bizantium. Oleh karena itu, untuk membantengi kekuasaannya,
anak Usman yang bernama Orkhan membentuk pasukan tangguh yang disebut Inkisyariah
(Janissary).
Murad I
Ekspansi besar-besaran kerajaan Ottoman dilakukan oleh Murad I, sehingga dia
menguasai daerah Balkan, Adrianopel (Turki), Macedonia, Sofia (Bulgaria) dan hampir
seluruh Yunani. Hal tersebut membuat kerajaan-kerajaan kriten di Balkan dan Eropa Timur
menjadi marah. Mereka menyusun kekuatan yang terdiri atas Bulgaria, Serbia, Hongaria, dan
Rumania untuk menggempur kerajaan Ottoman. Meskipun Murad I tewas dalam
pertempuran, tetapi kemenangan tetap pada pihak Ottoman.
Bayazid I
Perluasan wilayah Ottoman tetap dilakukan meskipun pada saat itu Kerajaan Ottoman
dipegang oleh Bayazid I. Banteng Philadhelpia dan Gramania di Iran berhasil ditaklukan oleh
pasuka Bayazid I pada tahun 1391 M. Hal tersebut membuat kegelisahan di daratan Eropa
yang mengakibatkan Paus menyuruh umat kristen untuk mengangkat senjata melawan
Kerajaan Ottoman. Dengan dipimpin Raja Hongaria, Sjismond, pasukan ini dibantu oleh
Jerman sehingga terjadi pertempuran di Nicopolis tanggal 25 September 1396 M. Kerajaan
Ottoman berhasil memenangkan pertempuran tersebut dan Eropa mengalami kekalahan. Pada
tahun 1402 M, Kerajaan Ottoman digempur oleh pasuka Timur Lenk, seorang penguasa
Mogul. Dengan kekuatan 800.000 orang pasuka Timur Lenk dapat mengalahkan pasukan
Bayazid I yang berkekuatan 120.000 orang. Dalam pertempuran itu, Bayazid I tewas beserta
pasukannya. Akibat kekalahan itu, wilayah Ottoman hampir seluruhnya jatuh ketangan Timur
Lenk.
Murad II
Kerajaan Ottoman sempat mengalami keruntuhan, tetapi setelah Raja Murad II
memimpin, kerajaan tersebut menjadi bangkit kembali. Seperti raja-raja sebelumnya, Murad
II juga melakukan ekspansi besar-besaran di daerah-daerah seperti Venesia, Salonika, dan
Hongaria.
Muhammad Al Fatih
Setelah Murad II wafat, Kerajaan Ottoman dipimpin oleh putra Murad II yang bernama
Muhammad. Sama halnya dengan raja-raja sebelumnya, Muhammad juga melakukan
ekspansi besar-besaran ke seluruh wilayah. Wilayah yang berhasil ditaklukan adalah
Konstantinopel pada tahun 1453 M. Sehingga mendapat gelar Al Fatih (sang penakluk).
Sejak saat itu, Konstantinopel dijadikan ibukota Kerajaan Ottoman dan namanya diubah
manjadi Istanbul yang berarti tahta Islam. Ditaklukannya Konstantinopel memudahkan
tentara Ottoman menaklukkan Serbia, Albania, dan Hongaria.
Sulaiman Al-Qanuni
Kerajaan Ottoman mengalami masa keemasan pada masa pemerintahan Sulaiman Al-
Qanuni. Sulaiman diberi gelar Al Qanuni karena berhasil membuat undang-undang yang
mengatur masyarakat. Selain itu, dia juga mendapat gelar Sulaiman yang Agung. Masa
pemerintahannya, wilayah Ottoman meliputi: Aljazair, Hejaz, Arme Irak, Asia kecil, Balkan,
Bulgaria, Yunani, Rumania, dan tiga laut yaitu, Laut Merah, Laut Hitam dan Laut Tengah.
Pemerintahan Kerajaan Ottoman berlangsung selama 7 abad. Kerajaan ini mulai lemah
setelah kekuasaan Sulaiman Al-Qanuni. Pada umumnya penguasa yang menggantikannya
tidak mempunyai wibawa dan lemah dalam memimpin negara.
B. Kesultanan Usmani
Didirikan oleh Usman, putra Artogol dari kabilah Oghuz di Mongol. Awalnya datang
ke Turki untuk meminta suaka politik kepada penguasa Seljuk dari serangan tentara Mongol.
Usman dipercaya menjadi panglima perang Dinasti Seljuk menggantikan ayahnya. Setelah
Sultan Alauddin wafat, Usman mengambil alih kekuasaan, sejak itu berdirilah Dinasti
Usmani.
Dinasti Usmani berbentuk kesultanan yang beribukota di Istanbul, Turki. Berasal dari
suku bangsa pengembara yang bermukim di wilayah Asia Tengah, salah satunya suku Kayi.
Usman bergelar Pedisyah Al-Usman, dibawah kepemimpinannya wilayah kesultanan
semakin luas dengan menaklukan beberapa wilayah, seperti Azmir (1327 M), Tharasyanli
(1356 M), Iskandar (1338 M), Ankara (1354 M), dan Galipoli (1356 M). Pada masa
pemerintahan Muhammad Al-Fatih Kesultanan Usmani mengalami puncak kejayaan, dan
dapat menaklukan wilayah Byzantum serta Konstantinopel (1453 M). Beberapa kemajuan
pada masa Kerajaan Usmani, Yaitu :
Pemerintahan dan Militer
Tingkatan paling tinggi dipegang oleh Sultan, tingkat kedua perdana menteri atau
Sadrazan, tingkat ketiga gubernur atau Pasya, tingkat keempat bupati atau As-sawaziq atau
Al-alawiyah.
Sistem pemerintahan dan kekuasaan militernya berjalan baik. Muncul kelompok elite
militer yang disebut janissary atau inkrisyriyah pada masa Orkhan bin Usman, kelompok ini
merupakan kelompok penghancur negeri non-muslim.
Pengetahuan dan Budaya
Terjadi akulturasi dari beberapa negara seiring dengan meluasnya wilayah, yaitu
kebudayaan Persia, Byzantium, dan Arab. Rakyat Usmani mengambil ajaran tentang etika
dan tat krama dari kebudayaan Persia, organisasi dan kemiliteran dari Byzantum, dan ilmu
arsitektur dari Arab. Dari ilmu arsitektur tersebut, berdirilah berbagai masjid yang bagus serta
kaligrafi indah.
Akulturasi budaya dari berbagai Negara, diantaranya Kebudayaan Persia, Byzantium dan
Arab. Sedangkan ilmu pengetahuan yang menonjol adalah bidang arsitektur dan hiasan
kaligrafi.
Agama
Kesadaran agama pada masa Kerajaan Usmani sangatlah kuat. Pada masa ini muncul dua
aliran tarekat, yaitu Bektsyi dan Maulawiyah.
Berikut ini namanama 38 penguasa Kesultanan Usmani. Yaitu :
Periode Pertama
1) Usman I 1299-1324
2) Orkhan bin Usman 1324-1359
3) Murad bin Orkhan 1359-1389
4) Bayazid I bin Murad I 1389-1402
Periode Kedua
5) Muhammad I bin bayazid I 1403-1421
6) Murad II bin Muhammad I 1421-1451
7) Muhammad II al-Fatih bin Murad I 1451-1481
8) Bayazid II bin Muhammad II 1481-1512
9) Salim I bin Bayazid II 1512-1520
10) Sulaiman al-Qununi bin Salim I 1520-1566
Periode Ketiga
11) Salmi II bin Sulaiman I 1566-1574
12) Murad II bin Salim II 1574-1595
13) Muhammad II bin Murad III 1595-1603
14) Ahmad I bin Muhammad III 1603-1617
15) Mustafa I bin Muhammad III 1617-1618
16) Usman II bin Ahmad I 1618-1622
17) Mustafa I untuk yang ke-2 1622-1623
18) Murad IV bin Ahmad I 1623-1640
19) Ibrahin bin Ahmad I 1640-1648
20) Muhammad IV bin Ibrahin 1648-1687
21) Sulaiman II 1687-1691
22) Ahmad II bin Ibrahim 1691-1695
23) Mustafa II bin Muhammad IV 1695-1703
Periode Keempat
24) Ahmad III bin Muhammad IV 1703-1730
25) Mahmud I bin Mustafa II 1730-1754
26) Usman III bin Mustafa II 1754-1757
27) Mustafa II bin Ahmad III 1757-1774
28) Abdul Hamid I bin Ahmad III 1774-1789
29) Salim III bin Mustafa III 1789-1807
30) Mustafa IV bin Abdul Hamid I 1807-1808
31) Mahmud II bin Abdul Hamid I 1808-1839
Periode Kelima
32) Abdul Majid bin Mahmud II 1839-1861
33) Abdul Aziz bin Mahmud II 1861-1876
34) Murad V bin Abdul Majid 1876
35) Abdul Hamid III bin Abdul Majid 1876-1909
36) Muh. V Rasyad bin Abdul Majid 1909-1918
37) Muh. Wahiduddin bin Abdul Majid 1918-1922
38) Abdul Majid II sebagai khalifah 1922-1924
C. Kerajaan Safawi
Didirikan oleh Syah Ismail pada 907 H/1500 M di Tabriz, Persia (Iran). Awalnya
sebuah gerakan tarekat yang bernama Safawiyah yang menjadi gerakan politik, dipimpin oleh
Syekh Safifuddin Ishaq. Gerakan ini memasuki wilayah politik dan pemerintahan karena
merupakan tarekat militer yang para pengikutnya berkeinginan memainkan peran politik
untuk memperkokoh kekuasaannya. Kegiatan politik dipertajam pada pemerintahan Ismail,
sehingga Ismail dianggap sebagai pendiri Kerajaan Safawi. Dibentuk semacam kesatuan
tentara agama atau Qizilbasy (si kepala merah) pada pemerintahan Haidar.
Ismal menerapkan Syiah Isra Asyariah sebagai agama negara. Sebelumnya Persia
berada di bawah kekuaaan Suni, maka ia mendatangkan ulama Syiah dari Iraq, Bahrein, dan
Libanon untuk tujuannya. Program ini mengalami pertentangan yang berat, karena tidak
mudah mengubah ideologi rakyat dari Suni ke Syiah. Banyak pula sastrawan dan ulama Suni
yang dibunuh demi penerapan Syiah ini. Syah Ismail terus melanjutkan penaklukan sampai
ke seluruh Iran, Heart maupun Diyarbakr (Turki), dan Baghdad dengan dukungan pasukan
Qizilbasy.
Pada masa pemerintahan Syah Abbas (1588-1629) Kerajaan Safawi mengalami
puncak keemasaan. Tidak hanya meredam konflik internal dan merebut wilayah yang
melepaskan diri, tetapi Syah Abbas juga mampu melebarkan wilayahnya ke Tabriz, Sirwan,
dan kep.Harmuz, bahkan pelabuhan Bandar Abbas. Syah Abbas ingin melepaskan diri dari
ketergantungan dukungan kekuatan militer Qizilbasy, maka ia membentuk kekuatan militer
yang terdiri dari budak Kaukakus dan Georgia. Strategi ini berhasil mengusir kekuatan Uzbek
di Khirazan pada tahun 1598.
keemasan Kerajaan Safawi terjadi pada masa kepemimpinan Syah Abbas (1588-1629
M)Syah Abbas berhasil memperluas wilayahnya ke Tabriz, Sirwan, Kepulauan Harmuz, dan
pelabuhan Bandar Abbas. Beberapa kemajuan pada masa Kerajaan Safawi, yaitu :
Pemerintahan dan Politik
Struktur Organisasi pemerintahan Kerajaan Safawi secara administratif terbagi menjadi
dua, yaitu horizontal dan vertikal. Secara horizontal berdasarkan kesukuan, sedangkan secara
vertikal berdasarkan keistanaan (dargah) dan sekretariat Negara (divan atau mamalik)
Ekonomi
Adanya pelabuhan Bandar Abbas, pelabuhan menjadi ramai, sehingga Perdagangan
semakin maju. Selain itu, juga mengalami kemajuan dalam bidang pertanian, terutama di
daerah Bulan Sabit yang subur. Ekonomi dikendalikan langsung oleh pusat. Banyak
memperkuat di bidang pertanian dengan memperbanyak pengalihan tanah negara menjadi
tanah raja. Pertumbuhan ekonominya semakin baik karena stabilitas keamanan yang dinamis
dan situasi dalam negeri yang terkendali. Pelabuhan Bandar Abbas menjadi jalur perdagangan
antara Timur dan Barat sehingga sektor perdagangan semakin maju. Di bidang pertanian
mengalami kemajuan terutama di daerah Bulan Sabit yang subur.
Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Syah Abbas I mendirikan lembaga Pendidikan syiah, yaitu untuk lebih memantapkan
aliran Syiah yang diyakininya. Pada zaman ini muncul beberapa ilmuwan, sastrawan, dan
sejarawan, diantaranya Muhammad bin Husain Al-Amili Al-JubaI. Muhamad Baqir
Astarabadi, Sadrudin Muhammad bin Ibrahim Syiraji, dan Muhammad Baqir Majlisi.
Sedangkan dibidang budaya banyak dibangun gedung-gedung yang megah dan indah, baik
itu kantor, masjid, rumah sakit maupun jembatan raksasa. Dalam bidang seni banyak sekali
menghasilkan kerajinan tangan, keramik, karpet, dan seni lukis.
Selain itu, ada seorang cendekiawan Muslim yang ahli dalam ilmu geografi yang
bernama Ibnu Batutah (703-779 H) dan juga pengembara Muslim yang telah berkeliling
dunia serta pernah singgah sebanyak dua kali di Samudera Pasai (Aceh). Beliau telah
menyusun buku yang berjudul Rihlah Ibnu Batutah, berisi tentang perjalanan Ibnu Batutah
dalam berkeliling dunia. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam berpuluh-puluh bahasa
dunia.
Perlu pula diketahui bahwa pada awal abad pertengahan ini, telah pula disusun Kitab
Mausuat, yaitu buku yang sangat tebal, berisi tentang kumpulan berbagai ilmu pengetahuan,
yang pada masa sekarang disebut ensiklopedi. Di antara cendekiawan Muslim yang
menyusun Mausuat adalah An-Nuwairy (wafat : 722 H), Ibnu Fadlullah (700-748 H), dan
Jalaluddin As-Suyuti (849-911 H).
Setelah kerajaan-kerajaan Islam dan umat Islam di berbagai wilayah dari benua Asia
dan Afrika mengalami kemunduran di bidang politik dan ekonomi, akibat dijajah oleh bangsa
Eropa, umat Islam tidak mampu lagi untuk menumbuh-kembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Perkembangan Kebudayaan Islam Pada Abad
Pertengahan
1. Arsitektur
Kata arsitektur berasal dari bahasa Yunani yaitu architektur yang berasal dari dua suku
kata yakni arche dan tektoo. Arche berarti asli, awal, dan otentik. Tektoo bermakna berdiri
stabil dan kokoh.
Arsitektur Islam adalah ilmu sekaligus seni merancang bangunanataupun struktur lain
yang fungsional dan dirancang berdasarkan kaidah estetika Islam yang bertolak dari
pengakuan akan keesaan Allah SWT. Arsitektur Islam itu terdapat antara lain pada bangunan
masjid, istana, dan makam/pekuburan.
2. Seni Sastra
Seni sastra sebagai bagian dari kebudayaan terdapat pula di berbagai wilayah kerajaan
dan wilayah Islam seperti: Turki, Persia, Irak, India, bahkan Indonesia.
Pada abad pertengan, Islam mengalami kemunduran. Hal itu ditandai antara lain dengan tidak
adanya lagi kekuasaan Islam yang utuh, yang meliputi seluruh wilayah Islam, dan
terpecahnya Islam menjadi banyak kerajaan. Juga kerajaan Islam besar pada abad
pertengahan adalah kerajaan ottoman di Turki, kerajaan Mogul di India dan kerajaan Syafawi
di Persia.
Pada abad pertengahan, bangsa Eropa lebih maju daripada kerajaan-kerajaan Islam umat
Islam, khususnya untuk menjajah wilayah-wilayah Islam, baik di Asia maupun di Afrika.
Tujuan penjajahan bangsa Eropa adalah gold, glory dan gospel.
Pada awal abad pertengahan terutama di 3 kerajaan besar, yakni kerajaan Ottoman Turki,
Mogul di India, dan Syafawi di Persia. Ilmu pengetahuan tentang Islam, ilmu pengetahuan
umum dankebudayaan mengalami kemajuan, walaupun tidak semaju zaman keemasan Daulat
Abbasiyah
Perkembangan Islam, mengalami dua fase yaitu fase kemajuan dan fase kemunduran. Fase
kemajuan terjadi pada tahun 650 -1250 M yang ditandai dengan sangat luasnya kekuasaan
Islam, ilmu dan sain mengalami kemajuan dan penyatuan antar wilayah Islam dan fase
kemunduran terjadi pada tahun 1250 1500 M yang ditandai dengan kekuasaan Islam
terpecah-pecah dan menjadi kerajaan-kerajaan yang terpisah pisah.
B. Saran
Sejarah adalah kejadian masa lampau yang harus selalu kita ingat dan pelajari karena
jika tidak ada sejarah maka masa kini tidak akan pernah ada. Mempelajari tentang
perkembangan Islam pada abad pertengahan tentu mengingatkan kita akan peristiwa-
peristiwa yang terjadi saat membela dan mempertahankan agama Islam. Pelajaran ini tentu
harus ditingkatkan lagi agar siswa dapat lebih mengerti akan perjuangan orang-orang dulu
sehingga kita harus lebih meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT.
1. Sebaiknya, kita harus lebih memahami lagi tentang sejrah perkembangan Islam khususnya
pada abad pertengahan.
2. Sebaiknya, kita juga harus melestarikan budaya-budaya Islam yang berkembang khususnya
ditanah air kita agar tidak punah.
3. Sebaiknya, kita harus lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, agar tidak mengalami
kehancuran seperti akibat godaan setan yang terkutuk.
Daftar Pustaka
Syamsuri. 2007. Pendidikan Agama Islam Untuk SMA Kelas XI. Ciracas,Jakarta: Erlangga.
TUNTAS Tuntunan Ke Universitas Pendidikan Agama Islam Untuk SMA Kelas XI. Jakarta
Selatan: CV Graha Pustaka.
Internet
http://nurhikmahalam.blogspot.co.id/2012/12/perkembangan-islam-pada-abad-
pertengahan.html
https://destafiana96.wordpress.com/2013/11/17/makalah-perkembangan-islam-pada-abad-
pertengahan/
https://hbis.wordpress.com/2007/11/23/perkembangan-islam-pada-abad-petengahan/