Anda di halaman 1dari 29

Transformation

of Space

Apakah kemajuan nalar dalam era


Modern dapat menciptakan
masyarakat yang lebih baik (lebih
berkeadilan, lebih sejahtera dan lebih
tertata)? Tantangan ini dijawab oleh
para pemikir Modern di antaranya
dengan merumuskan teritori (ruang,
bangunan, organisasi sosial dan
kegiatan) baru yang mampu
mentransformasikan masyakat sesuai
dengan idealita tersebut.
Working Condition
Living Condition
Mungkinkah kita menciptakan
arsitektur yang dapat
menjadikan masyarakat yang
mandiri, adil dan sejahtera?

Arsitektur Utopia Sosial


Para pelopor paham Utopia Sosial meyakini bahwa tata
masyarakat yang ada tak lagi relevan sama sekali dengan
cita-cita dan tantangan kontemporer yang ada. Untuk itu,
dunia harus dirombak secara mendasar agar idealita baru
dapat terwujud. Arsitektur menjadi alat yang penting untuk
membantu mewujudkan tatanan baru tersebut lantaran
ruang dan bangunan dipandang mampu untuk
mengorganisasikan masyarakat menuju tatanan baru
tersebut.
Architecture in the Age of Reason

HENRI de SAINT SIMONE (1760-1825)


Ideal Industrial Society

Industri mengguncang sendi-sendi kehidupan


masyarakat sehingga diperlukan tata masyarakat
baru. Saint Simone yang menanggalkan status
kebangsawanannya merumuskan ilmu
kemasyarakatan yang kemudian disebut sebagai
Sosiologi. Masyarakat baru ini akan dipelopori oleh
filsuf, ilmuwan dan teknisi yang akan merancang dan
menerapkan masyarakat industrial yang manusiawi.

Untuk itu, diperlukan institusi yang menjamin


kesejahteraan masyarakat, terutama bagi kalangan
buruh yang posisinya dalam masyakat industri
terpinggirkan.

Saint Simone tidak mengajukan rumusan arsitektur


tertentu tapi gagasannya menginspirasi banyak
pemikir sejamannya untuk dapat menciptakan wadah
bangunan guna mencapai masyarakat yang lebih
berkeadilan dan berkesejahteraan.
Architecture in the Age of Reason

CHARLES FOURIER (1772-1837)


Communal Agricultural
Living

Bertentangan dengan Saint Simon, Fourier yakin bahwa


industri hanya akan menghasilkan kesenjangan sosial
dan penyakit masyarakat lainnya, sehingga masyarakat
harus kembali ke sistem pertanian tapi dengan pola
hubungan sosial yang dirombak secara mendasar.

Masyarakat harus menjadikan kehidupan dan pertanian


sebagai usaha bersama dengan semua kepemilikan
berada di tangan kelompok (bahkan keluarga pun tak
ada lagi). Kebersamaan ini akan meningkatkan
produktivitas dan kesejahteraan. Kelompok ini
menghuni bangunan agung yang disebutnya sebagai
Phalanx. Mereka yang paling miskin mendapat lantai
dasar yang nyaman, sedangkan yang paling kaya di
lantai teratas. Satu phalanx dihuni oleh 1620 orang,
yang akan berkembang dengan membentuk phalanx
yang lain sehingga secar ideal dunia akan berisi 6 juta
phalanx nantinya.
Phalanstere: Fourier
Familiestere: Andre Godin
Architecture in the Age of Reason

ROBERT OWEN (1771-1858)


Co-op factory Housing

Robert Owen menekankan bahwa para pekerja


akan bekerja dengan baik jika mereka
mendapatkan fasilitas yang memadai.

By excluding streets, alleyways, and


courtyards, it would naturally exclude the vices
displayed in such environments: by emulating
the form of the monastic precinct and the
college court, it united the virtues of morality
and learning and, by providing a center toward
which the entire community was turned, it
concretized the very image of harmony and
unity for the new social world. For the street,
harbinger of every social ill, was substituted the
cloister; the meditative walks of the past
reinvoked for the secular purposes of the
future.
New Harmony: Robert Owen
New Lanark: Robert Owen
Mungkinkah kita menciptakan
arsitektur yang dapat
menjadikan orang berdisiplin,
profuktif dan bermoral?

Reformasi Pragmatis
Dalam pendekatan Pragmatis, masyarakt dipandang sebagai
sekumpulan orang yang terikat oleh kontrak sosial. Dalam
kontrak tersebut terselanggaranya suatu tata masyarakat
yang baik tidak didasari oleh prinsip saling percaya
melainkan oleh kemampuan penguasa untuk mengawasi
dan menertibkan mereka yang dikuasai. Pengawasan fisik
atas gerak-gerik dan tingkah laku seseorang diyakini mampu
menjadikan orang tersebut patuh dan menjadi orang yang
lebih baik. Meskipun semula cara pandang ini dipergunakan
untuk merancang penjara. Tapi secara prinsip-prinsipnya
dapat diterapkan pada bangunan kelembagaan lain yang
bertujuan untuk menertibkan masyarakat.
Architecture in the Age of Reason

Jeremy Bentham (1748-1832)


Supervision in Panopticon

Arsitektur bukan hanya merupakan ungkapan


keunggulan nalar dan kecanggihan teknologi,
tetapi menjadi sarana untuk membentuk
(mereformasi) masyarakat. Dengan
pendekatan pragmatis, ruang disusun
sehingga dapat menjadi mekanisme
pengendali. Jeremy Bentham dalam The
Panopticon Writings menggambarkan
pentingnya peran arsitektur yang seperti ini:

"Morals reformed - health preserved -


industry invigorated, instruction diffused -
public burthens lightened - Economy seated,
as it were, upon a rock - the gordian knot of
the Poor-Laws are not cut, but untied - all by
a simple idea in Architecture!"
Bentham & Panopticon

Prinsip bangunan tersebut dinamai Panopticon


(yang berarti dapat melihat/mengawasi
segala sesuatu) digambarkannya sebagai
suatu bangunan yang memungkinkan sesorang
mengawasi jumlah orang yang banyak.

A building circular... The prisoners in their


cells, occupying the circumferenceThe
officers in the centre. By blinds and other
contrivances, the Inspectors concealed... from
the observation of the prisoners: hence the
sentiment of a sort of omnipresenceThe
whole circuit reviewable with little, or...
without any, change of place. One station in
the inspection part affording the most perfect
view of every cell."
Foucault, Michel (1984) Space, Knowledge, and Power. An interview by Paul Rabinow
Bentham & Panopticon

Prinsip bangunan yang


membentuk masyarakat yang
tertib dan bermoral (karena
merasa selalu diawasi)
menjadi landasan bagi
pembentukan berbagai
bangunan yan bertujuan
serupa.
Bentham & Panopticon

Cornwall Lunatic Asylum [later St. Lawrence Hospital] 1817-1820


Bentham & Panopticon

Pendekatan perancangan bangunan yang


bersifat mekanistik dan totaliter ini mendapat
kritik dan tantangan dari banyak pihak. Di
antaranya dari kalangan yang meyakini bahwa
pendekatan spiritual-keagamaan lah yang
paling penting untuk ditekankan dalam
perbaikan masyarakat.
The Legacies of Spatial Transformation

Tiga warisan terpenting dari pendekatan


Transformasi Spatial adalah:

1. Perluasan lingkup ilmu arsitektur ke dalam skala yang lebih besar


(permukiman dan kawasan)

2. Perluasan disiplin ilmu arsitektur ke wilayah ilmu sosial dan perilaku

3. Arsitektur menjadi sarana untuk menggerakkan masyarakat


Colorado Prison 2006
TECHNOLOGICALLY MINDED URBAN UTOPIA
Auroville, Pondicherry
"Auroville wants to be a
universal town where
men and women of all
countries are able to live
in peace and progressive
harmony above all
creeds, all politics and all
nationalities. The
purpose of Auroville is
to realise human
unity." - The Mother

Anda mungkin juga menyukai