Anda di halaman 1dari 6

MATA KULIAH : SEMINAR AUDITING

KELAS : C2 AKUNTANSI

ETIKA PROFESSIONAL AKUNTAN PUBLIK

KELOMPOK 3
1 SARASWATY SAIN (02320140132)

2 SULASTRI RUSDI (02320140146)

3 HESTY (02320140150)

4 MUTAHARAH ABD. RAHMAN (02320140154)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2016
A. Etika Profesional

Etika secara harfiah bermakna pengetahuan tentang azas-azas akhlak atau


moral. Etika secara terminologi kemudian berkembang menjadi suatu konsep yang
menjelaskan tentang batasan baik atau buruk, benar atau salah, dan bisa atau tidak
bisa, akan suatu hal untuk dilakukan dalam suatu pekerjaan tertentu.
Audit membutuhkan pengabdian yang besar pada masyarakat dan komitmen
moral yang tinggi. Masyarakat menuntut untuk memperoleh jasa para auditor publik
dengan standar kualitas yang tinggi, dan menuntut mereka untuk bersedia
mengorbankan diri
Itulah sebabnya profesi auditor menetapkan standar teknis dan standar etika
yang harus dijadikan panduan oleh para auditor dalam melaksanakan audit
Standar etika diperlukan bagi profesi audit karena auditor memiliki posisi
sebagai orang kepercayaan dan menghadapi kemungkinan benturan-benturan
kepentingan.
Pentingnya Nilai-Nilai Etika dalam Auditing beragam masalah etis berkaitan
langsung maupun tidak langsung dengan auditing. Banyak auditor menghadapi
masalah serius karena mereka melakukan hal-hal kecil yang tak satu pun tampak
mengandung kesalahan serius, namun ternyata hanya menumpuknya hingga
menjadi suatu kesalahan yang besar Untuk itu pengetahuan akan tanda-tanda
peringatan adanya masalah etika akan memberikan peluang untuk melindungi diri
sendiri.
Etika sudah menjadi kebutuhan setiap orang dalam menjalankan aktivitas
mereka. Etika merupakan serangkaian prinsip atau nilai moral yang dimiliki oleh
setiap orang. Kegiatan material dan immaterial pasti mempunyai etika tersendiri,
termasuk etika dalam menjalankan profesi. Salah satu profesi yang mempunyai etika
adalah akuntan publik. Prinsip etika akuntan atau kode etik akuntan itu sendiri
meliputi delapan butir pernyataan (IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007). Kedelapan butir
pernyataan tersebut merupakan hal-hal yang seharusnya dimiliki oleh seorang
akuntan. Delapan butir tersebut adalah, sebagai berikut.
1. Tanggung Jawab Profesi
Auditor harus menggunakan pertimbangan profesional dan moral yang
sensitif dalam semua aktivitasnya. Mereka bertanggung jawab, bekerja sama satu
sama lain untuk mengembangkan metode akuntansi dan pelaporan, memelihara
kepercayaan publik, dan melaksanakan tanggung jawab profesi bagi sendiri. Dalam
menjalankan tanggung jawab sebagai seorang profesional,anggota harus
menjalankan pertimbangan moral dan profesional secara sensitif
2. Kepentingan Publik
Anggota harus menerima kewajiban mereka untuk bertindak sedemikian rupa
demi melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukan komitmen atas profesionalisme.
3. Integritas
Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan
merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang
diambilnya. Untuk memelihara dan memperluas keyakinan publik, anggota harus
melaksanakan semua tanggung jawab profesinal dengan integritas tertinggi
4. Objektivitas
Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak,
jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan
kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain. Seorang anggota harus memelihara
objektivitas dan bebas dari konflik kepentingan dalam menunaikan tanggung jawab
profesional. Seorang anggota dalam praktik publik seharusnya menjaga
independensi dalam fakta dan penampilan saat memberikan jasa auditing dan
atestasi lainnya
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Seorang anggota profesi harus selalu mengikuti standar-standar etika dan
teknis profesi terdorong untuk secara terus menerus mengembangkan kompetensi
dan kualitas jasa, dan menunaikan tanggung jawab profesional sampai tingkat
tertinggi kemampuan anggota yang bersangkutan
6. Kerahasiaan
Seorang akuntan profesional harus menghormati kerhasiaaninformasi yang
diperolehnya sebagai hasil dari hubungan profesional dan bisnisserta tidak boleh
mengungapkan informasi apa pun kepada pihak ketiga tanpa izinyng enar dan
spesifik, kecuali terdapat kewajiban hukum atau terdapat hak profesional untuk
mengungkapkannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan setelah hubungan
antara anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.
7. Perilaku Profesional
Seorang akuntan profesional harus patuh pada hukum dan perundang-
undangan yang relevan dan harus menghindari tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesi.
8. Standar Teknis
Sebagai profesional setiap anggota dalam melaksanakan tugasnya harus
sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan
keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan
dengan prinsip integritas dan obyektivitas.

B. Dilema Etika dan Solusinya

Dilema etika adalah Situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus membuat
keputusan tentang perilaku seperti apa yang tepat untuk dilakukannya.
Terdapat dua faktor utama yang mungkin menyebabkan orang berperilaku tidak etis,
yakni:
1. Standar etika orang tersebut berbeda dengan masyarakat pada umumnya.
Misalnya, seseorang menemukan dompet berisi uang di bandar udara
(bandara). Dia mengambil isinya dan membuang dompet tersebut di tempat
terbuka. Pada kesempatan berikutnya, pada saat bertemu dengan keluarga
dan teman-temannya, yang bersangkutan dengan bangga bercerita bahwa
dia telah menemukan dompet dan mengambil isinya.
2. Orang tersebut secara sengaja bertindak tidak etis untuk keuntungan diri
sendiri. Misalnya, seperti contoh di atas, seseorang menemukan dompet
berisi uang di bandara. Dia mengambil isinya dan membuang dompet
tersebut di tempat tersembunyi dan merahasiakan kejadian tersebut.
Pemecahan Dilema Etika
Pendekatan enam langkah berikut ini merupakan pendekatan sederhana untuk
memecahkan dilema etika:
1. Dapatkan fakta-fakta yang relevan
2. Identifikasi isu-isu etika dari fakta-fakta yang ada
3. Tentukan siapa dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi oleh
dilema etika
4. Identifikasi alternatif-alternatif yang tersedia bagi orang yang memecahkan
dilema etika
5. Identifikasi konsekuensi yang mungkin timbul dari setiap alternatif
6. Tetapkan tindakan yang tepat.

C. Kebutuhan Khusus Akan Kode Etik Profesi

Perlunya Etika Profesional bagi Organisasi Profesi :


1. Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan
kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya.
2. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi
lebih tinggi jika profesi tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap
pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh anggota profesinya.

D. Kode Etik Profesi AICPA (American Institute of Certified Public


Accountants)

Standar umum perilaku yang ideal dan menjadi khusus tentang perilaku yang
harus dilakukan terdiri dari empat bagian yaitu :
Prinsip etika profesi
Peraturan etika
Interpretasi atas peraturan etika
Kaidah etika
E. Contoh Kasus
Frank Dorrance, seorang manajer audit senior untuk Bright and Lorren,CPA baru
saja diinformasikan bahwa perusahaan berencana untuk mempromosikannya menjadi
rekanan pada 1 atau 2 tahun ke depan bila ia terus memperlihatkan tingkat mutu yang
tinggi sama seperti masa sebelumnya. Baru saja Frank ditugaskan untuk mengaudit
Machine International sebuah perusahaan grosir besar yang mengirimkan barang
keseluruh dunia yang merupakan klien Bright and Lorren yang bergengsi. Selama
audit, Frank menentukan bahwa Machine International menggunakan metode
pengenalan pendapatan yang disebut tagih dan tahan yang baru saja dipertanyakan
oleh SEC. Setelah banyak melakukan riset, Frank menyimpulkan bahwa metode
pengenalan pendapatan tidaklah tepat untuk Machine International. Ia membahas hal
ini dengan rekanan penugasan yang menyimpulkan bahwa metode akuntansi itu telah
digunakan selama lebih dari 10 tahun oleh klien dan ternyata tepat. Frank berkeras
bahwa metode tersebut tepat pada tahun sebelumnya tetapi peraturan SEC
membuatnya tidak tepat tahun ini. Frank menyadari tanggung jawab rekan itu untuk
membuat keputusan akhir, tetapi ia merasa cukup yakin untuk menyatakan bahwa ia
merencanakan untuk mengikuti persyaratan SAS 22 (AU 311) dan menyertakan
sebuah pernyataan dalam kertas kerja bahwa ia tidak setuju dengan keputusan
rekannya. Rekan itu memberitahukan Frank bahwa ia tidak akan mengizinkan
pernyataan demikian karena potensi implikasi hukum. Namun, ia mau menulis sebuah
surat kepada Frank yang menyatakan bahwa ia mengambil tanggung jawab penuh
untuk keputusan akhir bila timbul suatu permasalahan hukum. Ia menutup dengan
mengatakan, Frank, rekan harus bertindak seperti rekan. Bukan seperti meriam lepas
yang berusaha untuk membuat hidup menjadi sulit bagi rekan mereka. Anda masih
harus bertumbuh sebelum saya merasa nyaman dengan anda sebagai rekan.

Solusi:
Pada kasus di atas, kita dapat menggunakan pendekatan enam langkah untuk
menyelesaikan dilema etis tersebut, antara lain terdapat fakta-fakta yang relevan.
Dalam kasus ini, fakta-fakta tersebut adalah metode pengenalan pendapatan yang
digunakan Machine International merupakan metode yang dipertanyakan oleh pihak
SEC.
Setelah melakukan riset, Frank menemukan bahwa metode tersebut tidak sesuai
bagi Machine Internatioal. Frank mengetahui bahwa metode tersebut memang tepat
pada tahun sebelumnya tetapi peraturan SEC membuatnya tidak tepat tahun ini.
Frank merencanakan untuk mengikuti persyaratan SAS 22 (AU 311) dan menyertakan
sebuah pernyataan dalam kertas kerja bahwa ia tidak setuju dengan keputusan
rekannya.
Rekannya meminta Frank agar sependapat dengan dirinya untuk menyetujui
penggunaan metode tersebut karena metode tersebut telah digunakan selama
bertahun-tahun dan diyakini ketepatannya. Rekannya menawarkan surat pernyataan
bahwa bila terjadi suatu permasalahan hukum, maka ia mengambil tanggung jawab
penuh akan hal tersebut.
Mengidentifikasi isu-isu etika berdasarkan fakta-fakta tersebut. Isu etika dari
dilema tersebut adalah apakah merupakan hal yang etis bagi Frank untuk
mengeluarkan pernyataan bahwa ia tidak setuju dengan keputusan rekannya
mengingat rekan merupakan orang yang membuat keputusan akhir serta berada di
atas kedudukannya saat ini sebagai manajer senior. Menentukan siapa yang akan
terkena pengaruh dari keluaran dilema tersebut dan bagaimana cara-cara masing-
masing pribadi atau kelompok itu dipengaruhi. Dari kasus tersebut, dapat kita ketahui:
Frank Diminta agar sependapat dengan rekannya bahwa metode pengenalan
pendapatan yang digunakan oleh Machine International adalah metode yang tepat,
diminta agar menerima surat penawaran dari rekannya bahwa rekannya yang
bertanggung jawab penuh jika terjadi masalah hukum, evaluasi kinerja barangkali akan
terpengaruh juga, sikapnya terhadap rekannya/perusahaannya barangkali terpengaruh
pula.
Rekan Frank: Kesuksesan penugasan dari perusahaan mungkin akan terpengaruhi.
Machine International: Penggunaan metode pengenalan pendapatan yang digunakan
selama ini juga mungkin terpengaruhi
Bright and Lorren, CPA; dapat mempengaruhi hasil laporan kewajaran karena adanya
perbedaan pendapat tersebut serta kemungkinan pengaruh terhadap kontrak yang
dijalani.
SEC; aturan dari SEC yang tidak dipatuhi oleh Machine International
a. Alternatif-alternatif yang tersedia bagi Frank:
Menolak untuk sependapat dengan rekannya

Menolak surat penawaran yang ditawarkan rekannya

Memberitahu Machine International bahwa metode yang digunakan tidak


sesuai dengan SEC
Menyetujui pendapat dan tawaran surat pertanggung jawaban dari rekannya

Meminta agar rekannya mematuhi aturan yang terdapat pada SEC

Menolak untuk melakukan kegiatan penugasan tersebut

Mengundurkan diri dari perusahaan


b. Konsekuensi dari setiap alternatif
Jika ia menyetujui pendapat dan tawaran surat pertanggung jawaban dari rekannya
kemungkinan hal ini dapat berpengaruh besar bagi hasil audit ini nantinya. Jika
timbul permasalahan hukum maka hal ini dapat membuat perusahaanya (Bright
and Lorren,CPA), rekannya, dan ia sendiri dituntut oleh kliennya karena melakukan
kesalahan selama pelaksanaan audit.
c. Tindakan yang Tepat
Keputusan sepenuhnya berada di tangan Frank, tentunya ia harus
mempertimbangkan masak-masak akan dilema yang diadapinya saat ini. Secara
ekstrim, jika ia tetap menjunjung akan SPAP dan PSAK maka ia akan tetap
menuliskan ketidak setujuannya akan keputusan rekannya dalam menangani
kasus tersebut mengingat metode akuntansi yang digunakan klien tidaklah sesuai
dengan aturan yang diberikan SEC. Namun jika ia menyetujui pendapat rekannya
maka kemungkinan ia akan memperoleh kedudukannya sebagai rekan yang akan
ia peroleh 1 atau 2 tahun ke depan serta adanya pandangan bahwa ia telah
menunjukkan sikap menghargai dan menghormati keputusan rekannya. Sementara
di satu pilihan lainnya Frank dapat memilih untuk tidak melakukan kegiatan
penugasan tersebut melihat adanya risiko yang cukup besar pada hasil auditnya
nanti.

Anda mungkin juga menyukai