Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(PLEDOOI)
NOMOR : TUT-20/24/10/2011
PERIKANAN
TUYEN TONG
1
PEMBELAAN
(PLEDOI)
Status Penahanan
1. Penahanan Rutan oleh Penyidik Polres Kabupaten Aceh Jaya sejak tanggal 11
Maret 2011
2. Diperpanjang oleh Kejaksaan Negeri Calang sejak tanggal 31 Maret 2011 sampai
dengan 7 April 2011
3. Penahanan Rutan oleh Penuntut Umum sejak : 8 April 2011 sampai dengan 18
April 2011
4. Diperpanjang oleh Pengadilan Negeri Calang sejak 18 April 2011
Dakwaan
KESATU
Bahwa ia Terdakwa TUYEN TONG selaku Nakhoda Kapal Fresh Fish Pte. Ltd.
berdasarkan surat kontrak kerja No 678/SP/2010 secara sendiri sendiri atau
bersama sama dan bersekutu dengan I Made Klepon, Iskandar Muda, Said
Ruphina, Wiwip suhartana, Ijik Ghozali, Abdullah, Sukardi, Wawan Setiawan,
Rian Sukmawan, Mamiq Banun, Tueku Rian, Muhammad Ichsan, Sahrul Alim,
Rudyanto, Ali Suhemi, Toucket Prapakaoutong, Kims Chilakati, Sakha
Umarakou, Papot Ilagaratha, Saralee selaku Anak Buah Kapal Fresh Fish Pte. Ltd.
(terdakwa dalam berkas terpisah) pada hari Jumat, 4 Maret 2011 atau setidak -
tidaknya pada bulan Maret 2011 bertempat di Laut Teritorial yang berlokasi di Pesisir
................................. (dakwaan copas aja)
Bahwa kami tidak sependapat terhadap kesimpulan Penuntut Umum dalam surat
tuntutan atau requisitoirnya yang telah dibacakan pada sidang yang lalu tersebut diatas.
2
Sebab, kesimpulan Penuntut Umum itu, sama sekali tidak mendasarkan pada fakta
hukum yang terungkap dalam persidangan, baik dari keterangan saksi, keterangan ahli,
bukti surat, petunjuk maupun keterangan terdakwa dan / atau alat bukti lain, termasuk
alat bukti yang diatur dalam peraturan perundang - undangan. Oleh karena itu, kami
mohon dengan hormat agar Majelis Hakim lebih teliti memahami fakta-fakta dan analisa
hukum yang disampaikan oleh Penuntut Umum Karena bahan analisa atau data
hukumnya, tidak semuanya sah menurut KUHAP.
Sehubungan dengan surat tuntutan Penuntut Umum tersebut maka kami selaku Penasihat
Hukum :
Memohon ijin untuk mengajukan pembelaan pada sidang pembacaan pada hari Kamis,
tanggal 19 Mei 2011.
Bahwa menurut prof. Soedarto dalam sistim penegakan hukum di Negeri kita
tercinta ini kurang adanya cinta kasih dalam pelaksanaanya. Bahwa hukum perlu
3
diperdalam (verdcept) oleh keadilan, jika hukum dilepaskan dari keadilan dan moral,
maka kita mendekati chaos dan tirani, kekacauan dan penindasan, kita perlu melayani
bangsa kita dengan hukum yang diperdalam oleh keadilan (Dr. O. Notohamidjojo, S.H.,
Demi Keadilan dan Kemanusiaan, 1975, BPK Gunung Mulia, hal. 34-35).
Bahwa dalam menelusuri kebenaran materiil, maka berlaku satu asas, bahwa
keseluruhan proses yang mengantarkan pada putusan hakim, harus secara langsung
dihadapkan kepada hakim dan proses secara keseluruhan diikuti oleh terdakwa serta
harus diusahakan dengan alat bukti yang sempurna (Van Bemmelen, Leciboek van het
straaf process recht, Hertien druk, hal.95)
Bahwa tidak lupa juga kami sampaikan terima kasih kepada Majelis Hakim yang
telah memberikan kami kesempatan kepada Penasehat Hukum Terdakwa untuk
mengajukan Pembelaan (Pledooi) atas Tuntutan Penuntut Umum yang telah dibacakan
didepan persidangan pada tanggal 16 Mei 2011.
Adapun nota pembelaan ini kami buat dengan sistematika sebagai berikut:
I. PENDAHULUAN
II. PEMBUKTIAN
Keterangan saksi-saksi
Keterangan ahli
Keterangan Terdakwa
4
Keterangan saksi Mamiq Banun mengatakan adanya ikan yang
dimasukan ke dalam kapal ketika pemeriksaan surat-surat oleh
terdakwa
Keterangan saksi Tajhok Meugat memberikan keterangan yang
tidak di benarkan oleh terdakwa.
Keterangan ahli Hukum Laut Dr. Mega Ayu S.H., LLM yang
membenarkan bahwa izin lebih di tinggikan dibandingkan
identitas bendera kapal.
Keterangan ahli Hukum International Prof. Dr. Samuel Iliyas
S.H.,LLM memaparkan bahwa sulit untuk membuktikan
pengguanaan pukat dan pertanggung jawaban terkait kerusakan
terumbu karang di sekitar.
I. PENDAHULUAN
5
Ketika pada sidang yang lalu kami mencermati pembacaan Tuntutan oleh
Penuntut Umum yang demikian pula menjadi pertanyaan, dimana Keterangan
Ahli Prof. Ir. Samuel Iliyas, S.H.,M.H, seorang yang dikenal sebagai staff ahli
Badan Lingkungan Hidup, bahwa ahli telah rutin melakukan uji lab setiap
tahunnya, dimana di jelaskan setiap tahunnya daerah terumbu karang di Aceh Jaya
mengalami kerusakan yang semakin meluas, hal tersebut di sebabkan oleh para
nelayan traditional setempat yang menggunakan Phukat untuk menangkap udang
dan ikan di wilayah terumbu karang. Atas hal tersebut sulit membuktikan bahwa
terdakwa yang menggunakan phukat tersebut dan bertanggung jawab secara
penuh atas rusaknya sebagian besar wilayah perairan Aceh Jaya, hal tersebut
berkaitan dengan ukuran phukat milik terdakwa sebesar 8 m2 dan penggunaan
phukat tersebut hanya digunakan 1 kali saja.
Namun tidak dapat dipungkiri untuk perkara seperti ini, akan selalu
terjadi perbedaan terkait doktrin, peranan alat dan laboratorium,
perkembangan teknologi, metode analisis untuk menetapkan ada atau tidaknya
pencemaran terhadap lingkungan hidup .
II. PEMBUKTIAN
6
a. Fakta Fakta yang terungkap dimuka Persidangan dalam Perkara Pidana
atas nama Terdakwa Tuyen Tong
KETERANGAN SAKSI-SAKSI
Berdasarkan ketentuan pasal 185 ayat (1) KUHAP, keterangan saksi yang
berharga sebagai bahan pembuktian adalah yang diberikan di muka persidangan.
Dari keterangan saksi-saksi yang telah dihadirkan dan disumpah di muka
persidangan, maka kami telah mendapatkan pokok-pokok keterangan saksi.
Adapun saksi-saksi yang diajukan oleh Penuntut Umum adalah sebagai berikut:
Saksi A charge :
Bahwa saksi berada dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani dan
bersedia untuk diperiksa;
7
Bahwa saksi menerangkan ketika dia melakukan pengawasan terhadap kapal
rencong saksi melihat kapal rencong sedang menaikan pukat trawl yang
digunakan untuk menangkap ikan.
Bahwa saksi menerangkan melihat kapal terdakwa pada hari jumat tanggal 4
maret 2011 sekitar pukul 10 malam diwilayah pesisir laut aceh jaya.
Bahwa saksi menerangkan setelah melihat kapal rencomng saksi lapor
kepada mufti rizky selaku ketua panglima laut agar dilakukan pengecekan
apakah kapal dengan nama rencong itu terdaftar sebagai kapal nelayan
diaceh. Dan ternyata setelah dicek ternyata kapal tersebut tersebut bukanlah
kapal nelayan aceh. Kemudian saya diperintahkan untuk mendekati dan
mengawasi apa saja yang dilakukan kapal rencong sembari menunggu polisi
air untuk melakukan penggeledahan kapal tersebut.
Bahwa saksi menerangkan posisi saksi dari kapal rencong sekitar 3 nautcal
miles
Bahwa saksi menerangkan didalam kapal patroli tersebut hanya saksi yang
melihat aktifitas kapal rencong, dikarenakan anggota yang lain mempunyai
tanggung jawab masing masing
Tanggapan Terdakwa :
Atas keterangan saksi, Terdakwa mengajukan bantahan yang pada pokoknya
menyatakan bahwa Terdakwa tidak pernah menggunakan phukat sebagaiamna
keterangan saksi
2. ..................................... (saksi)
8
Saksi a De Charge :
1. Saksi Mamiq Banun., umur 34 tahun, lahir di Padang, pada tanggal 2 Mei
1977, Agama Islam, WNI, Pekerjaan Swasta (Anak Buah Kapal), Alamat
Jl. Perahu Layar No. 34 Aceh Tengah, Indonesia
Menerangkan :
Bahwa saksi menyatakan dalam keadaan sehat jasmani maupun Rohani dan
bersedia untuk diperiksa.
Bahwa saksi menyatakan bersedia untuk dimintai keterangan, serta bersedia untuk
memberikan keterangan yang sebenar-benarnya.
Bahwa saksi menyatakan mengenal Tersangka yaitu Tuyen Tong dan tidak ada
hubungan keluarga dengan tersangka.
Bahwa saksi menerangkan bekerja sebagai anak buah kapal, yaitu sebagai
Mualim I dari kapal yang dinahkodai oleh Tuyen Tong. Dalam kasus ini saksi
melihat polisi air memasukkan sesuatu ke dalam kapal.
Bahwa saksi menerangkan saat polisi air menggeledah kapalnya, polisi justru
memasukkan beberapa ikan ke dalam palka, dan juga memasukkan bom ikan
karena saksi dan awak kapal lainnya tidak mau mengaku telah mencuri ikan di
perairan Indonesia dan menolak tawaran damai dengan syarat membayar sejumlah
uang.
Bahwa saksi menerangkan ikan jenis Alopidae dan Napoleon bukan merupakan
hasil tangkapan kapalnya, melainkan ikan tersebut lah yang dimasukkan oleh
polisi air ke dalam palka kapal.
9
Bahwa saksi menerangkan mulanya mencari ikan di perairan Thailand dan hanya
mendapatkan 2,5 ton ikan. Karena hasil tersebut jauh dari target maka atas
perintah dari bos yang berada di Thailand yaitu Andrew Lee kapalnya tidak
diperbolehkan kembali ke dermaga Thailand sebelum mendapat hasil sesuai
target. Untuk memenuhi target tangkapan ikan tersebut, maka atas perintah
Andrew Lee saksi dan awak kapal lainnya terpaksa mencari ikan di perairan
Indonesia.
Bahwa saksi menerangkan polisi air masuk dan menangkap dirinya dengan alasan
telah memasuki wilayah Indonesia, lalu polisi tersebut menawarkan jalan damai
dengan syarat membayar sejumlah uang. Namun saksi dan awak kapal lainnya
tetap menolak, akhirnya polisi air memaksa dan mengancam lalu memasukkan
ikan-ikan tersebut ke dalam kapalnya.
Bahwa saksi menerangkan tidak mengetahui secara pasti dimana posisinya saat
ditangkap oleh polisi air, karena saksi navigasi kapal saat itu rusak.
Bahwa saksi mengatakan telah memberikan keterangan sesuai dengan peristiwa
yang sebenarnya.
Bahwa saksi mengatakan keterangan yang diberikan adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum.
Tanggapan Terdakwa :
KETERANGAN AHLI
10
diambil menurut agama dan kepercayaannya sebagai ahli,
menerangkan sebagai berikut :
Menerangkan :
11
Bahwa ahli menjelaskan apabila kapal negara asing memasuki
wilayah perairan teritorial maka kapal tersebut telah melanggar
kedaulatan Indonesia, dan nahkoda serta awak kapal dapat dikenakan
sanksi pidana sebagaimana dalam UU 45 tahun 2009 tentang
Perikanan.
Tanggapan Terdakwa :
Atas keterangan ahli, Terdakwa Tuyen Tong mengatakan tidak ingin
memberikan pendapat
2. .............................. (ahli)
Adapun keterangan ahli yang diajukan oleh Penasehat Hukum Terdakwa adalah:
1. Ahli Prof. Dr. Samuel Nainggolan, S.H., L.Lm, Ph.D (Staff Ahli
Badan Lingkungan Hidup) Lahir di Semarang, 15 Oktober 1966, umur
45 tahun, agama Katolik. jenis kelamin laki-laki, pekerjaan PNS,
kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Teuku Umar no. 20 Banda
Acehmmmmm, dibawah sumpah yang diambil menurut agama dan
kepercayaannya sebagai ahli, menerangkan sebagai berikut :
Bahwa Ahli berada dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani dan
bersedia untuk memberikan keterangan;
12
Bahwa kejiwaan, penglihatan maupun pendengaran Ahli saat
dilakukan pemeriksaan ini dalam keadaan sehat;
Bahwa Ahli tidak mengenal para terdakwa dan tidak ada hubungan
keluarga dengan para terdakwa;
Tanggapan Terdakwa :
Atas keterangan Ahli, Terdakwa Tuyen Tong, S.T. mengatakan tidak
memberikan tanggapan.
KETERANGAN TERDAKWA
Bahwa dimuka persidangan telah diperlihatkan barang bukti yang baik diajukan
oleh Penuntut Umum maupun bukti bukti yang dibawa saksi saksi juga telah
diperlihatkan di muka persidangan yaitu :
13
7. 1 (satu) bendel dokumen print out koordinat penangkapan kapal
8. 1 (satu) bendel dokumen hasil Uji Laboratorium Pencemaran No.Lab :
123/FKF/2011/Puslab Pencemaran air laut yang diakibatkan tercampur
dengan oli dan solar.
9. 1 (satu) bendel dokumen hasil Uji Laboratorium Persebaran ikan No.Lab :
13/FKF/2011/Puslab Persebaran ikan di wilayah aceh jaya.
10. 1 (satu) bendel dokumen Riset cuaca daerah Aceh Jaya dari BMKG.
Bahwa melihat pada unsur-unsur yang muncul pada Pasal 85 RI No. 45 Tahun
2009 tentang Perikanan terlihat bahwa terdapat unsur kesengajaan di dalamnya dan
juga terdapat kata Menggunakannya, berdasarkan fakta-fakta yang muncul dalam
persidangan dapat di katakan bahwa Terdakwa selama memasuki wilayah Indonesia
hanya memasuki tanpa menggunakan phukat tersebut sama sekali, hal tersebut juga di
perkuat melalui kesaksian Mamiq Banun selaku ABK dari KM Rencong 212 GT 80
dan juga hasil uji lab yang di keluarkan oleh staff ahli Badan Lingkungan Hidup yaitu
Prof. Dr. Samuel Iliyas S.H.,M.H. yang mengemukakan tidak ditemukan tanda-tanda
pengerusakan dan pengerukan dari phukat yang di miliki terdakwa, yakni dengan lebar
20 m2. sehingga jika di korelasikan maka dari kedua kesaksian tersebut munculah
kesimpulan bahwa terdakwa tidak menggunakan phukat tersebut sama sekali di
wilayah Indonesia sama sekali.
14
Atas hal tersebut Penuntut Umum salah dalam mencermati Pasal yang di
dakwakan, sehingga dapat dikatakan bahwa Terdakwa tidak memenuhi unsur Pasal 85
tersebut. Adapun selama jalannya persidangan Penuntut Umum bersikuikuh bahwa
kapal yang di kendarai terdakwa menangkap ikan di perairan Indonesia adalah tidak
tepat, dan tidak memiliki cukup bukti untuk mendakwakan hal tersebut.
Tentunya kita semua sependapat bahwa dalam perkara pidana yang dicari
adalah kebenaran materiil dan bukan kebenaran formil semata. Didalam memutus
perkara pidana harus dihindarkan jalan pikiran dan penelahaan Formalistic Legal
Thinking sehingga majelis hakim dalam memberikan putusan harus dan wajib
mengikuti penalaran yang tidak hanya terdapat dalam persidangan, agar terhindar
dalam persidangan yang sesat.
15
lokasi perairan tertentu yang diakibatkan oleh perbuatan seseorang dan/atau badan
hukum yang telah menimbulkan gangguan sedemikian rupa terhadap keseimbangan
biologis atau daur hidup sumber daya ikan. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam
Penjelasan Pasal 12 ayat (1) UU No. 31 Tahun 2004 sebagaimana telah dilengkapi
dan ditambahkan dengan UU No. 45 Tahun 2009 Tentang Perikanan. Berdasarkan
hal tersebut, terdakwa tidak terbukti telah merusak lingkungan laut. Berdasarkan
fakta fakta yang terungkap di dalam persidangan, dakwaan dan tuntutan yang
diajukan Penuntut Umum adalah tidak tepat adanya. Sebagaimana yang diketahui
bahwa terdakwa menggunakan pukat trawl untuk menangkap ikan di sekitar muara.
Di daerah muara tidak terdapat terumbu karang ataupun habitat sumber daya ikan
lainnya. Sehingga penggunaan pukat trawl di daerah muara tidak menimbulkan
kerusakan lingkungan.
Dalam hal ini Tuntutan dan pemidanaan yang diajukan oleh Penuntut Umum
tidaklah pantas dilaksanakan secara semena mena melainkan harus
didasarkan kepada tujuan pemidanaan, baik yang bersifat preventif dan
tindakan represif serta harus didasarkan pada impact yang diderita oleh
korban.
Geen Straf Zonder Schuld, Actus Non Facit Reum Nisi Mens Sir Rea. Bahwa
tidak dipidana jika tidak ada kesalahan
Dakwaan Kesatu
Perbuatan Terdakwa tersebut di atas sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 84 ayat (2) Undang-Undang No. 31 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dan
16
ditambahkan dengan Undang-Undang No. 45 Tahun 2009 tentang Perikanan jo. Pasal 55
ayat (1) ke-1 KUHP.
Nakhoda atau pemimpin kapal perikanan, ahli penangkapan ikan, dan anak buah
kapal yang dengan sengaja di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia
melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan bahan kimia, bahan biologis,
bahan peledak, alat dan/atau cara, dan/atau bangunan yang dapat merugikan
dan/atau membahayakan kelestarian sumber daya ikan dan/atau lingkungannya.
Perbuatan Terdakwa tersebut di atas sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 85 UU No. 31 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dan ditambahkan dengan UU
No. 45 Tahun 2009 tentang Perikanan jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Perbuatan Terdakwa tersebut di atas sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 93 ayat ( 2) UU No. 31 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dan ditambahkan
dengan UU No. 45 Tahun 2009 tentang Perikanan jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
17
Karenanya ancaman pidana pada suatu delik jauh lebih berat, apabila
dengan kealpaan.
Bahwa dalam doktrin Hukum Pidana itu sendiri ada tiga bentuk kesengajaan
yaitu:
18
terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya, (willens en wetens veroorzaken
vaneen gevolg). Artinya, seseorang yang melakukan suatu tindakan dengan
sengaja, harus menghendaki serta menginsafi tindakan tersebut dan/atau
akibatnya.
19
hukum dan kepadanya dapat dipertanggung jawabkan secara hukum
terhadap perbuatan-perbuatan yang dilakukan dan pada dirinya tidak
terdapat alasan pemaaf maupun pembenar yang dapat meniadakan kesalahan
( yang didakwakan kepadanya ). Unsur ini menurut doktrin dan
yurisprudensi mengandung pengertian, siapa saja/barang siapa sebagai
pendukung hak dan kewajiban yang sehat akal pikirannya, mampu
melakukan tindakan-tindakan hukum, sehingga kepadanya dianggap mampu
untuk dimintai pertanggung jawaban pidana atas perbuatan yang telah
dilakukannya.Namun demikian untuk menghindari kesalahan tentang orang
(error in persona) maka penerapan pengertian tersebut dalam kerangka
pembuktian unsur setiap orang haruslah dihubungkan dengan siapa yang
dimaksud sebagai pelaku dari perbuatan sebagaimana yang didakwakan.
20
diperhitungkan pada pelaku, dan tidak ada perhitungan demikian bila tidak
diketemukan adanya kebebasan pelaku untuk bertindak, kebebasan memilih
untuk melakukan atau tidak melakukan yang dilarang atau justru diwajibkan
oleh Undang-Undang.
Mengingat pula bahwa unsur setiap orang hanya merupakan element delict
dan bukanlah bestandeel delict (delik inti) yang harus dibuktikan.Menurut
hemat kami, unsur setiap orang harus dihubungkan dengan perbuatan
selanjutnya apakah perbuatan tersebut memenuhi unsur pidana atau
tidak.Jika unsur unsur lainnya terpenuhi, barulah unsur barang siapa dapat
dinyatakan terpenuhi atau terbukti.
Secara hukum selaku subyek hukum memang benar para Terdakwa cakap
untuk melakukan tindakan hukum dan kepadanya dapat dimintai
pertanggungjawaban secara hukum terhadap perbuatan perbuatan yang
dilakukan olehnya.Namun, kecakapan dan kemampuan para Terdakwa untuk
mempertanggungjawabkan tindakannya secara hukum tersebut tidaklah
cukup untuk menjadikan para Terdakwa memenuhi unsur pasal yang
didakwakan oleh Penuntut Umum.Oleh karenanya menurut kami perlulah
kajian lebih lanjut daripada sekedar kecakapan dan kemampuan para
Terdakwa untuk bertanggungjawab secara hukum. Mengenai
pertanggungjawaban pidana ini apabila didasarkan kepada memori
penjelasan KUHP/ Memorie van Toelichting ( MvT ) yang pada intinya
pertanggungjawaban pidana dapat dikenakan karena ...adanya kebebasan
pelaku untuk bertindak, kebebasan memilih untuk melakukan atau tidak
melakukan apa yang dilarang atau justru diwajibkan oleh Undang-Undang.
Dalam hukum administrasi hal tersebut dikenal dengan diskresi atau
wewenang diskresi yang menurut Prof. Philipus M. Hadjon dalam bukunya
Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Cet. XI, 2005, Hal.128, bahwa
dalam hal pembuatan keputusan-keputusan penguasa memiliki kebebasan
untuk bertindak.
21
perkara ini adalah benar yang sebagaimana dimaksud dalam surat dakwaan
perkara ini.
Bahwa dalam doktrin Hukum Pidana itu sendiri ada tiga bentuk kesengajaan
yaitu:
22
c. Kesengajaan sebagai kemungkinan Pelaku sudah menginsyafi
bahwa untuk mencapai tujuan semula/tujuan utama, maka
mungkin akan timbul perbuatan atau akibat lain yang akan terjadi.
23
terhadap perbuatan-perbuatan yang dilakukan dan pada dirinya tidak
terdapat alasan pemaaf maupun pembenar yang dapat meniadakan kesalahan
( yang didakwakan kepadanya ). Unsur ini menurut doktrin dan
yurisprudensi mengandung pengertian, siapa saja/barang siapa sebagai
pendukung hak dan kewajiban yang sehat akal pikirannya, mampu
melakukan tindakan-tindakan hukum, sehingga kepadanya dianggap mampu
untuk dimintai pertanggung jawaban pidana atas perbuatan yang telah
dilakukannya.Namun demikian untuk menghindari kesalahan tentang orang
(error in persona) maka penerapan pengertian tersebut dalam kerangka
pembuktian unsur setiap orang haruslah dihubungkan dengan siapa yang
dimaksud sebagai pelaku dari perbuatan sebagaimana yang didakwakan.
24
diketemukan adanya kebebasan pelaku untuk bertindak, kebebasan memilih
untuk melakukan atau tidak melakukan yang dilarang atau justru diwajibkan
oleh Undang-Undang.
Mengingat pula bahwa unsur setiap orang hanya merupakan element delict
dan bukanlah bestandeel delict (delik inti) yang harus dibuktikan.Menurut
hemat kami, unsur setiap orang harus dihubungkan dengan perbuatan
selanjutnya apakah perbuatan tersebut memenuhi unsur pidana atau
tidak.Jika unsur unsur lainnya terpenuhi, barulah unsur barang siapa dapat
dinyatakan terpenuhi atau terbukti.
Secara hukum selaku subyek hukum memang benar para Terdakwa cakap
untuk melakukan tindakan hukum dan kepadanya dapat dimintai
pertanggungjawaban secara hukum terhadap perbuatan perbuatan yang
dilakukan olehnya.Namun, kecakapan dan kemampuan para Terdakwa untuk
mempertanggungjawabkan tindakannya secara hukum tersebut tidaklah
cukup untuk menjadikan para Terdakwa memenuhi unsur pasal yang
didakwakan oleh Penuntut Umum.Oleh karenanya menurut kami perlulah
kajian lebih lanjut daripada sekedar kecakapan dan kemampuan para
Terdakwa untuk bertanggungjawab secara hukum. Mengenai
pertanggungjawaban pidana ini apabila didasarkan kepada memori
penjelasan KUHP/ Memorie van Toelichting ( MvT ) yang pada intinya
pertanggungjawaban pidana dapat dikenakan karena ...adanya kebebasan
pelaku untuk bertindak, kebebasan memilih untuk melakukan atau tidak
melakukan apa yang dilarang atau justru diwajibkan oleh Undang-Undang.
Dalam hukum administrasi hal tersebut dikenal dengan diskresi atau
wewenang diskresi yang menurut Prof. Philipus M. Hadjon dalam bukunya
Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Cet. XI, 2005, Hal.128, bahwa
dalam hal pembuatan keputusan-keputusan penguasa memiliki kebebasan
untuk bertindak.
25
perkara ini adalah benar yang sebagaimana dimaksud dalam surat dakwaan
perkara ini.
Dalam dakwaan ketiga, unsur berbendera asing tidak dijelaskan lebih rinci
mengenai apa yang dimaksud oleh Penuntut Umum. Unsur berbendera
asing menjadi tidak jelas apakah unsur yang dimaksud dilihat dari bendera
apa yang dikibarkan di atas kapal atau dimana kapal itu didaftarkan.
IV. PENUTUP
Permohonan kami Penasehat Hukum Terdakwa juga tidak terlepas dari pertimbangan-
pertimbangan bahwa:
1. Terdakwa masih memiliki tanggungan keluarga, dimana anak - anak terdakwa
masih sangat muda sehingga masih membutuhkan bimbingan ayahnya;
2. Terdakwa mengakui perbuatannya;
3. Terdapat alasan pemaaf;
26
4. Para Terdakwa beritikad baik dan membantu kelancaran segala proses
pemeriksaan perkara ini;
5. Para Terdakwa bersikap sopan selama pemeriksaan di persidangan;
6. Mengingat azas In Dubio Pro Reo, maka terdapat beberapa alasan yang cukup
untuk meragukan adanya kesalahan Terdakwa;
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kekuatan dan Ridhonya kepada kita sekalian.
Amin.
Berdasarkan uraian-uraian yang telah kami kemukakan di atas, maka kami selaku
Penasehat Hukum dari para Terdakwa, dengan segala kerendahan hati demi untuk
tegaknya keadilan dan kebenaran dan memperhatikan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku serta untuk penegakan hukum di masa yang akan datang, memohon
kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Calang, untuk memutus:
Hormat Kami
P&T INTERNATIONAL
27
Tim Penasehat Hukum Terdakwa
28