Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LAPORAN KASUS
ABSTRAK
Gangguanpendengaransensorineuraladalahjenisgangguanpendengarandenganpenyebabutama
terletakpadasarafvestibulokoklear,telingabagiandalamataubatangotak.Meningitisbakteriatau
virusmempunyaiangkainsidensyangtinggiuntukmenyebabkankerusakanpermanenpadalabirin,
terutama pada penderita yang masih muda. Dilaporkan satu kasus gangguan pendengaran yang
reversibelpadaanaklelaki,6bulandengandiagnosismeningitisbakteri.Padapenderitadilakukan
duakalipemeriksaanpendengaranyangmeliputipemeriksaantimpanometri,otoacoustic emission
dan brainstem evoked response audiometry. Dari pemeriksaan pertama disimpulkan, penderita
mengalamitulisensorineuralderajatsedangkanandantulisensorineuralderajatringankiri.Pada
pemeriksaankeduayangdilakukantigabulankemudiandiperolehsimpulanpendengaranpenderita
dalambatasnormal.[MEDICINA 2015;46:122-5].
ABSTRACT
Sensorineural hearing loss is a type of hearing loss mainly caused by impairment in the
vestibulocochlearnerve,theinnerear,orcentralprocessingcentersofthebrain.Bacterialorviral
meningitiscausedhighincidenceofpermanentdamagetothelabyrinth,especiallyintheveryyoung
agepatients.Acaseofreversiblehearinglossina6monthsoldbaby,whowasdiagnosedbybacterial
meningitishasbeenreported.Hearingexaminationwasperformedtwiceincluding:timpanometry,
otoacousticemission,andbrainstemevokedresponseaudiometry.Thefirstexaminationconcluded
that the patient had moderate sensorineural hearing loss on the right ear and mild sensorineural
hearinglossontheleftear.Thesecondexaminationwasperformedthreemonthslaterandconcluded
bilateralnormalhearing.[MEDICINA 2015;46:122-5].
Keywords : sensorineural hearing loss, bacterial meningitis, timpanometry, otoacoustic emission, brainstem
evoked response audiometry
ILUSTRASI KASUS
Penderita KYP, lelaki, 6
bulandikonsulkanpadatanggal
22Juni2011olehtemansejawat
Pediatridengandiagnosismeni-
ngitisbakteriuntukdilakukan
evaluasi fungsi pendengaran.
Penderita merupakan rujukan
dari RSU Klungkung dengan
observasi febris dan bangkitan
kejang, suspek meningoen-
sefalitis. Selama perawatan di
RSUPSanglahpenderitadidiag-
nosismeningitisbakteriberdasar-
kangejalaklinisberupademam
dan bangkitan kejang. Saat itu
hasilanalisiscairanserebrospinal
menunjukkan hasil Nonne (++)
danPandy(+++)denganjumlah
sel 219/mm3 dan kadar glukosa
cairanserebrospinal23,88mg/dl.
Biakan darah pada penderita
tidak menunjukkan adanya
pertumbuhan kuman. CT-scan
kepala tidak menunjukkan
adanyakelainan.Sejakdirawat
mulai tanggal 20 Mei 2011
penderita diberikan obat
sefotaksim 3 x 300 mg IV, Gambar 1. Hasilpemeriksaanpendengaranpadatanggal25Juni
deksametason3x1mgIV,dan 2011:A.TimpanogramB.OAEC.BERA.
gangguan pendengaran
sensorineural pada 10% pasien
meningitisdengankisaran2,4%
sampai 20%. Dari penelusuran
melalui rekam medik penderita
dananamnesisdenganorangtua
penderita diketahui penderita
didiagnosis meningitis bakteri
berdasarkangejalaklinisberupa
panassejak3harisebelumdirawat
dirumahsakit,adanyabangkitan
kejang sejak 8 jam sebelum
dirawat, dan analisis cairan
serebrospinal yaitu: Nonne (++)
danPandy(+++)denganjumlah
sel 219/mm3 dan kadar glukosa
cairan serebrospinal yang
menurun yaitu: 23,88 mg/dl.
Kemungkinanadanyapenurunan
pendengaran pasca-meningitis
bakteri dapat diprediksi
berdasarkan: lama gejala lebih
dari2harisebelummasukrumah
sakit, tidak adanya petekie,
glukosa cairan serebrospinal
rendah, S. pneumoniae sebagai
agenetiologi,danataksia.2
Untukmendiagnosisadanya
penurunan pendengaran pada
penderita telah dilakukan
pemeriksaantimpanometri,OAE,
danBERAdengansimpulan:tuli
Gambar 2. Hasilpemeriksaanpendengaranpadatanggal8Oktober sensorineural derajat sedang
2011:A.TimpanogramB.OAEC.BERA kanan dan tuli sensorineural
derajat ringan kiri. Dalam
poliklinikTHT-KL.Padapeme- bakteri adalah salah satu kepustakaan disebutkan bahwa
riksaan behavioral observation penurunan pendengaran post- pada anak-anak tes terbaik
audiometry menunjukkanrespon natalyangdapatdicegahdengan diperoleh dengan pemeriksaan
positif,pemeriksaantimpanometri terapi yang tepat. Pada kasus, OAE dikombinasi dengan
mendapatkan hasil tipe A pada penderita seorang anak lelaki timpanometridandiikutidengan
keduatelinga(Gambar 2A),OAE berumur6bulanyangdidiagnosis tesauditory brain response.Selain
didapatkanhasilnormalataupass meningitis bakteri satu bulan itu disebutkan juga bahwa
padakeduatelinga(Gambar 2B), sebelumnya. Telah dilakukan penilaian adanya osifikasi dan
dan dari pemeriksaan BERA pemeriksaanpendengarandengan tingkat osifikasi dapat dibuat
diperolehhasilpadakeduatelinga hasil tuli sensorineural derajat denganCT-scan.2Padapenderita
gelombangVsudahtampakmulai sedang kanan dan tuli telahdilakukanCT-scankepala
dari intensitas 20 dB (Gambar sensorineuralderajatringankiri. dengan simpulan tidak tampak
2C).Hasilpemeriksaantersebut Identifikasidiniadanyagangguan kelainan dan tidak ditemukan
menunjukkan hasil fungsi pendengaran sangat penting adanyakalsifikasiabnormal.
pendengaran penderita dalam sehinggadapatdilakukandeteksi Sejak awal dirawat inap di
batasnormal. secara dini agar anak dapat RSUP Sanglah, penderita telah
berbicaradanberbahasanormal diberikan terapi sefotaksim 3 x
DISKUSI serta untuk pendidikan dan 300mgIV,deksametason3x1mg
Masalah penurunan pende- perkembangansosialanak.5 IV diberikan 30 menit sebelum
ngaranpasca-meningitisbakteri Penurunan pendengaran pemberian antibiotik. Hal ini
padaanakadalahmasalahyang pada meningitis bakteri dapat sesuaidengankepustakaanyang
menarik karena penurunan terjadidalam48jamdariawitan menyebutkan antibiotik yang
pendengaran akibat meningitis infeksi.6Dodgedkk.7menemukan direkomendasikanuntukpenata-