Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan rahmat dan hidayah-
nya sehingga penulis dapat menyelasaikan tugas Makalah yang berjudul PARAGRAF pada
mata kuliah Bahasa Indonesia. Kehidupan yang layak dan sejahtera merupakan hal yang sangat
wajar dan diinginkan oleh setiap masyarakat, mereka selalu berusaha mencarinya dan tak jarang
menggunakan cara cara yang tidak semestinya dan bisa berakibat buruk. Dengan mengucap
puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta tak lupa sholawat
dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk dan risalahNya, yang
telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang, dan atas doa restu dan dorongan
dari berbagai pihak-pihak yang telah membantu saya memberikan referensi dalam pembuatan
makalah ini.
Saya dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh
karena itu saya sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah ini lebih
baik lagi. Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran
menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat.
Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain
yang membentuk paragraph, paragraf merupakan sanian kecil sebuah karangan yang
membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan.
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan
beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu
diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf
membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf
itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat,
dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu
dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari
segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan
untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang
paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang
sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur paragraf
Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat
pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea.
Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau
mendukung ide utama. Untuk mendapatkan paragraf yang baik perlu diperhatikan hal-hal berikut
:
1. Posisi Paragraf
Sebuah karangan dibangun oleh beberapa bab. Bab-bab suatu karangan yang mengandung
kebulatan ide dibangun oleh beberapa anak bab. Anak bab dibangun oleh beberapa paragraf.
Jadi, kedudukan paragraf dalam karangan adalah sebagai unsur pembangun anak bab, atau secara
tidak langsung sebagai pembangun karangan itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa paragraf
merupakan satuan terkecil karangan, sebab di bawah paragraf tidak lagi satuan yang lebih kecil
yang mampu mengungkapkan gagasan secura utuh dan lengkap.
2. Batasan Paragraf
4. Unsur-Unsur Paragraf
Ialah beberapa unsur yang pembangun paragraf, sehingga paragraf tersebut tersusun secara logis
dan sistematis. Unsur-unsur paragraf itu ada empat macam, yaitu :
a. transisi,
b. kalimat topik,
c. kalimat pengem-bang, dan
d. kalimat penegas.
Keempat unsur ini tampil secara bersama-sama atau sebagian, oleh karena itu, suatu paragraf
atau topik paragraf mengandung dua unsur wajib (katimat topik dan kalimat pengembang), tiga
unsur, dan mungkin empat unsur.
5. Struktur Paragraf
Mendapatkan banyaknya unsur dan urutan unsur yang pembangun paragraf, struktur paragraf
dapat dikelompokkan menjadi delapan kemungkinan, yaitu :
a. Paragraf terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
b. Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat
penegas.
c. Paragraf terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat peneges.
d. Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, dan kalimat pengembang.
e. Paragraf terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang.
f. Paragraf terdiri atas kalimat topik dan katimat pengembang.
g. Paragraf terdiri atas kalimat pengembang dan katimat topik.
B. Syarat-syarat paragraf
1. Kesatuan
Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara bersama-sama
menyatakan suatu hal atau suatu tema tertenru. Kesatuan di sini tidak boleh diartikan bahwa
paragraf itu memuat satu hal saja.
2. Kepaduan
Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan kalimat yang lain
yang membentuk suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan timbal balik antar
kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Kepaduan sebuah
paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, seperti pengulangan kata kunci,
penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan kesejajaran(paralelisme).
3. Kelengkapan
Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kalimat
topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan paragraf yang kurang lengkap.
Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan dengan pengulangan-pengulangan adalah
paragraf yang tidak lengkap.
4. Panjang Paragraf
Panjang paragraf dalam sebagai tulisan tidak sama, bergantung pada beberapa jauh/dalamnya
suatu Bahasa dan tingkat pembaca yang menjadi sasaran. Memperhitungkar, 4 hal :
a. Penyusunan kalimat topik,
b. Penonjolan kalimat topik dalam paragraf,
c. Pengembangan detail-detail penjelas yang tepat, dan
d. Penggunaan kata-kata transisi, frase, dan alat-alat lain di dalam paragraf.
5. Pola Sususnan Paragraf
Rangkaian pernyataan dalam paragraf harus disusun menurut pola yang taat asas, pernyataan
yang satu disusun oleh pernyatanyang lain dengan wajar dan bersetalian secara logis. Dengan
cara itu pembaca diajak oleh penulis untuk memahami paragraf sebagai satu kesatuan gagasan
yang bulat. Pola susunannya bermacam-macam, dan yang sering diterapkan dalam tulisan ilmiah.
antara lain :
a. pola runtunan waktu,
b. pola uraian sebab akibat,
c. pola perbandingan dan pertentangan,
d. pola analogi,
e. pola daftar, dan
f. pola lain.
Ada tiga teknik pengembangan paragraf :
1) Secara alami
Pengembangan paragraf secara alami berdasarkan urutan ruang dan waktu. Urutan ruang
merupakan urutan yang akan membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam suatu
ruang. Urutan waktu adalah urutan yang menggambarkan urutan tedadinya peristiwa, perbuatan,
atau tindakan.
C. Macam-macam paragraf
1. Eksposisi
Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan
mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli
sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga
harganya meningkat.
2. Argumentasi
Bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep
sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan
demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa
anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah
oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau
mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya
diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri
kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang
ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
3. Deskripsi
erisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa
atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang
mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya
hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam,
memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip
yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
4. Persuasi
Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai
cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan
memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap
tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus
mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan
bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
5. Narasi
Karangan ini berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita.
Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah.
Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan
kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia
2) Paragraf penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara
fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat paragraf-paragraf penghubung
bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif,
naratif, eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang
logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf disiapkan
sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf yang
menekankan pendapat pengarang.
3) Paragraf penutup
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk
eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh paragraf penutup :
Demikian proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan mendapat ridho dari
Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesame. Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
b. Macam-macam paragraf berdasarkan letak kalimat utama
1) Paragraf deduktif
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai
dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
2) Paragraf induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali
dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
3) Paragraf campuran
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph.
Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.
D. Unsur-unsur paragraf
Dalam pembuatan suatu paragraf harus memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar paragraf
atau alinea dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya Topik atau tema atau gagasan utama
atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting dalam pembuatan suatu
alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu paragraf atau alinea dapat terjalin
sehingga bahasan dalam paragraf tersebut tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan
sebelumnya.
Kalimat utama atau pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan suatu paragraf karena
kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan kalimat utama
itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan akhir paragraf. Berdasarkan
penempatan inti gagasan atau ide pokoknya alinea dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Provokatif (menarik)
2. Berbentuk frase
3. Relevan (sesuai dengan isi)
4. Logis
5. Spesifik
3. Metode Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu proses.
Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau
menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang
berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis).
Contoh :
Sumber-sumber dari iodin makanan termasuk garam beriodin, preparat vitamin, obat yang
mengandung iodin, dan media kontras beriodin. Iodin, seperti klorida, diabsorbsi dengan cepat
dari saluran gastrointestinal dan didistribusikan dalam cairan ekstraselular demikian juga dalam
sekresi kelenjar liur, lambung dan ASI. Walaupun konsentrasi iodida organik dalam pool cairan
ekstraselular bervariasi langsung dengan asupan iodida, I cairan ekstraslular biasanya rendah
sekali karena bersihan iodida yang cepat dari cairan ekstraselular melalui ambilan tiroidal dan
bersihan ginjal. Konsentrasi I dalam cairan ekstraselular adalah 0,6 g/dL, atau sejumlah 150 g
I dalam pool ekstraselular 25 L. Dalam kelenjar tiroid, terdapat transpor aktif dari I serum
melintasi membrana basalis sel tiroid . Tiroid mengambil sekitar 115 g I per 24 jam; sekitar 75
g I digunakan untuk sintesis hormon dan disimpan dalam tiroglobulin; sisanya kembali ke
dalam pool cairan ekstraselular. Pool tiroid dari iodin organik sangat besar, mencapai rata-rata 8-
10 mg; dan merupakan suatu cadangan hormon dan tirosin teriodinisasi yang melindungi
organisme terhadap periode kekurangan iodin. Dari pool cadangan ini, sekitar 75 g iodida
hormonal dilepaskan ke dalam sirkulasi setiap harinya. Iodida hormonal ini sebagian besar
berikatan dengan protein pengikat-tiroksin serum, membentuk suatu pool sirkulasi dari sekitar
600 g I hormonal (sebagai T3 dan T4). Dari pool ini, sekitar 75 g I sebagai T3 dan T4 diambil
dan dimetabolisir oleh jaringan. Sekitar 60 g I dikembalikan ke pool iodida dan sekitar 15 g I
hormonal dikonjugasi dengan gulkoronida atau sulfat dalam hait dan diekskresikan ke dalam
feses.
4. Metode Contoh
Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun
berbentuk paragraph.
Contoh :
Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial bagi manusia untuk mempertahankan
hidup dan kehidupan. Pangan sebagai sumber zat gizi misalnya karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral, serat dan air, menjadi landasan utama manusia untuk mancapai kesehatan dan
kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Siklus kehidupan misalnya janin dalam kandungan,
balita, anak, remaja, serta dewasa maupun usia lanjut. Dari keseluruhan siklus tersebut
membutuhkan makanan yang sesuai dengan syarat gizi untuk mempertahankan hidup, tumbuh
dan berkembang.
5. Metode Klasifikasi
Bila kita akan mengelompokan benda-benda atau non benda yang memiliki persamaan ciri seperi
sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah dengan metode klasifikasi.
Contoh :
Terdapat sekitar 80 spesies tanaman yang termasuk dalam genus Morinda. Menurut H.B.Guppy,
ilmuwan Inggris yang mempelajari Mengkudu sekitar tahun 1900, kira-kira 60 persen dari 80
spesies Morinda tumbuh di pulau-pulau besar maupun kecil, di antaranya Indonesia, Malaysia
dan pulau-pulau yang terletak di Lautan India dan Lautan Pasifik. Hanya sekitar 20 spesies
Morinda yang mempunyai nilai ekonomis, antara lain: Morinda bracteata, Morinda officinalis,
Morinda fructus, Morinda tinctoria dan Morinda citrifolia. Morinda citrifolia adalah jenis yang
paling populer, sehingga sering disebut sebagai "Queen of The Morinda". Spesies ini mempunyai
nama tersendiri di setiap negara, antara lain Noni di Hawaii, Nonu atau Nono di Tahiti, Cheese
Fruit di Australia, Mengkudu, Pace di Indonesia dan Malaysia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paragraf (Alenia) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas
dari pada kalimat. Alenia merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang bukan sekedar
berkumpul, melinkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam satu rangkaian yang
membentuk suatu kalimat.
Pada umumnnya paragraf itu ada dua macam, yaitu paragraf deduktif dan induktif.
B. Saran
Dalam membuat suatu paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat. Kita harus mengetahui dahulu
kalimat yang akan disusun menjadi sebuah paragraf. Tersebut harus memilikihubungan yang erat
dan memenuhi syarat-syarat yang telah kami uraikan di BAB sebelumnnya.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PARAGRAF
2.2 STRUKTUR PARAGRAF
Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat
pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea.
Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau
mendukung ide utama. Untuk mendapatkan paragraf yang baik perlu diperhatikan hal-hal
berikut :
1. Posisi Paragraf
Sebuah karangan dibangun oleh beberapa bab. Bab-bab suatu karangan yang
mengandung kebulatan ide dibangun oleh beberapa anak bab. Anak bab dibangun oleh beberapa
paragraf. Jadi, kedudukan paragraf dalam karangan adalah sebagai unsur pembangun anak bab,
atau secara tidak langsung sebagai pembangun karangan itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa
paragraf merupakan satuan terkecil karangan, sebab di bawah paragraf tidak lagi satuan yang
lebih kecil yang mampu mengungkapkan gagasan secura utuh dan lengkap.
2. Batasan Paragraf
3. Kegunaan Paragraf
Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per
paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:
1. Sebagai penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan paragraph
2. Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya
3. Penanda bahwa pikiran baru dimulai,
4. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
5. Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi, dan
penutup.
2
4. Unsur-Unsur Paragraf
Ialah beberapa unsur yang pembangun paragraf, sehingga paragraf tersebut tersusun
secara logis dan sistematis. Unsur-unsur paragraf itu ada empat macam, yaitu :
(1) transisi,
(2) kalimat topik,
(3) kalimat pengem-bang, dan
(4) kalimat penegas.
Keempat unsur ini tampil secara bersama-sama atau sebagian, oleh karena itu, suatu
paragraf atau topik paragraf mengandung dua unsur wajib (katimat topik dan kalimat
pengembang), tiga unsur, dan mungkin empat unsur.
5. Struktur Paragraf
Mendapatkan banyaknya unsur dan urutan unsur yang pembangun paragraf, struktur
paragraf dapat dikelompokkan menjadi delapan kemungkinan, yaitu :
1. Paragraf terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat
penegas.
2. Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat
penegas.
3. Parazraf terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat peneges.
4. Paragraf terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, dan kalimat pengembang.
5. Paragraf terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang.
6. Paragraf terdiri atas kalimat topik dan katimat pengembang.
7. Paragraf terdiri atas kalimat pengembang dan katimat topik.
engertian paragraf/Alinea
Paragraf disebut juga alinea. Kata tersebut merupakan serapan dari bahasa Inggris
paragraph. Kata Inggris paragraf terbentuk dari kata Yunani para yang berarti sebelum dan
grafein menulis atau menggores. Sedangkan kata alinea dari bahasa Belanda dengan ejaan
yang sama. Alinea berarti mulai dari baris baru (Adjad Sakri,1992). Paragraf atau alinea tidak
dapat dipisah-pisahkan seperti sekarang, tetapi disambung menjadi satu. Menurut Lamuddin
Finoza, paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan gabungan beberapa
kalimat, sedangkan dalam bahasa Yunani, sebuah paragraf (paragraphos, menulis di samping
atau tertulis di samping) adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Jadi, paragraf
atau alinea adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang mana cara penulisannya
harus dimulai dengan baris baru dan kalimat yang membentuk paragraf atau alinea harus
memperlihatkan kesatuan pikiran.
2. Fungsi paragraf/Alinea
Paragraf/alinea memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan bentuk suatu pikiran yang tersusun logis dalam satu
kesatuan.
b. Menandai peralihan gagasan baru dalam sebuah karangan yang terdiri dari beberapa paragraf.
c. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, sehingga pembaca dapat memahami
dengan mudah.
d. Memudahkan pengendalian variabel dalam karangan.
e. Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yakni untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia.
Penyelesaian makalah ini membutuhkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah ini. Seperti peribahasa Tak ada gading yang tak retak maka dari itu kritik serta saran
saya butuhkan untuk menyempurnakan makalah yang telah kami susun.
Semoga makalah yang berjudul syarat-syarat paragraf yang kohesif dan koheren dapat
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dengan sempurna dan mendapatkan nilai yang
memuaskan. Selain itu juga dapat menambah pengetahuan bagi pembaca, serta dapat dijadikan
acuan pembaca dalam memahami pengertian, contoh, unsur-unsur dan bagian dari paragraf yang
koheren dan kohesif serta perbedaanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ iv
B. Tujuan Penulisan......................................................................................... iv
C. Rumusan Masalah ...................................................................................... iv
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian paragraf kohesif dan paragraf koheren............................. 1
B. Menentukan Penanda Kohesif dan Koherensi dalam Paragraf.......... 1-2
C.1 Kepaduan Makna (Koheren) ............................................................ 2-5
C.2 Keterpaduan Bentuk (Kohesif) ....................................................... 5
C.2.1Kohesi gramatikal...................................................................... 6-11
C.2.2Kohesi leksikal........................................................................... 11-12
D. Syarat paragraf kohesif dan koheren.................................................. 12-13
E. Langkah-langkah menyusun paragraf yang kohesif dan koheren............. 13
F. Ciri-ciri paragraf yang kohesif dan koheren....................................... 13
G. Persamaan, perbedaan, hal-hal yang dapat merusak paragraf yang kohesif dan koheren, dan
contoh paragraf kohesif tapi juga koheren................................................... 13-14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................. 15
B. Saran............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 16
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makalah kami yang berjudul syarat-syarat paragraf yang kohesif dan koheren adalah menjadi
tanggung jawab kelompok kami untuk membahasnya secara tuntas. Tak hanya itu banyak orang
yang belum begitu memahami paragraf kohesif dan paragraf koheren. Hal ini perlu untuk kita
ketahui bersama guna meningkatkan pengetahuan kita mengenai paragraf kohesif dan parafraf
koheren secara baik dan benar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian paragraf yang kohesif dan koheren ?
2. Apa saja penanda paragraf yang kohesif dan koheren ?
3. Contoh paragraf kohesif dan contoh paragraf koheren?
4. Apa unsur-unsur yang terdapat dalam paragraf kohesif dan koheren?
5. Contoh paragraf yang kohesif juga koheren ?
6. Apa perbedaan dan persamaan pargraf yang kohesif dan paragraf yang koheren?
G. Persamaan, perbedaan, hal-hal yang dapat merusak paragraf yang kohesif dan
kohere, dan contoh paragraf kohesif tapi juga koheren.
Perbedaan paragraf kohesif dan paragraf koheren
Paragraf kohesif Paragraf koheren
1. Unsur kepaduan makna kalimat.
1. Unsur kepaduan pembentuk kalimat.
2. Hubungan keterkaitan antarproposisi.
2. Hubungan keterkaitan antarposisi.
Persamaan antara paragraf kohesif dan paragraf koheren:
Berdasarkan rumusan masalah, pembahasan dan tujuan beserta manfaatnya dapat kami
tarik kesimpulan bahwa ada paragraf yang kohesif sekaligus koheren, koheren tetapi tidak
kohesif. Paragraf koheren dan kohesif hendaknya memenuhi persamaan unsur-unsur dan
penanda yang benar. Paragraf koheren harus memiliki satu kesatuan makna yang sama atau
ide kalimat-kalimat pendukungnya tidak melenceng dari ide pokok paragraf. Sama halnya
dengan paragraf koheren , paragraf kohesif juga harus mempunyai kepaduan bentuk kalimat
paragraf yang baik.
D. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://archigakiarataka.blogspot.com/2012/01/kohesi-dan-koherensi.html?=1
http://blifia.blogspot.com/2012/05/kohesi-dan-koherensi.html?=1
http://www.plengdut.com/2013/07/mengaplikasi-aspek-kohesi-dan-koheren.html?m=1
Tukan,P.2005.Mahir Berbahasa Indonesia 2 untuk SMA/MA kelas IX Program Studi
Bahasa.Jakarta:Yudistira
Kohesi dan koherensi merupakan syarat utama kewacanaan atau tekstualitas, Keduanya
merupakan konsep kepaduan. Pengertian Kohesi adalah KeterpaduanBentuk sedangkan
koherensi adalah KepaduanMakna. Teks atau wacana yang kohesif berarti setiap unsur
lahirnya terpadu secara internal dalam satuan teks tersebut. Tegasnya, setiap komponen teks
lahir, misalnya kata aktual yang didengar atau dibaca, saling terhubung dalam rangkaian.
Unsur-unsur komponen lahirnya harus saling tergantung. Jadi, kehadiran yang satu serasi
dengan kehadiran yang lain baik bentuk maupun distribusinya. Contoh lain dari unsur teks
lahir adalah wujud tata bahasanya atau unsur-unsur konvensi lain (kesepakatan terkadang
diwujudkan dalam aturan tertulis).
Perbedaan antara kohesi dan koherensi pada sesuatu yang terpadu atau yang berpadu. Pada
kohesi, yang terpadu adalah unsur-unsur lahiriah teks, termasuk struktur lahir (tata bahasa).
Penggalan teks percakapan dua orang berikut dapat dijadikan contoh.
Hei, apa kabar? Oh, kamu. Kabar baik. Tinggal di mana? Masih di tempat yang dulu?
Iya, di situlah saya tinggal sampai sekarang.
Semua unsur lahir dalam penggalan teks tersebut terpadu, baik secara leksikal maupun
gramatikal. Sementara itu, keberpaduan atau koherensi mengharuskan unsur-unsur batinnya
(makna, konsep, dan pengetahuan) saling berpadu. Misalnya, ujar apa kabar biasanya
digunakan oleh orang yang sudah saling kenal dan relative (hubungan kerabat) sudah agak
lama tidak saling jumpa. Pembicara pertama mengujarkannya kepada yang kedua dan yang
kedua menyambut dengan akrab dan mengisyaratkan pemahaman bahwa mereka sudah lama
tidak saling jumpa. Apa lagi, pengujar tersebut melanjutkan dengan ujaran berikutnya, yang
memperkuat tafsiran bahwa dia merasa sudah lama tidak jumpa dengan pengujar pertama.
Contoh Koherensi
Bukumerupakaninvestasimasadepan.Bukuadalahjendelailmupengetahuanyangbisa
membukacakrawalaseseorang.Dibandingmediapembelajaranaudiovisual,bukulebih
mampumengembangkandayakreativitasdanimajinasianakanakkarenamembuatotak
lebihaktifmengasosiasikansimboldenganmakna.Radioadalahmediaalatelektronik
yangbanyakdidengardimasyarakat.Namundemikian,minatdankemampuanmambaca
tidakakantumbuhsecaraotomatis,tetapiharusmelaluilatihandanpembiasaan.
Menciptakangenerasiliteratmembutuhkanprosesdansaranayangkondusif.
Paragraf di atas dikatakan tidak koheren karena terdapat satu kalimat yang melenceng dari
gagasan utamanya yaitu kalimat yang dicetak tebal.
Contoh Kohesi
Padatahun1997,produksipaditurun3,85persen.Imporberasmeningkat,diperkirakan
menjadi3,1tontahun1998.swasembadapangantercapaipadatahun1984,padatahun1985,
kitamengeksporsebesar371,3ributonberas,bahkan530,7ributonpadatahun1993.pada
tahun1994,neracaperdaganganberaskitatekor400ributon.Imporberasmeningkatdan
padatahun1997mencapai2,5jutaton.
Paragraf di atas mengemukakan satu gagasan utama, yaitu mengenai masalah naik turunnya
produksi beras Indonesia. Dengan demikian koherensi kalimat tersebut sudah terpenuhi,
namun paragraf tersebut dikatakan tidak memiliki kohesivitas yang baik sehingga gagasan
tersebut sulit dipahami. Paragraf tersebut perlu diperbaiki, misalnya dengan memberikan kata
perangkai seperti berikut ini.
Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, impor beras meningkat,
diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. Sesudah swasembada pangan tercapai pada tahun
1984, pada tahun 1985, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton
pada tahun 1993. Akan tetapi, pada tahun 1994, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu
ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton.
A. PENGERTIAN PARAGRAF
Paragraf merupakan suatu bagian dari karangan yang di dalamnya terdiri atas beberapa
kalimat yang selalu berkaitan satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh
membentuk satu pikiran utama. Di dalam paragraf biasanya terdapat satu kalimat yang
menjadi pokok pikiran dari paragraf tersebut yang biasa kita kenal dengan kalimat utama.
Syarat paragraf yang baik adalah kepaduan paragraf, kesatuan paragraf, dan kelengkapan
paragraf.
1. Kepaduan paragraf
Langkah-langkah yang harus kita tempuh adalah adanya kemampuan untuk merangkai
kalimat sehingga berkaitan satu sama lain sehingga logis dan serasi. Lalu gunakanlah kata
penghubung yang dapat membuat kalimat saling berkaitan. Terdapat dua jenis kata
penghubung, yaitu kata penghubung intrakalimat dan kata penghubung antarkalimat.
Intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat, contohnya:
karena, sehingga, tetapi, dsb. Sedangkan antarkalimat yaitu kata yang menghubungkan
kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya, contohnya: oleh karena itu, jadi, kemudian
dan sebagainya.
Contoh : Remaja mempunyai banyak potensi untuk dikembangkan. Remaja terkadang tidak
menyadari bahwa ia memiliki banyak kelebihan yang bisa digali dan diberdayakan guna
menyongsong masa depan. Mereka perlu bantuan untuk dimotivasi dan diberi wawasan.
Anak-anak muda lewat potensinya adalah penggengam masa depan yang lebih baik dari para
pendahulunya.
2. Kesatuan paragraf
Syarat yang kedua adalah kesatuan paragraf. Yang dimaksud kesatuan adalah tiap pargaraf
hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Kalimat
utama yang diletakkan di awal paragraf biasa kita sebut dengan paragraf deduktif, sedangkan
kalimat utama yang diletakkan di akhir paragraf biasa kita sebut dengan paragraf induktif.
Adapun ciri-ciri dalam membuat kalimat utama, yakni kalimat yang dibuat harus
mengandung permasalahan yang berpotensi untuk diperinci atau diuraikan lebih lanjut. Ciri-
ciri lainnya yaitu kalimat utama dapat dibuat lengkap dan berdiri sendiri tanpa memerlukan
kata penghubung, baik kata penghubung antarkalimat maupun kata penghubung intrakalimat.
3. Kelengkapan paragraf
Fungsi paragraf
1. Mengekspresikan suatu pikiran atau perasaan penulis dalam bentuk tulisan ke dalam
serangkaian kalimat yang disusun secara logis.
2. Membantu pembaca dalam memahami isi atau topik sesuai dengan jalan pikiran
penulisnya.
3. Memudahkan penulis dalam menyusun gagasan gagasan yang ada di dalam pikiran
penulis.
4. Membantu penulis untuk mengembangkan idenya secara sistematis.
5. Memudahkan pengarang untuk mengembangkan topik topik pada paragraf menajdi
sebuah karangan lengkap yang akan dibuat.
6. Paragraf dapat menjadi sebuah pengantar ide, transisi, isi atau penutup pada sebuah
karangan.
Agar menjadi sebuah paragraf yang baik, maka paragraf harus memiliki syarat syarat yang
harus dipenuhi sebagai berikut:
1. Kelengkapan
Paragraf yang baik harus memiliki unsur kelengkapan atau completeness. Yang dimaksud
dengan kelengkapan adalah paragraf tersebut memiliki unsur unsur pembangun paragaf
yaitu, sebuah kalimat utama, dan kalimat kalimat penjelas. Jika suatu paragraf tidak
memiliki salah satu unsur pembangun tersebut, maka paragraf itu bukan paragraf yang baik.
2. Kesatuan
Paragraf yang baik juga harus memiliki unsur kesatuan. Kesatuan atau unity adalah paragraf
tersebut memiliki suatu kesatuan antara gagasan utama dengan gagasan gagasan
penjelasanya. Dengan kata lain, gagasan gagasan tersebut harus saling mendukung dan
tidak bertolak belakang.
3. Kepaduan
Syarat yang terakhir adalah kepaduan atau coherence. Paragraf yang baik harus memiliki
kalimat kalimat yang tersusun secara padu. Kalimat kalimat tersebut tersusun secara
logis, sistematis. Untuk mencapai kepaduan dalam paragraf, sehingga harus dihubungkan
dengan konjungsi atau kata sambung. Ada dua macam kata sambung yang dapat digunakan,
diantaranya adalah konjungsi intra kalimat, yaitu kata sambung antara induk dan anak
kalimat, seperti karena, tetapi, dan lain lain. Selanjutnya adalah konjungsi antar kalimat,
yaitu konjungsi yang menghubungkan antar kalimat dalam paragraf, seperti oleh karena itu,
meskipun, terlebih lagi, bahkan, dan lain lain.
Advertisement
Kohesi (Keterpaduan Bentuk)
Apabila koherensi berhubungan dengan isi, maka kohesi atau keterpaduan bentuk berkaitan
dengan penggunaan kata-katanya. Bisa saja satu paragraf mengemukakan satu gagasan
utama, namun belum tentu paragraf tersebut dikatakan kohesif jika kata-katanya tidak padu.
Contoh:
Suasana Rumah Surti, ibu rumah tangga yang sukses, tampak begitu menyeramkan. Dulu,
rumahnya pernah disewa oleh seseorang. Rumahnya jadi tempat tewasnya dua anak beserta
ibunya. Tumbuhan liar di tembok dan pohon besar di halaman depan rumahnya menambah
keseraman di sekitarnya. Semenjak kejadian itu rumahnya sudah tidak ada lagi yang
menempati. Kerabat-kerabatnya tidak ada yang mau menempati rumahnya. Akhirnya Surti
membiarkan rumahnya tidak ada yang menempati dan tidak ada yang merawatnya. Ketika
malam tiba tidak ada yang berani lewat di depan rumahnya. Namun, pernah ada seorang
remaja lewat rumahnya.
Betapa mengejutkan, terlihat sesosok Kuntilanak dan dua anak kecil di beranda rumahnya.
Setelah kejadian itu kini rumahnya sudah dianggap angker oleh para warga di sekitarnya.
Setiap malam sesosok makhluk halus itu muncul di rumahnya.
Dibuat oleh Ahmad Sugi Ajirianto
(Klik untuk menghubunginy