Anda di halaman 1dari 15

BAB I

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS
- Nama : Ayi
- Usia : 16 tahun
- Alamat : Kp.Rohong Sukaluyu, Cianjur
- Pekerjaan : Siswa
- Status : Belum menikah
- Agama : Islam
- Pendidikan : SMA

B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara Autoanamnesis di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Cianjur
Tanggal : Sabtu 1 April 2017

Keluhan Utama : bercak putih dilengan kiri sejak 2 minggu SMRS

Perjalanan Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD Cianjur dengan keluhan bercak
putih di lengan kiri sejak 2 minggu yang lalu. Bercak putih awalnya sedikit tetapi
semakin lama semakin banyak dan meluas. Keluhan tersebut disertai dengan gatal. Gatal
hilang timbul, terutama saat berkeringat. . Pasien merupakan pelajar SMA sering
mengikuti kegiatan futsal disekolahnya seminggu 3 kaliserta jarang mengganti
pakaiannya saat pulang kerumahnya. Pasien pernah sesekali bertukar pakaian dengan
teman futsalnya.

Riwayat Penyakit Dahulu


- Riwayat sakit seperti ini : disangkal

1
- Riwayat asma, Diabetes millitus : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


- Riwayat sakit seperti ini : disangkal
- Riwayat penyakit kulit : disangkal
- Riwayat Asma, Diabetes mellitus : Nenek pasien memiliki
riwayat diabetes mellitus

Riwayat Pengobatan: Pasein belum berobat

Riwayat Alergi
- Alergi terhadap makanan, obat, debu dan cuaca disangkal.

Riwayat psikososial
Os sering bermain futsal yaitu 3 kali seminggu. Os juga mengaku sehari mandi 2 kali. Os
mengaku pernah bergantian pakaian futal dengan temannya

C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum: Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital
TD : Tidak dilakukan pemeriksaan
Nadi : 88 kali/menit regular, isi dan tegangan cukup
RR : 20 kali/menit, regular
Suhu : 36 0C
Kepala : normochepal, rambut berwarna hitam, distribusi merata
Leher : pembesaran KGB (-)
Mata : konjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : simetris, deviasi septum (-), sekret (-)
Telinga: bentuk daun telinga normal, sekret (-)
Mulut : mukosa bibir dan mulut lembab, sianosis (-)
Tenggorokan : faring tidak hiperemis, T1-T1 tenang.
Thorax : Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-).
Paru : vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
Abdomen : supel, nyeri tekan (-), pembesaran hepar dan lien tidakteraba
Ekstremitas Superior : akral hangat, edema -/-, CRT< 2dtk lihat status dematologi

2
Inferior : akral hangat, edema -/-, CRT< 2dtk

Status Dermatologi :
1. Regio : brahialis anterior sinistra
Lesi : lesi berukuran miliar hingga plakat . Sebagian tepi lesi sirkumskripta, sebagian
tepi lesi lainnya difus. permukaan lesi nampak rata dari permukaan kulit .
Efloresensi : tampak makula hiperpigmentasi multiple, dengan skuama halus
(pitiriasiformis)

D. RESUME
Ayi 16 tahun laki-laki datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD Cianjur dengan
keluhan bercak putih di lengan kiri sejak 2 minggu yang lalu. Bercak putih awalnya
sedikit tetapi semakin lama semakin banyak dan meluas. Keluhan tersebut disertai
dengan gatal. Gatal hilang timbul, terutama saat berkeringat. . Pasien merupakan pelajar
SMA sering mengikuti kegiatan futsal disekolahnya seminggu 3 kaliserta jarang
mengganti pakaiannya saat pulang kerumahnya. Pasien pernah sesekali bertukar pakaian
dengan teman futsalnya.
Pemeriksaan generalis dalam batas normal dan pada pemeriksaan dermatologis di
dapatkan :

3
Regio : brahialis anterior sinistra
Lesi : lesi berukuran miliar hingga plakat . Sebagian tepi lesi sirkumskripta, sebagian
tepi lesi lainnya difus. permukaan lesi nampak rata dari permukaan kulit .
Efloresensi : tampak makula hiperpigmentasi multiple, dengan skuama halus
(pitiriasiformis)
E. DIAGNOSIS BANDING :
1. Pitiriasis alba
2. Vitiligo

F. DIAGNOSIS KERJA:
Pitiriasis versikolor

G. RENCANA PEMERIKSAAN PENUNJANG :


Pemeriksaan dengan lampu wood
Pemeriksaan kerokan kulit

H. PENATALAKSANAAN
Non-medikamentosa
- Menghindari kelembaban yang berlebihan dengan cara segera mengganti pakaian
bila berkeringat
- Menghindari penggunaan pakaian yang ketat atau tidak menyerap keringat
- Pengobatan teratur
Medikamentosa
- Topikal = Shampo selenium sulfida 1,8% dioleskan pada bagian yang terdapat
bercak putih biarkan 15-30 menit kemdian dibilas, 2 kali seminggu

A. PROGNOSIS
Quo Ad Sanationam : Bonam
Quo Ad Vitam : Bonam
Quo Ad Functionam : Bonam

4
ANALISA KASUS

5
Analisa Differential Diagnosis
Pitiriasis versikolor Piritiasis alba Vitiligo

6
Etiologi Jamur genus malassezia Idiopatik Peristiwa autoimun
Stresptococcus
spp.
( pendapat para
ahli )
Epidemiolog Terjadi pada remaja atau Sering di jumpai Terjadi biasanya pada ras
i dewasa, jarang terjadi pada pada anak berumur kulit gelap
orang tua 3-16 tahun. Lebih sering terjadi pada
Perempuan dan laki- wanita
laki jumlahnya sama
banyak
Predileksi Terdapat pada badan Paling sering di Lesi dapat muncut dimana
bagian atas, leher dan sekitar mulut, dagu, saja, tetapi umunya di
perut, ekstresmitas sisi pipi serta dahi. Lesi daerah peregangan dan
proksimal. Dapat juga di juga dapat di jumpai tekanan misalnya : lutut,
temukan pada wajah, pada ekstremitas siku, punggung tangan dan
scalp, lipat paha dan dan badan. Simetris jari-jari.
genital. pada bokong,
tungkai atas dan
punggung serta
ekstensor lengan.
Lesi Macula berbatas tegas, Lesi berbentuk Depigmentasi kronis yang
dapat hipopigmentasi, bulat, oval plakat ditandai dengan macula
hiperpigmentasi dan yang tidak teratur. putih susu homogen
kadang eritematosa terdiri Awalnya berwarna berbatas tegas
dari berbagai ukuran dan merah muda disertai
berskuama halus. skuama halus
setelah eritema
menghilang, lesi
yang dijumpai
hanya depigmentasi
dan skuama halus

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Pitiriasis versikolor (PV) adalah infeksi kulit superfisial kronik, disebabkan oleh ragi
genus Malassezia, umunya tidak memberikan gejala subjektif, ditandai oleh area depigmentasi
atau diskolorasi, berskuama halus, tersebar diskret atau konfluen, dan terutama terdapat pada
badan bagian atas. Nama lain dari pitiriasis versikolor adalah panu/panau dan tinea versikolor.1

2.2 Epidemiologi
Pitiriasis versikolor merupakan penyakit universal, terutama ditemukan di daerah tropis.
Tidak terdapat perbedaan berdasarkan jenis kelamin, tetapi terdapat perbedaan kerentanan
berdasarkan usia, yakni lebih banyak ditemukan pada remaja dan dewasa muda, jarang pada

8
anak dan orang tua. Di Indonesia, kelainan ini merupakan penyakit yang terbanyak ditemukan di
antara berbagai penyakit kulit akibat jamur. 1
Prevalensi tinea versikolor di Amerika Serikat diperkirakan 2% -8%. Infeksi datang lebih
sering di daerah dengan suhu yang lebih tinggi dan kelembaban yang relatif. Tinea versikolor
memiliki prevalensi di seluruh dunia hingga 50% di lingkungan panas dan lembab dan 1,1% di
iklim dingin. Kejadian tinea versikolor sama pada semua ras, tetapi sering lebih jelas pada
individu berkulit gelap karena mengakibatkan perubahan dalam pigmentasi kulit. Pitiriasis
versikolor paling umum di kalangan remaja dan dewasa muda karena kelenjar sebasea yang
memproduksi lemak lebih aktif.2

2.3 Etiologi
PV disebabkan oleh Malassezia spp.,ragi bersifat lipofilik yang merupakan flora
normal pada kulit. Jamur ini juga bersifat dimorfik, bentuk ragi dapat berubah menjadi hifa.
Dahulu ragi ini digolongkan sebagai genus Pityrosporum (terdiri atas Pityrosporum ovale dan
Pityrosporum orbiculare), tetapi kemudian mengalami reklasifikasi sebagai genus
Malassezia.1
Berdasarkan analisis genetik, diidentifikasi 6 spesies lipofilik pada kulit manusia
yakni M.furfur, M.sympodialis, M.globosa, M.restricta, M.sloffiae, M.obtusa; dan satu
spesies yang kurang lipofilik dan biasa terdapat pada kulit hewan, M.pachydermatis.
Selanjutnya dilaporkan spesies lain: M.dermatis, M.yaponica, M.nana, M.caprae, M.equine.
Sifat lipofilik menyebabkan ragi ini banyak berkolonisasi pada area yang kaya sekresi
kelenjar sebasea. Beberapa studi terpisah menunjukkan bahwa M.globosa banyak
berhubungan dengan PV, tetapi studi lain menjukkan bahwa M.sympodialis dan M.furfur
yang predminan pada PV. 1

2.4 Patofisiologi
Malassezia spp. yang semula berbentuk ragi saprofit akan berubah menjadi bentuk
miselia yang menyebabkan kelainan kulit PV. Kondisi atau faktor predisposisi yang diduga
dapat menyebabkan perubahan tersebut berupa suhu, kelembaban lingkungan yang tinggi,
dan tegangan CO tinggi permukaan kulit akibat oklusi, faktor genetik, hiperhidrosis, kondisi
imunosupresif, dan malnutrisi. Malassezia furfur merupakan fase spora dan miselium. Faktor
predisposisi menjadi patogen dapat endogen atau eksogen. Endogen dapat disebabkan di

9
antaranya oleh defisiensi imun. Eksogen dapat karena faktor suhu, kelembaban udara, dan
keringat.1
Beberapa mekanisme dianggap merupakan penyebab perubahan warna pada lesi
kulit, yakni Malassezia sp. memproduksi asam dikarboksilat yang menganggu pembentukan
pigmen melanin, dan memproduksi metabolit (pityriacitrin) yang mempunyai kemampuan
absorbsi sinar ultraviolet sehingga menyebabkan lesi hipopigmentasi. Mekanisme terjadinya
lesi hiperpigmentasi belum jelas, tetapi satu studi menunjukkan pada pemeriksaan mikroskop
elektron didapati ukuran melanosom yang lebih besar dari normal, Lapisan keratin yang lebih
tebal juga dijumpai pada lesi hiperpigmentasi.1
Pada kulit terdapat flora normal yang berhubungan dengan timbulnya ptyriasis
versicolor ialah Malassezia furfur merupakan fase spora dan miselium. Malassezia berubah
dari bentuk blastospore ke bentuk mycelial. Hal ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi.
Malassezia memiliki enzim oksidasi yang dapat merubah asam lemak pada lipid yang
terdapat pada permukaan kulit menjadi asam dikarboksilat. Asam dikarboksilik ini
menghambat tyrosinase pada melanosit epidermis dan dapat mengakibatkan hipomelanosit. 4

2.5 Gambaran Klinis


Lesi Pitiriasis versikolor terutama terdapat pada badan bagian atas, leher,
dan perut, ekstremitas sisi proksimal. Kadang ditemukan pada wajah dan skalp; dapat juga
ditemukan pada aksila; lipat paha, genitalia. Lesi berupa macula berbatas tegas, dapat
hipopigmentasi, hiperpigmentasi dan kadang eritematosa, terdiri atas berbagai
ukuran, dan berskuama halus (pitiriaformis). Umumnya tidak disertai gejala subyektif, hanya
berupa keluhan kosmetis, meskipun kadang ada pruritus ringan.1

10
2.6 Pemeriksaan Penunjang
1 Lampu Wood
Pemeriksaan dengan lampu Wood dapat memperlihatkan floresensi kekuningan
akibat metabolit asam dikarboksilat, yang digunakan sebagai petunjuk lesi PV dan
mendeteksi sebaran lokasi lesi. Perlu diwaspadai hasil pemeriksaan fluoresensi positif
palsu yang antara lain dapat karena penggunaan salap yang mengandung asam
salisilat, tetrasiklin. Hasil negative palsu dapat terjadi pada orang yang rajin mandi.1

2 Pemeriksaan langusng dengan KOH 20%


Pemeriksaan mikologis langsung sediaan kerokan kulit akan menunjukkan
kumpulan hifa pendek dan sel ragi bulat, kadang oval. Gambaran demikian
menyebabkan sebutan serupa spaghetti and meatballs atau bananas and grapes.
Sediaan diambil dengan kerokan ringan kulit menggunakan skalpel atau dengan
merekatkan selotip. Pemeriksaan dengan menggunakan larutan KOH 20%, dan dapat
ditambahkan sedikit tinta-biru-hitam untuk memperjelas gambaran elemen jamur. 1

11
3 Patologi
Sementara ragi dapat diidentifikasi dengan pewarnaan hematoksilin dan eosin,
visualisasi ditingkatkan melalui pewarnaan PAS. Pemeriksaan mikroskopis
menunjukkan kelompok sel oval ragi 3,5 4,5 m panjang, bersepta, dan kadang-
kadang hifa bercabang mengdiami stratum korneum.2

2.7 Differensial Diagnosis


Penyakit ini harus dibedakan dengan :1
a Pitiriasis alba
Lesi berbentuk bulat, oval atau plakat yang tidak teratur. Warna merah muda atau
sesuai warna kulit dengan skuama halus. Setelah eritema menghilang, lesi yang
dijumpai hanya depigmentasi dengan skuama halus. Pada anak-anak lokasi kelainan
pada muka (50-60%) paling sering di sekitar mulut, dagu, pipi serta dahi.
b Vitiligo
Vitiligo adalah hipomelanosis idiopatik dapat ditandai dengan adanya makula putih
yang dapat meluas, bulat atau lonjong dengan batas tegas, tanpa perubahan epidermis

12
yang lain. Kadang-kadang terlihat macula hipomelanotik selain makula apigmentasi.
Di dalam makula vitiligo dapat ditemukan makula dengan pigmentasi normal atau
hiperpigmentasi disebut repigmentasi perifolikuler.
c Morbus Hansen
Dilihat dari cardinal sign yaitu lesi kulit hipopigmentasi/eritema, kerusakan saraf
(menyebabkan hilangnya sensasi/kelemahan otot yang dipersarafi oleh saraf yang
terkena), hasil pemeriksaan sputum BTA positif

8 Pengobatan
Mengidentifikasi faktor predisposisi dan menyingkirkan yang dapat dihindari
merupakan hal yang penting dalam tatalaksana PV selain terapi. Terapi dapat
menggunakan terapi topikal atau sistemik, dengan beberapi pertimbangan, antara lain
luas lesi, biaya,kepatuhan pasien, kontra indikasi, dan efek samping.1
1 Pengobatan topical
Pengobatan harus dilakukan secara menyeluruh, tekun dan konsisten. Obat yang
dapat digunakan ialah :
a Selenium sulfide bentuk sampo 1,8% atau bentuk losio 2,5% yang dioleskan tiap
hari selama 15-30 menit dan kemudian dibilas. Aplikasi yang dibiarkan sepanjang
malam dengan frekuensi 2 kali seminggu
b Ketokonazol 2% bentuk sampo
c Solusio natrium hiposulfit 20%
d Solusio propilen glikol 50%
e Untuk lesi terbatas, krim derivat azol misalnya mikonazol, kltrimazol, isokonazol,
ekonazol1
2 Pengobatan sistemik1,2
Pengobatan sistemik diberikan pada kasus pityriasis versicolor yang luas atau jika
pemakaian obat topical tidak berhasil. Obat yang dapat diberikan adalah :
a Ketokonazol
Dosis : 200 mg perhari selama 5-10 hari
b Flukonazol
Dosis : dosis tunggal 400mg
c Itrakonazol
Dosis : 200 mg perhari selama 5-7 hari
Pengobatan rumatan (maintenance) dipertimbangkan untuk menghindari kambuhan pada
pasien yang sulit menghindari factor predisposisi, antara lain dengan shampoo selenium sulfide
secara periodis atau dengan obat sistemik ketokonazol 400 mg sekali setiao bulan atau 200 mg
sehari selama 3 hari tiap bulan.1

13
9 Prognosis
Prognosis baik jika pengobatan dilakukan secara tekun dan konsisten, serta faktor
predisposisi dapat dihindri. Lesi hipopigmentasi dapat bertahan sampai beberapa bulan setelah
jamur negatif, hal ini perlu dijelaskan pada pasien.1

BAB III

KESIMPULAN


Ayi 16 tahun laki-laki datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD Cianjur
dengan keluhan bercak putih di lengan kiri sejak 2 minggu yang lalu. Pitiriasis versikolor
adalah penyakit jamur nondermatofitosis superfisialis yang disebabkan oleh Malasezia
furfur Robin, umumnya berupa bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai
coklat hitam.Terutama meliputi badan dan kadang-kadang menyerang ketiak, lipat paha,
lengan, tungkai atas,leher, muka dan kulit kepala yang berambut. Hal tersebut sesuai
dengan pasien ini menurut anamneis serta pemeriksaan fisik. Usulan pemeriksaan pada
pasien ini dengan menggunakan lampu Wood atau pemeriksaan KOH 20%.
penatalksaaan umum pada pasien ini kita edukasi untuk menghindari kelembaban yang
berlebihan dengan cara segera mengganti pakaian bila berkeringat, menghindari
penggunaan pakaian yang ketat atau tidak menyerap keringat,pengobatan teratur .
Prognosis pada pasien ini Quo ad vitam adalah bonam karenatidak mengganggu tanda-
tanda vital, untuk Quo ad funtionam adalah bonam tidakmengganggu fungsi tubuh
sedangkan untuk Quo ad sanationam adalah bonam

14
DAFTAR PUSTAKA

1 Djuanda A, Hamzah M, Aisyah S. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke tujuh.
Fakultas Kedokteran Indonesia. Jakarta. 2016.
2 Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ. Yeast Infection :
candidiasis, Tinea (Pytiriasis) versicolor and Malasezia (Pytirpsporum) Folikulitis.
In :Fitzpatrick. Dermatology in General Medicine. 8thed. New York : McGraw Hill
Company.2012.p.2289-2312.
3 Wolff K, Johnson RA. Fitzpatricks Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology.
6th ed. San Fransisco: McGraw Hill; 2009.

15

Anda mungkin juga menyukai