PUSTAKA
perifer pada tungkai bawah,(1) selain itu ada juga yang mendefinisikan
sebagai kelainan tungkai kaki bawah akibat diabetes melitus yang tidak
darah, gangguan
berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang dapat disertai adanya
infeksi disebabkan oleh bakteri aerob maupun anaerob yang pada tahap
18
Ada berbagai macam klasifikasi kaki diabetik yaitu klasifikasi
oleh
19
klasifikasi Wagner, klasifikasi Texas, serta yang lebih banyak
Diabetik Foot karena dapat menentukan kelainan apa yang lebih dominan
1. Klasifikasi Menurut
Edmonds
a. Derajat 0
Derajat 0 d itandai antara lain kulit tanpa ulserasi dengan satu atau
kondisi kulit yaitu kulit kering dan terdapat callous (yaitu daerah
berupa claw toes yaitu suatu kelainan bentuk jari kaki yang
kalus b. Derajat I
yang terbatas dengan ditandai adanya lesi kulit terbuka, yang hanya
terdapat pada kulit, dasar kulit dapat bersih atau purulen ( ulkus
pada grade I dan ditambah dengan adanya lesi kulit yang membentuk
ulkus dapat bersih atau purulen, ulkus yang lebih dalam sampai
minimal.
d. Derajat III
yang lebih dalam sampai ke tendon dan tulang serta terdapat abses
e. Derajat IV
f. Derajat V
bawah lutut).
diabetik ini, sesuai indikasi dan derajat lesi yang dijumpai seperti :
aliran darah yang kurang membuat luka sulit untuk sembuh dan jika terjadi
ulkus, infeksi akan mudah sekali terjadi dan meluas ke jaringan yang lebih
1. Neuropati Diabetik
a. Neuropati
sensorik
otot kaki. Serabut saraf tipe C berperan dalam analisis sensari nyeri
getaran.(8)
b. Neuropati motorik
kerusakan motor end plate. Serabut saraf motorik bagian distal yang
claw toe, hammer toe, dan lesi pada nervus peroneus lateral yang
sehingga terjadi iskemi pada kaki, keadaan ini mudah dikenali dengan
2. Kelainan Vaskule r
dari deposit platelet, sel-sel otot polos, lemak, kolesterol dan kalsium.
melitus. PAP pada pasien diabetes melitus terjadi lebih dini dan
ada gejala, tetapi kadang juga tanpa gejala, sebagian lain dengan
(47)
gejala iskemik, yaitu :
a. Intermitten Caudication
Nyeri dan kram pada betis yang timbul saat berjalan dan hilang saat
c. Nyeri
3. Infeksi
Infeksi dapat dibagi menjadi tiga yaitu superfisial dan lokal, selulitis
nyeri pada kaki saat istirahat, sensasi rasa berkurang, kerusakan jaringan
poplitea, kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal serta kulit kering.(4)
pemeriksaan
1) Lama diabetes
5) Alergi
6) Pola hidup
7) Medikasi terakhir
8) Kebiasaan merokok
9) Minum alkohol
Selain itu, yang perlu diwawancara adalah tentang pemakaian alas
kaki, pernah terekspos dengan zat kimia, adanya kalus dan deformitas,
gejala neuropati dan gejala iskemi, riwayat luka atau ulkus. Pengkajian
pernah adanya luka dan ulkus meliputi lokasi, durasi, ukuran, dan
harus dikendalikan.
1. Debridemen
enzim eksogen secara topikal pada permukaan lesi. Enzim tersebut akan
autolitik terjadi secara alami apabila seseorang terkena luka. Proses ini
a. Mengevakuasi bakteri
kontaminasi,
mempercepat penyembuhan,
lokal
2. Mengurangi Beban Tekanan (off loading)
Pada saat seseorang berjalan maka kaki mendapatkan beban yang besar.
permukaan plantar kaki mudah mengalami luka atau luka menjadi sulit
sembuh akibat tekanan beban tubuh maupun iritasi kronis sepatu yang
digunakan. Salah satu hal yang sangat penting namun sampai kini tidak
mengurangi kecepatan saat berjalan kaki, istirahat (bed rest), kursi roda,
alas kaki, removable cast walker, total contact cast, walker, sepatu boot
belakang (tumit).(82,83)
3. Perawatan Luka
dari infeksi
dan permeabel terhadap gas. Tindakan dressing merupakan salah
yang akan digunakan, yaitu tipe ulkus, ada atau tidaknya eksudat,
ada tidak nya infeksi, kondisi kulit sekitar dan biaya. Ada beberapa
dan sebagainya.(79)
di fokuskan pada patogen gram positif. Pada ulkus terinfeksi yang berat
sampai bersih
pemberian antibiotika dapat dipersingkat, biasanya memerlukan waktu
2 minggu.(85)
5. Revaskularisasi
Ulkus atau gangren kaki tidak akan sembuh atau bahkan kemudian hari
6. Tindakan Bedah
ini jaringan tulang mati dan jaringan granulasi yang terinfeksi harus
c. Ulkus
resisten d.
Osteomielitis