Anda di halaman 1dari 4

Tugas

KERANGKA KONSEP

diajukan guna memenuhi tugas UAS mata filsafat ilmu

Oleh :

HEPPY MARTIN SUSETYOWATI


NIM : 162520102030

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
T.A 2016/2017
A. FENOMENA
Kurangnya disiplin kunjungan pasien asma yang terdaftar kontrol di RS Paru B

B. PROBLEM STATEMENT
Masih banyak dijumpai pasien yang tidak disiplin dalam kontrol yang terjadwal di RS
sehingga dapat menimbulkan kekambuhan

C. JUDUL
Hubungan Antara Tingkat Kepatuhan Kontrol Pasien Dengan Angka Kekambuhan
Asma di Poli Spesialis Paru B RS Paru Jember

D. KERANGKA KONSEP
Pasien
RS

Tingkat keparahan
Jumlah ANAK
Poli asma
Stadium
Jenis kelamin
DEWASA
usia

Poli kontrol Rutin ORANG TUA


Tidak rutin

Kekambuhan

Keterangan
: Diteliti
: Tidak diteliti

E. LANDASAN FILOSOFI
A. ONTOLOGI
Kepatuhan (ketaatan) sebagai tingkat penderita melaksanakan cara pengobatan
dan perilaku yang disarankan oleh dokternya atau yang lain. Kepatuhan perilaku
positif penderita dalam mencapai tujuan terapi penderita adalah pengambil
keputusan dan kepatuhan sebagai hasil pengambilan keputusan. kepatuhan perilaku
sesuai aturan dan berdisiplin. Kontrol yang baik, diperlukan oleh penderita untuk
terbebas dari gejala serangan asma dan bisa menjalani aktivitas hidup sehari-hari.
Untuk mengontrol gejala asma secara baik, maka penderita harus bisa merawat
penyakitnya, dengan cara mengenali lebih jauh tentang penyakit tersebut
Kekambuhan kembalinya suatu penyakit setelah tampaknya mereda.
Kekambuhan kembalinya gejala-gejala penyakit sehingga cukup parah dan
mengganggu aktivitas sehari-hari dan memerlukan rawat inap dan rawat jalan yang
tidak terjadwal. Asma penyakit kronis saluran pernapasan yang ditandai oleh
inflamasi, peningkatan reaktivitas terhadap berbagai stimulus, dan sumbatan saluran
napas yang bisa kembali spontan atau dengan pengobatan yang sesuai. Meskipun
pengobatan efektif telah dilakukan untuk menurunkan morbiditas karena asma,
keefektifan hanya tercapai jika penggunaan obat telah sesuai. Berat-ringannya asma
ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain gambaran klinik sebelum pengobatan
(gejala, eksaserbasi, gejala malam hari, pemberian obat inhalasi -2 agonis dan uji
faal paru) serta obat-obat yang digunakan untuk mengontrol asma (jenis obat,
kombinasi obat dan frekuensi pemakaian obat). faktor-faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya asma : a. Perubahan cuaca dan suhu udara b. Polusi udara
c. Asap Rokok d. Infeksi sakuran pernapasan e. Gangguan emosi f. Olahraga
yang berlebihan. Pencegahan kekambuhan Asma sejak dini merupakan satu-satunya
hal yang bisa dilakukan untuk menghindar terjadinya penyakit asma.Usaha yang
dapat dillakukan untuk mencegah kemungkinan terjadiya serangan penyakit asma
ialah menerapkan pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan

B. EPISTEMIOLOGI

Kepatuhan perilaku sesuai aturan dan berdisiplin. Seseorang dikatakan patuh


berobat bila mau datang ke petugas kesehatan yang telah ditentukan sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan serta mau melaksanakan apa yang dianjurkan oleh
petugas, perubahan sikap dan perilaku individu dimulai dengan tahap kepatuhan, Hal
ini dibuktikan dengan angka kejadian penyakit asma yang terus meningkat
prevalensinya, baik di negara maju maupun berkembang dan hanya sedikit penderita
asma yang terkontrol dengan baik. Angka kematian yang disebabkan oleh penyakit
asma di seluruh dunia diperkirakan akan meningkat 20 persen untuk sepuluh tahun
mendatang, jika tidak terkontrol dengan baik. Penyakit asma tidak dapat
disembuhkan, namun dalam penggunaan obat-obat yang ada saat ini hanya berfungsi
untuk menghilangkan gejala saja. Kontrol yang baik, diperlukan oleh penderita
untuk terbebas dari gejala serangan asma dan bisa menjalani aktivitas hidup sehari-
hari. Untuk mengontrol gejala asma secara baik, maka penderita harus bisa merawat
penyakitnya, dengan cara mengenali lebih jauh tentang penyakit tersebut

Tujuan dari pemeriksaan berkala dan pemantauan secara terus menerus adalah
untuk menentukan tujuan terapi asma sudah tercapai atau belum dan asma dalam
kondisi terkontrol. Ketika asma tidak terkontrol, hal tersebut berkaitan erat dengan
beban asma, penurunan kualitas hidup, dan peningkatan pemanfaatan pelayanan
kesehatan. Tingkat kontrol asma adalah ukuran sejauh mana manifestasi asma dapat
diminimalkan dengan intervensi pengobatan. Tingkat kontrol pada saat pemeriksaan
tindak lanjut akan menentukan tindakan klinis yang perlu dilakukan yaitu
mempertahankan atau menyesuaikan terapi. Frekuensi kunjungan ke dokter
berdasarkan penilaian kontrol asma adalah masalah pertimbangan klinis. Penilaian
klinis asma seharusnya diperoleh melalui riwayat medis dan pemeriksaan fisik yang
didukung dengan pemeriksaan fungsi paru (NHLBI, 2007:55;67). Ketika kontrol
asma telah tercapai, pemantauan secara terus menerus penting dilakukan untuk
mempertahankan kontrol, menetapkan langkah yang tepat dan dosis pengobatan
yang diperlukan untuk meminimalkan biaya dan mengoptimalkan keamanan
pengobatan.

C. AKSIOLOGI

1 Manfaat Teoritis
a. Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang
Epidemiologi Penyakit Tidak Menular terutama tentang penyakit asma.
b. Sebagai referensi atau acuan bagi peneliti lain yang ingin mengkaji masalah
yang sama.
2 Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi dinas kesehatan, puskesmas, maupun rumah sakit
mengenai pengendalian penyakit asma.
b. Sebagai bahan informasi dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit Paru Jember.
c. Sebagai bahan informasi bagi penderita agar mengontrol asmanya sehingga
tidak terjadi eksaserbasi asma.

Anda mungkin juga menyukai