Di susun oleh :
ERI SETYAWAN (14504241021)
YULIUS RONALDO D (14504241025)
RIFQI ARDIYANTO H (14504241027)
PANJI ANDIKO P (14504241040)
V. DASAR TEORI
Power steering merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk meringankan memutar
sistem kemudi kendaraan sehingga menghasilkan putaran kemudi yang ringan tanpa
membutuhkan tenaga yang berarti untuk mengendalikan kemudi, terutama pada kecepatan
rendah dan menyesuaikannya pada kecepatan menengah serta tinggi.
A. PEMBONGKARAN
Kerja pengaturan jumlah aliran fuida/ minyak oleh flow control valve dan control spool
adalah sebagai berikut :
a). Pada Putaran Rendah
Pada putaran rendah (650 s.d. 1250 rpm), tekanan yang dihasilkan oleh pompa akan
dialirkan ke dua saluran yaitu x (saluran ke flow control valve) dan y (saluran ke control
spool). Aliran yang melewati saluran x sebagian kembali ke pompa dan sebagian lagi keluar
(P1). Aliran P1 diteruskan melewati orifice 1 & 2 dan terbagi menjadi dua yaitu output
pompa dan dialirkan ke sebelah kiri flow control valve menjadi tekanan P2. Perbedaan tekan
P1 dan P2 tergantung putaran mesin. Pada saat putaran mesin naik maka terjadi kenaikan
perbedaan antara P1 dan P2.
Apabila tekanan P1 melebihi kekuatan pegas A, maka flow control valve akan
bergerak kek kiri, sehingga membuka saluran pengeluaran ke sisi pengisapan pompa
sehingga jumlah aliran pengeluaran tidak naik. Pada kondisi ini jumlah aliran minyak
dikontrol pada 6.6 ltr/ min.
Jika putaran mencapai lebih dari 2500 rpm, control spool valve akan optimum
terdorong ke kanan sehingga menutup orifice 2 dengan sempurna. Pada kondisi ini out-put
pompa dan P2 hanya melalui orrifce 1, sehingga jumlah alirannya menjadi kecil, yaitu 3.3 ltr/
min.
Di dalam flow control valve terdapat relief valve yang berfungsi untuk mengatur
tekanan kerja. Jika tekanan kerja mencapai 80kg/ cm2, pegas relief valve akan terdorong
sehingga relief valve terbuka dan P2 turun.
C. DATA PRAKTIK
Pembahasan : Apabila rotor mengalami kerusakan misalnya rusak pada dudukan vane plate
maka akan berpengaruh pada kerja vane plate. Vane plate dapat menjadi kocak jika
dudukannya di rotor rusak. Berdasarkan data praktik, kondisi rotor masih baik, tidak
mengalami kerusakan. Sehingga masih bisa digunakan. Sedangkan untuk vane plate yang
sudah mengalami keausan pada bagian ujungnya dapat menyebabkan menurunnya tekanan
apabila keausan yang terjadi berlebihan. Berdasarkan pemeriksaan vane plate masih bisa
digunakan. Tidak mengalami keausan berlebih.
Pembahasan : Berdasarkan data praktik kondisi tutup pompa masih dalam kondisi baik,
tidak ada keretakan ataupun kebocoran. Apabila tutup pompa mengalami keretakan maka
minyak power steering dapat keluar melalui celah-celah bagian yang retak. Jika
mengalami hal tersebut maka perlu dilakukan penggantian tutup pompa. Berdasarkan hasil
pemeriksaan tutup pompa tidak perlu diganti.
Pembahasan : Berdasarkan data praktik kondisi cam ring masih dalam kondisi baik, tidak
mengalami keretakan ataupun keausan berlebih. Hanya terdapat kotoran. Kotoran yang
menempel pada permukaan cam ring dapat menimbulkan keausan pada permukaannya
karena terdapat vane ring yang berputar. Agar tidak menimbulkan hal tersebut maka cam
ring perlu dibersihkan dengan bensin/solar, lalu dibersihkan pakai majun. Berdasarkan
pemeriksaan cam ring tidak perlu diganti karena masih dalam kondisi baik dan tidak
mengalami kerusakan.
Pembahasan : Berdasarkan data praktik kondisi body cam ring masih dalam kondisi baik.
Tidak pecah ataupun retak. Apabila body cam ring retak maka dapat mengakibatkan
kebocoran minyak power steering, sehingga akan mempengaruhi kerja dari pompa power
steering tersebut. Selain itu dapat menyebabkan kekurangan minyak karena bocor dan
menyebabkan pompa menjadi rusak. Jika mengalami hal tersebut perlu dilakukan
penggantian body cam ring. Sedangkan boby cam ring yang kita gunakan untuk praktik
masih dalam kondisi baik, sehingga tidak perlu dilakukan penggantian.
Pembahasan : Berdasarkan data praktik, kondisi flow control valve masih dalam kondisi
baik, hanya terdapat kotoran. Sedangkan pada control spool masih dalam kondisi baik,
tidak buntu pada lubangnya. Kotoran yang berada di flow control valve perlu dilakukan
pembersihan dengan dicuci dengan solar lalu disemprot dengan udara bertekanan. Kotoran
dapat menyumbat lubang pada flow control valve sehingga mempengaruhi pengaturan
pembukaan katup berdasarkan kecepatan mesin. Katup flow control tidak perlu dilakukan
penggantian, karena masih dalam kondisi baik.
VIII. PERAKITAN
1. Memasang flow control valve dan control spool.
IX. KESIMPULAN
1. Setelah melakukan praktik kami dapat mengidentifikasi tipe-tipe power steering, dapat
melepas dan memasang pompa power steering dengan cara yang benar, dapat menjelaskan
cara kerja pompa power steering dengan menggambarkan sirkulasi hidrouliknya, dan dapat
mengidentifikasi gangguan dalam sistem dan cara mengatasinya.
2. Pompa Power Steering berfungsi sebagai penyalur tenaga dari mesin dengan oli yang
bertekanan tinggi yang kemudian diteruskan ke bagian Rack Pinion/Gearbox melalui Selang
Tekan (Selang bertekanan tingi). Pompa menghasilkan tekanan dengan memanfaatkan
putaran mesin, sehingga volume pemompaan sebanding dengan putaran mesin.
Pengaturan jumlah minyak yang mengalir keluar dari pompa diatur oleh flow control valve,
sehingga selalu konstant.
3. Pada proses pembongkaran memperhatikan tanda-tanda yang terdapat pada komponen agar
dalam proses pemasangan/perakitan dapat terpasang dengan baik.
4. Jika pompa power steering itu akan digunakan pada kendaraan langsung maka perlu
dilakukan pembersihan dahulu dengan udara bertekanan agar kotoran yang menempel pada
komponen bisa bersih.
5. Berdasarkan data praktik sebagian komponen masih dalam kondisi baik, hanya yang perlu
diganti yaitu vane plate karena bagian ujungnya mengalami keausan, komponen yang kedua
yaitu pully power steerring perlu diganti karena mengalami kerusakan pada alur belt.