MAKALAH
PENYAKIT TUBERCOLOSIS,
BRONKHITIS, SINUSITIS, INFLUENZA, FLU BABI, DAN FLU BURUNG
OLEH:
KELAS C
KELOMPOK 4
BAB I
TUBERCULOSIS
DEFINISI
menyerang paru-paru yang secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan
menimbulkan nekrosis jaringan. Penyakit ini bersifat menahun dan dapat menular
Nama tuberkulosis berasal dari tuberkel, tonjolan kecil dan keras yang
(Zubaidi, 1995).
PATOGENESIS
dinding selnya mengandung komplek lipida-glikolipida serta lilin (wax) yang sulit
sebagian kecil organ tubuh lain. Kuman ini mempunyai sifat khusus yakni tahan
terhadap asam pada pewarnaan, hal ini dipakai untuk identifikasi dahak secara
tuberculosis cepat mati dengan matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup
dalam sel-sel fagosit. Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif pada
waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet
menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah,
tubuh lainnya. Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya
kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil
dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak
droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut. Secara klinis, TB
dapat terjadi melalui infeksi primer dan paska primer. Infeksi primer terjadi saat
Hal ini disebabkan oleh kuman TB yang berkembang biak dengan cara
primer adalah sekitar 4-6 minggu. Kelanjutan infeksi primer tergantung dari
banyaknya kuman yang masuk dan respon daya tahan tubuh dapat menghentikan
pengikat. Ada beberapa kuman yang menetap sebagai persister atau dormant,
sehingga daya tahan tubuh tidak dapat menghentikan perkembangbiakan kuman
Pada infeksi primer ini biasanya menjadi abses (terselubung) dan berlangsung
tanpa gejala, hanya batuk dan nafas berbunyi. Tetapi pada orang-orang dengan
sistem imun lemah dapat timbul radang paru hebat, ciri-cirinya batuk kronik dan
bersifat sangat menular. Masa inkubasi sekitar 6 bulan. Infeksi pasca primer
terjadi setelah beberapa bulan atau tahun setelah infeksi primer. Ciri khas TB
pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi
pleura. Seseorang yang terinfeksi kuman TB belum tentu sakit atau tidak
menularkan kuman TB. Proses selanjutnya ditentukan oleh berbagai faktor resiko
adalah faktor lingkungan seperti rumah tak sehat, pemukiman padat & kumuh.
Sedangkan resiko menjadi sakit TB, sebagian besar adalah faktor internal dalam
stadium lanjut :
1) Hemoptisis berat (pendarahan dari saluran nafas bawah) yang
jalan nafas.
2) Kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial
3) Bronkietaksis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis (pembentukan
dan sebagainya.
6) Insufisiensi Kardio Pulmoner (Cardio Pulmonary Insufficiency).
sakit. Penderita TB paru dengan kerusakan jaringan luas yang telah sembuh (BTA
Negatif) masih bisa mengalami batuk darah. Keadaan ini seringkali dikelirukan
dengan kasus kambuh. Pada kasus seperti ini, pengobatan dengan OAT tidak
umumnya karena penggunaan OAT yang tidak sesuai. Resistensi dapat terjadi
karena penderita yang menggunakan obat tidak sesuai atau patuh dengan jadwal
atau dosisnya. Dapat pula terjadi karena mutu obat yang dibawah standar.
Resistensi ini menyebabkan jenis obat yang biasa dipakai sesuai pedoman
memerlukan biaya yang lebih mahal dalam pengobatan tahap berikutnya. Dalam
hal inilah dituntut peran Apoteker dalam membantu penderita untuk menjadi lebih
taat dan patuh melalui penggunaan yang tepat dan adekuat (Depkes, 2005).
CARA PENULARAN
batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC
dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan
berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh
yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah
bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ
tubuh seperti : paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah
bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena
yaitu paru-paru.
dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat).
Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha
dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.
jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat). Bentuk-bentuk
dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto
rontgen.
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap
sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber
terinfeksi TBC.
adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang
suatu definisi kasus yang memberikan batasan baku setiap klasifikasi dan tipe
yaitu :
positif.
b. 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada
keparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk berat bila
yang luas (misalnya proses "far advanced" atau millier), dan/atau keadaan
tubuh lain selain paru misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung
kelamin.
atas tipe; kasus baru, kambuh, pindahan, lalai, gagal dan kronis.
Kasus Baru adalah penderita yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah
pernah mengonsumsi OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian).
disuatu kabupaten lain dan kemudian pindah berobat ke kabupaten yang baru.
Penderita pindahan tersebut harus membawa surat rujukan / pindah (Form TB.
09).
berobat paling kurang 1 bulan, dan berhenti 2 bulan atau lebih, kemudian datang
Gagal adalah penderita BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi
positif pada akhir bulan ke 5 (satu bulan sebelum akhir pengobatan) atau lebih;
atau penderita dengan hasil BTA negatif rontgen positif menjadi BTA positif pada
Kronis adalah penderita dengan hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah
berdahak terus-menerus selama 3 minggu atau lebih, batuk darah atau pernah
batuk darah. Adapun gejala-gejala lain dari TB pada orang dewasa adalah sesak
nafas dan nyeri dada, badan lemah, nafsu makan dan berat badan menurun, rasa
Pada anak-anak gejala TB terbagi 2, yakni gejala umum dan gejala khusus.
1. Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan
tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penanganan gizi yang
baik.
2. Demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria
atau infeksi saluran nafas akut) dapat disertai dengan keringat malam.
3. Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit, paling sering
disingkirkan sebab lain dari batuk), tanda cairan di dada dan nyeri dada.
5. Gejala dari saluran cerna, misalnya diare berulang yang tidak sembuh
PEMERIKSAAN PENEGASAN TB
Pemeriksaan Sputum
spesimen dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan
berkunjung pertama kali. Pada saat pulang, suspek membawa sebuah pot
setelah bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri kepada petugas.
3. S (sewaktu) : Dahak dikumpulkan pada hari kedua, saat
auramin-rhodamin.
Pemeriksaan standar adalah foto toraks PA. Pemeriksaan lain atas indikasi
ialah foto lateral, top lordotik, oblik, CT-Scan. Pada kasus dimana pada
pemeriksaan sputum SPS positif, foto toraks tidak diperlukan lagi. Pada beberapa
Penderita anak umur kurang dari 1 tahun yang menderita TBC aktif uji
tuberkulin positif 100%, umur 12 tahun 92%, 24 tahun 78%, 46 tahun 75%,
dan umur 612 tahun 51%. Dari persentase tersebut dapat dilihat bahwa semakin
besar usia anak maka hasil uji tuberkulin semakin kurang spesifik.
Ada beberapa cara melakukan uji tuberkulin, namun sampai sekarang cara
mantoux lebih sering digunakan. Lokasi penyuntikan uji mantoux umumnya pada
bagian atas lengan bawah kiri bagian depan, disuntikkan intrakutan (ke dalam
kulit). Penilaian uji tuberkulin dilakukan 4872 jam setelah penyuntikan dan
batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC
dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan
berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh
yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah
bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ
tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah
bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena
yaitu paru-paru.
Mikobakterium tuberkulosa.
2. Pembengkakan : 39mm, uji mantoux meragukan.
vaksinasi BCG.
3. Pembengkakan : 10mm,uji mantoux positif.
terinfeksi Mikobakterium
tuberkulosa.
infeksi primer terjadi di paru-paru maka secara rutin foto thorax harus dilakukan.
diagnostik TBC yang positif, namun tidak mudah untuk menemukannya (WHO,
2003).
PRINSIP PENGOBATAN TB
diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis obat, dalam jumlah
cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Hal ini untuk
REGIMEN PENGOBATAN TB
bakteri, aktifitas sterilisasi, dan mencegah resistensi. Obat yang umum dipakai
Kelompok obat ini disebut sebagai obat primer. Isoniazid adalah obat TB yang
paling poten dalam hal membunuh bakteri dibandingkan dengan rifampisin dan
sterilisasi. Sedangkan obat lain yang juga pernah dipakai adalah Natrium Para
Amino Salisilat, Kapreomisin, Sikloserin, Etionamid, Kanamisin, Rifapentin dan
Kanamisin umumnya mempunyai efek yang lebih toksik, kurang efektif, dan
dipakai jika obat primer sudah resisten. Sedangkan Rifapentin dan Rifabutin
TB (Bimfar, 2005).
tahap dan lama pengobatan, jenis OAT, cara pemberian (harian atau selang) dan
2HRZES/5HRE. Kode huruf tersebut adalah akronim dari nama obat yang dipakai
yakni :
H = Isoniazid
R = Rifampisin
Z = Pirazinamid
E = Etambutol
S = Streptomisin
bulan, tiap hari satu kombinasi tersebut, sedangkan untuk angka dibelakang huruf,
Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3.
Kategori 2 : 2HRZES/HRZE/5H3R3E3.
Kategori 3 : 2 HRZ/4H3R3.
Paduan OAT ini disediakan dalam bentuk paket kombipak, dengan tujuan
(Bimfar, 2005).
KATEGORI-1 (2HRZE/4H3R3)
Tahap intensif terdiri dari HRZE diberikan setiap hari selama 2 bulan.
Kemudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri dari HR diberikan tiga
berat
- Penderita TB Ekstra Paru berat
KATEGORI -2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
Tahap intensif diberikan selama 3 bulan, yang terdiri dari 2 bulan dengan
HRZES setiap hari. Dilanjutkan 1 bulan dengan HRZE setiap hari. Setelah itu
diteruskan dengan tahap lanjutan selama 5 bulan dengan HRE yang diberikan
Tahap intensif terdiri dari HRZ diberikan setiap hari selama 2 bulan
Bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita baru BTA positif
dengan kategori 1 atau penderita BTA positif pengobatan ulang dengan kategori
2, hasil pemeriksaan dahak masih BTA positif, diberikan obat sisipan (HRZE)
kg
Satu paket obat sisipan berisi 30 blister HRZE yang dikemas dalam 1 dos
kecil.
Prinsip dasar pengobatan TB pada anak tidak berbeda dengan pada orang
setiap hari.
Dosis obat harus disesuaikan dengan berat badan anak
dari Isoniazid (H), Rifampisin (R) dan Pirazinamid (Z) selama 2 bulan diberikan
setiap hari (2HRZ). Tahap lanjutan terdiri dari Isoniazid(H) dan Rifampisin (R)
dengan terjadinya perbaikan klinis, naiknya berat badan, dan anak menjadi lebih
Disamping Kombipak, saat ini tersedia juga obat TB yang disebut Fix
Dose Combination(FDC). Obat ini pada dasarnya sama dengan obat kompipak,
yaitu rejimen dalam bentuk kombinasi, namun didalam tablet yang ada sudah
kombinasi tetap dan dosis OAT mudah disesuaikan dengan berat badan
penderita.
b. Dengan jumlah tablet yang lebih sedikit maka akan lebih mudah
dengan OAT-FDC, kepatuhan penderita dalam menelan obat akan terjadi secara
berkurang. Jika kesalahan peresepan benar terjadi dalam OAT-FDC, maka akan
terjadi kelebihan dosis pada semua jenis OAT dengan resiko toksisitas atau
berkembangnya resistensi obat. Bila terjadi efek samping sulit menentukan OAT
dan kategori-3 yang ada pada saat ini tidak berbeda maka dapat menurunkan
nilai pentingnya pemeriksaan dahak mikroskopis bagi petugas. Pemakaian OAT-
FDC tidak berarti mengganti atau meniadakan tata laksana standar dan
dari :
Dosis Pengobatan
Kategori-3 : {2(HRZE)/4(HR)3}
berikut{2(HRZE)S/1(HRZE)/5(HR)3E3}:
Jumlah standar Dosis pemakaian OAT-FDC sebulan
Satu blister tablet FDC (4FDC atau 2FDC) terdiri dari 28 tablet
PERHATIAN KHUSUS UNTUK PENGOBATAN
Wanita Hamil
dengan pengobatan TB pada umumnya. Semua jenis OAT aman untuk wanita
hamil, kecuali streptomisin karena dapat menembus barier placenta dan dapat
penting artinya supaya proses kelahiran dapat berjalan lancar dan bayi yang akan
dengan pengobatan pada umumnya. Semua jenis OAT aman untuk ibu menyusui.
penularan kuman TB kepada bayinya. Ibu dan bayi tidak perlu dipisahkan dan
bayi tersebut dapat terus menyusu. Pengobatan pencegahan dengan INH dapat
diberikan kepada bayi tersebut sesuai dengan berat badannya selama 6 bulan.
hormonal, atau kontrasepsi yang mengandung estrogen dosis tinggi (50 mcg).
efektifnya.
Pemberian OAT pada penderita TB dengan hepatitis akut dan atau klinis
hati sebelum pengobatan TB. Kalau SGOT dan SGPT meningkat lebih dari 3 kali
OAT harus dihentikan. Pirazinamid (Z) tidak boleh digunakan. Paduan obat yang
dan dengan dosis diturunkan atau interval pemberian yang lebih jarang. Paduan
OAT yang paling aman untuk penderita dengan gangguan ginjal adalah
2RHZ/6HR.
Rifampisin akan mengurangi efektifitas obat oral anti diabetes (sulfonil urea)
sedikit 2 (dua) kali berturut-turut hasilnya negatif (yaitu pada AP dan/atau sebulan
sebelum AP, dan pada satu pemeriksaan follow-up sebelumnya). Tindak lanjut :
tidak ada hasil, pemeriksaan ulang dahak 2 kali berturut-turut negatif. Tindak
diri dengan mengikuti prosedur tetap. Seharusnya terhadap semua penderita BTA
3. Meninggal
apapun.
4. Pindah
lanjut : penderita yang ingin pindah, dibuatkan surat pindah (Form TB.09) dan
bersama sisa obat dikirim ke UPK yang baru. Hasil pengobatan penderita dikirim
sebelum masa pengobatannya selesai. Tindak lanjut : lacak penderita tersebut dan
dilanjutkan.
6. Gagal
Penderita BTA positif yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau
kembali menjadi positif pada satu bulan sebelum akhir pengobatan atau pada
dari awal.
- Penderita BTA positif pengobatan ulang dengan kategori 2 dirujuk ke UPK
dari awal.
Daftar Obat Antituberkulosis
Nama Obat Dosis Mekanisme Kerja Indikasi Efek samping Nama Paten Pabrik BP
Isoniazid (H) Untuk pencegahan, Mekanisme kerja Tuberkolosis Neuritis perifer (untuk Bacbutinh Armoxindo
Pulnatablet
Santibitablet
Suprazidtable
maksimum 600
kali seminggu.
Etambutol (E) Dewasa dan anak >13 Menekan Tuberkolosis neuritis optik Bacbutol Armoxindo
Gout
thn: 15-25 multiplikasi dalam Lain-lain: nyrei sendi, tablet farma
dinding sel.
Pirazinamid (Z) Untuk 2 atau 3 bln Pirazinamid Tuberculosis gangguan hati
Gout
pertama : 25 berubah menjadi dalam Lain-lain:
seminggu bakterisid
tergantung pada
konsentrasi obat
ditempat infeksi.
Streptomisin Stiap hari 15 mg/kg Mekanisme kerja Tuberculosis Hipersensitivitas
Maks 1 g Dapat menurunkan
(S) Dua kali/ seminggu berdasarkan dalam
fungsi ginjal
25-30 mg/kg penghambatan kombinasi obat mempengaruhi saraf
Maks 1,5 g sintesa protein lain. otak ke-8, dapat
Tiga kali/ seminggu
kuman menimbulkan
25-30 mg/kg
Maks 1 g dengan jalan gangguan vesikuler
BRONKHITIS
DEFINISI
pilek, karena kalau dibiarkan akan timbul pneumonia atau radang paru. Penyakit
Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh
penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa
bersifat serius.
Apabila daya tahan tubuh menurun maka kuman akan menerobos jaringan
jaringan dan mulai berinteraksi. Bronkhitis ini juga dapat juga muncul akibat
dari campak, demam berdarah, batuk rejan, flu, demam thypus dan infeksi
lainnya.
PATOFISIOLOGI
Serangan bronchitis akut dapat timbul dalam serangan tunggal atau dapat
timbul kembali sebagai eksaserbasi akut dari bronchitis kronis. Pada umumnya
virus merupakan awal dari serangan bronchitis akut pada infeksi saluran nafas
bagian atas. Dokter akan mendiagnosis bronchitis kronik jika pasien mengalami
batuk atau mengalami produksi sputum selama kurang lebih tiga bulan dalam satu
maupun non infeksi (terutama rokok). Iritan (zat yang menyebabkan iritasi) akan
lebih memengaruhi jalan napas kecil dan besar dibandingkan alveoli. Dalam
hambatan.
a. Peningkatan ukuran dan jmulah kelenjar mucus pada bronkus besar sehingga
mucus dan siliari. Pada pasien bronchitis akut, system mucocilliary defence paru-
paru mengalami kerusakan sehingga lebih mudah terserang infeksi. Ketika infeksi
timbul kelenjar mucus akan menjadi hipertropi dan hyperplasia (ukuran membesar
napas terutama selama ekspirasi. Jalan napas selanjutnya mengalami kolaps dan
Pada saat penyakit makin parah, sering ditemukan produksi sputum yang
dapat bervariasi dari ringan-berat dan dapat berpengaruh pada fungsi mukosiliari
bronkus. Selain itu peningkatan sekresi bronkial yang kental dan lengket akan
Pada bronkhitis kronis, dinding bronkus menebal dan jumlah mucus yang
disekresi sel globet dipermukaan epitel bronkus besar dan kecil meningkat nyata.
Hipertropi kel mucus dan dilatasi saluran kelenjar mucus juga ditemui. Akibatnya
pasien dengan kronis bronkhitis mempunyai lebih banyak mukus secara nyata di
saluran nafas perifer dan seluruhnya akan mengganggu pertahanan paru normal
Selanjutnya kondisi patologis ini dapat menyebabkan parut pada bronkus kecil
a Bronkhitis Akut
Gejala yang timbul pada bronkhitis akut antara lain yaitu : terasa sakit pada
sendi-sendi, lemas seperti saat flu, demam ringan atau demam tinggi, dada terasa
tidak nyeri terutama di belakang tulang dada, sesak nafas, sering diiringi batuk
keras dan kering yang hampir terus menerus, dan terdapat lendir kental/ludah
kelelahan, serta mengkonsumsi makanan yang bergizi, hindari debu, dan zat-zat
kimia yang merangsang, hentikan menghisap rokok, dan gunakan antibiotik alami
seperti misalnya bawang putih, virgin coconut oil, atau bee propolis untuk
b Bronkhitis Kronis
pernafasan secara kronik, terjadi secara lamban dan lama-lama menjadi parah, bila
tidak segera ditangani dapat menyebabkan penyakit paru-paru yang lebih serius.
menjadi tidak normal lagi, misalnya ada pembentukan jaringan-jaringan ikat atau
sehingga udara tidak dapat masuk ke dalam dan keluar seperti biasanya.
Bronkhitis kronis biasa terdapat pada orang yang suka merokok dan pada usia
bronkhiektasis.
tar pada rokok bersifat merangang secara kimiawi sehingga dapat menimbulkan
dapat disebabkan karena infeksi saluran pernafasan yang terjadi secara berulang-
ulang, polusi udara, dan alergi khusus. Faktor keluarga dan genetis/keturunan juga
setelah usia setengah baya, yaitu adanya penurunan stamina, dan sering batuk-
batuk. Keadaan tersebut akan semakin parah sejalan dengan bertambahnya usia
kelumpuhan, kegagalan pernafasan yang parah, serta kematian. Oleh karena itu
untuk mengurangi berlanjutnya penyakit agar tidak menjadi parah dan sebelum
yang bergizi dengan diet yang seimbang, istirahat yang cukup, gunakan suplemen
MANIFESTASI KLINIK
seperti: tidak enak badan dan sakit kepala, ingusan, sakit leher.
b Batuk adalah penanda bronchitis akut yang terjadi awal dan akan menetap
mukopurulen.
c Pemeriksaan dada menunjukkan adanya ronki dan bunyi tidak normal
sampling.
d Uji deteksi virus dapat digunakan bila diagnosa spesifik dibutuhkan.
patogen tersebut.
PENATALAKSANAAN PENGOBATAN
a Terapi Non-Farmakologis
mengganggu pernafasan.
2 Menghindari cuaca yang terkena polusi,
3 Menjaga agar ruangan tetap hangat dan tidak pengap/lembab,
4 Mengkonsumsi makanan yang bergizi dengan diet yang seimbang,
5 Istirahat yang cukup, gunakan suplemen dan antibiotik alami untuk
(kecuali dari madu, stevia dan gula jawa) , kentang, susu, junk food, donat, soft
b Terapi Farmakologi
1 Terapi simtomatis dan suportif. Antipiretik tunggal seringkali cukup.
dewasa dan atau 10-15 mg/kg bb/dosis pada anak dengan dosis harian
maksimum dewasa 3,2 g dan 40mg/kg/dosis pada anak. Berikan stiap 4-6
jam.
3 Pasien dianjurkan untuk minum cairan untuk mencegah dehidrasi dan
dianjurkan.
4 Terapi embun dan atau penggunaan uap dapat mengencerkan seret. Batuk
demam menetap dan gejala pernafasan lebih dari 4-6 hari., kemungkinan
kerongkongan.
7 M. pneumonia bila dicurigai atau positif aglutinin dingin (titer > 1:32)
orang dewasa.
8 Selama epidemik yang melibatkan virus influenza A, amantadin atau
PENGOBATAN TRADISIONAL
Pengobatan tradisional pada penderita bronkhitis dapat menggunakan
masak 3 sendok
makan dan
garam sedikit,
diperas, dan
disaring lalu
diminum 2x
sehari.
Pegagang Asiaticoside,meso- Daun 30 gram daun
kemudian
diminum selagi
hangat.
Patikan kebo Flavanoid, glikosida, Herba atau Herba patikan
secukupnya,
dipipis,
diminum 1 kali
sehari
cangkir
Senggugu Ka, Na, dan Daun, kulit Akarnya
batang mengandung
triterpenoid, kulit
akar mengandung
glikosida fenol,
manitol, dan
sitosterol
Komfrey (Symphytum Simphytidin, Daun dengan Daun segar 4
dan dicuci
di buat juice,
sarinya
diminum untuk
lembar direbus
dengan 4 gelas
air hingga
tersisa 3 gelas,
minum 2x
sehari
Kitold (isotoma longi Alkoloid, saponin, Daun, bunga, 3 lembar daun
dengan 2 gelas
air bersih
sampai tersisa 1
gelas. Setelah
dingin disaring
lalu diminum.
Lakukan 2x
sore
Tunjung (nymphacea Flavanoid, glikosida, Akar, bunga, Bunga 3 - 5
lotus L) triterpen pemakaian kuntum
9 gram lalu
direbus
Taki kotok (tagetes Bunga mengandung Bunga yang 15 bunga
diminum
Sambiloto Herba kering Herba kering
(andrographis sebanyak 10
paniculata) 20 gr direbus
atau herba
kering digiling
haus menjadi
bubuk lalu
diseduh, minum
atau 3 4 kali
sehari
Kembang teleng Saponin, flavanooid, Seluruh Gadokan
akarnya
PENATALAKSANAAN TES
ronki atau bunyi pernapasan yang abnormal. Pemeriksaan lainnya yang biasa
Kelainan laboratorium.
Pada keadaan lanjut dan mulai sudah ada insufisiensi paru dapat
normal. Sering ditemukan anemia yang menunjukan adanya infeksi kronik, atau
Urin umumnya normal kecuali bila sudah ada komplikasi amiloidosis akan
Kelainan radiologist
Gambaran foto dada (plain film) yang khas menunjukan adanya kista-kista
kecil dengan fluid level, mirip seperti gambaran sarang tawon pada daerah yang
Pada penyakit yang lanjut dan difus, kapasitas vital ( KV ) dan kecepatan
aliran udara ekspirasi satu detik pertama ( FEV1 ), terdapat tendensi penurunan,
karena terjadinya obstruksi aliran udara pernafasan. Dapat terjadi perubahan gas
darah berupa penurunan PaO2 ini menunjukan abnormalitas regional ( maupun
dikombinasikan dengan polusi udara atau asap rokok - dapat membuat anda lebih
rentan terhadap bronkitis akut. Ketika masalah menjadi berat, anda mungkin
dan bekerja.
musim flu.
3. Hindari keluar malam karena saat malam kondisi udara dingin dan sangat
bronkitis.
6. Tanyakan kepada dokter tentang pneumonia shot. Jika usia Anda lebih dari
bawah usia 2 tahun dan untuk anaku usia 2 hingga 5 tahun yang berada
sel sabit. Efek samping dari vaksin pneumokokus biasanya kecil dan
ringan termasuk rasa nyeri atau bengkak di tempat suntikan. Jika Anda
memiliki radang paru-paru atau lebih lima tahun yang lalu menjalankan
lagi.
- Cuci tangan atau menggunakan sanitizer tangan secara teratur. Untuk
mengurangi risiko terkena infeksi virus, sering mencuci tangan anda dan
waktu di sekitar orang lain yang batuk dan bersin, ide yang baik untuk
risiko infeksi.
Daftar Obat Bronkhitis
No Nama Obat Golongan Indikasi Efek Samping Dosis Nama Nama Paten Pabrik
(gram) Generik
1. Ampisilin Antibiotik Infeksi saluran Ruam kulit, Dosis Ampisilin Binotal Bayer
gonore. kaptab
Ambiopi Mesifarm
kaptab a
2. Amoksisilin Antibiotik Infeksi kulit dan Ruam Dosis Amoksisilin Amoxsan Sanbe
(BPJS) golongan jaringan lunak, makulopapular Lazim: 0,5 kapsul
(saluran cerna),
reaksi
hematologik.
3. Doksisiklin Antibiotik Eksaserbasi Infeksi saluran Dosis Doxycline Dotur Novaris
sirosis, Viadoxin
sinusitis kronis.
eksaserbasi kepala, :1
akut, peningkatan
pneumonia ureum dan
tak trombositipenia,
nyaman pada
abdomen, diare,
anoreksia,
dispepsia, jarang
kolitis
pseudomembran
, kejang dan
psikosis toksik.
5. Cefaklor Golongan Infeksi sal nafas Gangguan GI, Dosis Cefaclor Cefabiotic Prapta
sinusitis, kapsul
kapsul Varia
Medikoncef Medikon
kapsul
6. Cefprozil Golongan Infeksi saluran Diare, colitis, Dosis / hari Cefrozil Cefzil Squibb
media. anafilaksis,
gangguan fungsi
hati, gangguan
darah seperti
trombositopenia,
leucopenia dll
7. Cefuroksim Golongan Infeksi saluran Diare, colitis, Dosis Cefuroxime Anbacim Sanbe
anafilaksis, Farma
dengan
nekrosis,gagal
ginjal,
vaskulitis,
urtikaria,
9. Azitromisin Golongan Infeksi saluran Fotosensitivitas Dosis Azitromisin Aztrin Pharos
gangguan Bintang
pendengaran, Toedjoe
gangguan
jantung(aritmia
kolestatik.
10. Klaritromisin Golongan Infeksi saluran Gangguan Dosis Klaritromisin Abbotic Abbot
: Toedjoe
2 Pharos
Claros Combiphar
Comtro Soho
Heltic Kalbe
Klarid Farma
11 Salbutamol -2 Agonis Kejang Bronkus Pada pemakaian Dosis : Salbutamol Salbron Dankos
2-6 tahun
1-2mg
sehari 3-4x
atau
sendok
(0,25-5ml)
sehari 3-4x
12 Ipratropium Antikolinerg Mencegah dan Tremor Ringan, Dosis : Ipratropium Berodual Boehringar
enfisema. lagi.
gangguan pemelihara
anak, 0,8-1,1
osteoporosis. mg/BB/har
i
BAB III
SINUSITIS
DEFINISI PENYAKIT
Sinusitis adalah peradangan dan atau infeksi pada sinus paranasal mucosa.
Istilah rinosinusitis digunakan oleh beberapa ahli karena sinusitis biasanya juga
melibatkan mucosa hidung. Meskipun sebagian besar infeksi ini adalah berasal
dari virus, antimikroba sering diresepkan pada penyakit ini. Dengan demikian
penting untuk membedakan antara virus dan bakteri sinusitis untuk membantu
akut berlangsung kurang dari 30 hari dengan resolusi gejala lengkap, sedangkan
5% dan 13% infeksi virus saluran pernapasan atas pada anak-anak yang
pernapasan atas virus infeksi saluran pada orang dewasa yang disebabkan oleh
Akut
Dewasa
Nasal discharge/kongesti
Sakit rahang gigi, wajah atau nyeri sinus yang (unilateral dalam) tertentu serta
Anak-anak
Nasal discharge dan batuk selama lebih dari 10-14 hari atau tanda-tanda parah
dan gejala seperti suhu di atas 39C (102,2F) atau wajah bengkak atau nyeri
Kronis.
terjadi
Infeksi kronis/berulang terjadi tiga sampai empat kali setahun dan responsif
ETIOLOGI
Virus bertanggung jawab untuk sebagian besar kasus sinusitis akut,
namun, bila gejala yang sering ( 7 hari) atau berat, bakteri mungkin penyebab
utama atau penyebab infeksi sekunder. Sinusitis akut disebabkan oleh bakteri
yang sama dengan bakteri penyebab otitis akut S.pneumoniae dan H.influenzae.
Organisme ini menyebabkan sekitar 70% dari bakteri penyebab sinusitis akut pada
orang dewasa dan anak. M.catarrhalis juga penyebab pada anak (sekitar 25%). S.
pyogenes, S.aureus, jamur, dan anaerob kurang sering dikaitkan dengan sinusitis
akut sinusitis.
PATOFISIOLOGI
Mirip dengan otitis media akut, sinusitis bakteri akut biasanya didahului
mukosa. Ini dapat menyebabkan obstruksi ostium sinus pada jalur yang
terganggu, dan bakteri dari permukaan yang berdekatan mulai untuk berkembang
biak. Patogenesis sinusitis kronis belum diteliti dengan baik. Apakah itu
disebabkan oleh patogen atau ada kecacatan dalam fungsi kekebalan inang,
DIAGNOSIS
Tes darah rutin. Ini membantu dalam deteksi infeksi . Infeksi ini dapat
hidung. Hal ini membantu dalam deteksi polip hidung, taji tulang hidung,
terhadap sinusitis.
Sebuah cahaya yang bersinar terhadap sinus. Biasanya sinus muncul
cahaya meradang dan diblokir dengan cairan dan lendir gagal sinus melalui
berongga di kedua sisi dahi, hidung, di belakang mata dan di bawah tulang
pipi. Ketika randang sinus tampaknya diblokir dengan cairan putih dan ini
fiberoptik atau rhinoscope. Ini adalah tabung fleksibel tipis dengan kamera
dan cahaya di ujungnya. Saluran hidung dilumasi dengan anestesi lokal dan
ruang lingkup dilewatkan. Dinding dalam dan lapisan dari sinus dapat
USG pada sinus, CT scan atau MRI scan sinus. Ini juga membantu
penyebab alergi.
Orang dengan HIV AIDS, diabetes dan situasi kurang kekebalan lainnya
lebih mungkin untuk mendapatkan sinusitis, tes darah untuk ini dapat
direkomendasikan.
Tes tertentu yang tersedia untuk mendeteksi jika sel-sel cillary hidung dan
MEKANISME PENGOBATAN
dapat berguna dalam mengurangi gejala pada beberapa pasien. Nasal dekongestan
berulang. Dekongestan oral juga dapat membantu dalam hidung/sinus. Irigasi dari
rongga hidung dengan saline dan inhalasi uap dapat digunakan untuk
meningkatkan kelembaban mukosa, dan mukolitik (misalnya guaifenesin) dapat
Terapi Antimikroba
sinusitis akut, dengan penurunan kegagalan klinis dari 25% sampai 30%
melaporkan. Hasil dari percobaan terkontrol pada individu secara acak yang
sementara yang lain menunjukkan bahwa amoksisilin atau penisilin lebih efektif
radiografi diagnosis sinusitis, dan durasi penyakit tidak ditentukan. Infeksi virus
sehingga kemungkinan besar ada dalam sejumlah pasien, meremehkan nilai terapi
pada pasien dengan di minimal 7 hari penyakit dan temuan sinusitis pada
radiografi. Dengan pencatuman kriteria lebih ketat dan alat diagnostik yang lebih
jumlah kambuh yang tercatat antara antibiotik yang berbeda menurut salah satu
dalam waktu 10-25 hari, namun hingga 45 hari. Tidak perbedaan yang tercatat
ketika golongan antibiotik lainnya dibandingkan, tapi ada yang kurang dalam
penelitian yang membandingkan lebih lama, antibiotik lebih murah dengan yang
akut. Karena tidak ada perbedaan hasil klinis antara antibiotik, keuntungan dari
amoksisilin sebagai pengobatan lini pertama untuk sinusitis bakteri akut. Ini
adalah yang paling efektif dalam menangani sinusitis akut, dan awal penggunaan
spektrum luas yang baru tidak memuaskan. Jika seorang pasien alergi penisilin,
pasien. Penggunaan fluoroquinolon juga harus dibatasi, untuk mereka yang baru
saja menerima antibiotik, mereka dengan penyakit berat, dan mereka dengan obat
resisten S.pneumoniae. Selanjutnya, gatifloxacin seharusnya tidak lagi digunakan
anak, penggunaan antibiotik baru-baru ini, usia yang lebih muda dari 2 tahun),
klindamisin, tetapi penting untuk dicatat bahwa obat ini tidak aktif terhadap H.
perbaikan gejala 72 jam setelah memulai terapi) atau pada pasien yang menerima
dianjurkan dalam THT yang pedoman dalam kasus gagal pengobatan. Contohnya
termasuk dosis tinggi amoksisilin atau klindamisin dengan cefixime atau
rifampisin. Namun, tidak ada bukti klinis keamanan dan kemanjuran kombinasi
meskipun beberapa uji coba juga telah menyelidiki secara singkat yaitu 3 hari.
yang tidak pantas. Baru-baru ini, penelitian selama 3 hari azitromisin disetujui
untuk digunakan pada sinusitis baik di Kanada dan Amerika Serikat. Metode acak
2. Amoksisili Dewasa dan anak dg Derivat-hidroksi Infeksi kulit dan Ruam Amoxsan kapsul Sanbe
n (BPJS) BB > 20kg 250-500 dengan aktivitas jaringan lunak, makulopapular
mg 3x/hr. < 20kg 20- sama dengan saluran nafas, eritematosa, Abamcx kapsul Kresna Kary
40 mg/kgBB/hr ampisilin. Tetapi saluran kemih urtikaria, serum
terbagi dalam 3 resorpsinya lebih kelamin, GO. sickness, Alphamox Pharmac Ape
dosis. Pasien dg lengkap dan pesat anafilaksis, kapsul
dialysis peritoneal dengan kadar gangguan Kimia Farma
maks.500mg/hr. darah dua kali gastrointestinal Kimoxil kapsul
uretritis GO 3 g lipat. PP dan (saluran cerna),
sebagai dosis plasma tnya reaksi
tunggal. lebih kurang hematologik.
sama, tetapi
difusinya ke
jaringan dan
cairan tubuh lebih
baik, antara lain
ke dalam air liur
pasien bronkhitis
kronis.
3. Doksisiklin 200mg pada hari Tetrasiklin akan Eksaserbasi Infeksi saluran Dotur kapsul Novaris
pertama, kemudia berikatan secara bronchitis kronis, nafas, GI, Indonesia
100 mg/hr. pada reversible dengan bruselosis, saluran kemih, Doxin kapsul
infeksi berat subunit ribosom klamida, mikro- kulit, dan Medifarma
200mg/hr. 30 S dan plasma dan jaringan lunak. interdoxin kapsul
mencegah riketsia, efusi Interbat
terbentuknya pleura karena Siclidon kapsul
ikatan tRNA- keganasan atau Sanbe
aminoasil pada sirosis, Viadoxin kapsul
kompleks mRNA- aknevulgaris, Pyridam
ribosom. sinusitis kronis.
4. Cefaklor Dewasa 750-1500mg Penghambatan Infeksi sal nafas Gangguan GI, Cefabiotic tablet Prapta Nirma
tiap 8 jam, maks. sintesis dinding bag atas dan reaksi alergi.
4gr/hr. Anak-anak sel pada tahap bwh, infeksi kulit Ceclor kapsul Tempo
>1bln 20-40 terakhir dengan dan jaringan
mg/kgBB/hr terbagi jalan inaktivasi D- lunak, sinusitis, Cloracef kapsul Ethica
dalam 3 dosis. Maks alanin- uretritis GO.
1gr/hr. transpeptidase. Especlor kapsul Darya Varia
Medikoncef Medikon
kapsul
5. Levofloks Oral, sinusitis Subunit A dari Terapi sinusitis Reaksi Cravit tablet Kalbe Farma
asin maksilaris akut DNA-girase maksilaris akut, hipersensitif,
500mg/hr untk 10- dihambat. Dengan bronchitis kronis insomnia, pusing Reskuin tablet Dankos
14hr. bronchitis kronis demikian eksaserbasi atau sakit
eksaserbasi akut penghambatan akut, pneumonia kepala,
500mg/hr unt 7hr. girase yang di dapat peningkatan
Pneumonia yang di menghambat dari lingkungan, ureum dan
dapat dr lingkungan puntiran DNA ISK, infeksi kulit kreatinin, SGOT
500mg/hr untuk 7- (supercoiling) dan jaringan dan SGPT,
14hr. ISK yang mutlak lunak tak leukoopenia,
terkomplikasi diperlukan untuk terkomplikasi. anemia,
250mg/hr unt 10hr, fase istirahat. eosinofilia,
ISK tak terkomplikasi trombositipenia,
250mg/hr unt 3hr. mual, rasa tidak
nyaman pada
abdomen, diare,
anoreksia,
dispepsia, jarang
kolitis
pseudomembran
, kejang dan
psikosis toksik.
BAB IV
INFLUENZA
DEFINISI
Influenza adalah suatu penyakit infeksi akut saluran pernafasan yang
disebabkan oleh virus influenza, terutama ditandai oleh demam, menggigil, sakit
otot, sakit kepala dan sering disertai pilek, sakit tenggorokan dan batuk non
produktif yang disebabkan oleh virus influenza. Lama sakit berlangsung antara 2-
7 hari dan biasanya sembuh sendiri.Influenza Like Illness (ILI) adalah demam
dari 4 gejala klinis yaitu batuk, sakit kepala, mialgia dan sakit tenggorokan yang
dengan selesma dan disebabkan oleh jenis virus yang berbeda. Influenza dapat
menimbulkan mual dan muntah terutama pada anak-anak, namun gejala tersebut
lebih sering terdapat pada penyakit gastroenteritis, yang sama sekali tidak
berhubungan, yang juga kadangkala secara tidak tepat disebut sebagai "flu perut.
ETIOLOGI
Pada saat ini dikenal 3 tipe virus influenza yakni A, B dan C. Ketiga tipe
ini dapat dibedakan dengan complement fixation test. Tipe A merupakan virus
penyakit yang lebih ringan daripada tipe A dan kadang-kadang saja sampai
berdasarkan namanya jelas bahwa virus ini mempunyai afinitas untuk myxo atau
musim.
dari 3 tipe yaitu influenza A, B dan C. Perbedaan tipe tersebut didasarkan atas
1. Virus influenza A
Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza A. Unggas akuatik liar
Kadangkala, virus dapat ditularkan pada spesies lain dan dapat menimbulkan
2. Virus influenza B
Genus ini memiliki satu spesies, yaitu virus influenza B. influenza B
oleh infeksi influenza B adalah anjing laut dan musang. Jenis influenza ini
mengalami mutasi 2-3 kali lebih lambat dibandingkan tipe Adan oleh
terjadi.
3. Virus influenza C
Genus ini memiliki satu spesies, virus influenza C, yang menginfeksi
manusia, anjing, dan babi, kadangkala menimbulkan penyakit yang berat dan
jenis lain dan biasanya hanya menimbulkan penyakit ringan pada anak-anak.
berbentuk seperti bola, walaupun bentuk filamentosa mungkin saja ada. Bentuk
filamentosa ini lebih sering terjadi pada influenza C, yang dapat membentuk
partikel dari seluruh virus influenza memiliki komposisi yang sama. Komposisi
tersebut berupa envelope virus yang mengandung dua tipe glikoprotein, yang
membungkus suatu inti pusat. Inti pusat tersebut mengandung genomRNA dan
protein viral lain yang membungkus dan melindungi RNA. RNA cenderung terdiri
dari satu untaian namun pada kasus-kasus khusus dapat berupa dua untaian.Pada
virus, genom virus tidak terdiri dari satu rangkaian asam nukleat; namun biasanya
terdiri dari tujuh atau delapan bagian RNA negative-sense yang tersegmentasi,
tiap-tiap bagian RNA mengandung satu atau dua gen. Contohya, genom influenza
NS2 (NEP: nuclear export protein), PA, PB1 (polymerase basic 1), PB1-F2 dan
PB2.
besar yang berada di luar partikel virus. HA merupakan lektin yang memediasi
ikatan (binding) virus terhadap sel target dan masuknya genom virus pada sel
target, sementara NA terlibat dalam lepasnya anak virus dari sel yang terinfeksi,
dengan membelah gula yang berikatan pada partikel virus dewasa.Oleh karena itu,
protein ini merupakan target bagi obat-obat antivirus. Dan lagi, keduanya
subtipe N yang telah diketahui, namun hanya H 1, 2, dan 3, serta N 1 dan 2 yang
PATOGENESIS
Replikasi virus ditandai dengan lepasnya ikatan protein virus dengan sel
epitel saluran nafas dan beredarnya partikel virus influenza baru, baik ke sel yang
berada didekatnya atau akan dibatukkan ke udara bebas. Lepasnya ikatan dengan
protein virus membutuhkan suatu enzim protease yang dihasilkan oleh sel epitel
saluran nafas.
inflamasi dan regulasi sistem imun pada pasien influenza masih belum dapat
dimengerti sepenuhnya. Infeksi influenza pada saluran nafas akan segera diikuti
dengan produksi sitokin pro inflamasi yang bersifat kemoreaktan menarik sel-sel
sistemik.
dapat tertanam pada membran mukosa yang melapisi saluran nafas atau langsung
memasuki alveoli, tergantung dari ukuran partikel (droplet). Virus yang tertanam
sialic acid yang dapat berikatan dengan alpha 2,6 sialioligosakarida yang berasal
dari membran sel dimana residu sialic acid yang dapatberikatan dengan residu
galaktosa melalui ikatan 2,6 linkage. Adanya perbedaan pada reseptor yang
terdapat pada membran mukosa merupakan penyebab mengapa virus avian
perlekatan virus dengan sel epitel saluran nafas dapat dicegah. Tetapi virus
ikatan tersebut. Virus selanjutnya akan melekat pada epitel permukaan saluran
nafas untuk kemudian bereplikasi di dalam sel tersebut. Replikasi virus terjadi
selama 4-6 jam sehingga dalam waktu singkat virus dapat menyebar ke sel-sel
didekatnya. Masa inkubasi virus 18 jam sampai 4 hari, lokasi utama dari infeksi
yaitu pada sel-sel kolumnar yang bersilia. Sel-sel yang terinfeksi akan
virus influenza dengan infeksi pneumonia bakterial. Ternyata kerusakan dari sel
epitel saluran nafas dan gangguan pergerakan silia merupakan faktor predisposisi
untuk terjadinya infeksi bakterial. Omar (1998) menemukan bahwa sel epitel
melalui mekanisme tidak langsung. Mekanisme yang pertama adalah protease dari
bakteri akan membantu memperkuat efek protease seluler dalam proses pelepasan
Gejala influenza dapat dimulai dengan cepat, satu sampai dua hari setelah
infeksi. Biasanya gejala pertama adalah menggigil atau perasaan dingin, namun
demam juga sering terjadi pada awal infeksi, dengan temperatur tubuh berkisar
38-39 C (kurang lebih 100-103 F). Banyak orang merasa begitu sakit sehingga
mereka tidak dapat bangun dari tempati tidur selama beberapa hari, dengan rasa
sakit dan nyeri sekujur tubuh, yang terasa lebih berat pada daerah punggung dan
Batuk
Hidung tersumbat
Kelelahan
Nyeri kepala
Mata merah, kulit merah (terutama wajah), serta kemerahan pada mulut,
Ruam petechiae
Pada anak, gejala gastrointestinal seperti diare dan nyeri abdomen,(dapat
tahap awal dari infeksi ini, namun flu dapat diidentifikasi apabila terdapat demam
MEKANISME PENULARAN
virus pada orang lain) dimulai satu hari sebelum gejala muncul dan virus akan
melepaskan virus selama periode yang lebih lama. Orang yang tertular influenza
paling infektif pada hari kedua dan ketiga setelah infeksi. Jumlah virus yang
dilepaskan lebih besar saat temperaturnya lebih tinggi. Anak-anak jauh lebih
langsung (saat orang yang terinfeksi bersin, terdapat lendir hidung yang masuk
secara langsung pada mata, hidung, dan mulut dari orang lain); melalui udara (saat
seseorang menghirup aerosol (butiran cairan kecil dalam udara) yang dihasilkan
saat orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau meludah), dan melalui penularan
penularan mana yang terpenting masih belum jelas, namun semuanya memiliki
kontribusi dalam penyebaran virus. Pada rute penularan udara, ukuran droplet
yang cukup kecil untuk dihirup berdiameter 0,5 sampai 5 m dan inhalasi satu
droplet mungkin cukup untuk menimbulkan infeksi. Walaupun satu kali bersin
dapat melepaskan sampai 40.000 droplet, sebagian besar dari droplet tersebut
cukup besar dan akan hilang dari udara dengan cepat. Seberapa lama virus
influenza dapat bertahan dalam droplet udara nampaknya dipengaruhi oleh kadar
Karena virus influenza dapat bertahan di luar tubuh, virus ini juga dapat
pintu, saklar lampu, dan benda-benda rumah tangga lainnya. Lamanya waktu
virus dapat bertahan pada suatu permukaan beragam, virus dapat bertahan selama
satu atau dua hari pada permukaan yang keras dan tidak berpori seperti plastik
atau metal, selama kurang lebih lima belas menit pada kertas tissue kering, dan
hanya lima menit pada kulit. Namun, apabila virus terdapat dalam mukus/lendir,
lendir tersebut dapat melindungi virus sehingga bertahan dalam waktu yang lama
(sampai 17 hari pada uang kertas). Virus flu burung dapat bertahan dalam waktu
yang belum diketahui saat berada dalam keadaan beku. Virus mengalami
manusia telah dipelajari secara intensif. Salah satu mekanisme yang dipercaya
mana yang terkandung dalam galur virus tertentu dapat membantu memprediksi
bagaimana virus tersebut dapat menular dan seberat apa infeksi yang akan terjadi
menginvasi suatu sel adalah penguraian dari protein hemagglutinin virus oleh
salah satu enzim protease manusia. pada virus yang infeksinya bersifat ringan dan
avirulen, struktur hemagglutinin yang ada hanya dapat diurai oleh protease yang
ditemukan dalam tenggorok dan paru, sehingga virus ini tidak dapat menginfeksi
jaringan lain.
spesies mana yang dapat diinfeksi oleh suatu galur virus maupun lokasi saluran
pernapasan mana yang dapat berikatan dengan suatu galur virus influenza. Galur
atas, seperti pada hidung, tenggorok, dan mulut. Sebaliknya, strain H5N1 yang
dalam paru.
Gejala yang sering terdapat pada flu seperti demam, nyeri kepala, dan
kelelahan merupakan hasil dari sejumlah besar sitokin dan chemokin proinflamasi
(seperti interferon atau tumornecrosis factor (TNF)) yang diproduksi oleh sel yang
sehingga gejala yang terjadi tidak seluruhnya disebabkan oleh respons inflamasi.
Respons imun yang besar ini dapat menimbulkan badai sitokin yang dapat
mengancam nyawa.
1. Vaksinasi
atau pada penderita asma, diabetes, penyakit jantung, atau orang-orang yang
cara; cara yang paling umum adalah dengan menumbuhkan virus pada telur
ayam yang telah dibuahi. Setelah dimurnikan, virus kemudian akan diaktivasi
(misalnya, dengan detergen) untuk menghasilkan vaksin virus yang tidak aktif.
Efektivitas dari vaksin influenza beragam. Karena tingkat mutasi virus yang
selama tidak lebih dari beberapa hari. Setiap tahunnya, WHO memprediksikan
galur virus mana yang paling mungkin bersirkulasi pada tahun berikutnya,
yang akan menyediakan kekebalan yang terbaik terhadap galur tersebut. Vaksin
juga telah dikembangkan untuk melindungi ternak unggas dari flu burung.
Vaksin ini dapat efektif terhadap beberapa galur dan dipergunakan baik sebagai
akan diformulasi ulang tiap musim untuk galur flu spesifik namun tidak dapat
mencakup semua galur yang secara aktif menginfeksi seluruh manusia pada
musim tersebut. Memerlukan waktu selama enam bulan bagi manufaktur untuk
menghadapi epidemi musiman; kadangkala, galur baru atau galur yang tidak
mereka telah divaksinasi (seperti yang terjadi pada Flu Fujian H3N2 pada
sebelum vaksinasi dan menjadi sakit oleh galur yang seharusnya dicegah oleh
efektif.
yang berusia kurang dari 59 bulan untuk menerima vaksin influenza tahunan.
Vaksin dapat menimbulkan sistem imun untuk bereaksi saat tubuh menerima
infeksi yang sebenarnya, dan gejala infeksi umum (banyak gejala selesma dan
flu hanya merupakan gejala infeksi umum) dapat muncul, walaupun gejala
tersebut biasanya tidak seberat atau bertahan selama influenza. Efek samping
yang paling berbahaya adalah reaksi alergi berat baik pada material virus
maupun residu dari telur ayam yang dipergunakan untuk menumbuhkan virus
yang cepat dapat menyelamatkan nyawa jutaan orang pada saat terjadi pandemi
inluenza. Karena hanya terdapat waktu yang singkat antara identifikasi galur
pandemik dan kebutuhan vaksinasi, para peneliti sedang mencari pilihan moda
produksi vaksin selain melalui telur. Teknologi vaksin hidup yang diinaktivasi
(berbasis telur atau berbasis sel), dan teknologi rekombinan (protein dan partikel
mirip virus), akan memberikan akses real time yang lebih baik dan dapat
kemungkinan pandemi berasal. Sampai Juli 2009, lebih dari 70 uji klinis yang
menyetujui empat vaksin terhadap virus influenza H1N1 2009 (galur pandemik
pada saat itu), dan meminta stok vaksin tersebut tersedia dalam bulan
selanjutnya.
2. Pengendalian infeksi
satunya adalah menjaga kesehatan pribadi dan kebiasaan higienis yang baik:
seperti tidak menyentuh mata, hidung dan mulut; sering mencuci tangan (dengan
air dan sabun, atau dengan cairan pencuci berbasis alkohol); menutup mulut dan
hidung saat batuk dan bersin, menghindari kontak dekat dengan orang yang
sakit; dan tetap berada di rumah sendiri saat sedang sakit. Tidak meludah juga
mencegah sebagian dari infeksi. Alkohol merupakan bahan sanitasi yang efektif
bertahan lebih lama. Di rumah sakit, senyawa amonium kuarterner dan bahan
sebelumnya dipakai oleh pasien dengan gejala influenza. Di rumah, hal tersebut
yang diencerkan.
Pada pandemi yang lalu, penutupan sekolah, gereja, dan bioskop
kerja, akan menurunkan penularan karena orang yang menderita influenza bisa
saja masih berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain; pendekatan seperti
ini juga akan sulit untuk dilakukan dan mungkin tidak disukai. Apabila sejumlah
kecil orang mengalami infeksi, mengisolasi orang yang sedang sakit dapat
FARMAKOTERAPI INFLUENZA
kali sehari
Mekanisme kerja: Parasetamol merupakan penghambat
(tremenza, Noza, Actifed, sinus paranasal yang tersumbat, pilek, di mana obat ini
Sudafed, Librofed) dapat mengurangi gejala sumbatan dan pilek serta nyeri
lega
Mekanisme kerja: obat ini bekerja pada reseptor pada
sendok teh.
Askorbat) kerusakan sel, meningkatkan gusi dan gigi yang sehat, dan
< 6 bulan : 30 mg
wanita 65 mg
wanita 75 mg
ini.
Efek samping: -
Bentuk sediaan: sirup, kapsul, Tiap 5 ml (1 sendok takar)
picolinate 10 mg.
picolinate 5 mg.
sehari
- Imboost C 1500 mg tablet effervescent = 1-2 tablet
sehari
Kontraindikasi: Pasien multiple sclerosis, Pasien collagen
reaksi alergi.
BAB V
FLU BABI
ETIOLOGI
Swine influenza virus (SIV) adalaah penyakit pernapasan akut pada babi
yang disebabkan oleh virus RNA family orthomyxoviridae tipe A subtipe H1N1
serta dapat ditularkan dan menyebar diantara manusia. Seperti semua virus
influenza, flu babi berubah secara konstan. Virus flu mempunyai kemampuan
bertukar komponen genetik satu sama lain dan besar kemungkinan versi baru
H1N1 merupakan hasil perpaduan dari berbagai versi virus yang berbeda yang
PATOGENESIS
Flu babi dapat menular dari manusia ke babi, hal ini dapat terjadi seperti
yaitu influensa A, B,C adalah virus yang mempunyai bentuk yang sama dibawah
mikroskop elektron dan hanya berbeda dalam hal kekebalannya saja. Ketiga tipe
virus tersebut mempunyai RNA dengan sumbu protein dan permukaan virionnya
darah merah dan juga mempunyai peranan dalam melepaskan virus dari sel yang
infeksi. Influensa babi yang terjadi di Amerika Serikat disebabkan oleh influensa
A H1N1, sedangkan di banyak negara Eropa termasuk Inggris, Jepang dan Asia
Tenggara disebabkan oleh influensa A H3N2. Banyak isolat babi H3N2 dari Eropa
strain asal manusia. Peristiwa rekombinan dapat terjadi, seperti H1N2 yang
Virus influensa tidak dapat tahan lebih dari 2 minggu di luar sel hidup kecuali
pada kondisi dingin. Virus sangat sensitif terhadap panas, detergen, kekeringan
dan 7)Pelepasan.
sel. Tahapan ini melibatkan reseptor sel inang (Reseceptor Binding Site/RBS).
Reseptor sel yang berperan dalam infeksi virus flu tersusun atas glikoprotein atau
glikolipid yang mengandung gugus terminal sialyl-galactosyl [Neu5Ac (2,3Gal]
atau [Neu5Ac( 2,6)Gal]. Kedua reseptor tersebut biasanya disebut 2,3 asam
sialat/sialic acid atau 2,6 asam sialat/sialic acid. Pada virus avian influenza (AI),
virus flu manusia berikatan dengan 2,6 asam sialat. Pada kasus flu burung,
Sementara pada babi ditemukan dua jenis reseptor yaitu 2,3 asam sialat dan
2,6 asam sialat. Hal ini dapat menimbulkan adanya kemungkinan rearsosi genetik
(mixing vesel) antara virus influenza antara unggas dengan virus asal manusia
pada tubuh babi. Setelah haemaglutinin virus H1N1 berikatan dengan RBS sel
inang (hospes), maka virus akan masuk melalui fusi envelope virus dengan
membran endosomal sel inang. Proses ini memerlukan bantuan protease sel inang
sel inang. Tahapan selanjutnya adalah pelepasan materi genetik yang kemudian
diikuti dengan proses transkripsi menjadi RNAm (RNA messenger) yang siap
replikasi virus, yaitu pada saat pengiriman ribonukleoprotein (RNP) yang telah
direplikasi di nukleus sel inang ke sitosol pada saat fase perakitan. Bagian virus
membran sel pada tahap perakitan. Hemagglutinin menempel pada Lipid Rafts
dan kemudian mengaktivasi kaskade ERK melalui PKC (Protein Kinase C).
transkripsi gen. Usai mengalami perakitan virus H1N1, maka virus tersebut akan
PATOFISIOLOGI
1. Pada Babi
Pada penyakit influensa babi klasik, virusmasuk melalui saluran
dan bronchi dan berkembang secara cepat yaitu dari 2 jam dalam sel
epithel bronchial hingga 24 jam pos infeksi. Hampir seluruh sel terinfeksi
menghilang pada hari ke 9. Lesi akibat infeksi sekunder dapat terjadi pada
paru-paru karena aliran eksudat yang berlebihan dari bronkhi. Lesi ini
kematian.
2. Pada Manusia
yang sama dengan virus influenza yang lain. Virus influenza manusia
napas (misalnya, pada saat penderita batuk atau bersin dekat dengan
seseorang yang rentan). Dalam penularan itu perlu kontak erat antara
hanya dalam jarak yang pendek (kurang dari 6 kaki). Cara penularan yang
(juga disebut penularan dengan cara airborne). Peran dari cara penularan
penularan virus rH1N1 masih sangat terbatas, adanya infeksi pada mata,
yang dianggap paling umum dari penderita adalah melalui kontak yang
erat. Seluruh sekresi saluran napas dan cairan yang lain (cairan diare
penderita rH1N1 sebaiknya dianggap sangat infeksius). Flu babi pada
terinfeksi, terutama pada anak-anak dan pada saat kondisi tubuh lemah.
Flu babi belum terbukti menular melalui konsumsi daging babi atau
produk babi.
GEJALA KLINIS
1. Pada Babi
Pada kejadian wabah penyakit, masa inkubasi sering berkisar antara 1-2
hari tetapi bisa 2-7 hari dengan rata-rata 4 hari. Penyakit ini menyebar
sangat cepat hampir 100% babi yang rentan terkena, dan ditandai dengan
kekakuan otot dan nyeri otot, eritema pada kulit, anoreksia, demam sampai
pada mata dan terlihat adanya cairan mata. Biasanya sembuh secara tiba-
tiba pada hari ke 5-7 setelah gejala klinis. Terjadi tingkat kematian tinggi
pada anak-anak babi yang dilahirkan dari induk babi yang tidak kebal dan
pada babi tua umumnya rendah, apabila tidak diikuti dengan komplikasi.
Total kematian babi sangat rendah, biasanya kurang dari 1%. Bergantung
anak babiyang lahir dari induk yang terinfeksi pada saat bunting, akan
terkena penyakit pada umur 2-5hari setelah dilahirkan, sedangkan induk
babi terinfeksi bisa bersifat subklinis dan hanya dapat dideteksi dengan
sero konversi. Wabah penyakit mungkin akan berhenti pada saat tertentu
atau juga dapat berlanjut sampai selama 7 bulan. Wabah penyakit yang
melahirkan selama tejadi wabah penyakit akan menurun sampai 50% dan
mual muntah atau diare, bila semakin berat akan mengakibatkan sesak
mengandung alkohol
3. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut, karenadapat menyebarkan
virus
4. Jangan berdekatan dengan orang yang sedang sakit flu
5. Bila menderita flu, anda harus tinggal di rumah selama 1minggu setelah
gejala mulai muncul atau sampai 24 jam atau lebih sesudah gejala
berkumpul
7. Jangan meludah di sembarangan tempat
2. Pencegahan spesifik
- Imunisasi pada Babi
babi tidak sakit dan virus tidak menyebar ke populasi manusia. Vaksin
influenza babi yang ada saat ini adalah vaksin virus utuh mati yang
IgG titer tinggi didalam serum dan paru, sehingga dapat mengurangi
tetapi multiplikasi virus dapat dikurangi. Ada berbagai jenis vaksin lain,
Vaksin DNA juga sekarang sedang dipelajari. Vaksin ini tampaknya cukup
menguntungkan karena tidak menggunakan virus hidup, tetapi dapat
FARMAKOTERAPI
virus setelah pajanan adalah 10 hari sesudah terpajan virus influenza A rH1N1.
Untuk profilaksis sebelum terpajan, anti virus diberikan selama terpajan dan
diteruskan 10 hari setelah terpajan terakhir dengan penderita rH1N1 dalam masa
infeksius. Oseltamivir dapat juga digunakan untuk profilaksis pada anak yang
berumur kurang dari 1 tahun. Masa infeksius adalah satu hari sebelum munculnya
Dosis:
Oseltamivir
obat ini
Dosis:
tahun)
mirip
3. Parasetamol (Sanmol, Indikasi: digunakan untuk mengatasi demam, nyeri
kali sehari
Mekanisme kerja: Parasetamol merupakan penghambat
(tremenza, Noza, Actifed, sinus paranasal yang tersumbat, pilek, di mana obat ini
Sudafed, Librofed) dapat mengurangi gejala sumbatan dan pilek serta nyeri
sendok teh.
Askorbat), Vitacimin kerusakan sel, meningkatkan gusi dan gigi yang sehat,
< 6 bulan : 30 mg
untuk wanita 65 mg
wanita 75 mg
ini.
Efek samping: -
Bentuk sediaan: sirup, kapsul, Tiap 5 ml (1 sendok takar)
teh
- Imboost Force kaplet: dewasa 3 kali sehari 1 kaplet
- Imboost Force sirup: > 6 tahun 1 sendok teh 3 kali
sehari
- Imboost C 1500 mg tablet effervescent = 1-2 tablet
sehari
Kontraindikasi: Pasien multiple sclerosis, Pasien collagen
reaksi alergi.
BAB VI
FLU BURUNG
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Flu burung atau flu unggas (Avian Influenza) adalah suatu penyakit
menular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas. Virus
influenza terdiri dari beberapa tipe antara lain tipe A, B dan C. Influenza tipe A
terdiri dari beberapa strain antara lain H1N1, H3N2, H5N1 dan lain-lain. Flu
burung adalah penyakit pada hewan (zoonosis) dan tidak menular ke manusia.
menyebabkan pandemik.
Orthomyxoviridae. Virus influenza terdiri dari beberapa tipe antara lain tipe A, B
tipe A memiliki dua jenis glikoprotein permukaan yaitu Hemaglutinin (H) dan
Neuraminidase (N), kedua protein permukaan ini akan menentukan subtipe virus
flu burung yang banyak jenisnya. Virus influenza tipe A memiliki 16 subtipe H
dan 9 subtipe N.
H5N1. Virus Influenza A subtipe H5N1 adalah salah satu virus tipe A yang
dikenal sebagai virus influenza unggas yang sangat patogen (Highly Pathogenic
2006
Dari semua tipe tersebut, hanya virus influenza A subtipe H5 dan H7 yang
telah diketahui dapat menyebabkan penyakit yang sangat ganas. Meski demikian,
tidak semua virus influenza subtipe H5 dan H7 bersifat ganas, dan juga tidak
glikoprotein N1-9.
komposisi antigeniknya yang disebut antigenic shift atau terjadi perubahan kecil
a. Dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 22 C dan lebih dari 30
hari pada 0 C.
c. Di dalam kotoran dan tubuh unggas yang sakit, virus dapat bertahan lebih lama.
d. Mati dengan sinar UV, detergen, desinfektan (seperti formalin), cairan yang
orang tua, namun pada flu burung komplikasi justru banyak terjadi pada manusia
dengan status imunitas tinggi karena virus flu burung menyebabkan respon bunuh
angsa yang merupakan ordo Anseriformes serta flu burung camar dan burung laut
dan H7. Virus yang dibawa oleh unggas ini umumnya kurang ganas (LPAIV).
Unggas air liar ini juga menjadi reservoir alami untuk semua virus influenza.
Diperkirakan penyebaran virus flu burung karena adanya migrasi dari unggas liar
tersebut. Beberapa cara penularan virus flu burung yang mungkin terjadi :
Flu burung dapat menular melalui udara yang tercemar virus H5N1 yang
berasal dari kotoran unggas yang sakit. Penularan juga bisa terjadi melalui air
minum dan pasokan makanan yang telah terkontaminasi oleh kotoran yang
mekanis melalui peralatan, kandang, pakaian ataupun sepatu yang telah terpapar
pada virus flu burung (H5N1) juga pekerja peternakan itu sendiri. Jalur penularan
antar unggas di peternakan, secara berurutan dari yang kurang berisiko sampai
dan lain-lain
- Kontak tidak langsung saat pertukaran pekerja dan alat-alat
Penularan virus flu burung dari unggas ke manusia dapat terjadi ketika
manusia kontak dengan kotoran unggas yang terinfeksi flu burung, atau dengan
permukaan atau benda-benda yang terkontaminasi oleh kotoran unggas sakit yang
burung
- Orang yang menyentuh produk unggas yang terinfeksi flu burung
- Populasi dalam radius 1 km dari lokasi terjadinya kematian unggas akibat
flu burung
manusia dan apabila seseorang terinfeksi, akan sulit virus itu menulari orang lain.
tidak berkelanjutan. Menurut WHO, pada 2004 di Thailand dan 2006 di Indonesia,
diduga terjadi adanya penularan dari manusia ke manusia tetapi belum jelas.
ekonomi dan keamanan manusia. Hal ini sangat mungkin terjadi karena virus flu
burung memiliki kemampuan untuk menyusun ulang materi genetik virus flu
burung dengan virus influenza manusia sehingga timbul virus Influenza subtipe
Secara teoritis, model penularan ini dapat terjadi oleh karena ketahanan
virus H5N1 di alam atau lingkungan. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti
saluran pernapasan karena dari hasil penelitian didapatkan reseptor H5N1 pada
saluran napas manusia terutama saluran napas bagian bawah dan setiap orang
ditemukan reseptor dalam jumlah yang sangat sedikit namun belum bisa
dibuktikan penularan flu burung melalui saluran pencernaan dan ada referensi
yang mengatakan bahwa reseptor H5N1 pada manusia hanya terdapat pada
saluran pernapasan jadi hal ini masih diperdebatkan. Kotoran unggas, biasanya
kotoran ayam yang digunakan sebagai pupuk, menjadi salah satu faktor risiko
penyebaran flu burung. Penyakit ini dapat menular melalui udara yang tercemar
virus H5N1 yang berasal dari kotoran atau sekret burung/unggas yang menderita
flu burung. Penularan unggas ke manusia juga dapat terjadi jika manusia telah
menghirup udara yang mengandung virus flu burung (H5N1) atau kontak
Virus flu burung (H5N1) dapat menyebar secara langsung pada beberapa
mamalia yang berbeda yaitu babi, kuda, mamalia yang hidup di laut, familia
a. Masa Inkubasi
Masa infeksi 1 hari sebelum, sampai 3 - 5 hari sesudah timbul gejala, pada anak
sampai 21 hari.
pernapasan.
4 Keluar cairan jernih sampai kental dari rongga mulut.
5 Diare.
6 Haus berlebihan dan cangkang telur lembek.
7 Kematian mendadak dan sangat tinggi jumlahnya mendekati 100%
gejala seperti terkena flu biasa. Diawali dengan demam, nyeri otot, sakit
kondisi tubuh sangat cepat menurun drastis. Bila tidak segera ditolong,
gagal napas karena pneumonia dan gangguan fungsi tubuh lainnya karena
sepsis.
DIAGNOSIS
1. Anamnesis tentang gejala yang diderita oleh penderita dan adanya riwayat
timbulnya gejala.
2. Pemeriksaan fisik: suhu tubuh >38 C, napas cepat dan hiperemi farings
(farings kemerahan).
pasien.
Chain Reaction (PCR) dan Real-time PCR assay, Biakan Virus. Dari hasil
gambaran infiltrat yang tersebar atau terlokalisasi pada paru. Hal ini
menunjukkan adanya proses infeksi oleh karena virus atau bakteri di paru-
DEFINISI KASUS
yaitu :
Antara lain orang sehat (tidak ada gejala klinis) tetapi kontak erat dengan kasus
(suspek, probable atau konfirmasi) atau penduduk sehat yang tinggal di daerah
2. Kasus Suspek
Seseorang yang menderita demam dengan suhu >38 C disertai satu atau lebih
seperti merawat, berbicara atau bersentuhan dalam jarak <1 (satu) meter.
- Dalam 7 (tujuh) hari terakhir sebelum muncul gejala klinis, mempunyai
riwayat kontak dengan unggas, bangkai unggas, kotoran unggas, bahan atau
produk mentah lainnya di daerah yang satu bulan terakhir ini telah terjangkit
flu burung pada unggas, atau adanya kasus pada manusia (suspek, probable
atau konfirmasi)
- Dalam 7 (tujuh) hari terakhir sebelum muncul gejala klinis mempunyai
dengan sempurna, yang berasal dari daerah yang satu bulan terakhir telah
terjangkit flu burung pada unggas, atau adanya kasus pada manusia (suspek,
H5N1.
- Ditemukan leukopenia (jumlah leukosit/sel darah putih di bawah nilai
normal).
menggunakan eritrosit kuda atau uji ELISA untuk influenza A tanpa subtipe.
Kriteria kasus suspek ditambah dengan satu atau lebih keadaan di bawah ini:
laboratorium rujukan).
- Seseorang yang meninggal karena penyakit saluran napas akut yang tidak bisa
4. Kasus Konfirmasi
Seseorang yang memenuhi kriteria kasus suspek atau kasus probabel dan
c) Peningkatan >4 kali lipat titer antibodi netralisasi untuk H5N1 dari spesimen
muncul gejala penyakit) dan titer antibodi netralisasi konvalesen harus pula
>1/80.
d) Titer antibodi mikronetralisasi H5N1 >1/80 pada spesimen serum yang diambil
pada hari ke 14 atau lebih setelah muncul gejala penyakit (onset) disertai hasil
positif uji serologi lain, misalnya titer HI sel darah merah kuda >1/160 atau
titer HI sel darah merah kuda >1/160 atau Western Blood spesifik H5 positif.
PENCEGAHAN
sebagai terapi profilaksis pada pekerja kesehatan yang kontak dengan pasien
- Vaksinasi belum ada. Vaksin yang efektif hingga kini masih dalam penelitian dan
pengembangan
FARMAKOTERAPI
Dosis:
Pengobatan influenza :
hari
<15 30 mg dua kali sehari 2,5 mL (1/2
sdt)
>15 - 23 45 mg dua kali sehari 3,8 mL (3/4
sdt)
>23 - 40 60 mg dua kali sehari 5 mL (1 sdt)
>40 75 mg dua kali sehari 6,2 mL (1
1/4 sdt)
Profilaksis Influenza :
sekali sehari.
menjadi bebas
Dosis:
mirip
3. Parasetamol (Sanmol, Indikasi: digunakan untuk mengatasi demam, nyeri ringan
kali sehari
Mekanisme kerja: Parasetamol merupakan penghambat
(tremenza, Noza, sinus paranasal yang tersumbat, pilek, di mana obat ini
Actifed, Sudafed, dapat mengurangi gejala sumbatan dan pilek serta nyeri
lega
Mekanisme kerja: obat ini bekerja pada reseptor pada
sendok teh.
14 hari terakhir
5. Vitamin C (Asam Indikasi: membantu menyembuhkan luka, mencegah
Askorbat), Vitacimin kerusakan sel, meningkatkan gusi dan gigi yang sehat, dan
< 6 bulan : 30 mg
wanita 65 mg
wanita 75 mg
ini.
Efek samping: -
Bentuk sediaan: sirup, kapsul, Tiap 5 ml (1 sendok takar)
picolinate 10 mg.
picolinate 5 mg.
sehari
- Imboost C 1500 mg tablet effervescent = 1-2 tablet
sehari
Kontraindikasi: Pasien multiple sclerosis, Pasien collagen
alergi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Zubaidi Yusuf. Tuberkulostatik dan Leprostatik dalam Farmakologi dan Terapi edisi