Anda di halaman 1dari 10

Daftar Isi

PENGOLAHAN LlMBAH RUMAH SAKIT

Soehartati Gondhowiardjo
Ketua Departemen Radioterapi Perjan RSUPN Cipto Mangunkusumo

PENDAHULUAN yaitu : lingkungan, perilaku, keturunan dan


Pembangunan di bidang kesehatan pada pelayanan kesehatan. Rumah sakit (RS)
hakekatnya merupakan bagian integral dari. adalah salah satu institusi pelayanan sosial
pembangunan kesejahteraan bangsa yang masyarakat yang dikefola secara social
secara berkesinambungan dan terus ekonomi dan didirikan dengan tujuan untuk
menerus dilakukan oleh bangsa Indonesia memproduksi pelayanan kesehatan bermutu
untuk mencapai cita-cita luhur, yakni kepada individu, keluarga dan masyarakat.
terciptanya masyarakat adil, makmur, baik Tugas RS umum adalah melaksanakan
spiritual, maupun material. upaya kesehatan secara berdaya guna dan
GBHN 1999 mengamanatkan perlunya berhasil guna dengan mengutamakan upaya
meningkatkan mutu sumber daya manusia penyembuhan (kuratif), pemulihan
dan lingkungan yang saling mendukung (rehabilitatif), juga paliatif yang dilaksanakan
melalui pendekatan paradigma sehat dengan secara serasi dan terpadudengan upaya
memberikan prioritas pad a upaya penerangan (promotif) dan pencegahan
peningkatan kesehatan, pencegahan, penyakit (preventif) (keputusan Men Kes RI
penyembuhan, pemufihan dan rehabilitasi. No. 983/1992). Untuk menjalankan fungsi
Pokok pemikiran dalam GBHN tersebut dan tujuan tersebut, maka RS harus
merupakan dasar untuk mengembangkan didukung oleh organisasi dan manajemen
rencana pembangunan Indonesia sehat yang baik. Sebagai sarana pelayanan
2010. Salah satu dasar mencapai Indonesia kesehatan dengan kegiatan yang multi
sehat 2010 adalah paradigma sehat, yaitu kompleks, rumah sakit dapat menimbulkan
pembangunan kesehatan jangka panjang berbagai dampak, baik dampak positif
yang mendorong masyarakat untuk bersikap maupun negatif.
mandiri dalam menjaga kesehatan melalui Dampak positif yang dihasilkan adalah
kesadaran yang lebih tinggi pada upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
promotif dan preventif. sedangkan dampak negatif yang mungkin
Dalam melaksanakan upaya kegiatan ditimbulkan adalah terjadinya penularan
yang bersifat pro motif dan preventif, penyakit kepada pasien, karyawan dan
pengaruh lingkungan perlu mendapat pengunjung rumah sa kit, juga pencemaran
perhatian lebih seksama oleh semua pihak, lingkungan oleh mikro-organisme patogen,
baik tenaga kesehatan maupun masyarakat bahan kimia berbahaya, beracun, radioaktif,
secara keseluruhan, pentingnya factor gas-gas yang menurunkan kwalitas udara
lingkungan dalam menilai pelayanan serta vektor penyakit yang terjadi melalui
kesehatan dan genetika sudah lama dikenal pencemaran lingkungan melalui
dalam pembangunan kesehatan pembuangan limbah padat, dan cair yang
sebagaimana dikenal dengan konsep Bloom. dihasilkan.
Untuk dapat bersain dalam era Rumah sakit tergantung tipenya,
globalls6s1 menuntut bahwa setlap keglatan merupakan penghn!illl IImbah medik terbosar,
harus memperhatikan aspek lingkungan yang tergolong limbah B3 yaitu limbah yang
hidup dan keselamatan kerja. Landasan bersifat infeksius, radioaktif, korosif dan
pembangunan Nasional yang berorientasi kemungkinan mudah terbakar, yang
global ini menuntut para pemrakarsa maupun mengandung potensi bahaya bagi kesehatan
pengolah industri baik manufaktur maupun masyarakat dan lingkungan karena tercemar
jasa (termasuk pelayanan Rumah Sakit) bahaya infeksius, toksik dan radioaktif,
untuk mengubah pola piker kegiatan sehingga pengelolaan limbaan menjadi hal
usahanya yang konvensional kearah bisnis yang sangat penting terutama mengetahui
modern yang berwawasan lingkungan serta karakteristik limbah dan pemilihan teknologi
memperhatikan kesehatan dan keselamatan dan sarana pengendaliannya. Maka Rumah
kerja. sa kit bertanggung jawab terhadap
Menurut Bloom, 1974 (Azrul, 1983), pengelolaan limbah yang dihasilkannya.
derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor Setiap RS diharapkan memiliki strategi

41
pengelolaan limbah yang komprehensif dan Sesuai dengan situasi globalisasi kini
memperhatikan prinsip-prinsip yang telah telah berkembang pemikiran mengenai
diatur. konsep pengelolaan lingkungan sebagai
sebuah system dengan berbagai manajemen
yang dikenal sebagai system manajemen-
SISTIM MANAJEMEN LlNGKUNGAN lingkungan (SML-Environmental
RUMAH SAKIT (SMLRS) Management System) dimana langkah
Konsep lama pengelolaan lingkungan penerapannya sebagaimana terlihat pada
rumah sakit lebih menekc;nkan pengolahan diagram Gambar 1.
setelah terjadinya limbah (end of pipe Didalam perencanaan umum kegiatan
approach) yang diakui membawa rumah sakit sebaiknya memuat program
konsekuensi ekonomi biaya tinggi tidak manajemen lingkung an (PML) dan agar lebih
membantu kearah konsep pembangunan efektif sebaiknya perencanaan manajemen
berkelanjutan (Adi-sasmito, 1998). lingkungan dipadukan dalam rencana
strategi rumah sakit.

Pengembangan
Tahap Pertama dan komitmen Pcngendalian
Komunikasi
Dokumentasi
Struktur
K- darandan
dantanggung
pelatihan jawab
operasional : program
Perencanaan
Pcnerapan
Rencana
Manajemen
Aspek
terhadap dan
kerja keadaan
operasi
dan
lingkungan
lingkungan program
lingkungan
dan
dan
kcbijaksanaan
I r darurat
perusahaan
dampak
tcrkait
lingkungan
Berkelanjutan
Tujuan Kesiapan
persyaratan
dan Alokasi
dan
sasaran responsumbor
perundang-undangan daya
rnanajemcn
terhadap yang spesilik
I Tahap Kelima I I Penyempurnaan I
Tahap Kedua

Tahap Ketiga

Sumber: H. Hadiwiardjo, 1997

Gambar 1. Urutan Langkah untuk Menerapkan SML di Perusahaan

42
1. Langkah Penerapan Sistem Manajemen Pengawasan dan pengaturan adalah
Ungkungan Rumah Sakit salah satu cara untuk mengukur
Langkah penerapan SMLRS kesuksesan dari kinerja lingkungan
(Adisasmito, 1998) meliputi : di organisasi dan untuk membuat
Komitmen dan Kebijakan nyata SML adalah mempertemukan
Manajemen tujuan-tujuan yang dijanjikan dan
Unsur terpenting dalam menjalankan sasaran-sasaran. Yang harus diingat
SMLRS adalah dukungan adalah apa yang dimonitor harus
manajemen , puncak dalam dapat diukur dan dapat
menentukan nilai-nilai kebijakan dilaksanakan. Selain itu rumah sakit
lingkungan untuk membentuk dan seharusnya mengevaluasi hal - hal
menjalankan SMLRS. Rumah sakit sebagai berikut :
harus selalu mentaati peraturan Pengukuran dan monitoring kinerja
perundangan yang berlaku dan yang telah dilaksanakan
mencegah terjadinya pencemaran. Perbaikan dan tindakan pencegahan
Perencanaan Catatan SML dan manajemen
Fase perencanaan dari siklus informasi
perbaikan berkelanjutan (lihat Audit SML
Gambar 2.) membutuhkan Tindakan
perumusan perencanaan untuk
memenuhi tujuan dan sasaran Akhirnya SML di rumah sakit adalah
organisasi, yaitu dengan kerangka yang seharusnya
memasukkan hal-hal sebagai dikembangkan secara terus menerus.
berikut : Secara periodik, rumah sakit harus
i. Identifikasi aspek lingkungan menyimpan dokumen pencatatan dan
dan evaluasi dampak pelaporan SMLnya dengan faktor-faktor
lingkungan internal dan eksternal yang dinamis yang
ii. Persyaratan perundang- mempengaruhi kebijakan-kebijakan dan
undangan kegiatan-kegiatan lingkungan dan
iii. Kebijakan lingkungan dan perbaikan kinerja lingkungan rumah
kriteria kinerja internal sakit. Jika tidak menyuguhkan
iv. Tujuan dan sasaran lingkungan pemeriksaan manajemen sebagai
v. Perencanaan lingkungan dan langkah akhir dalam proses SML, rumah
program manajemen sakit akan mendapat kerugian mengingat
lingkungan. pemeriksaan manajemen memulai dan
Pelaksanaan mengakhiri dari keseluruhan proses
Pelaksanaan SMLRS perlu SML. Hasil akhir dari pemeriksaan ini
mempertimbangkan hal-hal berikut : merupakan prioritas tindakan yang
Sumber daya manusia utama jika rumah sakit mengharapkan
Mensinergikan dan meng- karyawannya menerima system tersebut.
integrasikan SML ke dalam aktivitas
rutin rumah sa kit.
SMLRS harus dapat
mompertanggungjawabkan thm PROGRAM PENCEGAHAN PENCEMARAN
dipertanggungjawabkan RS (P2RS)
Kesadaran mengenai lingkungan dan
motivasi Sa at ini mulai berkembang strategi
Pengetahuan, keterampilan, dan pengelolaan lingkungan yang berorientasi
pelatihan preventif dengan mencegah pencemaran
Komunikasi, informasi, dan sedini mungkin atau meminimisasi
pelaporan pencemaran mulai dari sumbernya (resource
Pengendalian operasional reduction) yang dikena! dengan terminologi
Persia pan cara penanganan pencegahan pencemaran (P2, pollution
keadaan darurat prevention).
Pengawasan

43
I~ r
Puncak I .~
Susunan
* Sumber
Pemeliharaan
Unsur
Garis lainnya
Prosedur daya
tanggung
I Perencanaan
I Sempurnakan
Rekaman
dan tanggap
PENYEMPURNAAN

Program Lingkungan
'''"
pelaksanaan
jawab darurat
BERKELANJUTAN

Manajemen Lingkungan
I
Koreksi Sempurnakan
Cegah Sempurnakan

Susun Kebijakan
Tentukan Tujuan 8 Sasaran Lingkungan : ~

Sumber: H. Hadiwiardjo, 1997

Gambar 2. Diagram Alir Proses Penyempurnaan Berkelanjutan

StrQtliloj P~RS ini mlim(ik"mkgn ; Tujuan P2RS adalah ;


Penggunaan material yang rasional Mereduksi risiko pelanggaran atau
Modifikasi dan subtitusi material kerugian masyarakat akibat dari dampak
Praktek-praktek atau proses kegiatan limbah rumah sakit
dengan lebih efisien termasuk Mereduksi biaya operasional pelayanan
reduksi dan efisiensi penggunaan rumah sakit dan biaya operasional
energi, air dan sumber daya lainnya. pengolahan limbah.
Meningkatkan citra rumah sakit di mata
Dan selanjutnya limbah yang dihasilkan masyarakat
diupayakan semaksimal mung kin direduksi
atau diminmisasi melalui praktek-praktek : Langkah penerapan program
Penggunaan kembali (reuse) pencemaran dapat dilihat pada Gambar 3.
Daur ulang (recycle)
Pemulihan kembali (recovery)

44
Pembentukan Program
Komitmen manajemen
* Penetapan kebijakan
* Diseminasi kebijakan

Pcngorganisasian Program
* Pembentukan gugus tugas program
* Penentuan kettJa tim program
* Penentuan tujuan

Kajian Rona Awal


* Identifikasi kapasitas operasional RS
* Identifikasi sumber dan alimn limbah
Idenlifikasi sumber dala
* Rencana waklu dan lempal
* Pengumpulan data dan kunjungan lapangan
* Kajian data

Perumusan Program
Penetapan dan penenluan priorilas program
Penetapan target dan sasamn program
Identifikasi potensi daya dukung dan hambatan
Identifikasi faktor ekslernal

Studi Kelayakan
Teknis
Lingkungan
* Finansial

Implementasi Program
* Pendanaan
* Pelalihan
* Modifikasi alat
Subslilusi malerial
Perjanjil1n kerjasamu burl! dengM plhak okslema I

Laporan Perkcmbangan Program


Pengukuran
* Pcnilaian

Pengembangan Program P2

Sumber : Adisasmita dan Yuliansyah, 1998

Gambar 3: Program Pencegahan Pencemaran di Rumah Sakit

45
LlMBAH RUMAH SAKIT laboratorium yang mengandung berbagai
bahan kimia (tosik dan non tosik dan lain -
1. Pengertian Limbah lain).
Limbah adalah bahan sisa pada suatu
kegiatan atau proses produksi (PP RI NO.19 4. Karakteristik kimia, fisik dan biologi
tahun 1994). Limbah rumah sakit adalah limbah
limbah yang berasal dari pelayanan medis, Limbah rumah sakit bisa mengandung
perawatan pasien, pengobatan dan berbagai mikroorgnisme termasuk pathogen,
perawatan gigi, veterinary, farmasi atau yang bahan organik dan anorganik, tergantung
sejenis dan yang berasal dari kegatan jenis rumah sakitnya, tingkat pengolahan
laboratorium serta penelitian (Kusnoputranto, yang dilakukan sebelum dibuang, dan jenis
1993). sarana yang ada. Bila rumah sakit memiliki
Oalam lingkungan rumah sa kit, ancaman unit pengolahan sendiri maka harus
yang timbul dari limbah rumah sakit terutama dimonitor : BOD, COD, TSS, amoniak bebas,
pada saat penanganan, yaitu saat phosphat, pH suhu, perkiraan jumlah kuman
pemilahan, pengumpulan, penampungan, golongan E coli dan koliform untuk menilai
pengangkutan dan pemusnahan atau hasil ke~a unit pengolahan. sesuai
pembuangannya. Karena volume limbah Keputusan Menteri Negara Lingkungan
yang dihasilkn melebihi kapasitas atau Hidup NO.58 tahun 1995.
kemampuan pembuangan/pemusnahannya Berdasarkan keputusan Gubernur OKI
dan beberapa diantara jenis limbah Jakarta No. 58 tahun 1995 ditambah
berpotensi menimbulkan bahaya kepada parameter logam berat, zat beracun, tanpa
petugas yang terlibat dalam penanganannya. bakteriologik dan lain - lain. Adapun
karakteristik limbah cair klinis meliputi :
2. Jenis- jenis kategori limbah pH adalah derajat keasaman limbah cair,
berdasarkan potensi bahaya yang diukur dengan menggunakan pH meter
terkandung didalamnya digital.
(Kusnoputranto, 1993) : BOD (Biological Oxygen Demand)
Limbah benda tajam adalah banyaknya oksigen yang
Limbah infeksius yaitu yang berhubungan diperlukan untuk menguraikan benda
dengan perawatan intensif atau isolasi organic oleh bakteri pada suhu 200C ,
penyait menular atau kontaminasi selama 5 hari, dengan satuan milligram
organisme patogen. perliter (mgllt).
Limbah jaringan tubuh. COD (Chemical Oxygen Demand)
Limbah sitotoksik adalah oksigen yang dibutuhkan untuk
Limbah farmasi menguraikan bahan - bahan organic
Limbah kimia dan plastik secara kimiawi. dinyatakan dengan
Limbah radioaktif yaitu bahan yang satuan milligram per liter (mgllt).
terkontaminasi dengan radio isotop, TSS (Total Suspended Solid) adalah
kedokteran nuklir, radio immunoassay berat zat padat yang bersuspensi
serta bisa berbentuk padat, cair atau gas. ataupun tak terlarut dalam volume
Limbah radioaktif dibuang sesuai tertentu dari limbah cairo dinyatakan
persyaratan teknis dan peraturan dengan milgram per liter.
perundangan yang berlaku (PP Kandungan bakteri adalah : bakterl
No.13/1975) dan diserahkan ke BATAN. golongan Ecoli yang terdapat secara
normal didalam urine dan tinja manusia.
3. Sumber dan Sifat Limbah Sumber bakteri pathogen dalam limbah
Sumber limbah dari obstetrik, unit gawat cair berasal dari tinja manusia sa kit.
darurat dan bedah, laboratorium, radiologi, untuk menganalisis bakteri pathogen
ruang mayat, patologi dan otopsi, unit isolasi, yang terdapat dalam limbah cairo cukup
unit perawatan, unit pelayanan, farmasi, sulit sehingga parameter mikrobiologis-
gizi/dapur, binatu dan halaman serta kantor. nya digunakan perkiraan terdekat jumlah
Sifat limbah yang dibuang tergantung golongan E coli (MPN : Most Probable
ukuran, fungsi dan kegiatan rumah sakit. Number) dalam 100 mililiter cair serta
Secara umum air limbah mengandung bahan perkiraan terdekat jumlah Koliform dalam
buangan dari pasien, bahan otopsi, jaringan 100 mililiter limbah cairo
hewan labolatorium, sisa makanan dari
dapur, laundry, limbah kimia dari

46
Tahun 2000 ditetapkan bahwa mutu 5. Dampak limbah cair terhadap kualitas
baku limbah cair (fisika, kimia, biologi) lingkungan dan kesehatan,
dengan 8 (suhu, ph, BOD, COD, TSS, bebas (Kusnoputranto, 1993) :
NH3, P04, E.Coli) parameter serta 12 Dampak terhadap kesehatan
parameter baku mutu radioaktivitas. manusia meliputi gangguan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan kenyamanan dan estetika, kerusakan
hidup No. Kep. 39 I Men LH I 8 I 1996 harta-benda, tanaman dan binatang
tanggal 26 Agustus 1996 tentang jenis usaha hidup serta ekosistem dalam skala
atau kegiatan yang wajiQ dilengkapi Analisis besa~ gangguan terhadap
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), kesehatan manusia, genetika dan
menetapkan bahwa terdapat 11 jenis usaha reproduksi manusia.
atau kegiatan wajib AMDAL, salah satunya Dampak dan akibat terhadap kualitas
adalah usaha kesehatan. lingkungan meliputi : limbah yang
memerlukan oksigen, agen - agen
penyebab penyakit, asam, garam,
logam beracun, pestisida, herbisida,
plastic, deterjen, senyawa chlorine,
panas, unsur nutrisi tumbuh-
tumbuhan, sedimen endapan dan
bahan radioaktif.

athogen di limbah cair


Penyakit
Ascaris Caeing Nematoda
Bacilus anthrax Anthrax
Brucella Brucellosis, demam malta
Entamuba histolitika Disentri
Leptosmira ictero haemorhagic Leptopirosis (penyakit weil}
Mycobacterium tuberculosis Tuberculosis
Salmonela paratyphi Demam paratyphoid
Salmonela typhii Demam typhoid
Salmonela Keracunan makanan
Schistosoma Schistosomiasis
Shigella Cholera
Taenia Cacing pita
Vibrio cholera Cholera
Virus Poliomvelitis, heoatitis
Sumber : Medcalf and Eddy, 1991

Tobie 2 Komposlsilimboh eolt rurnoh tnngga yang bolum diolah


Konsentrasi
Kandungan Kuat Lemah
Menen!Jah
BOD mgllt 400 220 110
COD mgllt 1000 500 250
TSS mg/lt 350 220 100
Gemuk mg/lt 150 100 50
NH3 bebas ma/lt 50 25 12

47
Melihat dampak yang ditimbulkan diatas, kalau dapat menghilangkan sifat bahan
maka limbah yang dihasilkan dari suatu berbahaya dan beracun agar tidak
proses produksi harus diolah dengan membahayakan kesehatan manusia dan
memperhatikan kriteria yang ada, sehingga untuk mencegah terjadinya pencemaran
pengaruh tersebut dapat diperkecil atau serta kerusakan lingkungan.
dihilangkan. Menurut Mara (1983), kriteria
untuk sistem pengolahan limbah cair Perencanaan
meliputi : Oalam perencanaan perlu diketahui
Kriteria kesehatan : Pengolahan tersebut jumlah dan mutu limbah rumah sakit,
harus mampu menghilangkan organisme karakteristik dari beberapa cara
pathogen pengumpulan, pengolahan dan pembuangan
Kriteria penggunaan kembali : Proses limbah rumah sakit. Berdasarkan
pengolahan harus menjamin produksi karakteristik limbah rumah sakit dipilih
untuk dapat digunakan kembali seperti beberapa alternatif metode pengelolaan
dalam pertanian dan perikanan. limbah sesuai dengan karakteristik limbah
Kriteria ekologi : Jika limbah kpermukaan tersebut.
air tidak mengganggu kemampuan Alternatif pengelolaan limbah
pembersihan sendiri oleh badan air disesuaikan dengan ketersediaan sumber
Kriteria gangguan dan kenyamanan : daya (energi, ketenagaan, bahan, peralatan,
Bau yang ditimbulkan oleh system waktu operasi dan dana) untuk memperoleh
pengolahan harus dibawah standar satu alternatif pengelolaan limbah rumah
ambang batas, sehingga tidak ada sa kit yang tepat guna. Jadi perencanaan ini
bagian system yang mengganggu ditentukan metode pengelolaan limbah
keindahan dan kenyamanan rumah sakit dengan menghitung kebutuhan :
Kriteria budaya : Metode pengolahan akan jumlah dan jenis tenaga kebutuhan
yang dipilih untuk pengumpulan, akan energi, peralatan, bahan, anggaran dan
pengolahan dan penggunaan kembali biaya pengelolaan untuk jangka watu tertentu
harus sesuai dengan kebiasaan dan (1 tahun), penentuan waktu operasional dan
kepercayaaan setempat. penentuan mutu buangan limbah serta tolok
Kriteria operasional : Tenaga terdidik ukur pencapaian program pengelolaan
limbah rumah sakit.
yang dibutuhkan untuk tugas operasional
dan pemeliharaan mudah didapatkan Perencanaan ini berbentuk proposal
melalui latihan yang minimum. perencanaan pengelolaan limbah rumah
Kriteria biaya : Modal dan biaya yang sa kit yang meliputi karakteristik limbah rumah
dikeluarkan untuk pengolahan tersebut sakit, metode pengelolaan yang akan
harus sesuai dengan kemampuan diterapkan sesuai kebutuhan akan sumber
mayarakat atau institusi yang akan daya dan hasil pengelolaan yang diharapkan
menanggung biaya tersebut. akan dapat dicapai.
Keputusan Oir. Jen PPM dan PPL, No.
6. Pengelolaan limbah klinis serta HK. 00.06.6.44. tahun 1993, tentang kwalitas
strategi pelaksanaannya tenaga dibidang kesehatan lingkungan yang
Menurut Mara (1983) pengelolaan limbah bekerja di rumah sakit, yaitu :
Untuk rumah sakit kelas A dan B (rumah
klinis rumah sakit dimulai dengan suatu
perencanaan kemudian dilanjutkan dengan
saklt pemerintah) dan 50tingkDt,
PengelolalDireksi rumah sakit dibantu oleh
pelaksanaan, evaluasi perencanaan -
seorang tenaga S1 dibidang kesehatan
pelaksanaan dan penggunaan kembali.
Pengelolaan meliputi pemanfaatan lingkungan, tekni penyehatan, kesehatan
masyarakat, biologi, teknik kimia, teknik
sumber daya seperti metode pengumpulan
sampai pengolahan dan pembuangan yang lingkungan dan teknik sipil.
dipakai meliputi kebutuhan energi, jumlah Tenaga pelaksana meliputi pengawas
dan jenis tenaga, peralatan, bahan atau sistim plumbing, operator proses pengolahan
material, dana, waktu operasional. dengan walifikasi 01 ditambah pelatihan
Kebutuhan sumber daya sang at khusus. Untuk kegiatan pengawasan oleh
tergantung jumlah dan mutu limbah rumah tenaga kwalifikasi 03 atau 04 ditambah
sakit, serta jenis metode pengelolaan yang pelatihan khusus.
ditetapkan.
Tujuan pengelolaan limbah adalah untuk
menghilangkan atau mengurangi bahkan

48
Pelaksanaan Pengelolaan limbah standart, bagaimana ratio pemakaian sumber
Kegiatan meliputi persiapan daya limbah yang dikelola termasuk unit
pelaksanaan, pelaksanaan dan evaluasi. biaya pengelolaannya. Bila belum, mengapa
Kegiatan persiapan meliputi persiapan ? Adakah kendalanya ? Upaya apa yang
pengadaan dana, saran dan prasarana, tetah dilaksanakan ?
pengadaan ketenagaan, pengadaan energi, Seluruh hasil eva(uasi dari pengelolaan
alat dan bahan serta rencana waktu limbah rumah sa kit ini hendaknya dilaporkan
operasional. secara rutin, berkala dan berjenjang pada
kepala rumah sakit serta instansi yang terkait
Pengawasan yang mempunyai wewenang dalam
Pengawasan terhadap pelaksanaan pengawasan mutu buangan limbah.
pengelolaan yang perlu diperhatikan adalah : Laporannya meliputi tolok ukur pengelolaan
1. Jumlah dan mutu limbah, harus diawasi misalnya jumlah dan mutu limbah, unit biaya,
terutama terhadap fluktuasi mutu limbah. ratio ketenagaan, ratio pemakaian alat dan
Hal ini erat kaitannya dengan proses bahan, mutu buangan, kendala di lapangan,
pengolahan limbah yang dioperasikan serta masalah yang dihadapi.
dan berhubungan dengan efektif dan
efisiensi system pengolahannya. Strategi pengolahan limbah Rumah Sakit
2. Metode dan proses pengolahan Target yang akan dicapai
Oalam hal ini perlu pemantauan hasil Reduksi limbah pada sumbernya
pengolahan limbah pads tahap tertentu Reduksi volume melalui pengolahan
dan dalam waktu tertentu. Sehingga sementara
dapat diketahui pengoperasian proses Pembuangan akhir yang sebenarnya
pengolahan berjalan sesuai dengan yang Kendala atau hambatan
diharapkan. Terbatasnya lahan, peralatan, bahan,
3. Pemanfaatan sumber daya. Misalnya : tenaga, dana
pemakaian energi, tenaga kerja, bahan - Konservasi sumber daya alam
bahan, pemanfaatan dan pemeliharaan Minimasasi dampak lingkungan dan
alat-alat, dana yang dibutuhkan serta kesehatan
pemanfaatan waktu operasi perlu Metoda kerja
mendapat pengawasan yang ketat, Aktifitas daur ulang atau penggunaan
sesuai dengan yang telah direncanakan kembali.
dan disesuaikan dengan keadaan di
lapangan. Metode evaluasi
4. Pengawasan atau pematauan mutu Untuk menentukan apakah dampak
buangan. Hal ini hendaknya dilakukan terhadap lingkungan hidup dan
pada tahapan tertentu dari proses pengaruhnya terhadap kesehatan cukup
pengolahan. Berdasarkan keputusan
besar atau masih dalam batas ambang
gubernur DKI Jakarta No. 582 th 1995,
dan baku mutu yang telah ditetapkan.
maka pemantauan mutu buangannya Kualitas air limbah rumah sakit yang akan
dilakukan 3 bulan sekali, metiputi fisika
dibuang ke lingkungan harus memenuhi
dan kimiawi tanpa bakteriologi. persyaratan baku mutu limbah cair yang
Sedangkan menu rut Keputusan Menteri berlaku.
Nf.)gara Lingkungan Hidup, No 58 th Untuk menentukan keberhasllan.
1995, pasal 7, yaitu pemeriksaan Parameter evatuasi antara lain biaya
dilakukan sebulan sekali terhadap
perton, limbah yang dikumpulkan atau
parameter baku mutu limbah cairo
diangkut oleh setiap tenaga ke~a perlu
lampiran A meliputi BOD, COD, TSS,
analisa. Data - data ini untu menetapkan
ph, sedangkan lampiran 0 meliputi suhu,
efisiensi dan kelayakan pengelolaan
TSS, BOD, COD, Amoniak bebas,
limbah. Untuk sampah padat indikator
phosfat, kuman go long an E. Coli/100 ml
keberhasilan lainnya yaitu akumulasi
dan radioaktivitas yang berlaku th 2000.
sampah yang tidak terolah, pengukuran
tingkat kepadatan lalat dan ada tidaknya
Evaluasi dan Laporan
keluhan dari masyarakat yang tinggal di
Evaluasi terhadap hasil pengelolaan
rumah sa kit, pengunjung, pasien serta
limbah meliputi :
petugas rumah sa kit menurut
Apakah pengelolaan sudah memenuhi
Kusnoputranto (1993).
standart yang berlaku ? Bila telah memenuhi

49
PENGELOLAAN LlMBAH DI PERJAN PENUTUP
RSUPN CIPTO MANGUNKUSUMO Rumah sakit sebagai penghasil limbah
Berdasarkan uraian dan acuan-acuan medik terbesar, yang tergolong limbah B3
diatas maka saat ini Perjan RSUPN Cipto yaitu limbah yang bersifat infeksius,
Mangun Kusumo mempunyai program radioaktif, korosif dan kemungkinan mudah
pengelolaan limbah yang dituangkan dalam terbakar, yang mengandung potensi bahaya
berbagai Surat Keputusan Direktur sbb : bagi kesehatan masyarakat dan lingkungan
SK Direktur no 2864/TU.K134/X/98 karena tercemar bahaya infeksius, toksik dan
perihal Prosedur Baku Operasional radioaktif, bertanggung jawab terhadap
Pengelolaan Limbah Cair pada Sumber pengelolaan limbah yang dihasilkannya.
Penghasil Limbah dengan lampirannya. Setiap RS diharapkan memifiki strategi
SK Direktur no 2264/TU.K134NIII/98 pengelolaan limbah yang komprehensif dan
perihal Prosedur Baku Operasional memperhatikan prinsip~prinsip yang telah
Pengelolaan Limbah padat dengan diatur.
lampirannya

Yang kemudian berdasarkan kemajuan DIRANGKUM DARI


dalam teknologi dan adanya ketentuan yang Felicianus Novyanto S , Tesis : Analisis
kemudian berlaku diperbaharui berdasarkan, sistim pengolahan klinis dari Kamar
Pedoman Umum Pengelolaan limbah Bedah Rumah Sakit Petamburan,
Cair Perjan RSUPN Cipto Mangun Jakarta, 2002, , Program Kajian
Kusumo Administrasi Rumah Sakit, Pascasarjana
Pedoman Umum Pengelolaan Limbah Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Padat Medis Perjan RSUPN Cipto Universitas Indonesia.
Mangun Kusumo Ahadin AR. ,Tesis Manajemen
Pengolahan limbah Cair di Pav. Kartika
Kemudian diterbitkan SK direktur RSPAD Gatot SUbroto, Jakarta, 1998,
perihar : Program Kajian Administrasi Rumah
Protap pembuangan limbah cair Sa kit, pascasarjana Fakultas Kesehatan
Protap pengumpulan limbah padat medis Masyarakat, Universitas Indonesia ..
Protap supervisi pengelolaan limbah Grace S Rumengan , Tesis : Manajemen
padat medis PengolahanLimbah Cair Klinis di Rumah
Protap pewadahan dan pemilahan Sakit St Carolus, Jakarta, 1996, ,
limbah padat medis non benda tajam Program Kajian Administrasi Rumah
Protap pewadahan dan pemilahan Sakit, Pascasarjana Fakultas Kesehatan
limbah padat medis bend a tajam Masyarakat, Universitas Indonesia.
Protap pengangkutan internal limbah Hananto AJ T esis Manajemen
padat medis Pengolahan Limbah Cair Kfnisis RSUP
Protap pengangkutan eksternal limbah Persahabatan, Jakarta, 2000, , Program
padat medis Kajian Administrasi Rumah Sa kit,
Pascasa~ana Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia
Kumpulan SK Direktur Perjan RSUPN
Clpto MangunkuBumo, JQkarta.

Daftar Isi

50

Anda mungkin juga menyukai