DESEMBER 2015
Politeknik Manufaktur Astra
Abstrak-- Dalam menghasilkan produk yang berkulitas industri manufaktur melakukan pengembangan
dalam proses produksinya. Bukan hanya dimensi, tingkat kehalusan suatu permukaan memiliki peranan yang
sangat penting dalam suatu komponen produk khususnya yang menyangkut masalah gesekan pelumasan,
keausan, tahanan terhadap kelelahan dan sebagainya. Namun, produsen suatu alat potong tidak ada yang
memuat nilai tingkat kehalusan permukaan yang dihasilkan dari suatu proses pemotongan dengan parameter
setting tertentu. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat kekasaran permukaan
hasil proses milling terhadap pengaruh variasi putaran spindle (spindle speed), kecepatan gerak potong (feed
rate), dan kedalaman potong (depth of cut). Penelitian dilakukan dengan membuat spesimen benda uji dengan
material baja carbon S45C menggunakan alat potong (cutter) jenis end mill cutter finishing 4 flute dan proses
pemotongan dilakukan pada mesin milling.
Kata Kunci : Kekasaran permukaan, spindle speed, feed rate, depth of cut .
II. METODOLOGI
Metodologi yang digunakan dalam penulisan ini
terdiri dari tahapan berikut :
a. Observasi Lapangan
Merupakan langkah awal yang dilakukan penulis Gambar 7. Mesin Milling MAKINO KE55
untuk mendapatkan informasi yang berhubungan
dengan objek penelitian. Berikut data spesifikasi mesin milling yang digunakan:
b. Studi Literature Merk : MAKINO KE55
Merupakan langkah penelusuran dan penelaah
Buatan : Singapore
buku-buku referensi, untuk menambah wawasan
Tahun : 2008
teoritis yang lebih luas.
c. Pengambilan Data Speed Range Spindle Head : 45 - 4500 rpm
Pengambilan data pengujian penelitian ini Feed Rate : 1 - 5000 mm/min
dilakukan di Laboratorium Machining Process Daya motor : AC 3.7/5.5 kW 5/7.5 hp
Politeknik Manufaktur Astra Jakarta. Sistem kontrol : CNC Fanuc Japan
Tabel 1. End Mill Cutter 4 Fluet Finishing YG-1 Tank Persiapan Instrumen Pengujian
Power
Persiapan Specimen
Benda Uji
Proses Milling
Pengukuran Kekasaran
Kesimpulan
Gambar 2. Diagram Alur Proses Pengujian
Berikut ini adalah tabel variasi parameter dan Berikut ini adalah tabel hasil pengukuran tingkat
banyaknya populasi specimen benda uji: kekasaran permukaan specimen benda uji:
Tabel 3. Variasi Parameter dan Banyaknya Populasi Tabel 4. Data Hasil Pengukuran Tingkat Kekasaran
Specimen Permukaan
Tingkat Kekasaran Permukaan (Ra)
Nomor Spindle Feed Depth Panjang Jumlah
Specimen Speed Rate of Cut Specimen Pengukuran I II III
1 450 144 0.5 115 3 No.
1 2 3 1 2 3 1 2 3
2 450 144 1 115 3 Specimen
1 3.43 3.35 3.2 2.82 3.01 3.05 3.12 2.91 2.99
3 450 144 1.5 115 3
4 450 192 0.5 115 3 2 4.22 4.21 4.34 4.03 4.3 4.34 3.96 3.98 3.91
5 450 192 1 115 3 3 4.23 4.32 4.19 4.51 4.42 4.66 4.16 4.18 4.19
6 450 192 1.5 115 3 4 4.25 3.82 4.18 4.03 4.08 4.08 3.48 3.76 3.51
7 450 240 0.5 115 3 5 3.81 3.86 3.94 3.91 3.83 3.96 3.68 3.61 3.77
8 450 240 1 115 3
6 4.36 4.54 4.38 4.48 4.58 4.68 4.63 4.86 4.66
9 450 240 1.5 115 3
7 2.96 2.97 2.81 2.83 2.97 2.94 3.29 2.91 3.26
10 600 144 0.5 115 3
8 3.37 3.32 3.08 3.6 3.63 3.67 3.08 3.3 3.56
11 600 144 1 115 3
9 5.15 3.8 3.65 4.01 2.88 3.88 3.86 3.97 3.83
12 600 144 1.5 115 3
13 600 192 0.5 115 3 10 3.4 2.89 3.22 2.88 3.4 2.91 3.31 3.21 3.74
14 600 192 1 115 3 11 2.92 3.5 3.11 2.53 3.16 2.97 2.94 3.34 3.14
15 600 192 1.5 115 3 12 2.4 2.23 2.78 2.2 2.74 2.73 2.49 3.31 3.52
16 600 240 0.5 115 3 13 2.67 3.75 3.36 3.09 3.45 3.21 3.88 3.36 3.68
17 600 240 1 115 3 14 2.39 2.26 2.62 2.06 2.72 2.62 3.26 2.79 2.69
18 600 240 1.5 115 3
15 3.37 3.15 3.55 2.84 2.85 2.74 2.88 2.97 2.79
19 750 144 0.5 115 3
16 4.59 4.86 5.3 4.73 5.26 5.65 5.28 4.99 5.35
20 750 144 1 115 3
17 3.62 2.58 2.95 3.06 2.62 2.78 3.93 2.84 2.59
21 750 144 1.5 115 3
22 750 192 0.5 115 3 18 3.73 3.9 3.57 3.75 4.1 4.13 3.91 4.11 3.96
23 750 192 1 115 3 19 2.55 3.15 2.44 2.99 3.08 3.11 3.12 3.36 3.21
24 750 192 1.5 115 3 20 3.03 2.93 3.02 2.59 2.82 2.79 2.78 2.52 2.61
25 750 240 0.5 115 3 21 2.2 2.45 2.27 2.69 2.51 2.47 2.71 3.53 3.01
26 750 240 1 115 3 22 2.73 2.56 3.09 2.91 2.89 2.85 2.42 2.97 2.81
27 750 240 1.5 115 3
23 3.39 3.07 3.15 3.12 2.85 3.4 3.27 2.62 3.6
24 2.89 3.26 3.51 3.47 3.7 3.13 3.27 3.47 3.06
25 2.68 3.19 2.78 2.7 2.83 2.72 3.41 2.71 3.03
26 3.25 4.67 4.55 3.44 3.8 4.14 3.36 3.09 3.16
27 3.94 4.31 3.59 4.04 4.15 3.36 3.94 4.17 3.57
1
= [(34.69)2 + (36.91)2 +(30.85)2
9
Berdasarkan data nilai tingkat kekasaran + (27.00)2 + (27.00)2 + (36.04)2
permukaan (Ra) dari tabel 5. dan menggunakan rumus + (25.31)2 + (27.80)2 + (31.52)2 ]
persamaan berikut dapat dihitung: (277.12)2
1. Jumlah kuadrat total (Sum of Square Total): 6.183 2.435
81
. = 7.88
=
6. Jumlah kuadrat dari putaran spindle (A) dan kedalaman
= = = =
potong (C) (Sum- of Square AC):
= [(3.33)2 + (4.08)2 + (2.91)2 + (4.26)2 +
(277.12)2 .
+ (3.89)2 ] = ..
81
= 34.51 = =
1
2. Jumlah kuadrat putaran spindle (Sum of Square = [(29.99)2 + (34.09)2 +(38.37)2 + (35.14)2
Spindle Speed): 9
+ (26.00)2 + (28.90)2 + (26.08)2
. (277.12)2
= + (28.99)2 + (29.56)2 ]
81
= 6.183 1.187 = 8.336
1
= [(102.45)2 + (90.04)2 7. Jumlah kuadrat dari kedalaman potong (C) dan
27
(277.12)2 kecepatan gerak potong (B) (Sum of Square BC):
+ (84.63)2 ]
81
= 6.183 .
= ..
3. Jumlah kuadrat kecepatan gerak potong (Sum of = =
Square Feed Rate): 1
= [(27.95)2 + (30.27)2 +(32.99)2
. 9
= .. + (30.00)2 + (28.74)2 + (30.34)2
= + (29.05)2 + (32.70)2 + (35.08)2 ]
1 (277.12)2
= [(27.95 + 30.00 + 29.05)2 1.187 2.435
27 81
+ (30.27 + 28.74 = 1.19
+ 32.70)2 +(32.99 + 30.34
(277.12)2 8. Jumlah kuadrat dari putaran spindle (A), kecepatan
+ 35.08)2 ] gerak potong (B) dan kedalaman potong (C) (Sum of
81
= 2.435 Square ABC):
4. Jumlah kuadrat kedalaman potong (Sum of Square
Depth of Cut): = .
= = =
.
= ...
=
TECHNOLOGIC, VOLUME 6, NOMOR 2
DESEMBER 2015
Politeknik Manufaktur Astra
5.00
Dari tabel 7. diatas, terlihat bahwa nilai tingkat 4.00 4.10
kekasaran permukaan dengan nilai Ra 3.00 2.81
2.00 RPM ( A ) 450
terkecil/permukaan halus terdapat pada interaksi 1.00
Ra
putaran spindle 600 RPM, kecepatan gerak potong 220 0.00 RPM ( A ) 600
m/min dan kedalaman potong 1 mm yaitu sebesar 2.60 140 220 300 RPM ( A ) 750
m. Dan nilai tingkat kekasaran permukaan dengan Ra
terbesar/permukaan kasar terdapat pada interaksi Feed rate ( B )
putaran spindle 600 RPM, kecepatan gerak potong 300
m/min dan kedalaman potong 0.5 mm yaitu sebesar Gambar 10. Grafik Tingkat Kekasaran Permukaan Antara A
5.11 m. Atau dapat dilihat pada grafik gambar 9. dan B
berikut ini: Tabel 9. menunjukkan nilai tingkat kekasaran
permukaan berdasarkan interaksi antara variasi putaran
6.00 spindle (spindle speed) atau faktor A dengan variasi
5.00 5.11 kedalaman potong (depth of cut) atau faktor C.
4.00
3.00
Ra 2.00 2.60 Tabel 9. Tabel Tingkat Kekasaran Permukaan Faktor A dan
1.00 RPM 450 C
0.00 RPM 600 Depth of cut ( C )
140 220 300 140 220 300 140 220 300 Ra
0.5 1 1.5
RPM 750
Feed rate Feed rate Feed rate 450 3.33 3.79 4.26
0.50 1.00 1.50 RPM ( A ) 600 3.90 2.89 3.21
Depth Of Cut 750 2.90 3.22 3.28
Tabel 10. menunjukkan nilai tingkat kekasaran alat potong (cutter) End Mill Cutter 4 Flute HSS
permukaan berdasarkan interaksi antara variasi Finishing sesuai urutan berikut:
kedalaman potong (depth of cut) atau faktor C dengan 1. putaran spindle (spindle speed)
variasi kecepatan gerak potong (feed rate) atau faktor 2. kecepatan gerak potong (feed rate)
B. 3. kedalaman potong (depth of cut)
Tabel 10. Tabel Tingkat Kekasaran Permukaan Faktor Untuk mendapatkan hasil tingkat kehalusan permukaan
B dan C yang halus dengan nilai Ra sekitar 2.60 m,
Feed rate ( B ) parameter setting yang digunakan adalah putaran
Ra
140 220 300 spindle 600 RPM, kecepatan gerak potong 220 m/min
0.5 3.11 3.36 3.67
dan kedalaman potong 1 mm. Sedangkan untuk
mendapatkan hasil tingkat kehalusan permukaan yang
Depth of cut ( C ) 1 3.33 3.19 3.37
kasar dengan nilai Ra sekitar 5.11 m, maka
1.5 3.23 3.63 3.90 parameter setting yang digunakan adalah putaran
spindle 600 RPM, kecepatan gerak potong 300 m/min
Dari tabel 10. diatas, terlihat bahwa nilai tingkat dan kedalaman potong 0.5 mm.
kekasaran permukaan (Ra) terkecil (halus) pada
interaksi kecepatan gerak potong 140 m/min dan VI. DAFTAR PUSTAKA
kedalaman potong 0.5 mm yaitu sebesar 3.11 m. Dan [1] Adrianto, Ruli (2010). Pengaruh Kecepatan Spindle,
nilai tingkat kekasaran permukaan (Ra) terbesar (kasar) Kecepatan Pemakanan dan Kedalaman Pemakanan
pada interaksi kecepatan gerak potong 300 m/min dan Terhadap Tingkat Kekasaran Permukaan Benda Kerja
kedalaman potong 1.5 mm yaitu sebesar 3.90 m. Atau Hasil Pemesinan Bubut CNC Pada Baja ST 40.
dapat dilihat pada grafik gambar 12. berikut ini: Surakarta:skripsi USM.
[2] Degarmo, E. Paul. Black, JT. Kohser, Ronald A (2003).
5.00 Materials and Processes in Manufacturing. Wiley.
[3] Dotson, Connie L. (2006). Fundamentals of
4.00 3.90 Depth of cut ( C ) Dimensional Metrology 5th edition. Thomson Delmar
Ra3.00 3.11 0.5 Learning.
[4] Groover, Mikell P. (2007). Fundamentals of Modern
2.00 Depth of cut ( C ) Manufacturing 3th edition. John Wiley & Sons, Inc.
1.00 1 USA.
Depth of cut ( C ) [5] Harinaldi (2005). Prinsip-prinsip Statistik untuk Teknik
0.00 dan Sains. Penerbit Erlangga. Jakarta.
140 220 300 1.5
[6] Krar, Steve F. Gill, Arthur R. Smid, Peter (2010).
Feed rate ( B ) Technology of Machine Tools. McGraw-Hill.
[7] Montgomery, Douglas C (2009). Design and Analysis of
Gambar 12. Grafik Tingkat Kekasaran Permukaan Experiment 7th edition. John Wiley & Soas (Asia) Pte
Antara B dan C Ltd.
[8] Munadi, Sudji (1988). Dasar-dasar metrologi industry.
Selain bisa didapatkan hasil bahwa diterimanya Depdikbud. Jakarta.
Hipotesis satu (H1) dan gambaran pengaruh dari [9] Rochim, Taufiq (1982). Teori dan Teknologi Proses
masing-masing faktor. Dapat ditentukan juga faktor Pemesinan. Institut Teknologi Bandung.
yang paling berpengaruh dari ketiga faktor tersebut. [10] Rochim, Taufiq (2001). Spesifikasi, Metrologi, dan
Dapat dilihat dari tabel 6. bahwa FoA (spindle speed) = Kontrol Kualitas Geometrik. Institut Teknologi
60.84 > FoC (depth of cut) = 11.68 < FoB (feed rate) = Bandung.
23.96. Yang berarti bahwa faktor putaran spindle [11] Widarto (2008). Teknik Pemesinan. Direktorat
(spindle speed) yang paling berpengaruh terhadap Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat
tingkat kekasaran permukaan hasil proses milling. Dan Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
diikuti faktor kecepatan gerak potong (feed rate) yang Departemen Pendidikan Nasional.
berpengaruh kedua. Sedangkan faktor kedalaman [12] www.aws.org/wj/mar04/ochi.html
potong (depth of cut) memiliki pengaruh yang lebih [13] www.custompartnet.com/wu/milling
kecil dari kedua faktor yang berpengaruh terhadap [14] www.sutton.com.au
tingkat kekasaran permukaan hasil proses milling.
V. KESIMPULAN
Bahwa faktor yang sangat berpengaruh terhadap
tingkat kekasaran permukaan material baja karbon
S45C pada proses milling yang menggunakan jenis