Anda di halaman 1dari 17

PENGERTIAN BATUAN BEKU

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: Ignis, "api") adalah
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa
proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di
atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda
(1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara
alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500o2.500oC dan bersifat mobile (dapat bergerak)
serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa
bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain)
yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan
pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.
Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi,
maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa
penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen
disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowens Reaction Series. Dalam mengidentifikasi
batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui karakteristik batuan beku yang meliputi sifat
fisik dan komposisi mineral batuan beku. Dalam membicarakan masalah sifat fisik batuan
beku tidak akan lepas dari.

B. KLASIFIKASI BATUAN BEKU BERDASARKAN GENETIK (TEMPAT


TERJADINYA)
Penggolongan ini berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dari batuan beku,
pembagian batuan beku ini merupakan pembagian awal sebelum dilakukan penggolongan
batuan lebih lanjut. Pembagian genetik batuan beku adalah sebagai berikut :

1. Batuan Beku Intrusif


Batuan ini terbentuk dibawah permukaan bumi, sering juga disebut batuan beku dalam
atau batuan beku plutonik. Batuan beku intrusif mempunyai karakteristik diantaranya,
pendinginannya sangat lambat (dapat sampai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya
kristal-kristal yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusif.
Tubuh batuan beku intrusif sendiri mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam,
tergantung pada kondisi magma dan batuan di sekitarnya. Berdasarkan kedudukannya
terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya, struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi
menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
Struktur tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di sekitarnya disebut
diskordan. yaitu:
a) Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar dimensinya. Bentuknya
tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang diterobosnya. Kebanyakan batolit
merupakan kumpulan massa dari sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak
berbeda. Perbedaan ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa
batholit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari penelitian
geofisika dan penelitian singkapan di lapangan didapatkan bahwa tebal batholit antara 20-30
km. Batholite tidak terbentuk oleh magma yang menyusup dalam rekahan, karena tidak ada
rekahan yang sebesar dimensi batolit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan
yang di1atasnya. Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma yang
bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma yang naik
melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini dinamakan stopping.
Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap.
Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak
semua magma terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang
berada dalam tubuh magma yang sudah membeku dinamakan Xenolith.
b) Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan
dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau
bagian atas batholit.
c) Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan dengan
batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar,
memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya.
d) Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke
kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku
yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut konkordan
diantaranya adalah :
a) Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan
yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
b) Lakolit, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan yang
diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan,
bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen,
maupun gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di permukaan.
c) Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung ke
atas.

2. Batuan Beku Ekstrusif


Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung
dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai struktur yang
memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur
ini diantaranya:
a) Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan.
b) Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal seperti
batang pensil.
c) Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini
diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.
d) Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku. Lubang ini
terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
e) Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain seperti kalsit,
kuarsa atau zeolit
f) Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral pada arah
tertentu akibat aliran.

C. KLASIFIKASI BATUAN BERDASARKAN KOMPOSISI KIMIA


Batuan beku disusun oleh senyawa-senyawa kimia yang membentuk mineral
penyusun batuan beku. Salah satu klasifikasi batuan beku dari kimia adalah dari senyawa
oksidanya, sepreti SiO2, TiO2, AlO2, Fe2O3, FeO, MnO, MgO, CaO, Na2O, K2O, H2O+, P2O5,
dari persentase setiap senyawa kimia dapat mencerminkan beberapa lingkungan
pembentukan meineral.
Analisa kimia batuan dapat dipergunakan untuk penentuan jenis magma asal,
pendugaan temperatur pembentukan magma, kedalaman magma asal, dan banyak lagi
kegunaan lainya. Dalam analisis kimia batuan beku, diasumsikan bahwa batuan tersebut
mempunyai komposisi kimia yang sama dengan magma sebagai pembentukannya. Batuan
beku yang telah mengalaimi ubahan atau pelapukan akan mempunyai komposisi kimia yang
berbeda. Karena itu batuan yang akan dianalisa harusla batuan yang sangat segar dan belum
mengalami ubahan. Namun begitu sebagai catatanpengelompokan yang didasarkan kepada
susunan kimia batuan, jarang dilakukan. Hal ini disebabkan disamping prosesnya lama dan
mahal, karena harus dilakukan melalui analisa kimiawi.
Pembagian Kimia Batuan Beku (asam & basa) Berdasarkan kandungan kimia oksida
Contohnya pada tabel berikut ini :
OKSIDA GRANIT DIORIT GABRO PERIDOTIT
SiO2 72,08 51,86 48,36 43,54
TiO2 0,37 1,50 1,32 0,81
Al2O3 13,86 16,40 16,84 3,99
Fe2O3 0,86 2,73 2,55 2,51
FeO 1,72 6,97 7,92 9,8
MnO 0,06 0,18 0,18 0,21
MgO 0,52 6,21 8,06 34,02
CaO 1,33 3,40 11,07 3,46
Na2O 3,08 3,36 2,26 0,56
K2O 0,46 1,33 0,56 0,25
H2O+ 0,53 0,80 0,64 0,76
P2O5 0,18 0,35 0,24 0,05
Komposisi kimia dari beberapa jenis batuan beku yang terdapat pada tabel di atas,
hanya batuan intrusi saja. Dari sini terlihat perbedaan presentase dari setiap senyawa oksida,
salah satu contoh ialah dari oksida SiO2 jumlah terbanyak dimiliki oleh batuan granit dan
semakin menurun ke batuan peridotit (batuan ultra basa). Sedangkan MgO dari batuan granit
(batuan asam) semakin bertambah kandungannya kearah batuan peridotit (ultra basa).
Kandungan senyawa kimia batuan ekstrusi identik dengan batuan intrusinya, asalkan
dalam satu kelompok. Hal ini hanya berbeda tempat terbentuknya saja, sehingga
menimbulkan pula perbedaan didalam besar butir dari setiap jenis mineral.
Batuan Intrusi Batuan Ekstrusi
Granit Riolit
Syenit Trahkit
Diorit Andesit
Tonalit Dasit
Monsonit Latit
Gabro Basal
Dasar pembagian ini biasanya adalah kandungan oksida tertentu dalam batuan
seperti kandungan silika dan kandungan mineral mafik (Thorpe & Brown, 1985).
Pembagian batuan beku menurut kandungan SiO2 (silika) pada tabel di bawah :
Nama Batuan Kandungan Silika
Batuan Asam Lebih besar 66 %
Batuan Menengah 52 66 %
Batuan basa 45 52 %
Batuan Ultra basa Lebih kecil 15 %

Penamaan batuan berdasarkan kandungan mineral mafik pada tabel di bawah:


Nama Batuan Kandungan Silika
Leucocratic 0 33 %
Mesocratic 34 66 %
Melanocratic 67 100 %
Berdasarkan kandungan kuarsa, alkali feldspar dan feldspatoid :
A. Batuan Felsik : Dominan felsik mineral, biasanya berwarna cerah.
B. Batuan Mafik : Dominan mineral mafik, biasanya berwarna gelap.
C. Batuan Ultramafik : 90% terdiri dari mineral mafik.
Komposisi kimia dapat pula digunakan untuk mengetahui beberapa aspek yang sangat
erat hubungannya dengan terbentuknya batuan beku, seperti untuk mengetahui jenis magma,
tahapan diferensiasi selama perjalanan magma ke permukaan dan kedalaman zona Benioff.

D. KLASIFIKASI BATUAN BEKU BERDASARKAN MINERALOGI


Analisis batuan beku pada umumnya memakan waktu, maka sebagian besar batuan
beku didasarkan atas susunan mineral dari batuan itu. Mineral-mineral yang biasanya
dipergunakan adalah mineral kuarsa, plagioklas, potassium feldspar dan foid untuk mineral
felsik. Sedangkan untuk mafik mineral biasanya mineral amphibol, piroksen dan olovin.
Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan tekstur akan dapat mencrminkan
sejarah pembentukan batuan dari pada atas dasar kimia. Tekstur batuan beku menggambarkan
keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu sendiri. Seperti tekstur granular
member arti akan keadaan yang serba sama, sedangkan tekstur porfiritik memberikan arti
bahwa terjadi dua generasi pembentukan mineral. Dan tekstur afanitik menggambarkan
pembekuan yang cepat.
Dalam klasifikasi batuan beku yang dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur batuan beku
yang didasarkan pada ukuran butir mineralnya dapat dibagi menjadi:
a) Batuan Dalam
Batuan Dalam bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun batuan
tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
b) Batuan Gang
Batuan Gang bertekstur porfiritik dengan massa dasar faneritik.
c) Batuan Gang
Batuan Gang bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.
d) Batuan Lelehan
Batuan Lelehan bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat dibedakan atau
tidak dapat dilihat dengan mata biasa.

Menurut Heinrich (1956) batuan beku dapat diklasifikasikan menjadi beberapa keluarga
atau kelompok yaitu :

keluarga granit riolit: bersifat felsik, mineral utama kuarsa, alkali felsparnya
melebihi plagioklas.
keluarga granodiorit qz latit: felsik, mineral utama kuarsa, Na Plagioklas dalam
komposisi yang berimbang atau lebih banyak dari K Felspar
keluarga syenit trakhit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid tidak dominant
tapi hadir, K-Felspar dominant dan melebihi Na-Plagioklas, kadang plagioklas juga tidak
hadir
keluarga monzonit latit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid hadir dalam
jumlah kecil, Na-Plagioklas seimbang atau melebihi K-Felspar
keluarga syenit fonolit foid: felsik, mineral utama felspatoid, K-Felspar melebihi
plagioklas
keluarga tonalit dasit: felsik hingga intermediet, mineral utama kuarsa dan
plagioklas (asam) sedikit/tidak ada K-Felspar
keluarga diorite andesit: intermediet, sedikit kuarsa, sedikit K-Felspar, plagioklas
melimpah
keluarga gabbro basalt: intermediet-mafik, mineral utama plagioklas (Ca), sedikit
Qz dan K-felspar
keluarga gabbro basalt foid: intermediet hingga mafik, mineral utama felspatoid
(nefelin, leusit, dkk), plagioklas (Ca) bisa melimpah ataupun tidak hadir
keluarga peridotit: ultramafik, dominan mineral mafik (ol,px,hbl), plagioklas (Ca)
sangat sedikit atau absen.
E. WARNA BATUAN
Warna batuan berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya.mineral penyusun
batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya sehingga dari warna dapat
diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang mempunyai tekstur
gelasan. Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang
tersusun atas mineral-mineral felsik,misalnya kuarsa, potash feldsfar dan muskovit. Batuan
beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan beku intermediet dimana jumlah
mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak. Batuan beku yang berwarna hitam
kehijauan umumnya adalah batuan beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah
mineral-mineral mafik.

F. STRUKTUR BATUAN
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan yang
berbeda.pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada pengamatan dalam
skala besar atau singkapan dilapangan.pada batuan beku struktur yang sering ditemukan
adalah:
1. Masif : Bila batuan pejal,tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas
2. Jointing : Bila batuan tampak seperti mempunyai retakan-retakan. Kenapakan
ini akan mudah diamati pada singkapan di lapangan.
3. Vesikular : Dicirikandengan adanya lubang-lubang gas,sturktur ini dibagi lagi
menjadi 3 yaitu:
Skoriaan : Bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.
Pumisan : Bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
Aliran : Bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun lubang gas.
4. Amigdaloidal : Bila lubang-lubang gas terisi oleh mineral-mineral sekunder.

G. TEKSTUR BATUAN BEKU


Pengertian tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di
dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan
hubungan antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia
dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan
keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum, dan sesudah
kristalisasi. Pengamatan tekstur meliputi :
Tingkat kristalisasi
Tingkat kristalisasi batuan beku dibagi menjadi :
~ Holokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan semua berbentuk kristal-
kristal.
~ Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal dan sebagian lagi berupa mineral
gelas.
~ Holohialin, jika seluruhnya terdiri dari gelas.
Ukuran kristal.
Ukuran kristal adalah sifat tekstural yang paling mudah dikenali.ukuran kristal dapat
menunjukan tingkat kristalisasi pada batuan.

Granularitas
Pada batuan beku non fragmental tingkat granularitas dapat dibagi menjadi beberapa
macam yaitu:
a) Equigranulritas Disebut equigranularitas apabila memiliki ukuran kristal yang seragam.
Tekstur ini dibagi menjadi 2 :
~ Fenerik Granular bila ukuran kristal masih bisa dibedakan dengan mata telanjang.
~ Afinitik apabila ukuran kristal tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang atau ukuran
kristalnya sangat halus.
b) Inequigranular Apabila ukuran kristal tidak seragam. Tekstur ini dapat dibagi lagi
menjadi :
~ Faneroporfiritik bila kristal yang besar dikelilingi oleh kristal-kristal yang kecil dan dapat
dikenali dengan mata telanjang.
~ Porfiroafinitik,bila fenokris dikelilingi oleh masa dasar yang tidak dapat dikenali dengan
mata telanjang.
c) Gelasan (glassy) Batuan beku dikatakan memilimki tekstur gelasan apabila semuanya
tersusun atas gelas.

Bentuk Butir
a) Euhedral, bentuk kristal dari butiran mineral mempunyai bidang kristal yang sempurna.
b) Subhedral,bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian bidang kristal yang
sempurna.
c) Anhedral, berbentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh bidang kristal yang tidak
sempurna.

Sifat Batuan Beku dibagi menjadi 3 antara lain :


1. Asam (Felsik)
Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun
atas mineral-mineral felsik.
2. Intermediet
Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan beku intermediet
diman jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak.
3. Basa (Mafik)
Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku basa
dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.
4. Ultrabasa (Ultramafik )
Batuan beku yang berwarna kehijauan dan berwarna hitam pekat dimna tersusun oleh
mineral mineral mafic seperti olivin.

H. KOMPOSISI MINERAL
Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi 4 yaitu:
a) Kelompok Granit Riolit Berasal dari magma yang bersifat asam,terutama tersusun
oleh mineral-mineral kuarsa ortoklas, plaglioklas Na, kadang terdapat
hornblende,biotit,muskovit dalam jumlah yang kecil.
b) Kelompok Diorit Andesit Berasal dari magma yang bersifat intermediet,terutama
tersusun atas mineral-mineral plaglioklas, Hornblande, piroksen dan kuarsa biotit,orthoklas
dalam jumlah kecil.
c) Kelompok Gabro Basalt Tersusun dari magma yang bersifat basa dan terdiri dari
mineral-mineral olivine,plaglioklas Ca,piroksen dan hornblende.
d) Kelompok Ultra Basa Tersusun oleh olivin dan piroksen.mineral lain yang mungkin
adalah plagliokals Ca dalam jumlah kecil.

I. DISKRIPSI BATUAN BEKU


1. Granit
a) Phanertik
Granit dikelompok ini terdiri dari batuan pluton yang biasa biasa disebut batolit,
kenampakan di permukaan bumi sangat besar sedangkan kedalaman dari batuan ini tidak
diketahui besarnya. Granit ini berbutir sangat kasar dengan kombinasi warna antara putih
dengan abu-abu dengan butiran mineral sangat besar.
Tekstur batuan pada dasarnya adalah holokristalin, hipidiomorpik dan equiganular.
Penokris yang besar dari ortoklas, kadang-kadang granit kelompok ini memiliki tekstur
porpiri. Dalam jumlah yang sangat kecil kita akan mendapatkan xenolit di dalam tubuh
granit.
Struktur yang biasa terdapat dibatuan granit ialah struktur foln yang terbagi dalam tiga
kelompok, pertama struktur blok yang berbentuk kubus, kedua diakibatkan oleh proses
konsolidasi dan ketiga akibat proses pelapukan. Struktur miarolitik ialah rongga berbentuk
tidak beraturan yang bisaanya ditumbuhi oleh kristal-kristal yang berbentuk sempurna.
Struktur lain yang basa adalah struktur orbikular dan rapakular.
Komposisi mineral dan kimia di dalam batuan granit dibagi menjadi tiga, yaitu:
Mineral Utama (essential mineral)
Mineral utama ini terdiri dari kuarsa, potasium feldspar dari jenis petoklas dan mikraklian,
plagioklas dari jenis albit-oligoklas dan sedikit sekali andesin, biotit.
Mineral pengiring ( accessor/mineral)
Dengan bentuk dan jumlah yang sangat kecil,mineral pengiring ini terdiri dari zirkon, apatit,
rutil sphen dan oksida besi.
Mineral skunder (Secondary mineral)
Mineral Skunder terbentuk karena mineral utam, kebanyakan tidak berpindah tempat,
didalam tingkat terakhir dari konsolidasi magma yang kemudian diikuti oleh proses
pelapukan .
Kandungan mineralogi dan presentase tiap mineral
Mineral 1 2
Kuarea 10 40% 25%
Potasium 80 60% 40%
Soda plaglokirs 0 359% 26%
Hombende 10 35% 1%
Blotit 6%
Magnetit 2%
Limenit 1%

Pengamatan secara petrograpi dari batuan kelompok granit, seperti terlihat pada foto 1
halaman 113 dimana nama batuan itu adalah granit dengan mineral utamanya adalah
plagioklas, K-feldspa mika (biotit dan muskovit), dimana kuarsa memperlihatkan tekstur
mosaish. Foto 2halaman 113dari batuan kuarsa monzonit, dimana mineral bertekstur
equigranuiar terdiri dari plagioklas, ortoklas, mikrokiin, homblende yang mulai berubah
menjadi klorit terutama pada bagian tepinya.
Variasi senyawa kimia pada batuan granit yang didominasi oleh silica. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat tabel di bawah ini.
Komposisi kimia dari batuan granit.
Senyawa Kimia 1 2 3
SiO2 73,86 70,18 72,70
TiO2 0,20 0,39 0,26
AI2 O3 13,75 14,47 13,39
Fe2O3 0,78 1,57 1,25
FeO 1,13 1,78 0,20
MnO 0,05 0,12 0,09
MgO 0,26 0,88 0,30
CaO 0,72 1,99 1,89
Na2O 3,51 3,48 2,00
K2O 5,13 4,11 3,94
H2O+ 0,47 0,84 0,01
P2O5 0,14 0,19

b) Aphantik
Kelompok batuan ini terdiri dari batuan ekstrusi yang berupa lava dan batuan instrusi
yang berupa dike kenampakan di lapangan batuan lava ini berupa aliran dengan ketebalan
yang bervariasi dan penyebaran yang luas. Sedangkan dike terlihat bertekstur porfiritik atau
kacaan, karena peralihan antara tipe plutonik dengan vulkanik.
Tekstur kelompok ini bertekstur porfiritik yaitu percampuran antara yang kasar
(penokris) seperti dari kuarsa feldspar dan homblende dengan masa dasar yang berbentuk
halus dari mikrokristalin sampai kacaan. Tekstur aliran dikarenakan perjalanan magma asal
ke permukaan bumi dan kemudian menyebar kesegala arah. Tekstursperulitik biasanya
diobsidian yang berbentuk sciatut yang melingkar.
Komposisi mineralogy dari penyusun mineral utama terdiri dari kuarsa, potassium
feldafar dari jenis ortoklasdan sanidin, plagioklas dari jenis oligloklas sedangkan mineral
feromagnesia dari biotit dan horiblende. Mineral pengiringnya terdiri dari magnetit dan
apatit. Sedangkan mineral sekunder terdiri dari hasil alterasi dari feldspar dan
mineral/eromagnesia.
Komposisi kimia batuan riolit
Senyawa kimia
biO2 73,66
TiO2 0,22
Al2O2 13,46
Fe2O3 1,26
FeO 0,75
MnO 0,03
MgO 0,32
CaO 1,13
NaO 2,09
K2O 5,35
H2O 0,78
P2O5 0,07
Hasil analisa ini berasal dari Nockolda (1954), memperlihatkan kandungan dan
persentase setiap senyawa oksida dari batuan riolit secara umum kandungan dan persentase
kimia dari batuan instrusi maupun batuan ekstrusi tidak jauh berbeda.
2. Syenit
a) Phaneritik.
Gyenit biasa terdapat sebagai stok dan bose, tidak pernah ditemukan sebagai tubuh yang
besar seperti batolit dari granit. Terbentuknya tubuh Gyenit bisa barasosiasi dengan granit
sebagai fasies tipis. Tekstur yang biasa ditemukan adalah equigranular, holokristallin,
peneritik, dan batuan plutorik. 3 butiran Kristal cukup besar, hal ini terlihat sebagai pegmatik.
Komposisi irineralogi dan kimia bila dibandingkan dengan granit, maka Gyenit
memperlihatkan kandungan alkali ke silica lebih tinggi, Ini disebabkan oleh berlimpahnya
mineral alkali feldspar. Mineral utama terdiri dari potassium feldspar dari jenis ortoklas dan
mikrolin, plagioklas dari jenis albit oligoklas dan mineral feromagnesia dari homblende
sebagian be dan piroksen. Mineral pengiring terdiri dari asphen, oksida besidan apatit.
Sedangkan mineral sekunder merupakan hasil alterasi dari feldspar yang kemudian
membentuk variasi dari mineral lempung. Variasi mineralogy dari batuan gyenit dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Komposisi mineralogy batuan gyenit
Mineral 1 2
Potasium feldspar 30 80% 72%
Soda plagloklas 6 25% 12%
Mafik mineral 10 40%
Biotit 2%
Homblende 7%
Idino pirokrin 4%
ilmenit 2%
1%

Variasi kimia pada batuan syenit diperlihatkan pada table 4.10. Dimana kandungan alkali
(Na2O dan J2O) sangat tinggi, hal ini disebabkan terlampau banyaknya kandungan mineral
potassium feldspar.
Komposisi kimia batuan syenit
Senayawa kimia 1
SiO2 61,86 59,41
TiO2 0,68 0,83
Al2O3 6,91 17,18
Fe2O4 2,32 2,19
FeO 2,63 2,83
MnC 0,11 0,08
MgO 0,96 2,02
CaO 2,34 4,06
Na2O 5,46 3,92
K2O 5,91 6,53
H2O+ 0,62 0,63
P2O5 0,19 0,38

b) Aphantit
Batuan kelompok ini biasanya disebut trukit, terjadi sebagai aliranlava yang meliputi
daerah yang luas, juga terdapat sebagai korok vulkanik yang berteksrur poroiritik. Tekstur
batuan seperti tekstur porpiritik dengan fenokris berjumlah lebih banyak daripada masa dasar.
Sebagai masa dasar dari mikrokristalinyang sulit untuk didentifikasi. Tekstur lain yang biasa
terdapat adalah tekstur aliran. Struktur lain banyak terdapat di batuan kelompok ini,
sedangkan struktur vesikuler biasanya terdapat di atas permukaan dari suatu aliran.
Komposisi mineral dari mineral utama terdiri dari potassium feldspar dari jenis sanidin,
ortoklas dan mikrolin, plagloklas, biotit, homblende dan mineral sugit biasa sebagai variasi
dan bila jumlahnya banyak, maka akan mempengarihi panamaan dari batuan dan biasanya
diletakkan di depan dari trakit sebagai cimtoh augit trakit.
Kandungan mineral pada batuan syenit ialah plagioklas dari jenis albithormblende,
biotit, K-feldspar dari jenis ortoklas dan mikrokiin, nefelin dan mineral bijihnyamagnetit.
Bila batuan tersusun mengandung nefelin, nya menjadi nefelin syenit. Ukuran Kristal dari
mineral itu berukuran kasar feneritik atau dapat disebut holokristalin. Batuan terakhir porpirl
dalam sayatan tipis ini terlihat kandungan mineralnya ialah K feldspar dari jenis ortoklas
berbentuk subhedral sampai euhadral. Kalsit dapat berbentuk butiran ataupun hasil ubahan,
kuarsa berbentuk ahhedral. Sebagai mineral pengiringnya adalah magnetit berbentuk kubur
dan hematite yang pada umumnya berbentuk anhedral, dalam sayatan ini berwarna nitara
(opak). Sebagai mineral ubahan ialah seririt dan kalsit yang berasal dari ortoklas atau
plagioklas. Variasi senyawa kimia dari batuan traki dapat dilihat pada tabel dibawah yaitu
terdiri dari alkali trakit dan calcalkali crakit.
Komposisi kimia dari batuan kelompok trakit
Senyawa kimia 1 2
SiO2 61,95 58,31
MO2 0,73 0,66
Al2O3 18,03 18,06
Fo2O3 2,33 2,54
FeO 1,61 2,02
MnO 0,13 0,14
MgO 0,63 2,07
CaO 1,89 4,26
Na2O 6,55 3,85
K2O 6,53 7,38
H2O 0,54 0,53
P2O5 0,18 0,20

3. Diorit
a) Phanertilik.
Kelompok diorite ini, bila bertekstur phaneritik disebut diorite dan bila aphanitik disebut
andesit kelompok ini berada di tengah antara kelompok batuan asam dan kelompk batuan
basa. Sehingga komposisi kimia ataupun mineralogy berada di tengah dari kedua kelompok
itu. Diorit terdapat sebagai stok, dike ataupun sill juga sebagian kecil berasosiasi dengan yang
besar dari batuan asam atau basal.
Tekstur dari diorite adalah holokistallin, equigrabulur dan phanentik dan banyak pula
yang bertekstur porpiritik dengan penokris berbentuk euhedral. Komposisi mineralogy
dimana penyusunmineral utama adalah plagioklas dari jenis oligloklas andesine dan
homblende. Bia terdapat mineral augit memberikan arah bahwa batuan itu sedikit bersifat
basa, sedangan mineral ortoklas mencerminkan batuan tersebut bersifat asam. Mineral
pengiringnya yaitu kuarsa bisa terdapat apuk banyak dan bisa tidak terdapat sama sekali.
Tabel dibawah ini memperlihatkan posisi mineral dari batuan kelompok diorite
Komposisi mineralogy dari batuan kelompok diorite
Mineral Dient kuarsa Dorit
Kuarsa 20%% 2%
Andesine 56% 64%
Potassium feldspar 6% 3%
Biotit 4% 5%
Amphibi 8% 12%
Pirokam 2% 11%
magnetit 2 2%
Komposisi kimia dari kelompok diorite ini tidak ada yang menonjol seperti pada table
4.14. Hanya sebagian kecil saja perbedaan halini disebabkan pengaruh dari magma yang
bersifat anam atau basa.
Komposisi kimia dari batuan diorite dan andesit
Senyawa kimia 1 2 3
Sio2 1,86 56,77 55,49
TiO2 1,60 0,84 0,91
Al2O3 16,40 16,67 18,46
Fe2O3 2,73 3,16 1,39
FeO 6,97 4,40 7,07
MnO 0,18 0,13 0,16
MgO 6,12 4,17 8,10
CaO 8,40 6,74 7,47
Na2O 3,36 3,39 4,09
K2O 1,33 2,12 1,60
H2O+ 0,80 1,36 2,13
P2O5 0,35 0,25 0,28

b) Aphantik
Andesit banyakterdapat sebagai lava, tetapi juga terjadi sebagai instrusi sekunder,
seoerti sebagai dike Gunung api di jawa pada umumnya bersifat andesit. Tekstur dari batuan
andesit biasanya porpiritik dengan penokris yang euhedral, sedangkan massa dasar biasanya
mjkrolaristalin sampai kacaan. Tekstur aliran terjadi dari partikel di dalam porpiritik dimana
plagioklas dikelilingi oleh barisan paralel. Komposisi mineralogy dari batuan andesit sama
dengan batuan diorite, dimana pada andesit lebih banyak kuarsa dan plagioklas dari jenis
andesine Penokris dari plagioklas dan masa dasar dari biotit homblende, piroksen dan
mikrolit plagioklas. Komposisi kimia dari batuan andesit tidak banyak berbeda dengan batuan
diorite, seperti terlihat pada table diatas Hanya beberapa senyawa terlihat tinggi hal ini
disebabkan oleh pengaruh dari magma asal.
Pengamatan secara mikroskopik pada batuan kelompok phaneritik terlihat pada foto 6
halaman 115 yaitu foto mikrograp tenalit. Sedangkan foto 7 halaman 116 dari batuan diorite,
mineral penyusunnya ialah plagioklus dari andesine, sedikit kuarsa, homblende, biotit dan
magnetit. Batuan aphanitiknya terdiri dari homblende andesit.
Sama besarnya ada yang halus dan ada yang besar. Tekstur demikian disebut porpiritik.
Mineral yang berukuran kasar atau , dari plagioklas dari jenis andesin, dan homblende.
Sedangkan sebagai matrik ialah mikrolit plagioklas, homblende, bijih dan perisit. Dalam foto
ini terlihat adanya struktur aliran yang dibentuk oleh mikrolit plagioklas yang mengelilingi
fenokris plagioklas. Diasit (foto 9 halaman 117) memperlihatkan mineral fenokrisnya dari
plagioklas dan homblende, sedangkan sebagai matriknya terdiri dari kuarsa, feldspar dan
sedikit olotit dimana matrik di sini sangat halus.
4. Gabro
a) Phanerttih
Gabro dapat terbentuk sebagai lakolit, stok, dike, dan sil, dan biasanya sebagai batuan
platonic. Kelompok ini memiliki beberapa nama batuan berdasarkan mineral yang
dikandungnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tekstur yang biasa terdapat
adalah tekstur equigranular, holokristalin, phanentik, dan pegmatik. Dimana butiran kristal
berukuran kasar-kasar. Struktur yang berkembang pada umumnya struktur masif dan sistem
join. Struktur aliran terlihat dari mineral feldspar dengan arah liniasi yang sub parallel. Di
dalam sayatan tipis ada hal yang menarik dari reaksi rim dan biasa disebut struktur korona.
Hal ini di sebabkan perbedaan komposisi mineral yang mengelilingi dari pusat. Suatu contoh
inti dari olivine mungkin sekelilingnya dari rim orto piroksin, contoh yang lain inti aupit dan
rim semakin keluar dari homblende dan terluar ditempati oleh kiorit.
Komposisi mineralogi dan kimia dari gabro adalah batuan basa dimana persentase
silika relative rendah, sedangkan persentase besi, magnesium relative sangat tinggi, dan
sodium dan potassium sangat rendah. Mineral plagioklas dan mineral feromagnesa lebih
banyak mengandung kalsium dibandingkan dengan kelompok batuan sebelumnya.
Penamaan batuan kelompok berdasarkan kandungan mineralnya
Labradorit Plagioklas
Bytownit-Anortit
Piroksin Tanpa Dengan olivin Tanpa Dengan olivin
olivin olivin
Augit Orto gabro Olivin gabro Eukrit Olivin eukrit
Augit dan Hipersten Olivin
ortopiroksen gabro hipersten
gabro
Ortopiroksen Norit Olivin norit Hipersten Olivin
eukrit hipersten
eukrit
Tanpa piroksen (anorthosit) troksolit (anorthosit) Allivalit

Komposisi kimia dari batuan gabro


Senyawa kimia 1 2
Si O2 43,36 48,24
Ti O2 1,32 0,97
AL2 O3 6,84 17,88
Fe O3 2,55 3,16
FeO 7,92 5,90
MnO 0,18 0,13
MgO 3,06 7,51
CO 11,07 10,90
Na2O 2,26 2,55
K3O 0,56 0,89
Fl2O 0,04 1,54
P2 O5 0,24 0,28

Kandungan mineralogy seperti mineral plagioklas dari jenis labrodit,


anorditsedangkan yang terbanyak terdapat adalah dari jenis labracont. Mineral fromagresia
dari piroksen jenis orto piroksen maupunklino piroksen (augit). Mineral olivine jarang sekali
didapatkan dalam keadaan segar. Pada umumnya telah mengalami alterral. Bila terdapat
mineral ini didalam batuan gabro maka penamaan batuan tersebut menjadi olivine gabrro.
Sebagai mineral penggiring dan seperti magnetit, ilmenit, apatit, biotit, kromit, dan spinel
dimana jumlah mineral-mineral tersebut sangat kecil.
b) Aphanitik
Batuan aphanitik dari kelompok gabro disebut basal. Basal sebagian besar terbentuk
sebagai lava pada saat sekarang. Bentuk yang paling banyak terdapat berupa lembaran di
permukaan bumi dan mendomonasi dari batuan beku yang berhubungan dengan sabuk
orogenik (orogenic belt). Penyebaran dari lava basal sangat luas sekali bahkan sampai
200.000 mil persegi dan dengan ketebalan maksimum 6000 ft. Suatu contoh sangat baik
adalah lava dari gunung di Hawaii, dan contoh di Indonesia adalah lava gunung galunggung.
Tekstur yang banyak terdapat pada basal adalah holokristalin, juga terdapat kacaan. Tekstur
porpiritik disusun dari Kristal subhedral dan euhedral sebagai fenokris sedangkan sebagai
masa dasar dari mikrokristalin dan kacaan. Tekstur aliran terlihat di bawah mikroskop berupa
penokris yang dikelilingi oleh mikrokristalin secara teratur. Struktur yang banyak terdapat
pada saat sekarang adalah sturktur aliran. Sebagai contoh lava dari gunung di hawai.
Permukaan pada aliran lava sering di temukan struktur rongga (versikular). Struktur meniang
berbentuk polgoral yang tegak lurus. Dan struktur bantal dari lava dimana pendinginannya
terdapat di bawah permukaan air, struktur ini berbentuk lava sub spheroldal.
Komposisi kimiawi dari batuan basal
Senyawa kimia 1 2
Si C2 50,33 49,43
TO2 2,03 1,00
Al2O3 14,01 18,85
Fe2O3 2,88 1,58
FeO 9,00 8,08
MnO 0,18 0,18
MgO 6,84 5,93
CaO 10,42 10,14
Na2O 2,23 3,60
K2O 0,84 0,99
H2O 0,91 0,58
P2O5 0,23 0,20
Komposisi mineral terdiri dari plagioklas dan piroksin dengan atau tanpa olivine
Kristal-kristal berbentuk dengan di dalam masa dasar mikrokristalin. Panokris terjadi dari
mineral augit, hipersten,hornblende, sedikit liolit, kadang-kadang olivin dan terbanyak
plagioklas. Sebgai mineral pengirignya terdiri dari magnetit, ilmenit, sparit. Basal sangat
mudah terkena alterasi dengan sedikit uap air dan air panas di daerah vulkanik akan
menghasilkan oksida besi dari mineral magnetit (mineral bijih) dan mineral bijih dan kaya
akan Fe dan Mg, yaitu mineral olivine.
Pengamatan secara mikroskopik dari batuan kelompok gabro seperti terlihat pada foto
10 dan 11. Fotomikrograp dari gabro yang disusun oleh mineral-mineral plagioklas dari jenis
labra. Sedangkan mineral dari homblendo, piroksin dari jenis augit, dan mineral yang khas
untuk batuan basa ialah olivine, biasanya mineral olivine mudah sekali terubah menjadi
oksida besi dan mineral lainnya. Sebagai mineral ubahannya ialah klorit, oksida besi yang
berwarna coklat dan serpantin. Batuan ini bertekstur holokristalin yang equigranular. Batuan
norit (foto 12) ,disusun oleh mineral-minerl hipersten berbentuk subhedral-anhedral, norit,
plagioklas klasik. Sebagai mineral pendampingnya dari mineral bijih yaitu magnetit dan pirit
yang berbentuk subhedral sampai anhedral. Mineral ubahannya mineral mafik ialah biotit dan
klorit sedangkan dari mineral felsik ialah seridit. Batuan diabas (foto 13) memperlihatkan
fotomikrograp denhan mineral-mineral penyusunnya ialah plagioklas dari jenis labradorit,
piroksin, dari jenis augit, dimana mineral yang disebut diatas sebagai fenokris dengan bentuk
subhedral euhedral. Sebagai mineral penggiringnya ialah biotit dan dari mineral piroksin
terutama bagian tepi atau sekeliling mineral tersebut dan juga piroksin yang berbentuk mikro.

J. CONTOH BATUAN BEKU


1) Granit
Granit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, berwarna terang,
mempunyai banyak warna umumna putih, kelabu, merah jambu atau merah. Warna ini
disebabkan oleh variasi warna dari mineral feldspar. Granit terbentuk jauh di dalam bumi dan
tersingkap di permukaan bumi karena adanya erosi dan tektonik. Granit merupakan batuan
yang banyak terdapat di alam.Di Indonesia, granit terdapat di Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Irian Jaya (Papua), dan lain-lain. Granit dapat digunakan sebagai bahan pengeras
jalan, pondasi, galangan kapal, dan bahan pemoles lantai, serta pelapis dinding.

2) Granodiorit
Granodiorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, berwarna
terang, menyerupai granit. Granodiorit dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan
lain-lain. Granodiorit banyak terdapat di alam dalam bentuk batolit, stock, sill dan retas yang
tersebar di Bukit Barisan, Sumatera.
3) Diorit
Diorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, warnanya agak
gelap. Diorit merupakan batuan yang banyak terdapat di alam. Di Jawa Tengah banyak
terdapat di kota Pemalang dan Banjarnegara. Diorit dapat digunakan untuk pengeras jalan,
pondasi, dan lain-lain.

4) Gabro
Gabro adalah batuan beku dalam yang umumnya berwarna hitam, mineralnya berbutir kasar
hingga sedang. Dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan yang dipoles sangat
disukai karena warnanya hitam, sehingga baik untuk lantai atau pelapis dinding. Di Pulau
Jawa, batuan ini terdapat di Selatan Ciletuh, Pegunungan Jiwo, Serayu, dan Pemalang.
5) Andesit
Andesit adalah batuan beku permukaan. Batuan lelehan dari diorit, mineralnya berbutir
halus, komposisi mineralnya sama dengan diorit, warnanya kelabu. Gunung api di Indonesia
umumnya menghasilkan batuan andesit dalam bentuk lava maupun piroklastika. Batuan
andesit yang banyak mengandung hornblenda disebut andesit hornblenda, sedangkan yang
banyak mengandung piroksin disebut andesit piroksin. Batuan ini banyak digunakan untuk
pengeras jalan, pondasi, bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain. Adapun yang berstruktur
lembaran banyak digunakan sebagai batu tempel.

6) Basal
Basal adalah batuan beku permukaan. Batuan lelehan dari gabro, mineralnya berbutir
halus, berwarna hitam. Gunungapi di Indonesia umumnya menghasilkan batuan basal dalam
bentuk lava maupun piroklastika. Batuan ini banyak digunakan untuk pengeras jalan,
pondasi, bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain. Basal yang berstruktur lembaran banyak
digunakan sebagai batu tempel. Basal umumnya berlubang-lubang akibat bekas gas, terutama
pada bagian permukaannya.

7) Batukaca (Obsidian)
Batukaca adalah batuan yang tidak mempunyai susunan dan bangun kristal (metamorf).
Batukaca terbentuk dari lava yang membeku tiba-tiba, dan banyak terdapat di sekitar
gunungapi. Pada umumnya berwarna coklat, kelabu, kehitaman atau tidak berwarna (putih
seperti kaca). Batukaca yang dihancurkan dengan ukuran kecil dan dicampur dengan semen,
dapat dibuat granit buatan. Di zaman purba, batuan ini banyak digunakan untuk membuat
mata lembing, mata panah, dan lain-lain.

8) Batu Apung

Batu Apung dibentuk dari cairan lava yang banyak mengandung gas. Dengan keluarnya gas
dari cairan lava akan menimbulkan lubang-lubang atau gelembung-gelembung pada lava
yang telah membeku. Lubang-lubang ini berbentuk bola, ellips, silinder atau tak teratur
bentuknya. Dengan adanya lubang-lubang ini membuat batuapung jadi ringan. Di Indonesia
batuapung yang terkenal dihasilkan oleh Gunung Krakatau. Demikian juga batuapung dapat
dibuat dengan cara memanaskan batuan obsidian hingga gasnya keluar.

Anda mungkin juga menyukai