PENDAHULUAN
a) Latar Belakang
Rule of law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada abad ke 19, bersamaan
dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Doktrin tersebut lahir sejalan dengan tumbuh
suburnya demokrasi dan meningkatnya peran parlemen dalam penyelenggaraan negara, serta
sebagai reaksi terhadap negara absolut yang berkembang sebelumnya. Rule of law merupakan
konsep tentang common law tempat segenap lapisan masyarakat dan negara beserta seluruh
kelembagaannya menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun atas prinsip keadilan dan
egalitarian. Rule of law adalah rule by the law dan bukan rule by man. Konsep ini lahir untuk
mengambil alih dominasi yang dimiliki kaum gereja, ningrat, dan kerajaan, serta menggeser
negara kerajaan dan memunculkan negara konstitusi di mana doktrin rule of law ini lahir. Ada
tidaknya rule of law dalam suatu negara ditentukan oleh kenyataan, apakah rakyatnya benar-
benar menikmati keadilan, dalam arti perlakuan yang adil, baik sesama warganegara, maupun
dari pemerintah.
Oleh karena itu, pelaksanaan kaidah-kaidah hukum yang berlaku di suatu negara
merupakan suatu premis bahwa kaidah-kaidah yang dilaksanakan itu merupakan hukum yang
adil, artinya kaidah hukum yang menjamin perlakuan yang adil bagi masyarakat. Untuk
membangun kesadaran di masyarakat tentang pentingnya rule by the law, not rule by the man,
maka dipandang perlu memasukkan materi instruksional rule of law sebagai salah satu materi di
dalam mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). PKn sendiri merupakan desain baru
kurikulum inti di PTU yang menunjang pencapaian Visi Indonesia 2020 ( Tap. MPR No.
VII/MPR/2001) dan Visi Pendidikan Tinggi 2010 ( HELTS 2003-2010-DGHE ), serta merupakan
elemen dalam kelompok Mata-kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK). Materi ini merupakan
salah satu bentuk penjabaran UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
tidak lagi menyinggung masalah Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) atau di
perguruan Tinggi disebut Pendidikan Kewiraan, serta ditiadakannya Pendidikan Pancasila
sebagai mata kuliah tersendiri dari kurikulum Perguruan Tinggi.
b) Rumusan masalah
Adapun rumusan masalahpada pembahasan makalah ini adalah:
1) Apa konsep dasar konstitusi?
2) Apa saja perubahan Konstitus di Indonesia ?
3) Apa pengertian rule of law?
4) Apakah prinsip-prinsip rule of law secara formal di Indonesia sudah terlaksana ?
5) Apakah statergi pelaksanaan rule of law di Indonesia sudah terlaksana dengan baik dan
berjalan lancar ?
c) Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pada makalah ini adalah:
1) Menjelaskan konsep dasar konstitusi
2) Menjelaskan bagaimana perubahan konstitusi
3) Menjelaskan pengertian rule of law
4) Menjelaskan prinsip-prinsip rule of law secara formal di indonesia
5) Mengetahui statergi pelaksanaan rule of law di Indonesia
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Istilah dan Pengertian Konstitusi
Keduanya memang tidak berarti sama. UUD hanyalah sebatas hukum dasar yang tertulis,
sedangkan konstitusi disamping memuat hukum dasar yang tertulis, juga mencakup hukum dasar
yang tidak tertulis. Konstitusi tidak hanya bersifat yuridis, melainkan juga bersifat sosiologis dan
politis.Sedangkan undang-undang dasar hanya merupakan sebagian dari pengertian konstitusi,
yaitu konstitusi yang tertulis.
Dalam bahasa Belanda, istilah konstitusi dikenal dengan istilah Grondwet, yang berarti
undang-undang dasar (grond=dasar dan wet=undang-undang). Di Jerman istilah konstitusi juga
dikenal dengan istilah Grundgesetz, yang juga berarti Undang-Undang Dasar (grund=dasar
dan gesetz=Undang-Undang).Istilah konstitusi menurut Chairul Anwar
adalah fundamentallaws tentang pemerintahan suatu negara dan nilai-nilai
fundamentalnya.Sementara menurut Sri Soemantri, konstitusi berarti suatu naskah yang
membuat suatu bangunan negara dan sendi-sendi sistem pemerintahan negara.Dari dua
pengertian bisa dikatakan bahwa konstitusi memuat aturan-aturan pokok (fundamental)
mengenai sendi-sendi yang diperlukan untuk berdirinya sebuah negara.
A. Klasifikasi Konstitusi
Menurut CF. Strong konstitusi terdiri atas dua bagian diantaranya adalah:
1. Konstitusitertulis adalah aturan- aturan pokok dasar negara , bangunan negara dan tata negara,
demikian juga aturan dasar lainnya yang mengatur perikehidupan suatu bangsa di dalam
persekutuan hukum negara.
2. Konstitusi tidak tertulis/konvensiadalah berupa kebiasaan ketatanegaraan yang sering timbul.
B. Nilai Konstitusi
Nilai dalam konstitusi dibagi menjadi beberapa macam diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Nilai normatif adalah suatu konstitusi yang resmi diterima oleh suatu bangsa dan bagi mereka
konstitusi itu tidak hanya berlaku dalam arti hukum (legal), tetapi juga nyata berlaku dalam
masyarakat dalam arti berlaku efektif dan dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
2. Nilai nominal adalah suatu konstitusi yang menurut hukum berlaku, tetrapi tidak sempurna.
Ketidak sempurnaan itu disebabkan pasal-pasal tertentu tidak berlaku/tidsak seluruh pasalpasal
yang terdapat dalam UUD itu berlaku bagi seluruh wilayah negara.
3. Nilai semantik adalah suatu konstitusi yang berlaku hanya untuk kepentingan penguasa saja.
Dalam memobilisasi kekuasaan, penguasa menggunakan konstitusi sebagai alat untuk
melaksanakan kekuasaan politik.
C. Sifat Konstitusi
Berdasarkan sifat dari konstitusi yaitu:
1. Flexible/luwes apabila konstitusi/undang undang dasar memungkinkan untuk berubah sesuai
dengan perkembangan.
2. Rigid/kaku apabila konstitusi/undang undang dasar jika sulit untuk diubah.
Jadi bisa disimpulkan Sifat pokok konstitusi negara adalah fleksibel dan juga rigid. Menurut
James Bryce, konstitusi dikatakan fleksibel bila bercirikan: Elastis karena dapat menyesuaikan
dirinya dengan mudah dan memungkinkan diubah dengan cara yang sama seperti undang-
undang serta konstitusi tersebut dinamis. Sisi negatif dari konstitusi yangfleksibel adalah
membawa akibat kemerosotan pada kewibaawaan konstitusi itu sendiri. Sedangkan
dikatakan rigid bila ia sulit diubah.
D. Tujuan Konstitusi
Konstitusi memiliki tujuan untuk membatasi kewenangan pemerintah dalam menjamin hak-hak
yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan yang berdaulat.Tujuan-tujuan adanya
konstitusi tersebut, secara ringkas dapat diklasifikasikan menjadi 3 tujuan, yaitu:
1. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan
politik.
2. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan control kekuasaan dari penguasa sendiri.
3. Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam
menjalankan kekuasaannya.
4. Secara garis besar, tujuan Konstitusi adalah membatasi tindakan sewenang-wenang pemerintah
dan menjamin hak-hak rakyat yang diperintah, dan menetapkan pelaksanaan kekuasan yang
berdaulat. Menurut Bagir Manan, hakekat dari konstitusi merupakan perwujudan paham tentang
konstitusi atau konstitusionalisme, yaitu pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah di satu
pihak dan jaminan terhadap hak-hak warga negara maupun setiap penduduk di pihak lain.
Dengan kata lain, bahwa sifat dinamis suatu bangsa terhadap setiap peradaban harus mampu
diakomodasi dalam konstitusi negara tersebut. Karena jika tidak, maka bukan tidak mungkin
bangsa dan negara tersebut akan tergilas oleh arus perubahan peradaban itu sendiri.Perubahan
konstitusi/UUD yaitu: Secara revolusi, pemerintahan baru terbentuk sebagai hasil revolusi ini
yang kadang-kadang membuat sesuatu UUD yang kemudian mendapat persetujuan
rakyat. Secara evolusi, UUD/konstitusi berubah secara berangsurangsur yang dapat
menimbulkan suatu UUD, secara otomatis UUD yang sama tidak berlaku lagi.
Adapun cara yang dapat digunakan untuk mengubah Undang-Undang Dasar atau konstitusi
melalui jalan penafsiran, menurut K.C. Wheare ada 4 (empat) macam cara, yaitu melalui:
1. Beberapa kekuatan yang bersifat primer
2. Perubahan yang diatur dalam konstitusi
3. Penafsiran secara hokum
4. Kebiasaan yang terdapat bidang ketatanegaraan.
Setiap organisasi atau persekutuan hidup dalam masyarakat termasuk negara mendasarkan pada
Rule of Law. Dalam hubungan ini pengertian Rule of Law berdasarkan substansi atau isinya
sangat berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu
negara. Negara hukum merupakan terjemahan dari istilah Rechsstaat atau Rule Of Law.
Rechsstaat atau Rule Of Law itu sendiri dapat dikatakan sebagai bentuk perumusan yuridis dari
gagasan konstitusionalisme. Oleh karena itu, konstitusi dan negara hukum merupakan
dua lembaga yang tidak terpisahkan. Negara Indonesia pada hakikatnya menganut prinsip Rule
of Law, and not of Man, yang sejalan dengan pengertian nomocratie, yaitu kekuasaan yang
dijalankan oleh hukum atau nomos. Dalam negara hukum yang demikian ini, harus diadakan
jaminan bahwa hukum itu sendiri dibangun dan ditegakkan menurut prinsip-prinsip demokrasi.
Karena prinsip supremasi hukum dan kedaulatan hukum itu sendiri pada hakikatnya berasal dari
kedaulatan rakyat. Oleh karena itu prinsip negara hukum hendaklah dibangun dan dikembangkan
menurut prinsip-prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat atau democratische rechstssaat.
Hukum tidak boleh dibuat, ditetapkan, ditafsirkan dan ditegakkan dengan tangan besi
berdasarkan kekuasaan belaka atau machtsstaat. Karena itu perlu ditegaskan pula bahwa
kedaulatan berada di tangan rakyat yang dilakukan menurut Undang-Undang Dasar atau
constitutional democracy yang diimbangi dengan penegasan bahwa negara Indonesia adalah
negara hukum yang berkedaulatan rakyat atau demokratis (democratische rechtsstaat) Asshid
diqie, 2005: 69-70).
Prinsip-prinsip rule of law secara formal tertera dalam pembukaan UUD 1945 yang menyatakan:
a) Bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa,karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan;
b) kemerdekaan Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur;
c) untuk memajukan kesejahteraan umum,dan keadilan social;
d) disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indoensia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia;
e) kemanusiaan yang adil dan beradab;
f) serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ada tidaknya rule of law pada suatu negara ditentukan oleh kenyataan, apakah rakyat
menikmati keadilan, dalam arti perlakuan adil, baik sesama warga Negara maupun
pemerintah.Untuk membangun kesadaran di masyarakat maka perlu memasukkan materi
instruksional Rule of Law sebagai salah satu materi di dalam mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn).
Adapun negara yang merupakan negara hukum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
v Ada pengakuan dan perlindungan hak asasi.
v Ada peradilan yang bebas dan tidak memihak serta tidak terpengaruh oleh kekuasaan atau
kekuatan apapun.
v Legalitas terwujud dalam segala bentuk.
Contoh: Indonesia adalah salah satu Negara terkorup di dunia (Masyarakat Transparansi
Internasional: 2005).
Beberapa kasus dan ilustrasi dalam penegakan rule of law antara lain:
o Kasus korupsi KPU dan KPUD;
o Kasus illegal logging;
o Kasus dan reboisasi hutan yang melibatkan pejabat Mahkamah Agung (MA);
o Kasus-kasus perdagangan narkoba dan psikotripika ;
o Kasus perdagangan wanita dan anak.
3.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Adapun saran yang bisa diberikan dalam penelitian ini adalah
1. Sebagai seorang warga Negara yang baik haruslah menjunjung menjadi seseorang yang
menjunjung tinggi hukum serta kaidah-kadiah agar tercipta keamanan, ketentraman, dan
kenyamanan.
2. Mempelajari Undang-Undang 1945 berserta butir-butir nilainya dan menjalankan apa yang
menjadi tuntutannya agar terjadi kehidupan yang stabil dan taat hukum.
3. Dalam suatu penegakkan hukum di suatu Negara seperti Indonesia, maka seluruh aspek
kehidupan harus dapat merasakan dan diharapkan aspek-aspek tersebut dapat mentaati hukum,
maka akan terciptalah pemerintahan dan kehidupan Negara yang harmonis, selaras dengan
keadaan dan sesuai dengan apa yang diharapakan yaitu suatu bangsa yang makmur, damai, serta
taat hukum.