Anda di halaman 1dari 5

LUKA (VULNUS) Luka terbuka : Vulnus apertum

Luka (Vulnus) Luka tertutup : Vulnus occlusum +

Luka : adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh


Luka lecet : Vulnus excoriatio

Etiologi :
Luka memar : contusio + hematome

Mekanis / traumatis
Tembakan menyebabkan : Vulnus sclepetorum
Perubahan suhu
Fase peyembuhan Luka
Zat kimia
Fase Inflamasi : berlangsung mulai terjadi luka sampai hari ke 5
Ledakan
Terjadi akibat sel mast dalam jaringan ikat menghasilkan serotonin dan
Sengatan listrik histamin yang meningkatkan permiabilitas kapiler sehingga terjadi
eksudasi cairan, penumpukan sel radang disertai vasodilatasi setempat
Gigitan hewan yang menyebabkan udem dan pembengkakan yang ditandai dengan
warna kemerahan karena kapiler melebar (rubor), suhu hangat (kalor),
rasa nyeri (dolor) dan pembengkakan (tumor).
Trauma tajam menyebabkan :
Fase Proliferasi / Fibroplastic / Granulasi :
Luka iris : Vulnus scisum / incisivum
Terjadi mulai akhir fase inflamasi sampai akhir minggu ke 3. Pada fase
Luka tusuk : Vulnus ictum ini luka dipenuhi sel radang, fibroblast dan kolagen, membentuk jaringan
berwarna kemerahan dengan permukaan yang berbenjol halus yang
disebut jaringan granulasi.
Luka gigitan : Vulnus morsum

Proses ini baru berhenti setelah ephitel saling menyentuh dan menutup
Trauma tumpul menyebabkan : seluruh permukaan luka.
Fase penyudahan / Pematangan. Anestesi lokal / umum
Pembilasan luka (cairan garam faali)
Fase ini berlangsung berbulan bulan dan dinyatakan berakhir jika semua Sterilisasi luka (yodium povidum 1 %, klorheksidin %, yodium 3 %,
tanda radang telah hilang. alkohol 70 %)
Luka dikelilingi dengan kain steril
Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri penyerapan kembali
jaringan yang berlebih, pengerutan sesuai dengan gaya grafitasi, dan Pembersihan luka ( debrideman )
akhirnya perupaan kembali jaringan yang baru dibentuk. Kotoran, benda asing, eksisi jaringan mati, eksisi pinggir kulit .
Hemostasis baik
Jahitan primer jika diharapkan penyembuhan primer
Klasifikasi Penyembuhan
Biarkan luka terbuka jika diharapkan sanatio primer tertunda
Penyembuhan Primer (sanatio per primam intentionem)
Didapat bila luka bersih, tidak terinfeksi, dan dijahit dengan baik. Pemasangan pengalir ( drainage )
Pembalut
Penyembuhan sekunder (sanatio per secundam intentionem)
Didapat pada luka yang dibiarkan terbuka Amati luka pada hari kedua, ketiga atau keempat untuk
Luka diisi jaringan granulasi dimulai dari dasar terus naik sampai penuh mempertimbangkan :
Ephitel menutup jaringan granulasi mulai dari tepi Pemasangan penjahitan kulit primer tertunda jika ternyata tidak ada
infeksi dan ternyata timbul jaringan granulasi sehat di dasar luka untuk
Penyembuhan
mencapai penyembuhan primer tertunda
Biarkan luka terbuka jika ada infeksi atau jaringan granulasi yang tidak
Penyembuhan Primer tertunda atau Penyembuhan dengan jaringan tertunda
kelihatan baik, selanjutnya
Luka dibiarkan terbuka
Tunggu epitelisasi permukaan luka dari pinggir ( penyembuhan sekunder
Setelah beberapa hari ada granulasi baik dan tidak ada infeksi
1. Klasifikasi
Luka dijahit Klasifikasi cidera kepala berdasarkan Nilai Skala Glasgow (SKG) :
Penyembuhan 1) Cidera kepala ringan
Jika GCS antara 13-15, dapat terjadi kehilangan kesadaran < 30
Penatalaksanaan Luka menit tapi ada yang menyebut < 2 jam, tidak ada penyerta spt
Sebelum mulai : fraktur tengkorak, kontusio atau hematoma. Frekuensi 55%.
2) Cidera kepala sedang
Perhatikan keadaan umum
Jika GCS antara 9-12, hilang kesadaran atau amnesia antara 30
Cari kemungkinan cedera lain menit- 24 jam ada juga yang menyebut antara 2-5 jam, dapat

Penanganan hari pertama :


mengalami fraktur tengkorak, disorentasi ringan (bingung). 1. Cidera kepala ringan
Frekuensinya 24%.
3) Cidera kepala berat 2. Disfungsi neurologis sementara dan dapat pulih kembali.
Jika GCS 3-8, hilang kesadaran > 24 jam, juga meliputi kontusio
cerebral, laserasi, atau hematoma intrakranial. Frekuensi 21%. 3. Hilang kesadaran sementara, kurang dari 10 20 menit.
Cedera kepala bisa dikelompokkan sebagai cedera kepala tertutup atau
terbuka (penetrasi, luka tembus), antara lain : 4. Tanpa kerusakan otak permanen.

1) Cidera kepala terbuka 5. Muncul gejala nyeri kepala, pusing, muntah.

Kerusakan otak dapat terjadi bila tulang tengkorak masuk ke dalam 6. Disorientasi sementara.
jaringan otak dan melukai :
7. Tidak ada gejala sisa.
a. Merobek durameter
8. MRS kurang 48 jam kontrol 24 jam pertama, observasi
b. Saraf otak tanda-tanda vital.

c. Jaringan otak 9. Tidak ada terapi khusus.

d. Battle sign 10. Istirahat mutlak setelah keluhan hilang coba mobiliasi brtahap, duduk berdiri
pulang.
e. Rhinorrhoe
11. Setelah pulang kontrol, aktivitas sesuai, istirahat cukup, diet cukup.
f. Orthorrhoe
b. Kontusio
g. Gejala fraktur basis
1. Ada memar otak.
h. Brill hematom
2. Perdarahan kecil lokal/difusi gangguan lokal
2) Cidera kepala tertutup perdarahan.

a. Komosio Gejala :
1. Gangguan kesadaran lebih lama Sering brhubungan dengan cidera otak dan medulla
oblongata.
2. Kelainan neurologik positif, reflek patologik positif,
lumpuh, konvulsi. TIK meningkat

3. Gejala TIK meningkat. Sakit kepala, kantuk, reflek melambat, bingung, reflek
pupil lambat.
c. Hematom epidural
Sub akut
1. Perdarahan antara tulang tengkorak dan durameter.
Berkembang 7 10 hari, kontosio agak berat, adanya
2. Lokasi terering temporal dan frontal. gejala TIK meningkat kesadaran menurun.

3. Sumber : pecahnya pembuluh darah meningen dan sinus


venosus
Kronis :
4. Gejala : manifestasinya adanya desak ruang
Ringan, 2 minggu 3-4 bulan
5. Penurunan kesadaran ringan saat kejadian periode Lucid (beberapa menit
beberapa jam ) penurunan kesadaran hebat koma, serebrasi, dekortisasi, pupil Perdarahan kecil-kecil terkumpul pelan dan meluas
dan isokor, nyeri kepala hebat, reflek patologik positif.
Gejala sakit kepala, letargi, kacau mental, kejang,
d. Hematom subdural
disfgia.

1. Perdarahan antara durameter dan archnoid.


e. Hematom intrakranial

2. Biasanya pecah vena akut, subakut, kronis.


1. Perdarahan intraserebral 25 cc atau lebih

Akut :
2. Selalu diikuti oleh kontosio

Gejala 24 48 jam
3. Penyebab: Fraktur depresi, penetrasi peluru, gerakan
akselerasi deselerasi mendadak.

Anda mungkin juga menyukai