Anda di halaman 1dari 36

SKENARIO 3

HASIL RISKESDAS 2010

Bedasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010 yang dilaksanakan oleh


Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI didapatkan beberapa hasil terkait dengan status gizi
anak sebagai berikut: Prevalence Rate anak pendek secara nasional pada kelompok umur 6-
12 tahun adalah 35,6% yang terdiri dari 15,1% sangat pendek dan 20% pendek. Prevalence
Rate kekurusan pada anak pada umur 6-12 tahun adalah 12,2% terdiri dari 4,6% sangat kurus
dan 7,6% kurus. Secara Nasional masalah kegemukan pada anak umur 6-12 tahun masih
sangat tinggi yaitu 9,2% atau masih diatas 5,0%.

RISKESDAS 2010 juga meneliti pola konsumsi energi dan protein penduduk. Hasilnya
adalah masalah kekurangan konsumsi energi dan protein terjadi pada semua kelompok umur
anak, terutama pada anak usia sekolah (6-12tahun), usia pra remaja (13-15tahun), usia remaja
(16-18tahun) dan kelompok ibu hamil, khususnya ibu hamil di pedesaan.

Status Gizi anak tidak saja dipengaruhi pola makan tetapi juga pola asuh keluarga serta
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) keluarga dan anak. Dua keadaan tersebut disebabkan
karena perilaku yang kurang baik dan cendrung menyebabkan kegemukan pada anak adalah
membiarkan anak duduk berjam-jam menonton TV, kurang berolah raga, dan sering makan
makanan junk food yang tinggi lemak, kalori, garam, rendah serat. Rekomendasi hasil
RISKESDAS yang berhubungan dengan status gizi anak usia sekolah adalah anak-anak perlu
diberi makanan tambahan. Program pemberian makanan tambahan di daerah miskin dapat
dilaksanakan oleh Puskesmas dengan menjalin kerjasama pihak sekolah dan masyarakat.

Dalam pandangan Islam, menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) juga
melakukan pemberdayaan masyarakat dapat mandiri adalah wajib.

1
Kata Sulit :

1. Riskesdas : Riset yang dilakukan oleh Kemenkes RI untuk mengetahui kesehatan


dasar masyarakat

2. Prevalence Rate : Jumlah Penderita lama + Jumlah penderita baru x 100%

Jumlah penduduk saat itu

Pertanyaan :

1. Apa hubungan pola asuh keluarga dengan gizi anak dan PHBS?
2. Bagaimana mengetahui status gizi anak pendek dan kurus?
3. Bagaimana cara mengubah pola asuh anak agar memiliki pola hidup sehat?
4. Bagaimana pendapat dan cara PHBS dalam Islam?
5. Program apa saja yang dilakukan puskesmas untuk perbaikan gizi?
6. Apa saja factor yang mempengaruhi status gizi anak dan ibu hamil?
7. Bagaimana menentukan status kesehatan dari prevalensi rate?
8. Adakah program pemerintah lain yang berhubungan dengan peningkatan status gizi
anak dan ibu hamil?

Jawaban :

1. Jika pengetahuan orang tua mengenai gizi anak baik maka gizi anak akan lebh baik
dan jika orang tua mendidik perilaku anak dengan PHBS maka anaknya akan hidup
lebih sehat.
2. Dengan cara melihat standar korelasi umur, tinggi badan dan berat badan
3. Peran orang tua untuk mendidik, lingkungan sekitar, aktivitas fisik, pendidikan,
asupan gizi
4. Hukumnya wajib dengan menjaga kebersihan seperti thaharah, makan makanan yang
sehat halal dn thoyibdan mengikuti sunah rasul dalam PHBS
5. ASI eksklusif, penyuluhan, pemberian makanan tambahan, promosi kesehatan
masyarakat
6. Social ekonomi, pendidikan, budaya
7. Semakin tinggi prevalensi rate maka semakin buruk mutu kesehatan
8. Pemberian suplemen ibu hamil dan anak, ASI eksklusif.

Hipotesis :

Factor-faktor yang mempengaruhi status gizi anak dan ibu hamil serta PHBS dapat
menentukan status gizi anak dan ibu hamil. Penentuan ini bias dilakukan dengan melihat
prevalensi rate. Dan pemerintah serta fasilitas kesehatan juga memiliki program-program
untuk menunjang gizi anak dan ibu hamil ini dengan diikuti cara hidup sehat menurut islam.

SASARAN BELAJAR

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Status Gizi Kurang dan Lebih pada Anak

2
LI 2. Memahami dan Menjelaskan Gizi pada Anak dan Ibu Hamil

LI 3. Memahami dan Menjelaskan PHBS

LI 4. Memahami dan Menjelaskan Gaya Hidup Anak yang Tidak Sehat dan Bersih

LI 5. Memahami dan Menjelaskan PHBS Menurut Islam

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Status Gizi Kurang dan Lebih pada Anak

3
Ilmu yang mempelajari atau mengkaji masalah makanan yang dikaitkan dengan kesehatan
disebut gizi. Batasan klasik mengatakan bahwa ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari nasib
makanan sejak ditelan sampai diubah menjadi bagian tubuh dan energi serta diekskresikan
sebagai sisa (Achmad Djaeni,1987).

Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan memberikan semua zat gizi yang
dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila makanan tidak dipilih dengan baik,
tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi esensial tertentu. Zat gizi esensial adalah zat
gizi yang harus didatangkan dari makanan. Bila dikelompokkan, ada tiga fungsi zat gizi
dalam tubuh.

Indeks yang digunakan


Interpretasi
BB/U TB/U BB/TB

Normal, dulu kurang gizi Rendah Rendah Normal

Sekarang kurang ++ Rendah Tinggi Rendah

Sekarang kurang + Rendah Normal Rendah

Normal Normal Normal Normal

Sekarang kurang Normal Tinggi Rendah

Sekarang lebih, dulu kurang Normal Rendah Tinggi

Tinggi, normal Tinggi Tinggi Normal

Obese Tinggi Rendah Tinggi

4
Sekarang lebih, belum obese Tinggi Normal Tinggi

Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :

Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Kekurangan gizi :
Apabila konsumsi gizi makanan pada seseorang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh
maka akan terjadi kesalahan akibat gizi (malnutrition). Malnutrisi ini mencakup kelebihan
nutrisi/gizi disebut gizi lebih (overnutrition) dan kekurangan gizi atau gizi kurang
(undernutrition).

Penyakit ini terjadi akibat kekurangan energy dan protein atau karena ketidakseimbangan
antara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi. Biasanya
terjadi pada anak balita.

Penyakit ini dibagi dalam tingkat yakni :


1. KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai antara 84-95% dari berat badan
menurut standar Harvard
2. KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60% dari berat badan
menurut standar Harvard
3. KKP berat ( gizi buruk) kalau berat badan anak kurang dari 60% dari berat badan
menurut standar Harvard

Akibat Gizi Kurang pada Proses Tubuh:

Akibat kurang gizi terhadap proses tubuh bergantung pada zat-zat gizi apa yang kurang.
Kekurangan gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas dan kualitas) menyebabkan
gangguan pada proses-proses sebagai berikut :

1. Pertumbuhan
Anak-anak tidak tumbuh menurut potensialnya. Protein sebagai zat pembakar, sehingga
otot-otot menjadi lembek dan rambut mudah rontok. Kekurangan karbohidrat dan zat
lemak juga dapat menyebabkan tubuh menjadi lesu, kurang bergairah untuk melakukan
berbagai kegiatan dan kondisi tubuh yang demikian tentunya akan banyak menimbulkan
kerugian.
2. Produksi Tenaga

5
Kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan seorang kekurangan tenaga untuk
bergerak, bekerja, dan melakukan aktivitas. Orang menjadi malas merasa lemah, dan
produktivitas kerja menurun.
3. Pertahan Tubuh
Daya tahan terhadap tekanan atau stres menurun. Sistem imunitas dan antibodi berkurang,
sehingga orang mudah terserang infeksi seperti pilek, batuk, dan diare. Pada anak-anak
hal ini dapat membawa kematian.
4. Struktur dan Fungsi Otak
Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental, dengan
demikian kemampuan berpikir. Otak mencapai benuk maksmal pada usia dua tahun.
Kekurangan gizi dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara permanen.
5. Perilaku
Baik anak-anak maupun orang dewasa yang kurang gzi menunjukkan perilaku tidak
tenang. Mereka mudah tersinggung, cengang, dan apatis

Penyakit-penyakit Defisiensi Gizi


Penyakit-penyakit gizi di Indonesia terutama tergolong ke dalam kelompok penyakit
defisiensi.

1. Penyakit Defisiensi Kurang Kalori Protein (KKP)


Salah satu gejala dari penderita KKP ialah hepatomegali yaitu pembesaran hati yang
terlihat oleh ibu-ibu sebgai pembuncitan perut. Ada berbagai variasi bentuk KKP yaitu
penyakit kwashiorkor, marasmus, dan marasmikwashiorkor. Kwashiorkor adalah penyakit
KKP dengan kekurangan protein sebagai penyakti dominan. Marasmus merupakan
gambaran KKP dengan defisiensi energi yan ekstrem. Marasmikwashiorkor merupakan
kombinasi defisiensi kalori dan protein pada berbagai variasi. Penyebab langsung dari
KKP adalah konsumsi kurang dan sebab tak langsungnya adalah hambatan absorbsi dan

6
hambatan utilisasi zat-zat gizi karena berbagai hal, misalnya karena penyakit. Penyakti
infeksi dan infestasi cacing dapat memberikan hambatan absorpsi dan hambatan utilisai
zat gizi yang menjadi dasar timbulnya penyakit KKP.

2. Penyakit Defisiensi Vitamin A


Gejala-gejala defisiensi vitamin ini yang menumbulkan kekhawatiran para ahli kesehatan
dn gizi adalah berhubungan dengan kondisi mata, sedangkan gejala-gejala yang
menyerang sistem tubuh lainnya tidak memberikan gambaran yang menggugah
kekhawatiran lainnya.

Gambaran defisiensi vitamin A yang menyangkut kondisi mata, disebut Xerophtalmia.


Ternyata banyak kasus Xerophthalamia yang berakibat gangguan penglihatan yang
permanen bahkan sampai menjadi buta, terutama pada kelompok umur dewasa muda.
Defisiensi vitamin A primer disebabkan kekurangn konsumsi vitamin tersebut, sedangkan
defisiensi sekunder karena absorbsi dan utilitasnya terhambat.

Konsumsi vitamin A kurang adalah karena kebiasaan makan yang salah, tidak suka sayur
dan buah, atau karena daya beli rendah, tidak sanggup membeli bahan makanan hewani
maupun nabati yang akaya akan vitamin A dan karoten tersebut. Hambatan absorbsi
vitamin Adaam kroten terjadi karena hidangan rata-rata rakyat umum di Indonesia
mengandung rendah lemak dan protein yang diperlukan dalam metabolisme vitamin A.

Upaya pemerintah

a. Penyuluhan agar meningkatkan konsumsi vitamin A dan pro vitamin A


b. Fortifikasi (susu, MSG, tepung terigu, mie instan)
c. Distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi pada balita 1-5 tahun (200.000 IU pada bulan
februari dan agustus), ibu nifas (200.000 IU), anak usia 6-12 bulan (100.000 IU)
d. Kejadian tertentu, ditemukan buta senja, bercak bitot. Dosis saat ditemukan (200.000
IU), hari berikutnya (200.000 IU) dan 4 minggu berikutnya (200.000 IU)
e. Bila ditemukan xeroptalmia. Dosis saat ditemukan :jika usia >12 bulan 200.000 IU,
usia 6-12 bulan 100.000 IU, usia < 6 bulan 50.000 IU, dosis pada hari berikutnya
diberikan sesuai usia demikian pula pada 1-4 minggu kemudian dosis yang diberikan
juga sesuai usia
f. Pasien campak, balita (200.000 IU), bayi (100.000 IU)

3. Penyakit Defisiensi Yodium


Salah satu manifestasi gambaran penyakit kekurangan zat gizi yodium yang meninjol
ialah pembesaran kelenjar gondok yang disebut penyakit gondok oleh awam atau nama
ilmiahnya struma simplex. Karena terdapat endemik di wilyah-wilayah tertentu yang
kekurangan yodium, disebut juga endemic goitre. Defisiensi yodium memberikan juga
berbagai gambaran klinik lainnya yang disagak ada hubungan dengan kondisi kekurangan

7
zat gizi yodium itu, sehingga disebut Iodine Deficiency Diseases (IDD). Ada 4 jenis IDD
yaitu gondok endemic, hambatan pertumbuhan fisik dan mental yang diebut cretinism,
hambatan neuromotor, dan kondisi tuli disertai bisu. Pencegahan/penanggulangan :

a. Fortifikasi : garam
b. Suplementasi : tablet, injeksi lipiodol, kapsul minyak beryodium

4. Anemia Defisiensi Zat Besi


Pengaruh defisiensi Fe, terutama melalui kondisi gangguan fungsi hemoglobin.
Merupakan alat transportasi O2 yang diperlukan pada banyak reaksi metabolik tubuh.
Pada anak sekolah telah ditunjukkan adanya korelasi erat antara kadar hemoglobin dan
kesanggupan anak untuk belajar. Dikatakan bahwa pada kondisi anemia, daya konsentrasi
dalam belajar menurun.

Defisiensi Fe dapat didiagnosisi berdasarkan data klinik dan data laboratorik yang
ditunjang oleh data konsumsi pangan. Gambaran klinik memperlihatkan kondisi anemia.
Muka penderita terlihat pucat, juga selaput lendir kelopk mata, bibir, dan kuku. Penderita
terlihat dan merasa bandannya lemah, kurang bergairah, dan cpeat merasa lelah, serta
sering menunjukkan sesak napas. Data laboratorik memperlihatkan kadar hemoglobin
menurun di bawah 11%, bahkan pada yang berat penurunan hemoglobin ini dapat
mencapai tingkat di bawah 10% atau lebih rendah lagi, sampai di bawah 4%. Data
konsumsi mungkin memperlihatkan hidangan yang kurng mengandung daging atau bahan
makanan hewani lain, dan juga kurang sayur serta daun yang berwarna hijau.

Penanganan
a. Pemberian Komunikasi,informasi dan edukasi (KIE) serta suplemen tambahan pada
ibu hamil maupun menyusui
b. Pembekalan KIE kepada kader dan orang tua serta pemberian suplemen dalam bentuk
multivitamin kepada balita
c. Pembekalan KIE kepada guru dan kepala sekolah agar lebih memperhatikan keadaan
anak usia sekolah serta pemeberian suplemen tambahan kepada anak sekolah
d. Pembekalan KIE pada perusahaan dan tenaga kerja serta pemberian suplemen kepada
tenaga kerja wanita
e. Pemberian KIE dan suplemen dalam bentuk pil KB kepada wanita usia subur (WUS)

5. Marasmus
Kelainan ini banyak ditemukan di negara miskin dan dunia ketiga karena peran berbagai
faktor negatif seperti diuraikan diatas ,yang sifatnya multifaktorial dan kompleks.Selain
pengaruh berbagai faktor tersebut ,masukan kalori yang kurang dapat pula terjadi sebagai
akibat kesalahan pemberian makan karena tiadanya keakraban dalam hubungan orang tua

8
dan anak,penyakit metabolik,kelainan kongenital,infeksi kronik atau kelainan organ tubuh
lainnya.

Kebutuhan ini tidak terpenuhi pada masukan yang kurang ,karena itu untuk
pemenuhannya digunakan cadangan protein sebagai sumber enegi.Penghancuran jaringan
pada defisiensi kalori tidak saja membantu memenuhi kebutuhan energi,tetapi juga
memungkinkan sintesis glukosa dan metabolit esensial lainnya,seperti berbagai asam
amino.Karena itu pada marasmus ,kadang-kadang masih ditemukan kadar asam amino
yang normal ,sehingga hati masih dapat membentuk cukup albumin.

Gambaran klinis memperlihatkn penampilan seorang anak yang kurus,semula anak


rewel , cengeng.Walaupun telah diberi minum ,dan sering bangun tengah malam.Pada
tahap berikutnya anak bersifat penakut,apatik,nafsu makan berkurang.Sebagai akibat
kegagalan tumbuh kembang akan terlihat berat badan menurun ,jaringan subkutan
menghilang sehingga turgor menjadi jelek dan kulit berkeriput .Pada keadaan yang lebih
berat jaringan lemak pipi pun menghilang ,sehingga wajah anak meyerupai wajah orang
usia lanjut .Vena superfisialis kepala lebih nyata,fontanel cekung,tulang pipi dan dagu
terlihat menonjol ,mata nampak lebih besar dan cekung .Perut dapat membuncit atau
mencekung dengan gambaran usus yang nyata.Atrofi otot akan menimbulkan
hipotoniaa .Kadang-kadang terdapat edema yang ringan pada tungkai ,tetapi tidak pada
muka.Suhu tubuh umumnya subnormal,nadi lambat dan metabolisme basal menurun
sehingga ujung tangan dan kaki terasa dingin dan nampak sianosis.

6. Kwashiorkor
Keseimbangan nitrogen yang positif pada orang dewasa tidak diperlukan karena
kebutuhan protein sudah terpenuhi bila keseimbangan tersebut dapat dipertahankan.Pada
anak bila keseimbangan nitrogen yang positif tidak terpenuhi ,maka setelah beberapa saat
ia akan menderita malnutrisi protein yang mungkin berlanjut ke kwashiorkor.Meskipun
sebab utama penyakit ini adalah defisiensi protein,tetapi karena bahan makanan yang
dimakan kurang mengandung nutrient lainnya ditambah dengan konsumsi setempat yang
berlainan, maka akan terdapat perbedan gambaran kwashiorkor di berbagai negara.

Sebab utama masukan protein yang kurang adalah kemiskinan.Bahan makanan yang
bernilai biologik tinggi sulit dijangkau oleh golongan masyarakat yang berpenghasilan
rendah.Kwashiorkor sering ditemui di daerah miskin ,khususnya di negara afrika ,asia dan
amerika latin. Selain oleh faktor sosio ekonomi dan budaya yang berperan adalah
malnutrisi umumnya keseimbangan nitrogen yang negatif dapat pula disebabkan oleh
diare kronik,malaabsorpsi protein,hilangnya protein melalui air kemih,infeksi
menahun,luka bakar,penyakit hati.

7. Marasmic Kwashiorkor

9
Terdapat gejala seperti edema,dermatosis,perubahan rambut,hepatomegali,perubahan
mental,hipotrofi otot,jaringan lemak subkutan berkurang ,kerdil ,anemia dan defisiensi
vitamin.Berat badan dengan edema kurang dari 60% nilai berat badan terhadap umum
pada standar yang baku.

Pemeriksaan darah tepi memperlihatkan anemia ringan sampai sedang ,yang umumnya
berupa anemia hipokromik atau normokromik.Pada uji faal tampak nilai albumin sedikit
atau amat merendah ,trigliserida normal dan kolesterol normal atau merendah.Kadar
elektrolit K rendah bahkan mungkin sangat rendah sedangkan kadar Na,Zn dan Cu bisa
normal atau menurun.

Kelebihan Gizi pada anak

Konsumsi terlalu berlebih dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energy.


Kelebihan energi dalam tubuh ini disimpan dalam bentuk lemak. Seseorang dikatakan
menderita obesitas bila berat badannya pada laki laki melebihi 15% dan pada wanita melebihi
20% dari berat badan ideal menurut umurnya. Pada orang orang yang obesitas, organ organ
tubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih berat. Oleh sebab itu, pada umumnya lebih cepat
gerah,capai dan mempunyai kecenderungan untuk membuat kekeliruan dalam bekerja. Akibat
dari penyakit obesitas ini adalah penderita cenderung menderita penyakit kardiovaskuler,
hipertensi,dan diabetes mellitus.

Obesitas adalah keadaan penimbunan jaringan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas terjadi
bila asupan energi melebihi pengeluarannya. Ketidakseimbangan ini terjadi karena jumlah
makanan yang dimakan berlebihan dibandingkan energi yang dikeluarkan untuk aktivitas
anak sehari-hari. Secara ilmiah didefinisikan sebagai indeks massa tubuh terletak di atas
persentil 95 kurva BMI CDC 2000. Bila masih di atas persentil 85 maka perlu dikatakan
memiliki risiko obestitas.

Tanda dan Gejala

Obesitas pada anak ditandai dengan beberapa ciri sebagai berikut:

1. Pertumbuhan atau pertambahan berat badan di atas rata-rata


2. Mulai tampak gemuk sejak usia dini
3. Asupan makan berlebih
4. Ada riwayat keturunan obesitas
5. Tidurnya mengorok
6. Aktivitas sehari-hari hanya ringan-ringan saja/ sedentary life
7. Muka tembem, dagu rangkap, leher pendek
8. Terdapat bagian tubuh yang berlipat-lipat
9. Perut buncit

10
10. Pada anak lelaki penis tenggelam (tertutup lipatan tubuh), nak laki-laki sering
merasa malu karena payudara seolah olah tumbuh,menggantung dan sering disertai
strie
11. Anak lebih cepat mencapai pubertas. Kematangan sexsual lebih cepat, pertumbuhan
payudara, menarke, pertumbuhan rambut kelamin dan ketiak juga lebih cepat

Penatalaksanaan

Tujuan pengobatan obesitas pada anak berbeda dengan pengobatan obesitas dewasa, karena
tujuannya hanya menghambat laju kenaikan berat badan yang pesat tersebut dan tidak boleh
diet terlalu ketat. Sehingga pengaturan dietnya harus dipertimbangkan bahwa anak masih
dalam masa pertumbuhan sesuai tinggat pertumbuhan pada usia anak tersebut. Disamping itu
pengobatan obesitas pada anak sering gagal, kecuali mendapat dukungan dari seluruh
keluarga. Olahraga atau aktifitas tubuh yang teratur sangat penting dalam upaya penata
laksanaan obesitas pada anak ini.

Pada prinsipnya pengobatan anak dengan obesitas adalah sebagai berikut:


1. Memperbaiki factor penyebab, misalnya kesalahan cara pengasuhan maupun factor
kejiwaan.
2. Motivasi penderita obesitas dewasa tentang perlunya penggusauran badan. Sedangkan
orang tua bayi atau anak yang obesitas harus dimotivasi tentang pentingnya
memperlambat kenaikan berat badan bayi atau anaknya.

3. Pemberian diet rendah kalori seimbang untuk menghambat kenaikan berat badan
kemudian membimbing pengaturan makanan yang sesuai untuk mempertahankan gizi
yang ideal sesuai dengan pertumbuhan anak. Ditambahkan pula vitamin dan mineral.
4. Mengajukan penderita untuk olahraga yang teratur atau anak bermain secara aktif,
sehingga banyak energy yang banyak digunakan.

Baik terapi diet maupun pisiko terapi harus diberikan pada seluruh keluarga. Sehingga
seluruh keluarga seolah-olah turut serta dalam usaha pencapaian berat badan tersebut.

LI 2. Memahami dan Menjelaskan Gizi pada Anak dan Ibu Hamil

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variable tertentu,
merupakan indeks yang statis dan agresif sifatnya kurang peka untuk melihat terjadinya
perubahan dalam waktu pendek misalnya bulanan. Status gizi terbaik ialah kesehatan gizi
optimum. Kondisi ini tubuh bebas dari penyakit dan mempunyai daya tahan tubuh yang baik
sehingga memiliki daya kerja dan efisiensi yang sebaik-baiknya.

11
Dalam penilaian staus gizi dikenal 2 istilah yaitu :
1. Penilaian status gizi
2. Pemantauan status gizi

Keduanya sama-sama mendeskripsikan kondisi keseimbangan, namun perbedaan terletak


pada frekuensi pengukuran dan interpretasi hasil ukur. PSG dilakukan pada satu titik waktu
dan hasil yang didapatkan adalah deskripsi status gizi pada satu kali pengukuran tersebut.
PSG biasanya dilakukan untuk mengevaluasi program perbaikan gizi dan dampak sebuah
program. Sementara itu Monitoring Status Gizi adalah pengukuran status gizi yang dilakukan
pada 2 titik waktu atau lebih. Pengamatan diarahkan kepada arah (trend) dari 2 titik waktu
tersebut. Perubahan (naik/turun) status gizi menjadi fokus perhatian. Dengan demikian MSG
adalah trend dari 2 PSG. Metode PSG bila dikelompokkan terdiri atas :

1. PSG untuk perorangan, dan


2. PSG untuk kelompok / masyarakat

Ada 2 faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang yaitu:

A. Faktor Eksternal

1) Pendidikan dan pendapatan


Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang
hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut.

Tingkat pendidikan juga termasuk dalam faktor ini. Tingkat pendidikan berhubungan
dengan status gizi karena dengan meningkatnya pendidikan kemungkinan akan
meningkatkan pendapatan sehingga dapat meningkatkan daya beli makanan.
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan perilaku
orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik.

2) Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan
keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja
bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Markum,
1991).

3) Budaya
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan.
Budaya berperan dalam status gizi masyarakat karena ada beberapa kepercayaan,
seperti tabu mengonsumsi makanan tertentu oleh kelompok umur tertentu yang
sebenarnya makanan tersebut justru bergizi dan dibutuhkan oleh kelompok umur

12
tersebut. Seperti ibu hamil yang tabu mengonsumsi ikan ( Departemen Gizi dan
Kesehatan Masyarakat, 2007).

B. Faktor Internal
1) Usia
Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua
dalam pemberian nutrisi anak balita (Nursalam, 2001 dalam creasoft.wordpress.com)
2) Kondisi Fisik
Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia, semuanya
memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang buruk. Bayi dan
anak-anak yang kesehatannya buruk, adalah sangat rawan, karena pada periode hidup
ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat (Suhardjo, et, all, 1986)
3) Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau menimbulkan
kesulitan menelan dan mencerna makanan (Suhardjo, et, all, 1986 dalam
creasoft.wordpress.com)

Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang diperoleh dengan
menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu populasi atau individu yang
memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi lebih (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

Penilaian status gizi terdiri dari dua jenis, yaitu :


1. Penilaian Langsung
a. Antropometri
Antropometri merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang berhubungan
dengan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan umur dan tingkat gizi seseorang. Pada
umumnya antropometri mengukur dimensi dan komposisi tubuh seseorang
(Supariasa, 2001). Metode antropometri sangat berguna untuk melihat
ketidakseimbangan energi dan protein. Akan tetapi, antropometri tidak dapat
digunakan untuk mengidentifikasi zat-zat gizi yang spesifik (Gibson, 2005).

b. Klinis
Pemeriksaan klinis merupakan cara penilaian status gizi berdasarkan perubahan yang
terjadi yang b erhubungan erat dengan kekurangan maupun kelebihan asupan zat gizi.
Pemeriksaan klinis dapat dilihat pada jaringan epitel yang terdapat di mata, kulit,
rambut, mukosa mulut, dan organ yang dekat dengan permukaan tubuh (kelenjar
tiroid) (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

13
c. Biokimia
Pemeriksaan biokimia disebut juga cara laboratorium. Pemeriksaan biokimia
pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya defisiensi zat gizi pada kasus
yang lebih parah lagi, dimana dilakukan pemeriksaan dalam suatu bahan biopsi
sehingga dapat diketahui kadar zat gizi atau adanya simpanan di jaringan yang paling
sensitif terhadap deplesi, uji ini disebut uji biokimia statis. Cara lain adalah dengan
menggunakan uji gangguan fungsional yang berfungsi untuk mengukur besarnya
konsekuensi fungsional dari suatu zat gizi yang spesifik Untuk pemeriksaan biokimia
sebaiknya digunakan perpaduan antara uji biokimia statis dan uji gangguan fungsional
(Baliwati, 2004).

d. Biofisik
Pemeriksaan biofisik merupakan salah satu penilaian status gizi dengan melihat
kemampuan fungsi jaringan dan melihat perubahan struktur jaringan yang dapat
digunakan dalam keadaan tertentu, seperti kejadian buta senja (Supariasa, 2001).

2. Penilaian Tidak Langsung


a. Survei Konsumsi Makanan
Survei konsumsi makanan merupakan salah satu penilaian status gizi dengan melihat
jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh individu maupun keluarga. Data
yang didapat dapat berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif dapat
mengetahui jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi, sedangkan data kualitatif
dapat diketahui frekuensi makan dan cara seseorang maupun keluarga dalam
memperoleh pangan sesuai dengan kebutuhan gizi (Baliwati, 2004).

b. Statistik Vital
Statistik vital merupakan salah satu metode penilaian status gizi melalui data-data
mengenai statistik kesehatan yang berhubungan dengan gizi, seperti angka kematian
menurut umur tertentu, angka penyebab kesakitan dan kematian, statistik pelayanan
kesehatan, dan angka penyakit infeksi yang berkaitan dengan kekurangan gizi
(Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

c. Faktor Ekologi
Penilaian status gizi dengan menggunakan faktor ekologi karena masalah gizi dapat
terjadi karena interaksi beberapa faktor ekologi, seperti faktor biologis, faktor fisik,
dan lingkungan budaya. Penilaian berdasarkan faktor ekologi digunakan untuk
mengetahui penyebab kejadian gizi salah (malnutrition) di suatu masyarakat yang
nantinya akan sangat berguna untuk melakukan intervensi gizi (Supariasa, 2001).

14
Antopometri Gizi

Di masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakan adalah antropometri
gizi. Dewasa ini dalam progam gizi masyarakat, pemantauan status gizi anak balita
menggunakan metode antropometri, sebagai cara untuk menilai status gizi. Disamping itu
pula dalam kegiatan penapisan status gizi masyarakat selalu menggunakan metode tersebut.
Pada dasarnya jenis pertumbuhan dapat dibagi dua yaitu: pertumbuhan yang bersifat linier
dan pertumbuhan massa jaringan. Dari sudut pandang antropometri, kedua jenis pertumbuhan
ini mempunyai arti yang berbeda. Pertumbuhan linier menggambarkan status gizi yang
dihubungkan pada saat lampau dan pertumbuhan massa jaringan mengambarkan status gizi
yang dihubungkan pada saat sekarang atau saat pengukuran.

A. Pertumbuhan linier
Bentuk dari ukuran linier adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang. Contohnya
panjang badan, lingkar badan, dan lingkar kepala. Ukuran linear yang rendah biasanya
menunjukkan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein yang
diderita waktu lampau. Ukuran linear yang paling sering digunakan adalah tinggi atau
panjang badan.
B. Pertumbuhan Massa Jaringan
Bentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contoh ukuran massa jaringan
adalah berat badan, lingkar lengan atas (LLA), dan tebal lemak bawah kulit. Apabila
ukuran ini rendah atau kecil, menunjukkan keadaan gizi kurang akibat kekurangan energi
dan protein yang diderita pada waktu pengukuran dilakukan. Ukuran massa jaringan yang
paling sering digunakan adalah berat badan. Antropometri gizi adalah berhubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan, tinggi
badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit.

Status Gizi Anak Sekolah

Masa anak sekolah dasar adalah masa anak berumur 6 12 tahun. Anak anak yang berumur 6
12 tahun sedang masa puncak perkembangan. Saat umur inilah pertumbuhan ini agak
lambat tapi perkembangan berangsur angsur menjadi mengetahui banyak tentang diri dan
dunianya.

Status Gizi Anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat kebutuhan
fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak
fisiknya diukur secara antroppometri ( Suharjo, 1996), dan dikategorikan berdasarkan standar
baku WHO-NCHS dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB

15
Indikasi pengukuran dari variabel ini ditentukan oleh :

1 Penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran Tinggi Badan (TB) Dilakukan oleh
petugas klinik gizi sesuai dengan syarat-syarat penimbangan berat badan dan pengukuran
tinggi badan yang baik dan benar penggunaan timbangan berat badan dan meteran tinggi
badan (mikrotoise)
2 Penentuan umur anak ditentukan sesuai tanggal penimbangan BB dan Pengukuran TB,
kemudian dikurangi dengan tanggal kelahiran yang diambil dari data identitas anak pada
sekolah masing-masing, dengan ketentuan 1 bulan adalah 30 hari dan 1 tahun adalah 12
bulan.

Kriteria objektifnya dinyatakan dalam rata-rata dan jumlah Z score simpang baku (SSB)
induvidu dan kelompok sebagai presen terhadap median baku rujukan (Waterlow.et al,
dalam, Djuamadias, Abunain, 1990) Untuk menghitung SSB dapat dipakai rumus :
NIS NMBR
Skor Baku Rujukan
NSBR

Dimana : NIS : Nilai Induvidual Subjek

NMBR : Nilai Median Baku Rujukan

NSBR : Nilai Simpang Baku Rujukan

Hasil pengukuran dikategorikan sbb

1 Untuk BB/U
a Gizi Kurang Bila SSB < - 2 SD
b Gizi Baik Bila SSB -2 s/d +2 SD
c Gizi Lebih Bila SSB > +2 SD
2 TB/U
a Pendek Bila SSB < -2 SD
b Normal Bila SSB -2 s/d +2 SD
c Tinggi Bila SBB > +2 SD
3 BB/TB
a Kurus Bila SSB < -2 SD
b Normal Bila SSB -2 s/d +2 SD
c Gemuk Bila SSB > +2 SD

16
Status Gizi Ibu Hamil
Menurut UU Republik Indonesia No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan BAB V Upaya
Kesehatan Pasal 20 ayat 2 menyebutkan Status gizi ialah tingkat kecukupan gizi seseorang
yang sesuai dengan jenis kelamin dan umur.

Menurut Huliana (2001), makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin sebesar 40 persen sedangkan 60 persen untuk
memenuhi kebutuhan ibu. Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka
kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang
dikandungnya.

Kecukupan gizi selama hamil dapat dipantau melalui parameter keadaan kesehatan ibu dan
berat lahir janin. Meskipun baku penilaian status gizi wanita yang tidak hamil tidak dapat
diaplikasikan pada wanita hamil, perubahan fisiologi selama hamil dapat digunakan sebagai
petunjuk. Berat badan rendah sebelum konsepsi serta pertambahan berat yang tidak adekuat
merupakan penilaian langsung yang dapat digunakan untuk memperkirakan laju pertumbuhan
janin. Kecukupan gizi selama kehamilan digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janinnya maupun aktivitas ibu. (Arisman, 2009)

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil


a. Suhu Lingkungan
Pada dasarnya suhu tubuh dipertahankan pada suhu 36,5-37 derajat Celsius untuk
mempertahankan metabolisme yang optimum. Adanya perbedaan suhu antara tubuh
dengan lingkungan, maka mau tidak mau tubuh harus menyesuaikan diri demi
kelangsungan hidupnya yaitu tubuh harus melepaskan sebagian panasnya diganti dengan
hasil metabolisme tubuh, makin besar perbedaan antara tubuh dengan lingkungan maka
akan semakin besar pula panas yang akan dilepaskan. Dengan adanya perbedaan suhu
antara tubuh dan lingkungannya, maka tubuh melepaskan sebagian panasnya yang harus
diganti dengan hasil metabolisme tubuh. Maka lebih besar perbedaan suhu berarti lebih
besar masukan energi yang diperlukan.
b. Status Ekonomi dan Sosial
Baik status ekonomi maupun sosial sangat mempengaruhi seorang wanita dalam memilih
makanannya. Status ekonomi, terlebih jika yang bersangkutan hidup dibawah garis
kemiskinan (keluarga prasejahtera), berguna untuk pemastian ibu mampu membeli dan
memilih bahan makanan yang bernilai gizi tinggi.
c. Kebiasaan dan Pandangan Wanita terhadap Makanan
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan. Wanita
yang sedang hamil dan telah berkeluarga biasanya lebih memperhatikan akan gizi dari
anggota keluarga yang lain. Padahal sebenarnya dirinyalah yang memerlukan perhatian

17
yang serius mengenai penambahan gizi. Ibu harus teratur dalam mengkonsumsi makanan
yang bergizi demi pertumbuhan dan perkembangan.
d. Usia
Usia diperlukan untuk menentukan besaran kalori serta zat gizi yang akan diberikan. Usia
akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam
pemberian nutrisi anak balita. Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu hamil,
akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang banyak karena selain digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang
sedang dikandungnya. Sedangkan untuk umur yang tua perlu energi yang besar juga
karena fungsi organ yang makin melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal maka
memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang sedang
berlangsung. Lebih muda umur seorang wanita hamil, lebih banyak energi yang di
butuhkan. Angka kematian maternal yang berusia 10-14 tahun 5 kali lebih besar dari
mereka yang berusia 20-24 tahun. Remaja yang berumur 15-19 tahun menunjukkan angka
kematian 2 kali lebi besar. Ini berhubungan dengan status gizi remaja yang
perkembangan fisik dan mentalnya masih membutuhkan energi lebih banyak. Masalah
yang mempengaruhi reproduksi yang mencakup gizi untuk menjamin pertumbuhan
sempurna salah satunya ialah umur saat hamil terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau
umur terlalu tua (diatas 35 tahun)
e. Pendidikan
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu
terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa,
lebih baik, dan lebih matang dari individu, kelompok atau masyarakat. Bagi masyarakat
yang berpendidikan tinggi dan cukup tentang nilai gizi lebih banyak menggunakan
pertimbangan rasional dan pengetahuan tentang nilai gizi makanan atau pertimbangan
fisiologik lebih menonjol dibandingkan dengan kebutuhan psikis.

Menurut Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Pasal I ayat 11 menyebutkan sebagai


berikut :11Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
f. Status Kesehatan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Status ialah keadaan kedudukan seseorang.
Status kesehatan seseorang kemungkinan sangat berpengaruh terhadap nafsu makannya.
Seorang ibu dalam keadaan sakit otomatis akan memiliki nafsu makan yang berbeda
dengan ibu yang dalam keadaan sehat. Namun ibu harus ingat, bahwa gizi yang dapat ia
dapat akan dipakai untuk dua kehidupan yaitu bayi dan untuk dirinya.

Pada kondisi sakit asupan energi tidak boleh dilupakan. Ibu hamil dianjurkan
mengkonsumsi tablet yang mengandung zat besi atau makanan yang nebgandung zat besi

18
seperti bayan, hati dan sebagainya. Menurut Reverlly, Sakit adalah tidak adanya
keselarasan antara lingkungan dengan individu. Menurut white tahun 1977, sehat adalah
suatu keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun
tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit atau kelainan. Sedangkan menurut UU RI No.
23 tahun 1992 Tentang Kesehatan BAB I Pasal I menyebutkan, kesehatan ialah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.

Tanda Kecukupan Gizi pada Ibu Hamil Menurut Nadesul (2004)


Status Tanda
Keadaan umum Responsive, gesit
Berat badan Normal sesuai tinggi dan bentuk tubuh
Postur Tegak, tungkai dan lengan lurus
Otot Kuat, kenyal sedikit lemak di bawah
kulit
Saraf Perhatian baik, tidak mudah
tersinggung, refleks normal, mental
stabil
Pencernaan Nafsu makan baik
Jantung Detak dan irama normal, tekanan darah
normal sesuai usia
Vitalitas umum Ketahanan baik, energik, cukup tidur,
penuh semangat
Rambut Mengkilat, keras tak mudah rontok,
kulit kepala normal
Kulit Licin, cukup lembab, warna segar
Muka dan leher Warna sama, licin, tampak sehat, segar
Bibir Licin, warna tidak pucat, lembab, tidak
bengkak
Mulut Tidak ada luka dan selaput merah
Gusi Merah normal, tidak ada perdarahan
Lidah Merah normal, licin, tidak ada luka
Gigi geligi Tidak berlubang, tidak nyeri, mengkilat,
lurus dagu normal, bersih dan tidak ada
perdarahan
Mata Bersinar, bersih, selaput besar merah,
tidak ada perdarahan
Kelenjar Bersinar, bersih, selaput besar merah,
tidak ada perdarahan
Kuku Keras dan kemerahan

19
Tungkai Kaki tidak bengkak, normal

Penambahan Berat Badan Status Gizi Ibu Sebelum Hamil


Kategori Berat (BMI) Total Kenaikan BB (Kg) Penambahan BB
TM I (Kg) TM II (Kg)
Normal ( BMI 19,8-26) 12,5 13 2,3 0,49
Kurus ( BMI < 19,8 ) 11,5 16 1,6 0,44
Lebih 7 11, 6 0,9 0,3
Obesitas ( BMI > 29 ) 6

LI 3. Memahami dan Menjelaskan PHBS

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan
mampu mempraktekkan PHBS. Dalam hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi,
Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat / Asuransi Kesehatan / JPKM.
Sedangkan penyuluhan PHBS itu adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan
membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi),
bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment).
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) berdasarkan keputusan menteri kesehatan RI No.
1193/MENKES/SK/X/2004 adalah salah satu kebijakan nasional yaitu promosi kesehatan
untuk mendukung pencapaian visi Indonesia sehat 2010. Dengan demikian masyarakat dapat
mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan
masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan
meningkatkan kesehatannya.
Menurut Lawrence Green (1980), dalam Notoatmodjo (2007), dalam Jariston (2009), ada tiga
faktor penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku hidup bersih dan sehat yaitu:

1. Faktor Pemudah (Predisposing factors)


Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap anak-anak terhadap perilaku hidup bersih
dan sehat. Dimana faktor ini menjadi pemicu atau antesenden terhadap perilaku yang
menjadi dasar atau motivasi bagi tindakannya akibat tradisi, kebiasaan, kepercayaan,
tingkat pendidikan, dan tingkat sosial ekonomi.
2. Faktor pemungkin (enambling factors)
Faktor pemicu teradap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau tindakan
terlaksana. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas
kesehatan bagi anak-anak, misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah, jamban,

20
ketersediaan makanan bergizi, dan sebagainya. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung
atau memungkinkan terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat.
3. Faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak.
Faktor ini terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku pengasuh anak-anak atau orangtua
yang merupakan tokoh yang dipercaya atau dipanuti anak-anak. Contoh pengasuh anak-
anak memberikan keteladanan dengan melakukan cuci tangan sebelum makan atau selalu
minum air yang sudah dimasak. Maka hal ini akan menjadi penguat untuk perilaku hidup
bersih dan sehat bagi anak-anak.

Tujuan PHBS:

1. Tujuan Umum
Meningkatnya rumah tangga sehat di desa kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga
untuk melaksanakan PHBS.
b. Berperan aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.

Manfaat PHBS:

1 Manfaat PHBS bagi rumah tangga:


a Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak mudah sakit.
b Anak tumbuh sehat dan cerdas.
c Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya kesehatan
anggota rumah tangga maka biaya yang dialokasikan untuk kesehatan dapat
dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga
dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.

2 Manfaat PHBS bagi masyarakat:


a Masyarakat mampu mengupa yakan lingkungan yang sehat.
b Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan.
c Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
(UKBM) seperti
3 posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin (tabulin), arisan
jamban, kelompok pemakai air, ambulans desa dan lain-lain

Strategi PHBS

Strategi adalah cara atau pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan PHBS.
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi
kesehatan dan PHBS yaitu:

1 Gerakan Pemberdayaan (Empowerment)

21
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan
berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran
agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge),
dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan
perilaku yang diperkenalkan (aspek practice).

Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga serta kelompok
masyarakat. Bilamana sasaran sudah pindah dari mau ke mampu melaksanakan boleh
jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan
dapat diberikan bantuan langsung, tetapi yang sering kali dipraktikkan adalah dengan
mengajaknya ke dalam proses pengorganisasian masyarakat (community organization)
atau pembangunan masyarakat (community development).

Untuk itu sejumlah individu yang telah mau dihimpun dalam suatu kelompok untuk
bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang kelompok ini pun
masih juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah atau dari
dermawan). Disinilah letak pentingnya sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS
dengan program kesehatan yang didukungnya.
2 Bina Suasana (Social Support)
Bina suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu
anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan
terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimanapun ia berada
(keluarga di rumah, orang-orang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan,
majelis agama, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku
tersebut.

Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat khususnya dalam
upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina
Suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam Bina Suasana yaitu: pendekatan individu,
pendekatan kelompok, dan pendekatan masyarakat umum.

3 Pendekatan Pimpinan (Advocacy)


Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan
komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang
terkait ini bisa brupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu
kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah.

Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh
pengusaha, dan yang lain yang umumnya dapat berperan sebagai penentu kebijakan
(tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana non pemerintah.

22
Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang
diperoleh dalam waktu yang singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung
tahapan-tahapan yaitu:
a) mengetahui atau menyadari adanya masalah,
b) tertarik untuk ikut mengatasi masalah,
c) peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai
alternatif pemecahan masalah,
d) sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif
pemecahan masalah, dan
e) memutuskan tindak lanjut kesepakatan.

10 INDIKATOR PHBS DI RUMAH TANGGA :

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan


Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinan,
sehingga keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin. Disamping itu dengan ditolong
oleh tenaga kesehatan, apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong
atau dirujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit. Jika ibu bersalin ditolong oleh tenaga
kesehatan maka peralatan yang digunakan aman, bersih dan steril sehingga mencegah
terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya
2. Memberi Bayi ASI Ekslusif

23
ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan zat gizi yang cukup
dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga tumbuh dan berkembang dengan baik.
Manfaat memberi ASI bagi ibu adalah dapat menjalin hubungan kasih sayang antara
ibu dan bayi, mengurangi pendarahan setelah persalinan, mempercepat pemulihan
kesehatan ibu, dapat menunda kelahiran berikutnya, mengurangi risiko kena kanker
payudara dan lebih praktis karena ASI lebih mudah diberikan pada saat bayi
membutuhkan. Asi ekslusif diberikan pada bayi usia 0-6 bulan.
3. Menimbang Bayi dan Balita setiap bulan
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap
bulan. Menimbang secara rutin di posyandu akan terlihat perkembangan berat
badannya apakah naik atau tidak. Manfaatnya, dapat mengetahui apakah balita
tumbuh sehat, tahu dan bisa mencegah gangguan pertumbuhan balita, untuk
mengetahui balita sakit (demam, batuk, pilek, diare), jika berat badan dua bulan
berturut-turut tidak naik atau bahkan balita yang berat badannya dibawah garis merah
(BGM) dan dicurigai gizi buruk, sehingga dapat dirujuk ke Puskesmas. Datang secara
rutin ke Posyandu juga berfungsi untuk mengetahui kelengkapan imunisasi serta
untuk mendapatkan penyuluhan gizi.
4. Menggunakan Air Bersih
Manfaat menggunakan air bersih diantaranya agar kita terhindar dari gangguan
penyakit seperti diare, kolera, disentri, thypus, kecacingan, penyakit mata, penyakit
kulit atau keracunan. Dan dengan menggunakan air bersih setiap anggota keluarga
terpelihara kebersihan dirinya.
5. Mencuci Tangan dengan Air Bersih Yang Mengalir dan Sabun
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir adalah salah satu tindakan sanitasi
dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air mengalir dan sabun
oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Cuci tangan
pakai sabun dan air mengalir ini di kenal dengan istilah 7 Langkah.
6. Menggunakan WC/Jamban Sehat
Anggota rumah tangga menggunakan wc yang sehat untuk BAB dan BAK yaitu yang
memenuhi syarat kesehatan (leher angsa dengan septic tank, cemplung tertutup yang
terjaga kebersihannya).
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu.
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik
secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk dengan pola Melaksanakan 4M, yaitu:
a. Menguras tempat penampungan air bersih sekurang-kurang seminggu sekali.
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air dan
c. Mengumpul, mengubur atau memanfaatkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air
d. Memantau jentik nyamuk secara berkala.
8. Makan Buah dan Sayur Setiap Hari

24
Mengkonsunsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari
karena buah Mengandung vitamin, mineral, dan serat yang mengatur pertumbuhan
dan pemeliharaan tubuh serta memelihara pencernaan.
9. Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari
Aktifitas fisik bisa berupa: Olah raga, jalan santai, ataupun maraton yang bertujuan
untuk meningkatkan tingkat kesehatan tubuh.
10. Tidak merokok di dalam rumah.
Rokok berbahaya tidak saja bagi perokok tetapi juga terhadap orangorang
disekelilingnya, untuk itu hindarilah untuk merokok di dalam rumah.

PHBS SEKOLAH
Penerapan PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai
penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6 10 tahun), yang ternyata umumnya
berkaitan dengan PHBS. PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit,
meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.
Penerapan PHBS ini dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah.

Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan kesehatan di
institusi pendidikan. Indikator institusi pendidikan adalah Sekolah Dasar negeri maupun
swasta (SD/MI). Sasaran PHBS tatanan institusi pendidikan adalah sekolah dan siswa dengan
indikator :

a. Tersedia jamban yang bersih dan sesuai dengan jumlah siswa


b. Tersedia air bersih atau air keran yang mengalir di setiap kelas
c. Tidak ada sampah yang berserakan dan lingkungan sekolah yang bersih dan serasi
d. Ketersediaan UKS yang berfungsi dengan baik
e. Siswa menjadi anggota dana sehat (JPKM)
f. Siswa pada umumnya (60 %) kukunya pendek dan bersih
g. Siswa tidak merokok
h. Siswa ada yang menjadi dokter kecil atau promosi kesehatan sekolah (minimal 10
orang)

Manfaat PHBS di sekolah di antaranya :

a. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.

b. Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi belajar


peserta didik.

c. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik
minat orang tua (masyarakat).

25
d. Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan.

e. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain

Syarat-syarat sekolah ber-PHBS yaitu :

a. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun.

b. Jajan di kantin sekolah yang sehat.

c. Membuang sampah pada tempatnya.

d. Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah.

e. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan.

f. Tidak merokok di sekolah.

g. Memberantas jentik nyamuk di sekolah secara rutin.

h. Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah.

PHBS TEMPAT UMUM


Tempat-tempat umum merupakan sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta,
atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan masyarakat, seperti sarana pariwisata,
transportasi umum, sarana ibadah, sarana olahraga, sarana perdagangan, dsb. PHBS di
tempat-tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan
pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS
serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum yang ber-PHBS. Melalui
penerapan PHBS di tempat umum ini, diharapkan masyarakat yang berada di tempat-tempat
umum akan terjaga kesehatannya dan tidak tertular atau menularkan penyakit.

Syarat tempat umum yang ber-PHBS yaitu :

a. Menggunakan air bersih.

b. Menggunakan jamban.

c. Membuang sampah pada tempatnya.

d. Tidak merokok.

e. Tidak meludah sembarangan.

f. Memberantas jentik nyamuk.

26
g. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih.

h. Menutup makanan dan minuman.

PHBS TEMPAT KERJA


PHBS di tempat kerja merupakan upaya memberdayakan para pekerja agar tahu, mau dan
mampu mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja sehat.
Penerapan PHBS di tempat kerja diperlukan untuk menjaga, memelihara dan
mempertahankan kesehatan pekerja agar tetap sehat dan produktif. Manfaat PHBS di tempat
kerja diantaranya masyarakat di sekitar tempat kerja menjadi lebih sehat dan tidak mudah
sakit, serta lingkungan di sekitar tempat kerja menjadi lebih bersih, indah, dan sehat.

Syarat tempat umum yang sehat yaitu :

a. Mengkonsumsi makanan bergizi.

b. Melakukan aktivitas fisik setiap hari.

c. Tidak merokok di tempat kerja.

d. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.

e. Menggunakan air bersih.

f. Memberantas jentik di tempat kerja.

g. Menggunakan jamban.

h. Membuang sampah pada tempatnya.

PHBS INSTITUSI KESEHATAN


Institusi kesehatan adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta atau
perorangan yang digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, seperti
rumah sakit, puskesmas, dan klinik swasta. PHBS di institusi kesehatan merupakan upaya
untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung, dan petugas agar tahu, mampu, dan
mampu mempraktikkan hidup perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
mewujudkan intitusi kesehatan ber-PHBS. PHBS di Institusi Kesehatan sangat diperlukan
sebagai salah satu upaya untuk mencegah penularan penyakit, infeksi nosokomial dan
mewujudkan Institusi Kesehatan yang sehat.

Syarat institusi sehat yaitu :

a. Menggunakan air bersih.

27
b. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun.

c. Menggunakan jamban.

d. Membuang sampah pada tempatnya.

e. Tidak merokok di Institusi Kesehatan.

f. Tidak meludah sembarangan.

g. Memberantas jentik nyamuk

LI 4. Memahami dan Menjelaskan Gaya Hidup Anak yang Tidak Sehat dan Bersih

1 Melewatkan sarapan
Melewatkan sarapan telah lama diketahui menghambat perkembangan dan kemampuan
belajar seorang anak. Sebab tanpa sarapan yang penting itu, kadar gula darah anak akan
tetap rendah sehingga menyebabkan kelelahan, kelesuan, kurangnya konsentrasi di kelas,
mudah tersinggung, performa kerja yang buruk dan peningkatan kecenderungan untuk
melakukan kesalahan saat mengerjakan tugas atau tes.

Tak sarapan juga telah lama dikaitkan dengan obesitas pada anak-anak karena remaja dan
anak-anak yang tidak melakukannya akan cenderung mengonsumsi makanan tak sehat
seperti makanan cepat saji, keripik, permen dan cokelat dalam rangka meningkatkan
energi mereka. Solusi: Meski setiap pagi, rumah akan selalu dipenuhi dengan kepanikan
sebelum berangkat beraktivitas, penting untuk meluangkan waktu beberapa menit untuk
sarapan singkat. Tak perlu dengan menu yang lengkap, cukup kombinasikan protein dan
karbohidrat (seperti sereal berserat tinggi dan susu rendah lemak; atau roti gandum
panggang dan telur rebus). Jangan lupa juga tambahkan buah.

2 Kurang makan buah dan sayur


Buah-buahan dan sayur-sayuran sarat dengan nutrisi super. Berbagai studi telah
menunjukkan bagaimana besarnya manfaat mengonsumsi sedikitnya lima porsi buah dan
sayur sehari dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko penyakit jantung, stroke
hingga beberapa jenis kanker. Solusi:

Mengonsumsi lima porsi buah dan sayur dalam sehari sebenarnya tidaklah sulit:
sempatkan makan dua buah di pagi hari, lalu makan salad atau sup sayur saat makan
siang (bisa juga dengan menambahkan cemilan seperti cocktail tomat, wortel atau
mentimun pada kotak makan siang anak) dan konsumsi dua jenis sayuran untuk makan
malam. Selain itu, dorong anak untuk lebih banyak makan buah dan sayuran dengan
selalu menyiapkan buah-buahan dan sayuran segar di lemari es. Lebih dari itu, biasakan

28
nyemil buah atau sayuran di depan anak, dengan begitu cepat atau lambat anak akan
menirunya.

3 Tidak rutin berolahraga


Padahal olahraga rutin banyak sekali manfaatnya, mulai dari meningkatkan kesehatan
tulang, otot dan sendi; menambah energi dan daya konsentrasi; mendorong sistem
kekebalan tubuh; memperbaiki kualitas tidur dan menurunkan risiko sejumlah penyakit
serius akibat gaya hidup seperti diabetes. Bahkan untuk anak-anak, manfaat olahraga jauh
lebih kentara karena aktivitas fisik ini dapat meningkatkan kemampuan koordinasi tubuh,
mempertajam daya pikir, membangun harga diri sekaligus kepercayaan diri serta
mengurangi tingkat kecemasan dan stres.
Solusi:
Meski orang dewasa direkomendasikan untuk berolahraga sedikitnya 30 menit perharinya
tapi anak-anak justru harus didorong untuk berolahraga selama 60 menit perhari. Tak
perlu melakukan satu jenis latihan fisik selama durasi itu karena orangtua bisa mengajari
anak untuk mengkombinasikan sejumlah latihan fisik, misalnya jalan kaki selama 30
menit, bersepeda 10 menit dan 20 menit bermain seperti lompat tali atau berkejaran
dengan anjing.

Anda juga bisa mengarahkannya agar fisiknya lebih aktif dengan mendorongnya
berpartisipasi dalam olahraga, kelas tari atau bela diri. Bisa juga dengan mengajak mereka
melakukan aktivitas bersama seperti mengajak anjing jalan-jalan, menyapu dedaunan
yang berjatuhan di taman rumah atau membersihkan karpet. Beri contoh pada anak
dengan aktif berolahraga atau melakukan kegiatan fisik dan luangkan waktu untuk family
outing seperti bersepeda atau mendaki gunung bersama.

4 Kurang tidur
Kurang tidur mungkin terdengar sepele tapi hal ini telah lama diketahui menyebabkan
berbagai gangguan kesehatan. Bahkan kurang tidur kronis dapat menimbulkan
konsekuensi negatif untuk seumur hidup. Pasalnya, ketika tidur tubuh memperoleh
kesempatan untuk memulihkan dirinya sendiri setelah seharian beraktivitas. Lagipula
jam tidur yang cukup dapat membantu Anda mempertajam daya pikir sekaligus melawan
infeksi.

Tak hanya itu, kurang tidur juga mempengaruhi stok energi, mood, kebiasaan makan,
kemampuan memecahkan masalah (problem-solving skill) serta kemampuan belajar,
termasuk mencegah tubuh memulihkan diri dari cedera. Apalagi bagi anak-anak tidur itu
begitu penting karena aktivitas ini membantu mereka tumbuh, berkembang dan berfungsi
secara optimal.

29
Bahkan sejumlah studi telah mengaitkan antara kurang tidur dengan obesitas, gangguan
pemusatan pikiran, diabetes hingga penyakit jantung paa anak-anak. Solusi: Tanamkan
rutinitas tidur yang teratur pada anak. Salah satunya dengan membatasi waktu anak untuk
menonton televisi atau bermain game di malam hari serta memastikan anak berangkat
tidur di jam yang sama setiap malamnya dalam lingkungan rumah yang nyaman, aman
dan tenang.

Namun seberapa besar kebutuhan tidur anak bergantung pada usia dan kadar aktivitasnya,
biasanya berkisar antara 9-12 tahun. Untuk mengetahui apakah anak Anda mendapatkan
jam tidur yang cukup atau tidak, cobalah amati apakah di pagi hari anak Anda bisa
bangun sendiri atau tidak. Jika iya, itu tandanya ia mendapatkan jam tidur yang memadai.
Jika harus dibangunkan, biasakan si anak untuk tidur lebih cepat.

5 Malas mencuci tangan


Lini pertama pertahanan Anda terhadap berbagai kuman dan penyakit terdapat pada
kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air. Tapi sayangnya banyak orang yang
enggan melakukannya atau tak melakukannya dengan benar.

Padahal kuman dan penyakit yang masuk ke dalam tubuh karena malas mencuci tangan
bisa mengakibatkan berbagai masalah kesehatan mulai dari flu biasa hingga penyakit
parasit seperti E. coli, Giardia dan Salmonella yang dapat menyebabkan sakit serius.
Solusi: Ajari anak untuk rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air sebelum
makan, setelah memakai toilet, setelah memegang hewan peliharaan, sebelum dan setelah
menyentuh makanan mentah, setelah batuk, bersin atau melecit. Namun yang terpenting
adalah berikan aturan yang sama untuk diri Anda sendiri.

6 Diet tidak seimbang. Sejak kecil, anak-anak harus terbiasa mengenal makanan sehat.
Seperti membawa makanan ringan buatan rumah sebagai bekal sekolah atau menyantap
potongan buah dan sayur sebagai camilan. Kenalkan mereka pada makanan bernutrisi
yang rendah lemak dan gula.
7 Aktivitas fisik yang kurang. Ajak mereka melakukan kegiatan fisik seperti olahraga
ringan. Kegiatan itu tak hanya membebaskan mereka dari segudang penyakit namun juga
mengajarkan anak-anak untuk memiliki pandangan positif.
8 Tidak ada batasan waktu dalam menonton TV. Batasi waktu mereka menonton TV. Saat
menonton TV, mereka jadi enggan bergerak. Hal itu berujung pada risiko penyakit
kardiovaskular dan kegemukan. Aturan itu pun sebaiknya berlaku pada jam-jam mereka
bermain video game atau mengoperasikan komputer.
9 Tidak menggosok gigi. Ajarkan mereka menggosok gigi sebanyak dua kali sehari. Beri
mereka pengetahuan tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan gigi.

30
10 Konsumsi air yang kurang. Saat anak berusia enam bulan, dokter menyarankan orangtua
mengenalkan air putih pada mereka. Kebiasaan minum air putih akan mengeluarkan
racun dari dalam tubuh.(Magforwoman)
11 Menghabiskan makanan hingga piring bersih Pada umumnya, anak-anak yang sehat akan
makan ketika mereka merasa lapar dan berhenti sebelum kekenyangan. Namun banyak
orang tua yang secara tidak sadar mengacaukan hal ini dengan mengajarkan anak untuk
menghabiskan makanan sampai piring bersih. Hal ini akan membuat anak bisa makan
hingga terlalu kenyang. Sebaiknya sediakan porsi makan yang sesuai untuk anak, tidak
terlalu sedikit, juga tidak terlalu banyak.
12 Tingginya konsumsi gula. Sudah merupakan hal yang biasa untuk kebanyakan orang tua
membujuk anak-anak mereka agar mau memakan buah-buahan atau sayur-sayuran
dengan sogokan atau hadiah diberikan makanan penutup yang manis seperti permen,
cokelat es krim dan lain sebagainya. Hal ini tentu saja tidak baik karena secara tidak
langsung Anda mengajarkan anak berpikir bahwa makanan manis adalah makanan paling
enak daripada makanan utama. Akibatnya, anak akan terbiasa mengonsumsi makanan
penutup yang manis setelah mereka makan makanan seimbang yang sehat.
13 Ngemil terlalu banyak. Memberikan cemilan terlalu banyak kepada anak akan membuat
anak kenyang dengan makanan yang tidak mengandung nutrisi untuk tubuh mereka,
sehingga mereka akan menolak untuk makan makanan yang sehat. Selain itu, kebiasaan
mengemil pada anak juga tentu saja akan memicu obesitas.
14 Konsumsi kalori berlebih dari minuman. Minuman seperti soda, jus kalengan dan
smoothies yang mudah ditemukan di mana-mana mengandung kalori yang tinggi serta
tidak memberikan vitamin atau nutrisi apapun untuk tubuh. Oleh karena itu biasakan
memberi Anak anda air putih, susu atau jus yang dibuat sendiri di rumah.
15 Terlalu lama di depan layar kaca. Tidak membatasi waktu anak di depan layar kaca juga
dapat berdampak kepada berat badan mereka. Jangan izinkan anak seharian berada di
depan layar kaca seperti menonton televisi, bermain video games atau komputer. Hindari
menggunakan televisi atau media lainnya untuk menjadi pusat perhatian anak Anda saat
waktu makan dan bercengkrama dengan Anda.

LI 5. Memahami dan Menjelaskan PHBS Menurut Islam

Kebersihan dalam pandangan Islam sangat erat hubungannya dengan kesihatan. Tujuan Islam
mengajarkan hidup yang bersih dan sihat adalah menciptakan individu dan masyarakat yang
sihat jasmani, rohani, dan sosial sehingga mampu menjadi umat pilihan dan khalifah Allah
untuk memakmurkan bumi. Kesihatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia.
Karena kesihatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia,
maka Islam menegaskan perlunya kesihatan untuk menjalankan agama secara sempurna.

31
Makna kebersihan yang digunakan dalam Islam ternyata mengandung makna yang banyak
aspek, seperti aspek kebendaan, aspek harta dan aspek jiwa. Thaharah (suci) bermakna bersih
dari kotoran yang najis. Maka tidak heran jika kitab-kitab fikih Islam menempatkan bab
thaharan diawal, sebelum membahas solat. Dalam kitab suci Al-quran banyak ayat yang
menganjurkan unntuk bersuci. Alalh berfirman :

Dan pakaianmu bersikanlah (QS.Al Muddatsir ayat: 4)

Sesungguhnya Allah mencintai orang orang yang bertaubat dan orang orang yang
mermbersikan diri. ( QS. Al baqarah:222 ).

Ada dua makna dalam arti suci, iaitu suci dari hadas dan suci dari najis. Hadas dan najis
merupakan sesuatu yang menghalangi seseorang untuk melaksanakan ibadah tertentu seperti
solat. Hadas berbeza dengan najis kerana hadas bererti keadaan dan bukan suatu benda atau
zat tertentu, sedangkan najis bererti benda atau zat tertentu dan bukan suatu keadaan.

Hadas adalah suatu keadaan tidak suci yang tidak dapat dilihat, tetapi wajib disucikan untuk
sahnya ibadah: Hadas dibagi dua. a. Hadas kecil. Penyebabnya antara lain keluar sesuatu dari
dubur atau qubul, menyentuh lawan jenis yang bukan muhrimnya dan tidur nyeyak dalam
keadan tidak duduk tetap. Cara mensucikan hadas ini ialah berwudhu. b. Hadas besar/Jenaba.
Penyebabnya antara lain : keluar air mani, bersetubuh, wanita melahirkan dan haidh. Cara
mensucikan hadas besar ini adalah mandi yang harus dibasahi seluruh tubuhnya.

Najis adalah suatu benda kotor menurut syara' (hukum agama). Benda - benda najis meliputi :
Darah, Anjing, babi nanah, bangkai selain bangkai manusia, ikan laut, dan belalang, Segala
sesuatu yang keluar dari dubur dan qubul, minuman keras yang memabukkan. Najis dibagi
menjadi tiga yaitu : a. Najis mukhaffafah (ringan). yaitu air kencing bayi laki-laki yang belum
berumurdua tahun, dan belum makan sesuatu kecuali air susu ibunya (ASI). Cara
menghilangkannya cukup dipercikkan air pada tempat yang terkena najis tersebut.

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk,
dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan
bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan
anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini
orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu
takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk
kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu

32
jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat
dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Al Maaidah, 5:
3).

Allah berfirman:
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk dan
rahmat bagi orang-orangnya yang beriman (QS:Yunus 57).
Sehat menurut batasan World Health Organization adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa,
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan individu dan
masyarakat yang sehat jasmani, rokhani, dan sosial sehingga umat manusia mampu menjadi
umat yang pilihan.

A Kebersihan, membersihkan dan menyucikan diri


a Tubuh: Islam memerintahkan mandi bagi umatnya karena 23 alasan dimana 7 alasan
merupakan mandi wajib dan 16 alasan lainnya bersifat sunah.
b Tangan: Nabi Muhammad SAW bersabda: Cucilah kedua tanganmu sebelum dan
sesudah makan , dan Cucilah kedua tanganmu setelah bangun tidur. Tidak seorang
pun tahu dimana tangannya berada di saat tidur.
c Islam memerintahkan kita untuk mengenakan pakaian yang bersih dan rapi.
d Makanan dan minuman: Lindungilah makanan dari debu dan serangga, Rasulullah
SAW sersabda: Tutuplah bejana air dan tempat minummu
e Rumah: Bersihkanlah rumah dan halaman rumahmu sebagaimana dianjurkan untuk
menjaga kebersihan dan keamanan jalan: Menyingkirkan duri dari jalan adalah
ibadah.
f Perlindungan sumber air, misalnya sumur, sungai dan pantai. Rasulullah melarang
umatnya buang kotoran di tempat-tempat sembarangan.

Perintah-perintah Rasulullah SAW tersebut di atas memiliki makna bahwa kita harus
menjaga kebersihan dan kesehatan agar terhindar dari berbagai infeksi saluran pencernaan.
B Penanggulangan dan penanganan epidemi penyakit
Karantina penyakit: Nabi Muhammad SAW bersabda: Jauhkanlah dirimu sejauh satu
atau dua tombak dari orang yang berpenyakit lepra
Islam juga mengajarkan prinsip-prinsip dasar penanganan dan penanggulangan berbagai
penyakit infeksi yang membahayakan masyarakat (misalnya wabah kolera dan cacar),
Janganlah engkau masuk ke dalam suatu daerah yang sedang terjangkit wabah, dan bila
dirimu berada di dalamnya janganlah pergi meninggalkannya.

33
Islam menganjurkan umatnya melakukan upaya proteksi diri (ikhtiar) dari berbagai
penyakit infeksi, misalnya dengan imunisasi.
C Makanan
a Makanan yang diharamkan
Firman Allah SWT : Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,
darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain
Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 2. Al Baqarah,
2:173 )
b Makanan sehat dan halal
Islam memerintahkan umatnya untuk makan makanan yang baik dan halal, misalnya
daging, ikan, madu dan susu. Makanan-makanan yang baik dan halal bermanfaat bagi
tubuh. Islam menolak paham vegetarian. Pola konsumsi yang hanya tergantung pada
jenis sayuran belaka tidak sehat bagi tubuh karena kebutuhan protein tidak dapat
tercukupi hanya dari konsumsi sayuran saja.
c Menjaga perilaku muslim ketika makan
Islam menegaskan kepada orang muslim untuk menjaga etika ketika makan. Allah
memerintahkan kita untuk makan tidak berlebih-lebihan sedangkan Rasulullah SAW
mengatakan bahwa perut adalah seburuk-buruk tempat untuk diisi. Sebagian besar
penyakit bersumber dari perut.
Oleh karenanya Maha Benar Allah SWT dalam Firman-Nya : Apa saja nikmat yang
kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari
(kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap
manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi. (QS 4. An Nisaa : 79)

D Olahraga
Islam menegaskan pentingnya olahraga untuk menciptakan generasi Rabbani yang kuat
dan sehat. Oleh karenanya, Islam mengajarkan setiap muslim untuk mengajarkan anak-
anaknya bagaimana cara memanah, berenang, dan berkuda.
E Kesehatan seksual
Kehidupan seksual merupakan pokok bahasan yang sangat penting bagi orang muslim,
karena sangat berpengaruh bagi kesehatan dan perilaku manusia, namun Islam menolak
pendapat ilmuwan yang menekankan perilaku seksual sebagai motif utama seseorang
untuk bertindak.
a Pendidikan seksual
1. Islam mengajarkan kepada umat Islam, untuk memilih calon pasangan hidup yang
baik dan berakhlaq mulia.

34
2. Islam mengajarkan tata krama (adab) menggauli pasangannya agar mencapai
kebahagiaan dalam membina keluarga yang sakinah dan rahmah.
3. Islam sangat melarang perilaku berhubungan seks dengan sesama jenis dan
binatang.
4. Disunahkan untuk sirkumsisi (sunat) bagi laki-laki
5. Islam membolehkan kaum pria untuk berpoligami untuk menghindari perzinahan,
namun dengan syarat-syarat tertentu .
6. Menjaga kebersihan dan kesucian organ-organ seksualitas, misalnya bersuci setelah
buang air besar dan buang air kecil, larangan berhubungan seksual ketika istri
sedang haid, berhubungan badan melalui dubur dan membersihkan alat kelamin
setelah berhubungan badan dan setelah selesai datang bulan.
F Kesehatan jiwa
Islam memberikan jawaban bagi kehausan jiwa manusia terhadap ketenangan batin.
Kesehatan jiwa mempengaruhi kesehatan badan.
G Puasa
Puasa, bagian dari ibadah yang harus dilaksanakan oleh umat Islam dalam menegakkan
agama, sesudah pernyataan imannya. Konsekuensi beriman antara lain melaksanakan
perintah puasa. Betapa pentingnya berpuasa sehingga Allah menempatkan posisi hamba-
Nya yang berpuasa dengan posisi yang istimewa.
Puasa itu untuk-Ku. Tidak ada yang tahu. Dan Aku akan memberi pahala semau-Ku.
Keistimewaan itu sudah barang tentu ada tujuan Allah agar mendapatkan hikmah pada
dirinya, yaitu kesehatan dan sekaligus kebahagiaan. Janji Allah diberikan kepada orang
yang berpuasa ditegaskan dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh
Ibnu Suny dan Abu Nuaim: Berpuasalah maka anda akan sehat. Dengan berpuasa
akan sehat jasmani, rohani dan hubungan sosial.

Daftar Pustaka

Notoatmodjo, Soekidjo (2003). Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta :


Rineka Cipta

Fikawati, Sandra. 2008. Kumpulan Materi Gizi Kesehatan Masyarakat. Depok : FKM UI

Suhardjo. 1992. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta : Kanisius

Draft Panduan Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima dari:
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/02/Draft-Pedoman-Gerakan-Nasional-
Sadar-Gizi-Februari-2012.pdf

35
Mensucikan Diri diunduh 27 Mei 2013 dari: http://www.dzikir.org/index.php/syariat-
islam/shalat?start=1

Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Bagi Balita Gizi


Kurang (Bantuan Oprasional Kesehatan) dari: http://gizi.depkes.go.id/wp-
content/uploads/2012/05/Panduan-PMT-BOK-2011.pdf

Pedoman Pengembangan Kabupaten/Kota Percontohan Program Perilaku Hidup Bersih dan


Sehat (PHBS) dari: http://dinkes-sulsel.go.id/pdf/Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf

36

Anda mungkin juga menyukai