1. Pendahuluan
Oleh karena itu, puskesmas dan jaringan harus selalu dapat merespon perkembangan
masalah kesehatan yang terjadi (tren penyakit) dan berkembang ditengah masyarakat
di wilayah kerja UPTD Kesehatan Perawatan Sungai Buluh. Salah-satu sarana yang
ada adalah melalui rapat lokakarya mini puskesmas yang dilaksanakan secara rutin
setiap bulan.
2. Tujuan.
Mengetahui permasalahan kesehatan yang berkembang pada masyarakat
Mengetahui hambatan-hambatan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, baik di pustu atau poskesdes
Melalakukan evaluasi pelaksanaan program atau RUK pada bulan sebelumnya
Membuat rencana tindak-lanjut program dalam RUK bulanan
3. Lingkup Kegiatan
Mempersiapkan data-data baik data dasar UPTD Kesehatan, hasil cakupan bulan
sebelumnya, pencatatan dan pelaporan Pustu dan Poskesdes.
4. Peserta
Peserta lokakarya mini UPTD Kesehatan adalah seluruh staf induk, pustu, dan
poskesdes, sebanyak 48 orang, dengan rincian sebagai berikut :
a. Puskesmas induk : 40 orang
b. Puskesmas pembantu : 2 orang
c. Poskesdes / Bides : 6 orang
6. Keluaran (Output)
Terlaksananya kegiatan rapat untuk evaluasi pelaksanaan program bulan ini dan
rencana tindak-lanjut program bulan akan datang.
7. Hasil (Outcome)
8. Pembiayaan
Biaya kegiatan rapat lokakarya mini puskesmas di UPTD Kesehatan Perawatan Sungai
Buluh berasal dari dana bantuan operasional kesehatan ( BOK ) puskesmas sebesar
Rp 950.000,- (Sembilan ratus lima puluh ribu rupiah).
TTD
ASNAWI A.,S.Sos.,M.Si.
NIP. 19690817 200701 1 013
KERANGKA ACUAN PROGRAM UNGGULAN "PUSKESMAS SAHABAT
REMAJA" PUSKESMAS NGAWEN
1. Latar Belakang
Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan
yang sangat pesat baik secara fisik, psikologis maupun intelektual, namun remaja
belum mempunyai kematangan dan kedewasaan dalam bertindak, sehingga kondisi ini
sering mendorong perilaku remaja yang tidak sehat antara lain penyalahgunaan
narkoba, pergaulan bebas dan bahkan kriminalitas.
Jumlah kasus HIV dan AIDS di Indonesia yang dilaporkan hingga Juni 2012 HIV
mencapai 86.762 dan AIDS mencapai 32.103 dengan jumlah kematian 5.623 jiwa.
Hasil survei terakhir di 33 provinsi pada tahun 2008 yang dilakukan oleh Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dilaporkan 63% remaja di
Indonesia pada usia antara SMP dan SMA sudah melakukan hubungan seksual
pranikah, ironisnya 21% diantaranya dilaporkan melakukan aborsi. Persentase remaja
yang melakukan hubungan seksual pranikah tersebut mengalami peningkatan
dibanding tahun-tahun sebelumnya (Kapan Lagi, 2008)
2. Pengertian
Puskesmas Sahabat Remaja adalah : pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
remaja melalui pendekatan yang disesuaikan dengan kondisi psikologis remaja dan
peka terhadap kebutuhan yang terkait dengan kesehatan remaja.
3. Tujuan
Meningkatkan derajat kesehatan remaja melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan
perilaku tentang kesehatan remaja
Melaksanakan program pelayanan kesehatan remaja di Puskesmas dan jaringannya
sesuai standart pelayanan
4. Sasaran
Remaja usia 10 tahun 19 tahun dan belum menikah ( Definisi WHO )
Sasaran dibagi dalam 2 kategori :
Remaja di sekolah
Remaja di luar sekolah
6. Pelaksana
No Nama Petugas Jabatan
1. Sri Ginarti, Am.Keb. Penanggungjawab Program Kesehatan
Remaja
2. Endang Suprihatin, Koordinator Program KIA
Am.Keb
3. dr.Hari Subagyo Dokter Umum
4. M.Nasir, Am.Kep Penanggungjawab Program UKS
5. Utami Dewi N,S.Gz. Penanggungjawab Program Gizi
6. Bidan desa Pembina Desa
7. ( Terlampir ) Konselor Sebaya
7. Tempat Kegiatan
1) Dalam Gedung Puskesmas dan jaringannya
2) Luar gedung puskesmas dan jaringannya :
Institusi pendidikan : melalui kegiatan UKS
Karang taruna / remaja desa
8. Rincian kegiatan
1) Konseling kesehatan reproduksi remaja
2) Konseling gizi
3) Konseling permasalahan remaja pada umumnya
9. Indikator Keberhasilan.
1) Menurunnya angka kehamilan wanita pada usia remaja.
2) Menurunnya angka kematian bayi dan ibu serta bayi BBLR sebagai akibat kehamilan
pada usia remaja muda.
3) Meningkatnya status kesehatan remaja dengan menurunnya gangguan kesehatan
reproduksi, gangguan kesehatan mental dan penyalahgunaan obat / zat adiktif.
4) Meningkatnya pelayanan kesehatan remaja mulai dari tingkat keluarga sampai ke tingkat
profesional baik oleh pemerintah maupun swasta
5) Meningkatnya peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan remaja.
Adapun kegiatan yang sudah ada di Puskesmas Ngawen untuk Program KRR adalah
1) Lounching Puskesmas Sahabat Remaja.
Di laksanakan pada tanggal 11 Juni 2014 di Aula Puskesmas Ngawen yang di hadiri
oleh :
Guru BP SMP dan SMK di wilayah puskesmas Ngawen.
Ketua karang taruna desa sekecamatan Ngawen.
Pembina desa sekecamatan Ngawen
Dan semua pemegang program di Puskesmas Ngawen.
Dengan Narasumber dari Dinkes Klaten
yaitu Bp. Herlambang Sasmita Aji S. Kep Ns M.Kes
.
2) Pembentukan Konselor Sebaya
Di laksanakan pada tanggal 29 Oktober 2014 yang di hadiri oleh :
Guru BP SMP dan SMKN di Kec. Ngawen
2 orang siswa putra dan putri SMP dan SMK di Kecamatan Ngawen.
Pembina desa Sekecamatan Ngawen,
Semua pemegang program di Puskesmas.Ngawen
Pada acara itu telah terbentuklah Konselor Sebaya. Yang di beri nama
BELIA SAHABAT KITA
Dengan kepengurusan :
1. Ketua : M.Zulkifli Azis Aji (SMKN 2 Klaten )
2. Sekretaris : Dinda Ayu Dia Dewi H ( SMKN 2 Klaten )
3. Bendahara : Klarisa Fitri A A ( SMP AL Islam )
KERANGKA ACUAN
I. I. PENDAHULUAN
Pengembangan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari
pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan nasional adalah meningkatkan
kesadaran, kamauan dan kemampuan hidip sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggaran
berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas adalah penanggung
jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama.
Keberhasilan pembangunan, Khususnya dibidangkesehatan antara lain ditandai
dengan angka kematian ibu dan angka kematian bayi telah berhasil diturunkan dan sementara umur
harapan ibu rata-rata meningkat secara bermakna. Di Jawa Tengah angka kematian ibu 252/100.000 KH
(2005), angka kematian bayi 39/1000 KH (2005), semntara umur harapan hidup rata-rata meningkat dari
65 th pada tahun 2000 menjadi 67,8 tahun 2005 (Profil Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah)
Seiring dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya pendidikan masyarakat dalam
era globalisasi ini puskesmas dituntut untuk menyediakan pelayanan yang bermutu.
Puskesmas dapat dikatakan telah bermutu apabila dalam melayani masyarakat telah
sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditentukan dan pelanggan merasa puas. Sesuai atau
tidaknya puskesmas melaksanakan standar selama ini dilakukan dengan menghitung Compliance Rate
bagi puskesmas yang telah melaksanakan Quality Insurence (QA). NAmun bagi puskesmas yang belum
melaksanakan QA bias dilakuakn dengan menyebarkan angket kepuasan pelanggan, dengan demikian
dapat dikatakan bahwa sampai saat ini terdapat berbagai keragaman mutu pelayanan di puskesmas.
Sehubungan dengan hal tersebutdan mengacu pada pola penilaian akreditsai rumah
sakit diterapkan pula penilaian akreditasi untuk puskesmas. Adapun rangkaian kegiatan akreditasi
puskesmas meliputi : penilaian akreditasi puskesmas terhadap 7 pokja yang ada ; admen, yanmed, KIA /
KB, promkes, P2, kesling, gizi.
Pokja yanmed merupakan salah satu pokja di puskesmas yang dapat di katakana sebagai wajah
puskesmas, karena meliputi pelayanan medik dasar yang dimulai dari loket, pemeriksaan kesehatan di
PU, laborat, obat, sampai dengan pelayanan selesai.
II. TUJUAN
a. Tujuan Umum
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat
2. Meningkatkena kepuasan pelanggan/ konsumen puskesmas.
b. Tujuan Khusus
1. Melaksanakan program-program sesuai dengan standart akreditasi puskesmas.
2. Melaksanakan pembenahan administrasi dan sistim manajemen puskesmas.
3. Membuat komitmen yang diikuti dan di patuhi oleh seluruh staf anggota pokja yanmed dalam rangka
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas
III. SASARAN
Sasaran kegiatan di pokja yanmed, meliputi :
a. Unit yang ada pada pokja yanmed :
-loket
-PU
-laborat
-obat
b. Seluruh staf pokja yanmed terlibat sebagai pelaku implementasi sesuai tugas pokok dan fungsi masing-
masing.
c. Semua sarana dan prasarana di lingkup pokja yanmed
IV. KEGIATAN
Kegiatan di pokja yanmed mendapat alokasi dana untuk :
1. Pemenuhan alat tulis kantor untuk kelengkapan dokumen, pembuatan SOP, data dinding, data
publikasi, dan papan informasi.
2. Pemenuhan kebutuhan untuk kelengkapan sarana dan prasarana penunjang.
3. Biaya studi banding untuk pemenuhan dan pemantapan kinerja pokja
V. WAKTU PELAKSANAAN
Dimulai sejak diberikan SK tentang pembentukan Tim Akreditasi Puskesmas yang terdiri dari 7 pokja,
didalamnya termasuk pokja yanmed
VI. BIAYA
a. Belanja BAhan Bakar Minyak/Gas untuk studi banding
-
b. Belanja ATK
-
c. Belanja Cetak dan penggandaan
-
Beberapa dekade mendatang generasi emas Indonesia diharapkan dapat dibangun melalui
pendidikan ahklak dan kesadaran generasi anak saat ini terhadap masalah gizi dan kesehatan. Sasaran
pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada kelompok/populasi umur tertentu
sangat menentukan keberhasilan suatu program kesehatan. Oleh karena itu target pendidikan kesehatan
dan pelayanan kesehatan yang ditujukan bagi anak usia sekolah adalah suatu ide yang cemerlang (dr.
Awi Muliadi, 2015).
Beberapa hal yang melatar belakangi program ini antara lain, populasi anak usia sekolah yang
mencapai 30% dari jumlah penduduk (Depkes, 2008), kegiatan lintas sektoral terlaksana dengan lancar
karena terorganisir dengan baik di institusi-institusi sekolah, pendidikan dan pelayanan kesehatan yang
diberikan sejak dini jauh lebih baik daripada diberikan pada usia yang sudah agak terlambat, masalah
kesehatan yang dialami anak usia sekolah ternyata sangat kompleks dan bervariasi, anak usia sekolah
merupakan generasi penerus yang potensial dan sumber daya manusia (SDM) yang sangat berharga
bagi negara, serta banyak kegiatan dapat diintegrasikan dengan program Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) (dr. Awi Muliadi, 2015).
Peran anak untuk mewujudkan hal tersebut dapat disalurkan melalui program dokter kecil.
Dokter kecil atau biasa disingkat Dokcil adalah peserta didik (siswa sekolah) yang memenuhi kriteria dan
telah terlatih untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya. Tujuan diadakannya program dokter kecil ini
adalah untuk meningkatkan partisipasi peserta didik dalam program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
sehingga siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah, rumah dan lingkungannya serta dapat
menolong dirinya sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya.
Pelatihan Dokter Kecil merupakan bagian dari program UKS yang dilakukan bekerja sama
dengan SD/MI di wilayah kerja UPTD Puskesmas Boyolali I. Program ini bertujuan memberikan
pendidikan tentang gizi, kesehatan dan kebersihan diri bagi para siswa SD dan guru sekolah. Hal ini
sejalan dengan misi UPTD Puskesmas Boyolali I untuk turut mewujudkan lingkungan sehat dan perilaku
sehat dalam upaya pencegahan penyakit sesuai dengan tujuan kesehatan.
Materi pelatihan yang diberikan berisi pengetahuan 10 Tanda Umum Anak Bergizi Baik,
pengetahuan mengenai gizi, sumber energi, zat pengatur dan zat pembangun, pengukuran status gizi
serta praktik pengukuran antropometri hingga kiat-kiat bagaimana memilih jajanan yang sehat dan aman.
Untuk membuat kegiatan lebih menarik, para peserta juga memperoleh berbagai materi pendukung
seperti poster, kartu-kartu, leaflet dan dinamika kelompok.
Setelah mengikuti pelatihan, diharapkan mereka mampu untuk :
1. Menggerakkan dan membimbing teman dalam melaksanakan pengamatan kebersihan dan kesehatan
pribadi, pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan dan penyuluhan kesehatan.
2. Membantu petugas kesehatan melaksanakan pelayanan kesehatan di sekolah, antara lain distribusi obat
cacing, vitamin, dll, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), Pertolongan Pertama Pada Penyakit
(P3P).
3. Memperoleh pembekalan materi pelatihan, misalnya pengenalan tanda-tanda penyakit, kesehatan
lingkungan, dll.
4. Pengamatan kebersihan ruang UKS, warung sekolah dan lingkungan sekolah, tempat suci, WC, kamar
mandi, persediaan air bersih, tempat sampah, saluran pembuangan, termasuk upaya pemberantasan
sarang nyamuk (PSN).
5. Pencatatan dan pelaporan, antara lain pencatatan dan pelaporan kegiatan dalam BUku Harian Dokter
Kecil.
6. Melaporkan hal-hal khusus yang ditemuinya kepada guru UKS/Kepala Sekolah/guru yang ditunjuk.
Manfaat yang diharapkan dari Program Dokter Kecil ini antara lain:
1. Bagi Dokter Kecil:
a. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Memiliki ketrampilan dalam upaya pelayanan kesehatan sederhana.
c. Bertindak sebagai teladan, penggerak dan pendorong hidup sehat bagi kawan-kawannya.
d. Memiliki rasa kepedulian social
2. Bagi Peserta Didik Lainnya:
a. Ikut tergerak dan terbiasa berperilaku hidup bersih dan sehat.
3. Bagi Guru:
a. Meningkatkan kerjasama antara guru dengan orang tua murid dan petugas kesehatan dalam
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah.
4. Bagi Orang Tua Peserta Didik:
a. Meningkatkan kesadaran orang tua dalam berperilaku hidup bersih dan sehat bagi diri sendiri, keluarga
dan lingkungannya serta mendukung dan berperan aktif dalam kegiatan peningkatan kesehatan anak
sekolah.
5. Bagi Masyarakat dan Lingkungannya:
a. Masyarakat tergerak untuk hidup bersih dan sehat yang diharapkan akan berdampak pada meningkatnya
kualitas lingkungan hidup sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Sumber
Direktorat Bina Kesehatan Anak, Depkes RI 2008
Pedoman Pelatihan Dokter Kecil, Direktorat Pendidikan Dasar, 2015
Dr. Awi Muliadi Wijaya, Info Kesehatan, 2015
1. Latar Belakang
a. Dasar Hukum
1. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 162 dan pasal 163;
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang
Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat;
3. Peraturan Bupati Tegal Nomor 67 Tahun 2011 tentang Penjabaran Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Tegal Tahun Anggaran 2013.
3. Tujuan
a . Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melaui upaya preventif,
promotif dan kuratif yang dilaksanakan secara terpadu, terarah dan terus
menerus.
b . Tujuan Khusus
1. Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor terkait
dalam upaya pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan
dengan memberdayakan masyarakat;
2. Menurunkan angka penyakit berbasis lingkungan dan meningkatkan kondisi
kesehatan dengan perilaku hidup bersih dan sehat;
3. Meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemampuan dan perilaku
masyarakat untuk mewujudkan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan
sehat;
4. Meningkatkan peran serta masyarakat melalui kemitraan dengan
kelembagaan dan swadaya masyarakat setempat dalam mengupayakan
dukungan dari pemerintah dan swasta.
b. Keluaran
Kualitas kesehatan lingkungan meningkat
7. Pelaksana Kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas sanitasi Puskesmas Kesamiran,
petugas sanitasi puskesmas dan juga masyarakat.
8. Jadwal Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan bulan Nopember
2013.
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
ORIENTASI BAGI PENGELOLA KEUANGAN BOK DI PUSKESMAS
TANGGAL 24 S/D 25 MARET 2012
I. Latar Belakang
A. Dasar Hukum
B. Gambaran Umum
Penyaluran dana BOK merupakan salah satu bentuk tanggung jawab pemerintah dalam
pembangunan kesehatan bagi seluruh masyarakat khususnya dalam meningkatkan upaya
kesehatan promotif dan preventif guna tercapainya target SPM Bidang Kesehatan dan MDGs
Bidang Kesehatan tahun 2015.
Ruang lingkup BOK tahun 2012 mengalami perluasan dengan adanya penambahan
lingkup kegiatan untuk upaya kesehatan lain yang sesuai dengan risiko maupun masalah
kesehatan utama di Kabupaten/Kota dan Puskesmas, termasuk untuk upaya promotif dan
preventif dalam kesehatan haji, kesehatan indera, kesehatan usia lanjut, kesehatan jiwa,
kesehatan kerja, kesehatan olahraga, kesehatan tradisional dan lain lain.
2. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Merumuskan persepsi yang sama antara Pengelola BOK Kabupaten dengan pengelola Keuangan
BOK di Puskesmas dalam memahami Juknis BOK tahun 2012.
b. Memberikan informasi tentang Mekanisme Pencairan dan Pengeluaran dana BOK, Pengelolaan
dan Pertanggungjawaban Keuangan, Teknik Pembukuan dan Sistem Pelaporan dana BOK.
3. Pelaksanaan
4. Peserta
a. Kriteria Peserta
Peserta pertemuan dalam rangka Orientasi Bagi Pengelola BOK di Puskesmas TA. 2012 adalah
Pengelola Keuangan BOK Puskesmas dari 36 Puskesmas yang ada di Kabupaten Bone.
b. Jumlah Peserta
5. Pemateri
6. Metode
8. Pembiayaan
Pembiayaan kegiatan pertemuan dalam rangka Orientasi Bagi Pengelola BOK di Puskesmas TA.
2012 dibiayai oleh DIPA TP BOK 2012 SATKER DINKES KAB. BONE.
9. Out Put
2. Adanya persepsi yang sama antara Pengelola BOK Kabupaten (Dinas Kesehatan) dengan
pengelola BOK di Puskesmas dalam memahami Juknis BOK tahun 2012.
3. Semua peserta memahami tentang Mekanisme Pencairan dan Pengeluaran dana BOK,
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan, Teknik Pembukuan dan Sistem Pelaporan dana
BOK.
10. Penutup
Demikian Kerangka Acuan ini disusun sebagai pedoman dalam pelaksanaan Orientasi Bagi
Pengelola BOK di Puskesmas TA. 2012.
Mengetahui; Penyusun,
Kepala Dinas Kesehatan Kab. Bone Panitia
D
dr.H.A.ALIMUDDIN, Sp.PD ALIMUNG, SKM, M.Kes.
NIP. 19590907 198802 1 004 NIP. 19641016 198603 1 015
Panitia