PENGOLAHAN ENERGI
DISUSUN OLEH:
Dosen Pembimbing
FAK U LTAS TE K N I K
UNIVERSITAS JAMBI
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmat-Nyalah maka kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan
tepat waktu. Untuk kesempatan kali ini, kami mempersembahkan sebuah paper yang
semoga dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita semua. Melalui kata pengantar
ini kami terlebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi paper
ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung
perasaan pembaca. Dengan ini saya mempersembahkan papwer ini dengan penuh rasa
terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi paper ini sehingga dapat memberikan
manfaat.
Jambi, April2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
.............................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................3
2.1 Bilangan Oktan.....................................................................................................3
2.2 Komponen Utama Bensin....................................................................................5
2.3 Nama Produk Bensin............................................................................................7
2.4 Faksionasi Minyak Bumi.....................................................................................7
BAB III PENUTUP.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
Minyak Bumi merupakan bahan bakar yang dihasilkan oleh alam dari fosil-fosil
yang terpendam berjuta-juta tahun. Fosil adalah sisa tulang-belulang binatang atau sisa
tumbuhan zaman purba yang telah membatu dan tertanam di bawah lapisan tanah.
Minyak mentah (petroleum) adalah campuran yang kompleks, terutama terdiri dari
hidrokarbon bersama-sama dengan sejumlah kecil komponen yang mengandung sulfur,
oksigen, dan nitrogen dan sangat sedikit komponen yang mengandung logam.
Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan
yang mati sekitar 150 juta tahun yang silam . Sisa-sisa organisme itu mengendap di
dasar lautan, kemudian ditutupi oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun
berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu
dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anerob menguraikan sisa-sisa jasad
renik itu dan mengubahnya menjadi minyak dan gas.
Proses pembentukan minyak bumi dan gas ini memakan waktu jutaan tahun.
Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori bagaikan air dalam
batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain,
kemudia terkonsentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap. Walaupun minyak bumi
dan gas alam yang terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak dan gas yaang
terdapat di daratan. hal ini terjadi karena pergerakan kulit bumi, sehingga sebagian
lautan menjadi daratan.
Dari latar belakang yang telah disampaikan maka paper ini memiliki rumusan
malsalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian dari bilangan oktan yang terdapat dalam bahan bakar?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari bilangan oktan yang terdapat dalam bahan
bakar.
1.4 Manfaat
Paper ini bermanfaat agar pembaca dapat mengetahui lebih dalam lagi tentang
bilangan oktan dan rantai hidrokarbon pada bensin serta pengertian dari urutan lapisan
minyak bumi.
BAB II
PEMBAHASAN
94 Premix-TT
98 PertamaxPlus
Zat tambahan lainnya yang sering dicampurkan ke dalam bensin adalah MTBE
(methyl tertiary butyl ether, C5H11O), yang berasal dan dibuat dari etanol. MTBE murni
berbilangan setara oktan 118. Selain dapat meningkatkan bilangan oktan, MTBE juga
dapat menambahkan oksigen pada campuran gas di dalam mesin, sehingga akan
mengurangi pembakaran tidak sempurna bensin yang menghasilkan gas CO.
Belakangan diketahui bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi lingkungan karena
mempunyai sifat karsinogenik dan mudah bercampur dengan air, sehingga jika terjadi
kebocoran pada tempat-tempat penampungan bensin (misalnya di pompa bensin)
MTBE masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan sumber-sumber air minum
lainnya.
Etanol yang berbilangan oktan 123 juga digunakan sebagai campuran. Etanol
lebih unggul dari TEL dan MTBE karena tidak mencemari udara dengan timbal. Selain
itu, etanol mudah diperoleh dari fermentasi tumbuh-tumbuhan sehingga bahan baku
untuk pembuatannya cukup melimpah. Etanol semakin sering dipergunakan sebagai
komponen bahan bakar setelah harga minyak bumi semakin meningkat.
Komponen utama bensin adalah n-heptena (C7H16) dan isooktana (C8H18). kualitas
bensin ditentukan oleh kandungan isooktana (bilangan oktan). Bilangan oktan untuk n-
heptana = 0 dan isooktana = 100. Karana komposisi bensin terdiri dari n-heptana dan
isooktana, yang mempunyai struktur sebagai berikut:
3. Memiliki kandungan sulfur yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bensin
dan kerosen.
D. Solar harus memiliki kekentalan yang memadai agar dapat disemprotkan oleh
ejector di dalam mesin.
E. Tetap stabil atau tidak mengalami perubahan struktur, bentuk dan warna dalam
proses penyimpanan.
F. Memiliki kandungan sulfur sekecil mungkin, agar tidak berdampak buruk bagi
mesin kendaraan serta tidak menimbulkan polusi.
7. Fraksi ketujuh
Pada fraksi ini dihasilkan residu. Minyak mentah dipanaskan pada suhu tinggi,
yaitu di atas 375 oC, sehingga akan terjadi penguapan.
Pada trayek ini dihasilkan residu yang tidak menguap dan residu yang menguap. Residu
yang tidak menguap berasal dari minyak yang tidak menguap, seperti aspal dan arang
minyak bumi. Adapun residu yang menguap berasal dari minyak yang menguap, yang
masuk ke kolom pendingin dengan suhu 375 oC. Minyak pelumas (C16H34
C20H42) digunakan untuk pelumas mesin-mesin, parafin (C21H44C24H50) untuk membuat
lilin, dan aspal (rantai C lebih besar dari C36H74) digunakan untuk bahan bakar dan
pelapis jalan raya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hal yang dapat disimpulakan dari paper ini diantaranya:
1. Bilangan oktan angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan
sebelum bensin terbakar secara spontan.
2. Komponen utama yang terdapat dalam bensin adalah n-heptena (C7H16) dan isooktana
(C8H18).
3. Fraksionasi pada minyak bumi terdiri dari 7 fraksi diantaranya:
a. Fraksi Pertama, menghasilkan gas
b. Fraksi kedua, mengahasilkan petroleum ester
c. Fraksi ketiga, menghasilkan bensin (gasoline)
d. Fraksi keempat, menghasilkan nafta
e. Fraksi kelima, menghasilkan minyak tanah (kerosin)
f. Fraksi keenam, menghasilkan solar
g. Fraksi ketujuh, menghasilkan residu.
4. Umumnya skala oktan didunia memiliki bebagai macam adalah Research
Octane Number (RON). RON ditentukan dengan mengisi bahan bakar ke dalam
mesin uji dengan rasio kompresi variabel dengan kondisi yang teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Bimo Mayong, 2012. Penghitungan nilai oktan berdasarkan Research Octane Number
(RON) pada bahan bakar bensin. Jurnal Teknik Kimia. Universitas Diponoggor:
Semarang
Edy Pratono,2013. Faksionasi pada minyak bumi. Diakses dari:
http://edypratono.blogspot.co.id/2013/09/minyak-tanah-kerosine.html. pada 13
April 2017. Pukul 09.54 PM .
Syefrida M, 1996. Pengaruh bilangan oktan pada bensin dengan berbagai variable tes
yang berbeda. Jurnal Kimia. Uneversitas Andalas: Padang