Anda di halaman 1dari 3

Pada zaman dahulu di sebuah kerajaan bernama Ethiana, hiduplah seorang putrid

yang cantik dan juga bijaksana. Anak pertama dari tiga bersaudara ini selalu
menjadi sosok seorang pemimpin.

Putri Clarissa, sudah pai, teriak sang pelayan sambil mengetuk pintu.

Aku sudah bangun, aku sudah mandi, aku sudah berganti pakaian, aku sudah siap
untuk aktifitas harini ujar putri dan membuka pintu kamarnya.

baiklah apa yang harus kita kerjakan hari ini?

putri punya banyak aktifitas seperti biasanya, apakah putrid ingin beristirahat
untuk hari ini? Putri butuh istirahat

tidak perlu, aku harus siap untuk menjadi seorang yang pemimpin, banyak
pekerjaan dan beban jiwa yang harus ku tanggung dari rakyat diluar sana.

Putrid yang sangat sibuk menyempatkan diri untuk bertemu rakyat. Sembaring
melihatlihat buah datanglah seorang nenek tua yang menghampiri putri. Ia sangat
menganggung agungkan sang putri, dengan tatapan yang tulus olehnya sang nenek
sempat berkata

putri, sampai kapan kamu harus begini? Haruskah kucarikan pemuda yang
sepadan untukmu tuk kau jadikan pendamping mu?

aahh.. kurasa tak perlu nek. Ibuku sudah selalu mencarikan pria yang pantas
untukku. Tapi tak ada satupun yang cocok dihatiku

Putrid yang hendak ingin berpulang ke kerjaannya. tiba tiba secara tak disengaja ia
menabrak seorang lelaki. Lelaki yang sedang membawa banyak roti harus rela
kehilangan miliknya, karena roti yang dibawa sudah bertaburan jatuh ketanah.
Dengan wajah ketakutan putrid meminta maaf dengan sangat tulus. dan laki laki itu
memasang wajah lapang dada sembaring menerima ucapan maaf tersebut. Putri
dan laki laki itu tak sengaja bertatapan wajah. Sontak sang putrid tidak dapat
mengalihkan wajahnya dari sang lakilaki. Entah apa yang dipikirkannya, semua
terasa hitam dan putih hanya sosok laki laki itu saja yang berwarna baginya. Hati
yang terasa seperti hembusan angin yang keras, nafas yang sungguh lega, pikiran
yang terasa seperti salju membuat wajah memerah dan senyumpun pecah.
Kenyataannya hanya dua detik putri melihatnya, tapi bagi putri sudah ratusan
purnama sudah ia lalui. Senang bukan lagi perasaan yang menggambarkan dirinya
saat itu. Putri sempat lupa ingat apa yang terjadi, karena dipikirannya hanya laki
laki itu seorang. Dalam hatinya bertanya apa ini yang disebut cinta. Begitu aneh
dan putrid merasa ketagihan dengan perasaan ini. Sebelumnya, setiap bertemu
lelaki setampan apapun rasa didadanya sama saja, tidak ada yang istimewa.

Putri! Mari kita pulang! ujar sang pelayan kerajaan kepada sang putrid.
baiklah! membalas sang pelayan

maaf untuk segalanya, aku sudah membuatmu rugi, izinkan aku untuk membayar
semua kerugianmu ini. Aku tidak menerima tolakan, datanglah kekerajaan ku besok
pukul 8 sore ujar sang putri kepada lakilaki itun

Baiklah putri! ujar sanglakilaki

Penantian sang putrid telah tiba, dalam hatinya hari ini ia akan bertemu laki laki itu
kembali. Lelaki tak bernama ini membuat sang putri sungguh tak sabar melihat ia
kembali. Pukul 5 pagi putrid sudang menunggu, ia membatalkan segala urusan
demi pertemuan nya dengan lelaki itu.
putri ia sudah datang ujar pelayan pribadinya yang bernama Talia.
putrid langsung berlari kearah taman. Dan benar sang lelaki sudah berada disana,
sang putrid berhenti berlari sambil melihar pundak sang lelaki. Hati yang berdebar
tak sanggup dikendalikan lagi. Bukan dia yang mengendalikan pikirannya tapi hati
sudah mengambil alih.

tuan!

Sang lelaki menoleh, dan melempar senyuman. Sang putri sangat gembira, ia tidak
mau membuangbunag waktu begitu saja, ia menetapkan dalam hati bahwa satu
harian ini dia akan menghambiskan waktu kepada sang lelaki. Dengan embel embel
minta ditemani keseluruh wilayah kerajaan sampai ke desa desa yang tidak pernah
dikunjungi putri, sang lelaki menerima dan menemaninya. Tak disangka lelaki itu
begitu baik hati dan sungguh manis. Setiap ucapannya mengenyuhkan hati putri.
Mereka begitu cocok satu sama dari obrolannya. Tertawa, bergembira, bermain
bersama selama satu harian membuat mereka saling lupa waktu. Pengalam yang
sungguh menarik hingga tak ingin dilupakan. Mereka tidak sadar dengan waktu
yang mereka habskan, gelapnya malamlah yang memeperingati mereka. Sebelum
berpisah sang putrid menyadari sesuatu bahwa sang putrid belum tau nama sang
lelaki ini.

kalau boleh tau siapakah namanu?

putrid bisa memanggil saya Martinti

satu harian ini kita sudah menghambiskan waktu tanpa tahu nama satu sama lain,
namaku Clarissa, tidak usah pakai putrid, dan terimakasih untuk satu harian ini

baiklah clarissa, samasama. Tapi boleh kan aku mengajukan satu pertanyaan, tapi
jangan sampai kau marah dengan pertanyaan ini, dan aku juga tak butuh jawaban
secepatnya pikirkan saja terlebih dahulu matang matang

tenang saja, apa itu?


putrid, maaf maksudku Carissa.. hmmm maukah kau hmm maukah kau menikah
dengan ku?
Hening seketika menusuk hati keduanya. Sang putrid tiba tiba menangisr;

martin, hmm aku tidak butuh waktu untuk menjawab pertanyaanmu. Sangat
mudah bagiku untuk memutuskan karena hatiku sudah tetap, dan jawabannya aku
mau

Mereka terlihat sangat bahagia, dan sehabis berbincan sebenatar mereka pergi
kearah tempat tinggal masing masih. Sesampainya dikerajaan ia dihadang oleh
sang ratu yaitu ibunya.

clarissa dari mana saja kamu? Kamu ini putrid kerajaan, tidak bisa seenaknya pergi
keluar istana semaumu, apa kata rakyat yang kamu naungi

ibu aku pergi keluar, aku bertemu seorang lelak. Hanya ia dapat membuatku
mengerti betapa indahnya jatuh cinta. Jatuh yang tak berluka hanya meninggalkan
perasaan

siapa dia? Dari kerajaan mana?

namanya martin, dan berita baiknya aku akan segera menikah

apa? Orang yang baru kau temui itu hanya beberapa hari kau temui, berani
beraninya kamu menikahi seorang lelaki itu, rupa nya saja ibu taktau dan pasti dia
bukan dari kerajaan. Buktinya tidak ada hadiah yang mampir kekerajaanws

Anda mungkin juga menyukai