2. TEORI DASAR
A. Wol
Wol adalah serat tekstil yang diperoleh dari domba dan hewan
tertentu lainnya, termasuk kasmir dari kambing, mohair dari kambing,
qiviut dari muskoxen, angora dari kelinci, dan jenis-jenis wol dari
camelids. Wol memiliki beberapa ciri-ciri khas yang membedakannya dari
rambut atau bulu biasa: berkerut, dan elastis. Pada umumnya, serat
domba ini berwarna putih krem tetapi beberapa jenis domba tertentu juga
menghasilkan warna alami lainnya seperti coklat, silver, hitam, dan juga
campuran. Wol berbeda dengan serat lain karena struktur kimianya.
Struktur kimia ini mempengaruhi tekstur, elastisitas, dan formasi
kerutannya. Wol merupakan serat protein, yang terdiri dari lebih dari 20
asam amino. Asam amino ini membentuk polimer protein. Wol juga
mengandung sejumlah kecil lemak, kalsium dan sodium.
B. Pemasakan
1
murni, komponen yang tidak murni ini perlu dihilangkan dengan
proses pemasakan, sedangkan pada serat buatan, kemurnian
seratnya lebih tinggi sehingga fungsi pemasakan dapat disamakan
dengan pencucian biasa, untuk mengilangkan kotoran-kotoran
pada kain.
1. Zat-zat Pemasak
Pengelantangan
2
dari serat-serat alam baik serat tumbuhtumbuhan maupun serat binatang
yang tertentu selama masa pertumbuhan.
Sedangkan bahan tekstil dari serat sintetik tidak perlu dikelantang, karena
pada proses pembuatan seratnya sudah mengalami pemurnian dan
pengelantangan, tetapi untuk bahan tekstil yang terbuat dari campuran
serat sintetik dan serat alam diperlukan proses pengelantangan terutama
prosesnya ditujukan terhadap serat alamnya.
- Zat Pengelantang
- Kaporit (CaOCl2)
3
Zat Pengelantang yang bersifat reduktor, antara lain :
Praktikum II
4. FUNGSI ZAT
Pemasakan
a. Zat Pembasah :
Menurunkan tegangan permukaan dan memudahkan Bahan
terbasahi.
b. Na2CO3 :
pendispersi dan pengemulsi kotoran hasil reaksi serta
squestering agent untuk melunakkan air proses pemasakan. Soda
kostik mengekstraksi pektin , wax , protein, abu dan kotoran
4
organik lainnya dengan jalan saponifikasi dan diemulsikan menjadi
bentuk yang larut dalam air dengan bantuan detergen / sabun yang
mempunyai daya pendispersi yang kuat.
c. Asam cuka :
Sebagai penetral bahal setelah dimasak.
Pengelantangan
a. Zat pembasah :
Menurunkan tegangan permukaan dan memudahkan bahan
terbasahi.
b. H2O2 :
Sebagai zat pengelantang yang bersifat oksidator dan tidak
mengandung chlor.
c. Na2CO3 :
Sebagai pembawa suasana alkali pada proses
pengelantangan
5. RESEP
Praktikum I
A. Na2CO3` : 0-20 g/ L
B. Pembasah : 1 ml/L
C. Waktu : 30 menit
D. Vlot : 1:20
E. Berat Bahan : 20 gram
Resep Penetralan :
A. Asam cuka : 1 ml/L
B. Suhu : kamar
C. Waktu : 10 menit
D. Vlot : 1 : 20
Praktikum II
A. Na2CO3 : 0-20 g/ L
B. H2O2 50% : 30 g/L
C. Pembasah : 3 g/L
D. Suhu : kamar
E. Waktu : 24 jam
F. WPU : 100%
G. Vlot : 1: 20
H. Berat bahan : 5 gram
Resep penyabunan :
A. Pembasah : 1ml/L
B. Suhu : kamar
C. Vlot : 1:20
6. PERHITUNGAN RESEP
Praktikum I
= 20 x 20
= 400 g
5
= 400 mL ( air = 1 g/cm3)
Na2CO3 = x Air
= 10/1000 x 400 ml
= 4 gram
Pembasah = x Air
= 1/1000 x 400 ml
= 0.4 gram
Praktikum II
= 20 x 5
= 100 g
H2O2 = x Air
= 10/1000 x 100 ml
= 1 gram
Pembasah = x Air
= 1/1000 x 100 ml
= 0.1 gram
7. CARA KERJA
Pemasakan Praktikum I
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Mencampurkan dan mengaduk ,air, Na2CO3 dan pembasah secara
merata dengan pengaduk kaca pada gelas.
c. Memasukkan bahan kedalam larutan dan diaduk selama 10 menit
kemudian, kemudain memasukan gelas ke dalam panic berisi air
lalu panaskan hingga suhu menjadi 70C.
d. Melakukan pemasakan selama 30 menit pada suhu 70C.
e. Mengeluarkan kain kemudian melakukan pencucian panas pada
suhu 50oC selama 10 menit.
f. Melakukan pencucian dingin selama 10 menit.
g. Melakukan penetralan selama 10 menit.
h. Mengeringkan kain dengan mengangin-anginkan kain di udara
terbuka.
i. Menimbang kain hasil proses dan mencatat bobot kain tersebut/
Pengelantangan Praktikum II
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
6
b. Mencampurkan dan mengaduk semua bahan kimia secara merata
dengan pengaduk kaca selama .
c. Memasukkan bahan kedalam larutan dan diaduk selama 10 menit.
d. Memasukan bahan kedalam pelastik lalu dibacam selama 24 jam.
e. Mengangkat kain dari pelastik bacam kemudian bilas dengan air
panas (70oC) selama 10 menit.
f. Melakukan penyabunan selama 10 menit.
g. Melakukan pencucian dingin selama 10 menit.
h. Mengeringkan kain dengan mengangin-anginkan kain di udara
terbuka.
i. Menimbang kain hasil proses dan mencatat bobot kain tersebut.
8. DIAGRAM ALIR
Praktikum I
o
C Cuci
panas Cuci penetrala
dingin n
70
z
35
Pembasah +
Na2CO3 +
Bahan
5 10 40 50 60 70 80
Waktu
(menit)
Praktikum II
Pembilasan penyabun
o
C Cuci
Pembacam
70
35
Na2CO3 +
Pembasah
+H2O2 +
Bahan
10 1150 116 117 118
0 0 0 0
Waktu
(menit)
9. HASIL PRAKTIKUM
Hasil Pemasakan Praktikum I
Evaluasi kain
Pengurangan Berat Hasil Tes Dengan KI
Na2CO3 Pengurang
Awal Akhir Blanko Hasil
an
0
7
10
15
20
Handfeel
Daya serap
Evaluasi kain
Pengurangan Berat Hasil Tes Dengan KI
Na2CO3 Pengurang
Awal Akhir Blanko Hasil
an
0
10
15
20
Daya serap
Derajat
Puth
a. Pemasakan
b. Pengelantangan
8
11. DISKUSI
12. KESIMPULAN
www.google.com
9
10
14. LAMPIRAN
PEMASAKAN
Blanko
0 10 15 20
PENGELANTANGAN
Blanko
0 10 15 20
11
PENCELUPAN BENANG WOL DENGAN ZAT WARNA REAKTIF VARIASI
perendaman (exhaust).
2 Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah :
a Menguji kelayakan zat warna yang dipakai.
b Membandingkan dan menganalisa hasil praktikum
pencelupan.
2 TEORI DASAR
Zat warna reaktif adalah suatu zat warna yang dapat mengadakan
reaksidengan serat (ikatan kovalen) sehingga zat warna tersebut
merupakan bagiandari serat. Zat warna reaktif yang pertama
diperdagangkan dikenal dengannama Procion. Zat warna ini terutama
dipakai untuk mencelup serat selulosa,serat protein seperti wol dan
sutera dapat juga dicelup dengan zat warna ini.Selain itu serat poliamida
(nilon) sering juga dicelup dengan zat warna reaktifuntuk mendapatkan
warna muda dengan kerataan yang baik.
- Procion (I.C.I)
- Remazol (Hoechst)
- Levafix (Bayer)
- Drimarine (Sandoz)
- Primazine (BASF)
Sifat sifat
Zat warna reaktif termasuk golongan zat warna yang larut dalam air.
Karena mengadakan reaksi dengan serat selulosa, maka hasil pencelupan
zat warnareaktif mempunyai ketahanan luntur yang sangat baik.
Demikian pula karenaberat molekul kecil maka kilapnya baik.
12
Berdasarkan cara pemakaiannya, zat warna reaktif digolongkan menjadi
dua golongan, yaitu :
Yaitu zat warna reaktif yang mempunyai kereaktifan tinggi, dicelup pada
suhu rendah. Misalnya procion M, dengan sistem reaktif dikloro triazin.
Yaitu zat warna reaktif yang mempunyai kereaktifan rendah, dicelup pada
suhu tinggi. Misalnya Procion H, Cibacron dengan sistem reaktif mono
kloro triazin, Remazol dengan sistem reaktif vinil sulfon.
Pencelupan
melarutkan atau mendispersikan zat warna dalam air atau media lain
cara, yaitu :
terjadi yaitu zat warna oleh serat akan ditarik atau ditolak, karena
13
Zat warna mempunyai gaya-gaya untuk mengatasi gaya tolak dari
Pada tahap ini proses berjalan lambat, biasa dipakai ukuran untuk
4 FUNGSI ZAT
a Zat Warna Reaktif
b Zat Pembasah : Menurunkan tegangan permukaan dan
memudahkan
Bahan terbasahi.
c Na2SO4 : mempermudah zat warna masuk kedalam serat
d Na2CO3 : sebagai pembawa sauna na alkali dalam proses
pencelupan
5 RESEP
Praktikum I
A Zat Warna reaktif : 1 % (BB)
B Pembasah : 0.5 g/L
C Na2SO4 : 15 g/L
D Waktu : 30 Menit
E Vlot : 1:20
F Berat Bahan : 10 g
G Suhu : 100oC
H pH : Netral
Praktikum II
14
F Vlot : 1:20
G Berat Bahan : 10 g
H Suhu : 100oC
I pH : Netral
6 PERHITUNGAN RESEP
Praktikum I
= 20 x 10
= 200 g
1 gram
Zat Warna Direk 1% = 100 ml x Berat Bahan
1 gram
= 100 ml x 10 g
= 0.1 gram
15 gram
Na2SO4 = 1000 ml x Air
15 gram
= 1000 ml x 200 mL
= 3 gram
0.5 gram
Pembasah = 1000 ml x Air
0.5 gram
= 1000 ml x 200 ml
= 0.1 gram
Praktikum II
15
Kebutuhan Air = Vlot x BK
= 20 x 10
= 200 g
2 gram
Zat Warna Direk 2% = 100 ml x Berat Bahan
2 gram
= 100 ml x 10 g
= 0.2 gram
5 gram
Na2SO4 5 g/L = 1000 ml x Air
5 gram
= 1000 ml x 200 mL
= 1 gram
15 gram
Na2CO3 = 1000 ml x Air
15 gram
= 1000 ml x 200 mL
= 3 gram
0.5 gram
Pembasah = 1000 ml x Air
0.5 gram
= 1000 ml x 200 ml
= 0.1 gram
7 CARA KERJA
Praktikum I
a Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b Mencampurkan dan mengaduk zat warna, pembasah dan air 100
16
d Menambahkan Na2SO4 dan 100 mL air, kemudian memanaskan
suhu 80oC.
f Membuang larutan tersebut kemudian menggantinya dengan air
terbuka.
i Mengamati warna pada bahan hasil praktikum.
Praktikum II
suhu 80oC.
f Membuang larutan tersebut kemudian menggantinya dengan air
terbuka.
i Mengamati warna pada bahan hasil praktikum.
17
8 DIAGRAM ALIR
Praktikum I
C
1
0 Pembilasa
Garam + Pengerin
gan
3
0
Pembasah
+Zat
Warna +
1 30 6 6 75
5 0 5
Waktu
(menit)
Praktikum II
o
C
10
0 Pembilasa
Garam + Pengering
30
Pembasah
+Zat
Warna +
15 30 6 6 75
9 HASIL PRAKTIKUM
0 5
Pencelupan praktikum 1
Waktu
(menit)
18
Evaluasi kain
Na2CO3
0
10
20
Pencelupan praktikum 2
Evaluasi kain
Na2CO3
0
10
20
11 DISKUSI
Terjadi kesalahan prosedur pencelupan dikarenakan tidak diberikan
larutan asam (HCl atau H2SO4) agar zat warna masuk kedalam serat.
12 KESIMPULAN
Tidak didapatkan hasil yang optimum dikarenakan pengerjaan yang
pencelupan.
13 LAMPIRAN
19
PENCELUPAN praktikum 1
Blanko
0 10 20
PENCELUPAN praktikum 2
Blanko
0 10 20
20