organik seperti tanaman, hewan, atau limbah organik lainnya. Kompos yang
digunakan sebagai pupuk disebut pupuk organik karena penyusunnya terdiri
dari bahan-bahan organik.
2. Setelah itu, tumpuk dan taruh rumput di bagian atas. Buat tumpukan
setebal 15 cm
3. Taruh kotoran ternak yang telah dibasahi pada bagian paling atas
tumpukan
6. Jaga kelembaban dalam tumpukan bahan agar tetap lembab dan tidak
becek
a. Pemanenan kompos
Dilakukan setelah ketebalan kotoran sapi dan urine di dalam kandang
kelompok mencapai 25 - 30 cm (1,5 2 bulan)
Pemanenan dilaksanakan sesuai dengan tujuan jenis kompos
organik, yaitu kompos curah, kompos blok, kompos granula dan
bokhasi.
Tidak banyak yang menyadari bila setiap hari kita memproduksi sampah
yang jumlahnya terus meninggi. Dan, kita juga tidak banyak menyadariya
kian hari kian sulit untuk membuang sampah.Bagaimana Cara membuat
pupuk kompos
Karena volume yang terus meninggi, lahan TPA (tempat pembuangan akhir
sampah) cepat habis. Dan untuk memperluasnya tidaklah mudah. Reaksi
warga di sekitar TPA juga keras ketika mendengar ada rencana perluasan.
Mencari lahan TPA baru, terutama di kota-kota besar di Pulau Jawa lebih sulit
lagi. Warga sekitar dengan keras selalu menolaknya. Mereka tidak rela bila
pemukiman berdekatan dengan tumpukan sampah. Ya.. siapa yang mau
hidup di lingkungan yang hampir tiap hari menghirup udara busuk.
Cara Membuat pupuk kompos sendiri dari sampah organik tidaklah sulit.
Berikut ini adalah cara membuat pupuk kompos.
Bahan:
1. 2 1 /4 hingga 4 m3 sampah lapuk (garbage)
2. 6,5 m3 kulit buah kopi
3. 750 kg kotoran ternak memamah biak ( 50 kaleng ukuran 20 liter)
4. 30 kg abu dapur atau abu kayu
Cara Membuat
1. Buatlah bak pengomposan dari bak semen. Dasar bak cekung dan
melekuk di bagian tengahnya. Buat lubang pada salah satu sisi bak agar
cairan yang dihasilkan dapat tertampung dan dimanfaatkan.
2. Atau buatlah bak pengomposan dengan menggali tanah ukuran 2,5 x 1 x
1 m (panjang x lebar x tinggi). Tapi hasilnya kurang sempurna dan kompos
yang dihasilkan berair dan lunak.
3. Aduk semua bahan menjadi satu kecuali abu. Masukkan ke dalam bak
pengomposan setinggi 1 meter, tanpa dipadatkan supaya mikroorganisme
aerob dapat berkembang dengan baik. Kemudian taburi bagian atas
tumpukan bahan tadi dengan abu.
4. Untuk menandai apakah proses pengomposan berlangsung dengan balk,
perhatikan suhu udara dalam campuran bahan. Pengomposan yang baik
akan meningkatkan suhu dengan pesat selama 4 - 5 hari, lalu segera
menurun lagi.
5. Tampunglah cairan yang keluar dari bak semen. Siram ke permukaan
campuran bahan untuk meningkatkan kadar nitrogen dan mempercepat
proses pengomposan.
6. 2 - 3 minggu kemudian, balik-balik bahan kompos setiap minggu. Setelah
2 -3 bulan kompos sudah cukup matang.
7. Jemur kompos sebelum digunakan hingga kadar airnya kira-kira 50 -60 %
saja.
8. Kalau di daerah kita tidak tersedia kulit buah kopi, cara ke II dapat
diadaptasi dengan menggantikan kulit buah kopi dengan hijauan seperti
Iamtoro ataulainnya.
Bahan :
1. Daun, rumput
2. Sampah organik
Cara membuat:
1. Buat terowongan segitiga.
2. Terowongan udara terbuat dari bambu atau kayu berukuran kira kira :
tinggi 20 cm, panjang 1.5 - 2 meter. Buatlah dua buah dan letakkan
berdampingan.
3. Tumpuklah daun dan bahan yang lain diatas satu terowongan udara &
biarkan yang satunya.
4. Tambahkan bahan & siram dengan air secara teratur setiap hari agar
tumpukan tetap lembab.
5. Setelah bagian bawah mulai menghitam (seperti tanah), baliklah
tumpukan keatas terowongan udara yang satunya. Tumpuk bahan yang baru
di atas terowongan yang lama.
6. Jaga kelembaban tumpukan dengan menyiramnya secara teratur &
biarkan sampai menjadi kompos (kira-kira 6 minggu atau warnanya
kehitaman semua).
7. Setelah bahannya menjadi kompos, bisa digunakan untuk kebun. Ulangi
lagi proses diatas, supaya anda selalu punya kompos.
8. Kompos yang anda buat sendiri ini bisa digunakan untuk kesuburan tanah
dan kesehatan tanaman anda.
Bahan :
1. Di dalam rumah ( ruang keluarga, kamar makan ) dan di depan dapur
disediakan 2 tempat sampah yang berbeda warna untuk sampah organic dan
sampah non-organic.
2. Diperlukan bak plastic atau drum bekas untuk pembuatan kompos. Di
bagian dasarnya diberi beberapa lubang untuk mengeluarkan kelebihan air.
Untuk menjaga kelembaban bagian atas dapat ditutup dengan karung goni
atau anyaman bambu.
3. Dasar bak pengomposan dapat tanah atau paving block, sehingga
kelebihan air dapat merembes ke bawah. Bak pengomposan tidak boleh
kena air hujan, harus di bawah atap.
Cara Membuat :
1. Campur 1 bagian sampah hijau dan 1 bagian sampah coklat.
2. Tambahkan 1 bagian kompos lama atau lapisan tanah atas (top soil) dan
dicampur. Tanah atau kompos ini mengandung mikroba aktif yang akan
bekerja mengolah sampah menjadi kompos. Jika ada kotoran ternak ( ayam
atau sapi ) dapat pula dicampurkan .
3. Pembuatan bisa sekaligus, atau selapis demi selapis misalnya setiap 2
hari ditambah sampah baru. Setiap 7 hari diaduk.
4. Pengomposan selesai jika campuran menjadi kehitaman, dan tidak berbau
sampah. Pada minggu ke-1 dan ke-2 mikroba mulai bekerja menguraikan
membuat kompos, sehingga suhu menjadi sekitar 40C. Pada minggu ke-5
dan ke-6 suhu kembali normal, kompos sudah jadi.
5. Jika perlu diayak untuk memisahkan bagian yang kasar. Kompos yang
kasar bisa dicampurkan ke dalam bak pengomposan sebagai activator.
6. Keberhasilan pengomposan terletak pada bagaimana kita dapat
mengendalikan suhu, kelembaban dan oksigen, agar mikroba dapat
memperoleh lingkungan yang optimal untuk berkembang biak, ialah
makanan cukup (bahan organic), kelembaban (30-50%) dan udara segar
(oksigen) untuk dapat bernapas.
7. Sampah organic sebaiknya dicacah menjadi potongan kecil. Untuk
mempercepat pengomposan, dapat ditambahkan bio-activator berupa
larutan effective microorganism (EM) yang dapat dibeli di toko pertanian.
Cara Membuat Pupuk Kompos dari Daun Daun Tanaman
kumpulkan daun daun gugur , tak hanya daun saja, pokoknya sampah
sampah yang sifatnya dapat terurai (alamiah) dijadikan satu .
pengumpulan nya dijadikan satu, pisahkan dengan sampah sampai
non organik seperti plastik dsb.
Itulah tadi sedikit uraian singkat mengenai cara membuat pupuk kompos,
dengan membuat pupuk kompos tentunya akan memberikan manfaat ,
manfaat pupuk kompos yang di berikan antara lain :
http://cookies.web.id/2012/05/cara-membuat-pupuk-kompos-dari-daun-daun-
tanaman.html
rabu, 27 september 2012. Pukul 10.47 WIB
Laporan Hasil Penelitian Pembuatan Pupuk Kompos
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. Atas segala nikmat
yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
hasil penelitian ini sebagaimana mestinya.
Penyelesaian laporan hasil penelitian ini menjadi salah satu tugas
dalam mata pelajaran Biologi. Oleh karena itu, penyusun laporan hasil
penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan para
pembaca tentang beberapa hal yang dibahas dalam makalah ini.
Ucapan terima kasih penulis diucapkan kepada guru pembimbing
yang selalu memberi banyak masukan sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik dan juga kepada teman teman yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, meskipun namanya tidak dapat
disebutkan oleh penulis saatu persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum terbilang dalam kata
sempurna karena, keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak
untuk perbaikan pada pembuatan makalah yang selanjutnya.
Akhirnya penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi penulis.
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR
ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
D. Manfaat Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
3
A. Kajian Pustaka 3
B. Proses Pembuatan 10
BAB III
PENUTUP 11
A. Simpulan 11
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembuatan kompos adalah menumpukkan bahan-bahan organis dan
membiarkannya terurai menjadi bahan-bahan yang mempunyai nisbah C/N
yang rendah (telah melapuk) (Hasibuan, 2006).
Bahan-bahan yang mempunyai C/N sama atau mendekati C/N tanah,
dapat langsung digunakan sebagai pupuk, tetapi bila C/N nya tinggi harus
didekomposisikan dulu sehingga melapuk dengan C/N rendah yakni 10-12
(Rinsemo, 1993).
Dalam pembuatan kompos ini dapat dikemukakan cara-cara Krantz,
Indore, dan Macdonald. Cara Krantz yaitu dengan menggunakan bahan-
bahan mentah (serasah, sampah organic, dll) ditumpuk sampai setinggi 50
cm atau lebih. Kemudian diberi pupuk kandang sebagai aktifator, setelah
beberapa hari temperature mencapai 50oC-60oC, temperatur ini bisa
mematikan kuman-kuman serta biji-biji tanaman pengganggu. Tumpukan
diinjak-injak sehingga keadaan menjadi anaerob, selanjutnya ditambahkan
bahan-bahan mentah sehingga tumpukan mencapai sekitar 80 cm, demikian
seterusnya perlakuan penamabahan dilakukan sampai tumpukan menjadi
tinggi sekitar 1,5 m. kemudian tumpukan harus ditutup dengan lapisan tanah
bagian atasnya, perlakuan demikian untuk mencegah kehilangan N lebih
lanjut dan juga melindungi kompos dari pengaruh teriknya sinar matahari.
Setelah 3 bulan biasanya kompos telah matang dan dapat dipergunakan
(Sutejo, 2002).
Cara Indore yaitu dengan menggunakan bahan-bahan mentah (serasah,
sampah, bahan organik, dll) ditumpuk berlapis-lapis setinggi 60 cm
dengan ukuran panjang, Lebar 2,5 x 2,5 cm. Setiap lapis tingginya sekitar 15
cm, jadi bagi ketinggian 60 cm harus dibuat 4 lapis. Diantara lapisan-lapisan
diberikan pupuk kandang sebagai lapis yang tipis, atau disiram dengan
cairan pupuk kandang. Lakukan perlakuan pembalikan, lapisan-lapisan
kompos itu secara teratur, yaitu pada hari ke15, 30 dan 60. Pembalikan ini
dimaksud untuk meratakan penguraian. Pada pembalikan ini lapisan 1 dan
ke 4 disatukan dan jua lapisan ke 2 dan ke 3 disatukan dan tumpukan ke 1
diletakkan dibawah dan tumpukan ke 2 diatasnya setelah umur kompos 60
hari kedua tumpukan disatukan dan dilakukan pembalikan secara merata.
Agar kompos tetap dalam keadaan anaerob perlu ditempatkan dibawah atap
agar tidak terkena air hujan (Sutejo, 2002).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas penulis dapat merumuskan :
1. Bagaimanakah peranan mikroorganisme dalam proses pembuatan pupuk
kompos?
2. Bagaimanakah proses pembuatan pupuk kompos?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang menjadi acuan penulis untuk membuat
laporan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Mengetahui bagaimana peranan dari mikroorganisme dalam proses
pembuatan pupuk kompos.
2. Mengetahui bagaimana proses pembuatan pupuk kompos.
D. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan laporaan hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat, baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, diharapkan
dapat hasil penulisan laporan hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi teori bagi penulisan laporan hasil penelitian yang lain yang sejenis
dengan judul laporan hasil penelitian ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Pustaka
Pembuatan kompos adalah menumpukkan bahan-bahan organis dan
membiarkannya terurai menjadi bahan-bahan yang mempunyai nisbah C/N
yang rendah (telah melapuk) (Hasibuan, 2006).
Bahan-bahan yang mempunyai C/N sama atau mendekati C/N tanah,
dapat langsung digunakan sebagai pupuk, tetapi bila C/N nya tinggi harus
didekomposisikan dulu sehingga melapuk dengan C/N rendah yakni 10-12
(Rinsemo, 1993).
Dalam pembuatan kompos ini dapat dikemukakan 3 cara yaitu cara
Krantz, Indore, dan Macdonald.
Cara Krantz yaitu dengan menggunakan bahan-bahan mentah (serasah,
sampah organic, dll) ditumpuk sampai setinggi 50 cm atau lebih. Kemudian
diberi pupuk kandang sebagai aktifator, setelah beberapa hari temperature
mencapai 50oC-60oC, temperatur ini bisa mematikan kuman-kuman serta biji-
biji tanaman pengganggu. Tumpukan diinjak-injak sehingga keadaan menjadi
anaerob, selanjutnya ditambahkan bahan-bahan mentah sehingga tumpukan
mencapai sekitar 80 cm, demikian seterusnya perlakuan penamabahan
dilakukan sampai tumpukan menjadi tinggi sekitar 1,5 m. kemudian
tumpukan harus ditutup dengan lapisan tanah bagian atasnya, perlakuan
demikian untuk mencegah kehilangan N lebih lanjut dan juga melindungi
kompos dari pengaruh teriknya sinar matahari. Setelah 3 bulan biasanya
kompos telah matang dan dapat dipergunakan (Sutejo, 2002).
Cara Indore yaitu dengan menggunakan bahan-bahan mentah (serasah,
sampah, bahan organik, dll) ditumpuk berlapis-lapis setinggi 60 cm
dengan ukuran panjang, Lebar 2,5 x 2,5 cm. Setiap lapis tingginya sekitar 15
cm, jadi bagi ketinggian 60 cm harus dibuat 4 lapis. Diantara lapisan-lapisan
diberikan pupuk kandang sebagai lapis yang tipis, atau disiram dengan
cairan pupuk kandang. Lakukan perlakuan pembalikan, lapisan-lapisan
kompos itu secara teratur, yaitu pada hari ke15, 30 dan 60. Pembalikan ini
dimaksud untuk meratakan penguraian. Pada pembalikan ini lapisan 1 dan
ke 4 disatukan dan jua lapisan ke 2 dan ke 3 disatukan dan tumpukan ke 1
diletakkan dibawah dan tumpukan ke 2 diatasnya setelah umur kompos 60
hari kedua tumpukan disatukan dan dilakukan pembalikan secara merata.
Agar kompos tetap dalam keadaan anaerob perlu ditempatkan dibawah atap
agar tidak terkena air hujan (Sutejo, 2002).
Cara Macdonald menggunakan bahan-bahan mentah, (batang-batang
kecil dan daun-daunan, serasah atau sampah tanaman) dimasukkan kedalam
tempat tumpukan bahan-bahan mentah dan mencapai tinggi sekitar 1 m,
setiap 20 cm tinggi tumpukan diberi aktifator misalnya pupuk kandang atau
sayuran yang telah busuk untuk pengembangan bakteri. Didalam tumpukan
itu akan menimbulkan panas, dalam keadaan panas biji-biji tanaman dan
larva hama tanaman dapt terbunuh. Pada waktu kering segera siramkan
cairan pupuk kandang secukupnya dan kemudian tutup kembali. Setelah 2
sampai 3 bulan kompos dapat digunakan (Sutejo, 2002).
B. Proses Pembuatan
1. Alat dan Bahan
a. Alat :
Ember dengan tutupnya
Parang/pisau
Genting/batu bata
b. Bahan :
Daun kering
Gula merah
Air
Kotoran hewan
kapur
Dedak
Serbuk gergaji
EM4
2. Langkah Kerja
a. Potonglah daun-daun kering yang telah dikumpulkan menjadi bagian yang
kecil-kecil.
b. Kemudian campurkan dengan serbuk gergaji serta dedak dan koton hewan
dengan perbandingan 1:3.
c. Haluskan gula merah, dan kemudian campurkan dengan air secukupnya.
d. Setelah itu basahilah campuran potongan daun kering tadi dengan air gula
secukupnya.
e. Lubangilah ember yang telah disiapkan dengan beberapa lubang, kemudian
isikan dengan tanah secukupnya, dengan batu merah diatas tanah tersebut.
f. Lalu taburkan kapur yang telah disediakan diatasnya dan masukkan
potongan campuran daun kering tadi diatasnya.
g. Tutplah ember resebut dengan tutup ember tersebut dengan rapat.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pembuatan kompos adalah menumpukkan bahan-bahan organis dan
membiarkannya terurai menjadi bahan-bahan yang mempunyai nisbah C/N
yang rendah (telah melapuk) (Hasibuan, 2006).
Mikroorganisme sellulotik digunakan tujuan utamanya adalah untuk dapat
mempercepat proses pengomposan. Usaha mempercepat proses
pengomposan dapat dilakukan dengan memberikan inokulasi
mikroorganisme selulopati seperti bakteri, fungi dan aktinomisetes yang
dapat meningkatkan kandungan nitrogen dan fosfat (Sutanto, 2002).
Pemberian pupuk organik akan menambah unsur hara yang dibutuhkan
dalam pertumbuhan tanaman. Memang persentase unsur hara yang
bertambah dari pupuk organik masih lebih kecil disbanding pupuk organik
secara umum, fungsi pupuk organik adalah sebagai berikut:
1. kebutuhan tanah bertambah. Adanya penambahan unsur hara, humus, dan
bahan organik kedalam tanah menimbulkan efek residual, yaitu berpengaruh
dalam jangka panjang
2. sifat fisik dan kimia tanah diperbaiki. Pemberian pupuk organik
menyebabkan terjadinya perbaikan struktur tanah
3. sifat biologi tanah dapat diperbaiki dan mekanisme jasad renik yang ada
menjadi hidup (Indriani, 2001).
Disamping itu, menurut Indriani (2007) kompos mempunyai beberapa
sifat yang menguntungkan antara lain:
(1) memperbaiki struktur tanah,
(2) memperbesar daya ikat tanah berpasir,
(3) menambah daya ikat air pada tanah,
(4) memperbaiki drainase dan tata udara dalam tanah,
(5) mengandung hara yang lengkap,
(6) memberi ketersediaan bahan makanan bagi mikrobia, dan
(7) menurunkan aktivitas mikroorganisme yang merugikan
B. Saran
Sebaiknya dalam melakukan percobaan dan penelitian melakukan
secara serius dan cermat serta selalu mempertimbangkan dari
kebersihannya.
Dalam melakukan percobaan sebaiknya tetap dalam pengawasan guru
pembimbing, agar hasilnya sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Laporan - Pembuatan PUPUK KOMPOS
BAB I
PENDAHULUAN
TINJUAN PUSTAKA
Mengenal Sampah
Sampah bagi setiap orang memang memiliki pengertian yang relatif berbeda
dan bersifat subjektif. Sampah bagi kalangan tertentu bisa menjadi harta berharga.
Hal ini dikarenakan setiap orang memiliki standar hidup dan kebutuhan suatu bahan
yang dibuang atau terbuang dari sumber hasill aktivitas manusia maupun alam
yang belum memiliki nilai ekonomis.
MENGENAL KOMPOS
Menurut Dalzell (1991) kompos adalah hasil penguraian bahan organik oleh
sejumlah mikroorganisme dalam lingkungan yang hangat, basah dan berudara
dengan hasil akhir sebagai humus.
Menurut Indriani (2005) kompos merupakan semua bahan organik yang telah
mengalami penguraian sehingga bentuk dan sudah tidak dikenali bentuk aslinya,
berwarna kehitam-hitaman dan tidak berbau.
Menurut Hadiwiyoto (2000). Kadar unsure hara dalam kompleks sangat rendah,
sehingga penggunaannya lebih bersifat sebagai pengubah sifat tanah. Kompos
mengandung unsure N sebanyak 2%, unsure P sebanyak 0,1-1% dan unsure K
sebanyak 1-2%.
Sisa pupuk sebagai bunga tanah harus diusahakan sebanyak mungkin. Agar
kadar bunga tanah bertambah, diperlukan bahan baku kompos yang banyak
mengandung lignin, misalnya jerami yang berkadar 16-18%. Selain itu
persenyawaan kalium dan fosfor yang berubah menjadi zat yang mudah diserap
oleh tanaman merupakan proses yang baik dalam pengomposan. Dalam proses
pengomposan, sebagian besar kalium. Kalium mudah diserap tanaman. Selain itu
fosfor sebanyak 50-60% yang berbentuk larutan akan mudah diserap tanaman.
PERMASALAHAN SAMPAH
Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
proses. Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya aktivitas
manusia. Bagi setiap orang sampah memiliki pengertian yang relative berbeda dan
bersifat subjektif. Bagi beberapa kalangan masyarakat sampah bisa menjadi barang
kaya manfaat. Hal ini dikarenakan setiap orang memiliki standar hidup dan
kebutuhan yang tidak sama.
Namun pada prinsipnya, sampah adalah suatu bahan yang dibuang atau
terbuang dari hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai
ekonomis. Berdasarkan sifatnya sampah dipilah menjadi sampah organik dan
sampah anorganik.
Oleh sebab itu sampah selalu menjadi persoalan rumit terutama masyarakat
yang kurang memiliki kepekaan terhadap lingkungan. Sampah tidak hanya terdapat
di perkotaan yang padat penduduk, pedesaan lokasi lain pun tidak akan terlepas
dari masalah-masalah sampah.
1. Volume Sampah yang sangat besar dan tidak diimbangi oleh daya tampung
tempat pembuangan akhir sehingga melebihi kapasitasnya.
3. Jarak pembuangan akhir dan pusat sampah relative jauh hingga waktu untuk
mengangkut sampah kurang efektif.
6. Sampah yang telah matang dan berubah menjadi kompos, tidak segera
dikeluarkan dari tempat penampungan. Sehingga semakin menggunung
10. Manajemen sampah yang tidak efektif yang dapat menimbulkan kesalahpahaman,
terutama bagi masyarakat sekitar.
Berdasarkan jenisnya sampah dibagi menjadi dua jenis, yaitu sampah
anorganik, yaitu sampah yang berasal dari sumber daya alam tak diperbarui seperti
mineral dan minyak bumi. Beberapa dari lahan ini tidak terdapat di alam seperti
plastic dan alumunium. Sebagai zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat
diuraikan oleh alam, sedangkan yang lainnya hanya dapat diuraikan melalui proses
yang cukup lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol kaca,
botol plastik, tas plastik dan kaleng. Kertas, koran dan karton termasuk sampah
organik. Tetapi karena kertas, koran dan karton dapat di daur ulang seperti sampah
anorganik lainnya, maka dimasukkan ke dalam kelompok-kelompok sampah
anorganik.
Sampah organik terdiri dari bahan-bahan penyusun timbunan dan hewan yang
berasal dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan,rumah tangga.
Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga
sebagian besar merupakan bahan organik. Yang termasuk sampah organik,
misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah dan daun. Sampah
organik tersebut apabila telah mengalami proses pelapukan karena adanya
interaksi mikroorganisme akan menjadi pupuk
Dalam pembentukan kompos ada beberapa faktor yang hanya dipahami yaitu
mulai dari pemilihan sampah organik yang dapat dimanfaatkan akan tetapi tidak
semua sampah organik yang dapat digunakan dalam pembuatan kompos, sebab
bisa menimbulkan bau busuk dan menimbulkan bibit penyakit, oleh karena itu perlu
diperhatikan hal-hal yang harus dihindari seperti daging, tulang, duri-duri ikan,
produk-produk yang berasal dari susu, sisa-sisa makanan berlemak, kulit-kulit keras
biji kenari, kotoran hewan dan rumput liar dengan biji yang matang, namun jika
akan memanfaatkannya juga, maka biji-biji tersebut harus dimatikan dahulu melalui
pemanasan.
Sampah-sampah hijau umumnya tidak membutuhkan air sama sekali pada awal
pembuatan kompos. Namun pada dahan dan ranting kering serta rumput-rumputan
harus diberi air pada saat membuat timbunan kompos. Secara menyeluruh
kelembapan timbunan harus mencapai 40-60%.
Timbunan kompos akan mulai berasap pada saat panas mulai timbul. Pada saat itu,
bagian tengah akan menjadi kering setelah itu proses pembusukan bisa berhenti
secara mendadak. Untuk mencegahnya, panas dan kelembapan dalam timbunan
bahan perlu dikontrol. Caranya dengan menusukkan tongkat ke dalam timbunan.
Jika tongkat itu hangat dan basah, serta tidak tercium bau busuk berarti proses
pengomposan telah berjalan baik.
Di daerah yang bercuaca kering, timbunan bahan kompos dapat diairi tiap 4-5
hari sekali. Sebaliknya, di daerah yang banyak curah hujannya, timbunan kompos
harus dijaga agar tidak terlalu becek. Usaha yang dapat dilakukan yakni dengan
membuat puncak timbunan menyerupai atap dan agak membulat agar dapat
mengalirkan airnya. Namun, bila hujan tak ada hentinya dan amat deras, timbunan
kompos masih tetap terlalu basah atau becek sehingga bakteri anaerob mulai
tumbuh, maka perlu dilakukan pengadukan setiap hari. Hal ini dapat
mengembalikan keadaan yang normal.
Dalam pembuatan kompos, hal pertama yang dilakukan yaitu persiapan, baik
bahan maupun tempatnya. Langkah pertama yang harus dipersiapkan yaitu bahan-
bahan organik yang akan dikomposkan dipotong-potong atau dicacah agar proses
pengomposan berlingsung cepat. Selain itu untuk mempercepat pengomposan,
diperlukan dedak halus,gula pasir,mikroorganisme berupa bakteri (EM4),dan
air.Karena bahan-bahan ini akan ditumpuk maka perlu dipersiapkan tempatnya.
Tempat yang sederhana di tanah (bahan ditanam di dalam tanah yang sudah
diisi dalam karung). Untuk menjaga agar tidak tergenang sewaktu hujan, perlu
dibuat bendungan dengan ukuran sesuai kondisi lahan, misal panjang 3 m, lebar1 m
dan tinggi 25-30 cm. Untuk menghindari curah hujan, dapat dibuat naungan dengan
atap dari genting, rumbia atau bahan lainnya
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Alat :
1. Karung
2. Cangkul
3. Ember
Bahan :
2. dedak halus
3. gula pair
4. bakteri (EM4)
5. air
5. Cairan bakteri dan gula pasir disiramkan pada campuran sampah dan dedak
halus.aduk sampai rata,kemudian dimasukkan ke dalam karung dengan kondisi
yang terlindung dari hujan dan sengatan sinar matahari. atau di tanan dalam tanah
dan di tutup hingga rata
PEMBAHASAN
Sampah organik terdiri dari bahan-bahan penyusun timbunan dan hewan yang
berasal dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan,rumah tangga.
Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga
sebagian besar merupakan bahan organik. Yang termasuk sampah organik,
misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah dan daun. Sampah
organik tersebut apabila telah mengalami proses pelapukan karena adanya
interaksi mikroorganisme akan menjadi pupuk. Dalam pembuatan kompos, hal
pertama yang dilakukan yaitu persiapan, baik bahan maupun tempatnya. Langkah
pertama yang harus dipersiapkan yaitu bahan-bahan organik yang akan
dikomposkan dipotong-potong atau dicacah agar proses pengomposan berlingsung
cepat. Selain itu untuk mempercepat pengomposan, diperlukan dedak halus,gula
pasir,mikroorganisme berupa bakteri (EM4),dan air.Karena bahan-bahan ini akan
ditumpuk maka perlu dipersiapkan tempatnya.Untuk mendapatkan kompos yang
lebih terjamin keberhasilannya dibutuhkan beberapa langkah yang perlu yaitu
penyusunan pembuatan kompos. Langkah yang pertama yaitu penyusunan
tumpukan bahan kompos. Langkah yang kedua yaitu pemantauan suhu dan
kelembapan tumpukan dari hari keempat hingga hari ke empat puluh, tumpukan
dijaga agar suhunya 45-65C. Dan kelembapannya sekitar 50%. Kelembapan ideal
ditandai dengan bahan yang basah, tetapi tidak ada air yang menetes. Langkah
ketiga yaitu pembalikkan dan penyiraman, pembalikkan tumpukan dilakukan jika
terjadi suhu tumpukkan diatas 65C atau dibawah 45C tumpukkan terlalu basah
atau dibawah 45C tumpukan terlalu basah atau terlalu kering. Apabila suhu masih
45-60C dan kelembapannya 50% tumpukan kompos belum waktunya dibalik.
Langkah keempat yaitu pematangan. Kompos yang matang ditandai dengan suhu
tumpukan yang menurun mendekati suhu ruang, tidak berbau busuk, bentuk fisik
menyerupai tanah dan berwarna kehitam-hitaman. Pemotongan berlangsung
selama 14 hari. Langkah kelima yaitu pengayakan kompos, tujuan dilakukan
pengayakan yaitu agar memperoleh ukuran kompos sesuai yang dikhendaki,
memilah bahan yang belum terkomposkan secara sempurna dan mengendalikan
mutu kompos. Langkah terakhir yaitu pengemasan dan penyimpanan kompos yang
sudah disaring, dikemas kedalam kantung atau karung. Setelah itu disimpan
ditempat yang kering atau diletakan diatas papan.
KESIMPULAN
Cara Membuat Pupuk Kompos - Salah satu bentuk kepedulian sederhana kita
terhadap lingkungan dapat kita lakukan secara sederhana dengan mengelola
sampah organik rumah tangga menjadi kompos. Kompos dan pupuk kandang
merupakan salah satu pupuk alami yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kesuburan tanah. Kompos merupakan pupuk yang dibuat dari sampah organic
organik. Cara pembuatannya pun tidak terlalu rumit, murah, serta tidak perlu
banyak peralatan atau tempat luas. tidak memerlukan tempat luas dan tidak
memerlukan banyak peralatan dan biaya.
Sumber:http://www.sekolahkampus.com/