Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Sk
Lahir 2300 gr ; PB 49 cm en

Usia 1 bulan 2800 gr ; PB 55 cm ari


o
Usia 2 bulan 3500 gr ; PB 58 cm

Usia 3 bulan 4700 gr ; PB 60 cm

Usia 4 bulan 5000 gr ; PB 63 cm

Nanang anak perempuan usia 5 bulan diantar ibunya ke Poli anak,


karena ibu cemas dengan anaknya yang lahir berat badan kurang dari
normal. Riwayat anak lahir, cukup bulan dengan ibu yang mengalami
hipertensi, spontan segera menangis. BBL 2300 gr; PB 49 cm; LK 30
cm. Selama perawatan sudah memperoleh vaksin Hep B dan Polio
oral.

Nanang pernah mengalami kuning yang tampak sampai dada dan


menghilang satu minggu kemudian. Saat ini dapat ASI dan rencana mulai
mendapat makanan pendamping saat usia 5 bulan. Pada pemeriksaan PB
64 cm, BB 5200 gr, LK 40 cm. Data dari KMS :

Pada pemeriksaan perkembangan dengan KPSP, kedua anggota


gerak dan tungkai begerak aktif. Dapat menatap wajah pemeriksa.
Dapat mengeluarkan suara (ngoceh). Saat di test dapat menggerakan
kepala ke satu sisi. Kepala hanya dapat tegak dengan sudut 15
derajat. Sering bayi terdengar suara tertawa. Anak sering rewel
sehingga sering kali digendong.

B. Kata Kunci
1. Perempuan , 5 bulan, PB 64 cm, BB 5200 gr, LK 40 cm.
2. Riwayat ibu hipertensi.
3. Riwayat lahir aterm, segera menangis.
4. BBL 2300 gr; PB 49 cm; LK 30 cm.
5. Sudah memperoleh vaksin hepatitis B dan polio oral.
6. Riwayat kuning yang tampak sampai dada dan menghilang satu
minggu kemudian.
7. Saat ini dapat ASI dan rencana mulai mendapat makanan
pendamping saat usia 5 bulan.
8. Data KMS :
Lahir 2300 gr ; PB 49 cm
Usia 1 bulan 2800 gr ; PB 55 cm
Usia 2 bulan 3500 gr ; PB 58 cm
Usia 3 bulan 4700 gr ; PB 60 cm
Usia 4 bulan 5000 gr ; PB 63 cm
9. KPSP :
Kedua anggota gerak dan tungkai begerak aktif.
Dapat menatap wajah pemeriksa.
Dapat mengeluarkan suara (ngoceh).
Saat di test dapat menggerakan kepala ke satu sisi.
Kepala hanya dapat tegak dengan sudut 15 derajat.

C. PERTANYAAN
1. Bagaimana penilaian awal bayi baru lahir?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang pada
anak?
3. Bagaimana status pertumbuhan dan perkembangan anak usia 5
bulan secara normal dan perbandingan dengan kasus tersebut?
4. Sebutkan pertambahan BB, PB, dan LK pada bayi normal?
5. Apa hubungan ibu yang hipertensi dengan BBLR?
6. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan BBLR?
7. Bagaimana perbedaan ikterus fisiologis dan patologis pada bayi?
8. Tentukan status gizi dan tatalaksananya!
9. Bagaimana penentuan derajat ikterus menurut Kramer pada
scenario?
10. Jelaskan dasar pemberian imunisasi dan ASAH, ASIH, ASUH!
BAB II
PEMBAHASAN

Penilaian awal bayi baru lahir :

1. Tes Apgar
Terdapat lima hal yang harus diperiksa, yaitu Activity (denyut otot--
gerakan bayi yang dinilai berdasarkan aktif tidaknya tonus otot), Pulse
(detak jantung per menit), Grimace (respons refleks--usaha bayi untuk
bernapas yang dinilai dengan mendengarkan lemah atau kuat suara
tangisan), Appearance (warna kulit) dan Respiration (denyut pernafasan.
Salah satunya bisa diamati dari kuat lemahnya saat bayi menangis).

Tes ini dikembangkan dokter Virgina Apgar, pediatric dari Columbia


University College of Physician and Surgeon pada tahun 1952. Berkat
metode akses kesehatan pada bayi baru lahir yang dikembangkan oleh
Apgar ini, angka kematian bayi baru lahir menurun drastis di seluruh
dunia. Pasalnya, selain memeriksa kondisi fisik bayi baru lahir, tes Apgar
bisa menentukan penanganan lebih lanjut yang mungkin diperlukan.

Jika bayi stabil atau nilai Apgar-nya baik, 10-7, misalnya, selanjutnya
dilakukan pengukuran tubuh yang meliputi pengukuran berat dan panjang
badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut, serta pemeriksaan
umum termasuk mendeteksi ada tidaknya kelainan kongenital. Penilaian
dan pemberian skor Apgar dilakukan dua hingga tiga kali. Pertama
dilakukan pada menit pertama setelah si kecil lahir, dan kedua di menit
kelima setelah lahir. Jika skor penilaian si kecil masih rendah, maka akan
dilakukan tes kembali di menit ke sepuluh untuk memastikan.

Sistem nilai yang dilakukan adalah dengan memberi nilai pada masing-
masing unsur Activity, Pulse, Grimace, Appearance, dan Respiration
antara 0 (terendah) sampai 2 (kondisi terbaik), sehingga total nilai terbaik
yang diperoleh adalah 10.

Untuk diketahui bersama, nilai Apgar rendah akan digunakan sebagai


acuan awal untuk melakukan penanganan lebih lanjut atau melakukan
tindakan medis spesifik yang diperlukan. Misalnya menyedot saluran
pernapasan (mengeluarkan lendir) atau membantu dengan selang
oksigen untuk membantu bayi bernapas. Ini dilakukan ketika bayi
menunjukkan nilai Apgar 0 atau 1.

Biasanya setelah mendapat penanganan seperti itu, bayi saat tes Apgar di
menit ke lima atau ke sepuluh nilainya akan naik, bahkan bisa mencapai
di atas 7. Jika tidak ada peningkatan, dokter akan melakukan tindakan
yang lebih serius lagi, pernapasan si bayi dibantu mesin hingga
pemberian infus. Kalau sudah seperti ini berarti si kecil menderita
gangguan kesehatan tertentu.

Penting dipahami bahwa nilai Apgar dikembangkan untuk membantu


tenaga medis memonitor kondisi bayi lebih dini. Tes ini tidak memprediksi
kondisi jangka panjang bayi, tingkah laku, dan perkembangan
intelektualnya. Singkatnya bayi yang mendapat nilai Apgar 9-10 bukan
berarti orangtua boleh lalai menjaga kesehatannya atau lantas berharap
menjadi anak cerdas/super.

Sebaliknya bilamana nilai Apgar awal bayi kita rendah, jangan langsung
panik. Sebab hal itu bisa terjadi pada beberapa bayi. Khususnya pada
bayi dari kehamilan berisiko tinggi, melalui operasi bedah atau dari ibu
mengalami komplikasi saat melahirkan. Bayi yang lahir prematur pun
kerap memiliki nilai Apgar yang rendah, seperti denyut otot yang rendah
dan kemampuan bernafas yang lemah, mengingat paru-paru bayi
prematur belum mencapai proses pertumbuhan yang sempurna.

Namun, dengan penanganan tim medis di ruang bersalin, mereka akan


sigap melakukan tindakan medis yang harus diberikan agar bayi bisa
tertolong/mencapai nilai Apgar lebih tinggi di pemeriksaan berikut. Dokter
juga akan segera memberitahu dan menerangkan pada orangtua bila ada
yang tak beres dengan si bayi, juga kemungkinan penyebab. Tapi secara
mayoritas, bayi yang baru lahir akan mampu melalui awal kehidupan
dengan baik.

2. Timbang badan

Pemeriksaan ini merupakan salah satu dari empat pemeriksaan penting


ketika bayi lahir untuk mengetahui kesehatan bayi. Bila berat badan si
kecil tidak sesuai dengan usianya, bisa menjadi petunjuk adanya
gangguan kesehatan fisiknya.

BB normal bayi ketika lahir berkisar antara 2,5 kg. Bila kurang dari itu,
digolongkan sebagai bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Keadaan sebaliknya juga bisa terjadi, yaitu bayi lahir dengan berat badan
terlalu besar, di atas 4 kg (giant baby). Kedua kondisi tersebut akan
mendapat perhatian khusus dari dokter, dan dokter akan mengusahakan
mengejar hingga bayi mencapai BB normal sesuai umur bayi.

Biasanya, sampai hari ke-4 setelah lahir, BB bayi akan menurun antara 5-
7% dari berat badan saat lahir. Tapi, secara berangsur-angsur beratnya
akan meningkat kembali dalam waktu 2 minggu. Untuk itu, si ibu
dianjurkan memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi.

3. Panjang badan

Panjang badan juga merupakan salah satu indikator untuk melihat apakah
tumbuh kembang fisik bayi berjalan normal. Panjang badan bayi saat
dilahirkan normalnya antara 48 hingga 52 cm. Setelah itu, panjang
badannya akan terus bertambah, namun tidak selalu sama setiap
bulannya.

Di bulan pertama, pertambahannya bisa mencapai 3,8-4,4 cm, sementara


kelak pada bulan ke-12 dan seterusnya pertambahannya hanya sekitar
1,2-1,3 cm/bulan.

4. Lingkar kepala

Pengukuran lingkar kepala secara tidak langsung dapat menjadi petunjuk


besar kecilnya otak yang terdapat di dalamnya. Hal ini berkaitan erat
dengan tingkat kemampuan otak tersebut.

Lingkar kepala bayi baru lahir umumnya 31-36 cm untuk bayi perempuan
dan 32-38 cm untuk bayi laki-laki. Lingkar kepala si kecil akan bertambah
menjadi 48 cm setelah ia mencapai usia 2 tahun.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang pada anak :

a. Faktor genetik
b. Faktor lingkungan :
i. Faktor lingkungan prenatal
ii. Faktor lingkungan perinatal
iii. Faktor lingkungan pascanatal
Lingkungan biofisikopsikososial pada masa pascanatal yang
memengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat
digolongkan menjadi:
1) Faktor biologis
a) Ras/suku bangsa
b) Jenis kelamin
c) Umur
d) Gizi
e) Perawatan kesehatan
f) Kerentanan terhadap penyakit
g) Kondisi kesehatan kronis
h) Fungsi metabolism
i) Hormone
2) Faktor lingkungan fisik
a) Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah
b) Sanitasi
c) Keadaan rumah
d) Radiasi
3) Faktor psikososial
a) Stimulasi
b) Motivasi belajar
c) Ganjaran ataupun hukuman yang wajar
d) Kelompok sebaya
e) Stress
f) Sekolah
g) Cinta dan kasih saying
h) Kualitas interaksi anak-orangtua
4) Faktor keluarga dan adat istiadat
a) Pekerjaan/pendapatan keluarga
b) Pendidikan ayah/ibu
c) Jumlah saudara
d) Jenis kelamin dalam keluarga
e) Stabilitas rumah tangga
f) Kepribadian ayah/ibu
g) Pola pengasuhan
h) Adat istiadat, norma, tabu
i) Agama
j) Urbanisasi
k) Kehidupan politik

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tumbuh kembang anak :

1) Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak


a. Ras/etnik atau bangsa
b. Keluarga
c. Umur
d. Jenis kelamin
e. Genetik
f. Kelainan kromosom
2) Faktor luar (eksternal)
a. Faktor prenatal
Gizi
Mekanis
Toksin/zat kimia
Endokrin
Radiasi
Infeksi
Kelainan imunologi
Anoksia embrio
Psikologi ibu
b. Faktor persalinan
Trauma kepala
Perdarahan intrakranial
c. Faktor pascasalin
Gizi
Penyakit kronis/kelainan congenital
Lingkungan fisis dan kimia
Psikologis
Endokrin
Sosioekonomi
Lingkungan pengasuhan
Stimulasi
Obat-obatan
Status pertumbuhan dan perkembangan anak usia 5 bulan secara
normal :

Status pertumbuhan

Status perkembangan :
DENVER Usia 11 bulan Umur Seharusnya
II perkembangan

MOTORIK - Dapat 6,8 bulan Duduk tanpa


duduk pegangan
KASAR dengan (Terlambat)
pegangan

BAHASA - Ngoceh 4,3 bulan Berteriak,


papapapa mengoceh
pa (Normal)
mamama
ma

PERSONAL -Melambai 14 bulan


SOSIAL tangan Melambaikan
tangan
-Meniru bunyi (Perkembangan
yang didengar cepat

MOTORIK -Belum mampu 3,9 bulan Memegang


menjimpit mainan
HALUS (Terlambat)

Untuk penatalaksanaannya:

1. Mikrosefali
Mencari etiologi penting, untuk mencegah rekurensi pada anak
berikutnya. Resiko berulang, tergantung etiologi :
Unknown: 6%
Herediter: 1:4 atau 1:2
Orang tua harus diberitahu kondisi ini dapat mempengaruhi
perkembangan anaknya, sehingga harus monitor perkembangan
berkala
2. Motorik kasar dan halus terlambat
Kita dapat melakukan skrining perkembangan dengan:
Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP)
Buku KIA
Denver II
Bayley Infant Neurodevelopmental Screener

Pertambahan BB, PB, dan LK pada bayi normal :


a. Pertambahan BB pada anak normal
Berat badan:
- 2 kali BB lahir: 4-5 bulan
- 3 kali BB lahir 1 tahun
- 4 kali BB lahir 2 tahun
Rata-rata berat badan
- 3,5 kg pada waktu lahir
- 10 kg pada umur 1 tahun
- 20 kg pada umur 5 tahun
- 30 kg pada umur 10 tahun
Kenaikan berat badan per bulan pada tahun pertama, berkisar
antara:
- 700-1000 gram/bulan pada triwulan I
- 500-600 gram/bulan pada triwulan II
- 350-450 gram/bulan pada triwulan III
- 250-350 gram/bulan pada triwulan IV
Kenaikan berat badan per hari
- 20-30 gram pada 3-4 bulan pertama
- 15-20 gram pada sisa tahun pertama
Bayi triwulan I
- BB: 30 gram/hari
Bayi triwulan II
- BB: 20 gram/hari
Bayi triwulan III
- BB: 15 gram/hari
Bayi triwulan IV
- 12 gram/hari
Usia 1-2 tahun
- 1 tahun BB = 3 x BBL
- 2 tahun BB = 4 x BBL

b. Pertambahan PB pada anak normal


Triwulan I : 2,8-4,4 cm/bulan
Triwulan II: 1,9-2,6 cm/bulan
Triwulan III: 1,3-1,6 cm/bulan
Triwulan IV: 1,2-1,3 cm/bulan
Usia 1 tahun: PB= 1,5 x PBL
Usia 2 tahun: PB= 1,5-2 cm/tahun
c. Pertambahan LK pada anak normal
Bayi triwulan I: 2 cm/bulan
Bayi triwulan II: 1 cm/ bulan
Bayi triwulan III: 0,5 cm/bulan
Bayi triwulan IV: 0,5 cm/bulan
Waktu lahir rata-rata: 34-35 cm
Usia 6 bulan: 44 cm
Usia 1 tahun: 47 cm
Usia 2 tahun: 49 cm

Jadi, pertambahan lingkar kepala pada 6 bulan pertama adalah 10 cm,


atau sekitar 50% pertambahan lingkar kepala sejak dari lahir sampai
dewasa terjadi pada 6 bulan pertama kehidupan.

Hubungan Ibu Hipertensi dan BBLR :

Tekanan darah ibu hamil yang tinggi (hipertensi) dapat mengakibatkan


gangguan pertumbuhan janin intrauterin yang tentunya akan berdampak
terhadap berat badan lahir. Hal ini terjadi karena adanya penurunan
perfusi uteroplasenta, vasopasme, dan kerusakan sel endotel pembuluh
darah plasenta yang akan mengakibatkan keterbatasan persediaan
oksigen dan nutrisi bagi janin. Keterbatasan persediaan oksigen dan
nutrisi bagi janin tentunya akan berakibat terhadap proses tumbuh
kembang janin yang nantinya akan berdampak terhadap berat bayi yang
dilahirkan. Pada ibu yang tekanan darahnya normal, tidak ditemukan
kelainan-kelainan tersebut sehingga perfusi nutrisi dan oksigen untuk
pertumbuhan janin menjadi adekuat.

Faktor-faktor yang menyebabkan BBLR :

a. Faktor fetus:
Faktor genetik:
- Ras, etnik, dan bangsa
- Seks (berat laki-laki lebih 150-200 gr dari perempuan)
- Paritas (primipara, beratnya kurang dari saudara berikutnya)
- Gangguan genetik (Achondroplasia, Sindrom Russell-Silver)
Anomali kromosom:
- Delesi kromosom
- Trisomi 13, 18, 21
Malformasi congenital
Contoh: Anencephali, Atresia GI, Sindrom Potters, Agenesis
pancreas
Anomali kardiovaskular fetus
Infeksi kongenital: terutama infeksi TORCH
Kesalahan metabolism bawaan
- Transient neonatal diabetes
- Galactosemia
- PKU
b. Faktor maternal:
Aliran darah Uteroplacental menurun
- Preeklamsia/eklamsia
- Penyakit renovaskular kronik
- Penyakit hipertensi
Malnutrisi maternal
Kehamilan multipel
Obat-obatan
- Rokok, alkohol, heroin, kokain
- Teratogen, antimetabolit dan agen terapi seperti trimethadione,
warfarin, fenitoin
Hipoksemia maternal
- Hemoglobinopati
- Dataran tinggi
Lain-lain
- Tubuh pendek
- Terlalu muda atau tua (<15 dan >45)
- Kelas sosioekonomi rendah
- Primiparitas
- Grand multiparitas
- Berat badan kehamilan rendah
- Sebelumnya atau bayi IUGR premature
- Penyakit kronik (DM, gagal ginjal, penyakit jantung sianotik)
c. Faktor plasenta:
Insufisiensi placenta (paling penting pada trimester 3)
Masalah anatomi
- Multipel infark
- Aberrant cord insertions
- Umbilical vascular thrombosis & hemangiomas
- Premature placental separation
- Plasenta kecil

Perbedaan ikterus fisiologis dan patologis pada bayi :

a. Ikterus fisiologis
Perubahan sel darah merah di dalam kandungan menjadi sel darah
merah di luar kandungan dalam jumlah besar sehingga produksi
dari bilirubin indirek menjadi tinggi
Pada bayi baru lahir kemampuan UDGPT di dalam hati untuk dapat
mengubah seluruh bilirubun indirek menjadi bilirubin direk belum
maksimal
Usus bayi baru lahir juga masih bersih belum terdapat kuman-
kuman yang dapat mengubah bilirubin direk agar dapat dibuang
bersama BAB dan pergerakan atau motilitasnya juga belum
maksimal sehingga bilirubin direk tersebut dapat diserap kembali
melalui usus dan masuk ke dalam hati lagi.
b. Ikterus patologis
Unkompatibilitas golongan darah, inkompatibilitas rhesus.
Bentuk dari sel darah merah yang tidak normal sehingga mudah
pecah atau hancur
Gangguan enzim di dalam sel darah merah, contohnya G6PD
Lebam yang luas di kepala karena proses persalinan yang lama
dan penggunaan vakum untuk membantu persalinan
Infeksi yang berat
Sumbatan di saluran pencernaan

Selain itu, ikterus juga dapat disebabkan oleh:

Kurangnya asupan dari ASI pada awal-awal proses menyusui


karena produksi yang masih rendah sehingga terjadi peningkatan
penyerapan bilirubin direk di dalam usus
Pada bayi-bayi yang diberi ASI terjadi peningkatan penyerapan
bilirubin direk di dalam usus karena kandungan yang terdapat di
ASI. Apabila bayi tampak sehat, berat badan bertambah, dan tidak
terdapat tanda-tanda adanya gangguan lain maka pemberian ASI
dapat diteruskan dan tidak berbahaya.

Kebutuhan Dasar pada Bayi :


- Nutrisi
- Sandang
(pakaian)
- Perawatan
kesehatan dasar
- Pemukiman
- Kebutuhan
tempat tinggal
- Kasih
Kesegaran
sayang orang
tua jasmani
- Rasa
Kebersihan
aman
- Diberi contoh
(bukan dipaksa)
- Dibantu, didorong,
dihargai
- Penuh kegembiraan
- Pola asuh
demokratik
- Merangsang hubungan
antar sel-sel otak (sinaps)
- Milyaran sel otak dibentuk
sejak kehamilan 6 bulan
- Sering dirangsang makin
kuat hubungan

Perangsangan / bermain /
latihan :
- Setiap hari, setiap
berinteraksi,
- Suasana nyaman,
timbulkan rasa aman
- Suasana bermain, gembira,
kasih sayang
tidak tergesa-gesa, tidak
Pemberian jadwal Imunisasi 2017 menurut IDAI :
memaksa
- Beri contoh, dorong untuk
mencoba
- Beri pujian bila berhasil

Anda mungkin juga menyukai