PENDAHULUAN
A. Sk
Lahir 2300 gr ; PB 49 cm en
B. Kata Kunci
1. Perempuan , 5 bulan, PB 64 cm, BB 5200 gr, LK 40 cm.
2. Riwayat ibu hipertensi.
3. Riwayat lahir aterm, segera menangis.
4. BBL 2300 gr; PB 49 cm; LK 30 cm.
5. Sudah memperoleh vaksin hepatitis B dan polio oral.
6. Riwayat kuning yang tampak sampai dada dan menghilang satu
minggu kemudian.
7. Saat ini dapat ASI dan rencana mulai mendapat makanan
pendamping saat usia 5 bulan.
8. Data KMS :
Lahir 2300 gr ; PB 49 cm
Usia 1 bulan 2800 gr ; PB 55 cm
Usia 2 bulan 3500 gr ; PB 58 cm
Usia 3 bulan 4700 gr ; PB 60 cm
Usia 4 bulan 5000 gr ; PB 63 cm
9. KPSP :
Kedua anggota gerak dan tungkai begerak aktif.
Dapat menatap wajah pemeriksa.
Dapat mengeluarkan suara (ngoceh).
Saat di test dapat menggerakan kepala ke satu sisi.
Kepala hanya dapat tegak dengan sudut 15 derajat.
C. PERTANYAAN
1. Bagaimana penilaian awal bayi baru lahir?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang pada
anak?
3. Bagaimana status pertumbuhan dan perkembangan anak usia 5
bulan secara normal dan perbandingan dengan kasus tersebut?
4. Sebutkan pertambahan BB, PB, dan LK pada bayi normal?
5. Apa hubungan ibu yang hipertensi dengan BBLR?
6. Sebutkan faktor-faktor yang menyebabkan BBLR?
7. Bagaimana perbedaan ikterus fisiologis dan patologis pada bayi?
8. Tentukan status gizi dan tatalaksananya!
9. Bagaimana penentuan derajat ikterus menurut Kramer pada
scenario?
10. Jelaskan dasar pemberian imunisasi dan ASAH, ASIH, ASUH!
BAB II
PEMBAHASAN
1. Tes Apgar
Terdapat lima hal yang harus diperiksa, yaitu Activity (denyut otot--
gerakan bayi yang dinilai berdasarkan aktif tidaknya tonus otot), Pulse
(detak jantung per menit), Grimace (respons refleks--usaha bayi untuk
bernapas yang dinilai dengan mendengarkan lemah atau kuat suara
tangisan), Appearance (warna kulit) dan Respiration (denyut pernafasan.
Salah satunya bisa diamati dari kuat lemahnya saat bayi menangis).
Jika bayi stabil atau nilai Apgar-nya baik, 10-7, misalnya, selanjutnya
dilakukan pengukuran tubuh yang meliputi pengukuran berat dan panjang
badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut, serta pemeriksaan
umum termasuk mendeteksi ada tidaknya kelainan kongenital. Penilaian
dan pemberian skor Apgar dilakukan dua hingga tiga kali. Pertama
dilakukan pada menit pertama setelah si kecil lahir, dan kedua di menit
kelima setelah lahir. Jika skor penilaian si kecil masih rendah, maka akan
dilakukan tes kembali di menit ke sepuluh untuk memastikan.
Sistem nilai yang dilakukan adalah dengan memberi nilai pada masing-
masing unsur Activity, Pulse, Grimace, Appearance, dan Respiration
antara 0 (terendah) sampai 2 (kondisi terbaik), sehingga total nilai terbaik
yang diperoleh adalah 10.
Biasanya setelah mendapat penanganan seperti itu, bayi saat tes Apgar di
menit ke lima atau ke sepuluh nilainya akan naik, bahkan bisa mencapai
di atas 7. Jika tidak ada peningkatan, dokter akan melakukan tindakan
yang lebih serius lagi, pernapasan si bayi dibantu mesin hingga
pemberian infus. Kalau sudah seperti ini berarti si kecil menderita
gangguan kesehatan tertentu.
Sebaliknya bilamana nilai Apgar awal bayi kita rendah, jangan langsung
panik. Sebab hal itu bisa terjadi pada beberapa bayi. Khususnya pada
bayi dari kehamilan berisiko tinggi, melalui operasi bedah atau dari ibu
mengalami komplikasi saat melahirkan. Bayi yang lahir prematur pun
kerap memiliki nilai Apgar yang rendah, seperti denyut otot yang rendah
dan kemampuan bernafas yang lemah, mengingat paru-paru bayi
prematur belum mencapai proses pertumbuhan yang sempurna.
2. Timbang badan
BB normal bayi ketika lahir berkisar antara 2,5 kg. Bila kurang dari itu,
digolongkan sebagai bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
Keadaan sebaliknya juga bisa terjadi, yaitu bayi lahir dengan berat badan
terlalu besar, di atas 4 kg (giant baby). Kedua kondisi tersebut akan
mendapat perhatian khusus dari dokter, dan dokter akan mengusahakan
mengejar hingga bayi mencapai BB normal sesuai umur bayi.
Biasanya, sampai hari ke-4 setelah lahir, BB bayi akan menurun antara 5-
7% dari berat badan saat lahir. Tapi, secara berangsur-angsur beratnya
akan meningkat kembali dalam waktu 2 minggu. Untuk itu, si ibu
dianjurkan memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi.
3. Panjang badan
Panjang badan juga merupakan salah satu indikator untuk melihat apakah
tumbuh kembang fisik bayi berjalan normal. Panjang badan bayi saat
dilahirkan normalnya antara 48 hingga 52 cm. Setelah itu, panjang
badannya akan terus bertambah, namun tidak selalu sama setiap
bulannya.
4. Lingkar kepala
Lingkar kepala bayi baru lahir umumnya 31-36 cm untuk bayi perempuan
dan 32-38 cm untuk bayi laki-laki. Lingkar kepala si kecil akan bertambah
menjadi 48 cm setelah ia mencapai usia 2 tahun.
a. Faktor genetik
b. Faktor lingkungan :
i. Faktor lingkungan prenatal
ii. Faktor lingkungan perinatal
iii. Faktor lingkungan pascanatal
Lingkungan biofisikopsikososial pada masa pascanatal yang
memengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat
digolongkan menjadi:
1) Faktor biologis
a) Ras/suku bangsa
b) Jenis kelamin
c) Umur
d) Gizi
e) Perawatan kesehatan
f) Kerentanan terhadap penyakit
g) Kondisi kesehatan kronis
h) Fungsi metabolism
i) Hormone
2) Faktor lingkungan fisik
a) Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah
b) Sanitasi
c) Keadaan rumah
d) Radiasi
3) Faktor psikososial
a) Stimulasi
b) Motivasi belajar
c) Ganjaran ataupun hukuman yang wajar
d) Kelompok sebaya
e) Stress
f) Sekolah
g) Cinta dan kasih saying
h) Kualitas interaksi anak-orangtua
4) Faktor keluarga dan adat istiadat
a) Pekerjaan/pendapatan keluarga
b) Pendidikan ayah/ibu
c) Jumlah saudara
d) Jenis kelamin dalam keluarga
e) Stabilitas rumah tangga
f) Kepribadian ayah/ibu
g) Pola pengasuhan
h) Adat istiadat, norma, tabu
i) Agama
j) Urbanisasi
k) Kehidupan politik
Status pertumbuhan
Status perkembangan :
DENVER Usia 11 bulan Umur Seharusnya
II perkembangan
Untuk penatalaksanaannya:
1. Mikrosefali
Mencari etiologi penting, untuk mencegah rekurensi pada anak
berikutnya. Resiko berulang, tergantung etiologi :
Unknown: 6%
Herediter: 1:4 atau 1:2
Orang tua harus diberitahu kondisi ini dapat mempengaruhi
perkembangan anaknya, sehingga harus monitor perkembangan
berkala
2. Motorik kasar dan halus terlambat
Kita dapat melakukan skrining perkembangan dengan:
Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP)
Buku KIA
Denver II
Bayley Infant Neurodevelopmental Screener
a. Faktor fetus:
Faktor genetik:
- Ras, etnik, dan bangsa
- Seks (berat laki-laki lebih 150-200 gr dari perempuan)
- Paritas (primipara, beratnya kurang dari saudara berikutnya)
- Gangguan genetik (Achondroplasia, Sindrom Russell-Silver)
Anomali kromosom:
- Delesi kromosom
- Trisomi 13, 18, 21
Malformasi congenital
Contoh: Anencephali, Atresia GI, Sindrom Potters, Agenesis
pancreas
Anomali kardiovaskular fetus
Infeksi kongenital: terutama infeksi TORCH
Kesalahan metabolism bawaan
- Transient neonatal diabetes
- Galactosemia
- PKU
b. Faktor maternal:
Aliran darah Uteroplacental menurun
- Preeklamsia/eklamsia
- Penyakit renovaskular kronik
- Penyakit hipertensi
Malnutrisi maternal
Kehamilan multipel
Obat-obatan
- Rokok, alkohol, heroin, kokain
- Teratogen, antimetabolit dan agen terapi seperti trimethadione,
warfarin, fenitoin
Hipoksemia maternal
- Hemoglobinopati
- Dataran tinggi
Lain-lain
- Tubuh pendek
- Terlalu muda atau tua (<15 dan >45)
- Kelas sosioekonomi rendah
- Primiparitas
- Grand multiparitas
- Berat badan kehamilan rendah
- Sebelumnya atau bayi IUGR premature
- Penyakit kronik (DM, gagal ginjal, penyakit jantung sianotik)
c. Faktor plasenta:
Insufisiensi placenta (paling penting pada trimester 3)
Masalah anatomi
- Multipel infark
- Aberrant cord insertions
- Umbilical vascular thrombosis & hemangiomas
- Premature placental separation
- Plasenta kecil
a. Ikterus fisiologis
Perubahan sel darah merah di dalam kandungan menjadi sel darah
merah di luar kandungan dalam jumlah besar sehingga produksi
dari bilirubin indirek menjadi tinggi
Pada bayi baru lahir kemampuan UDGPT di dalam hati untuk dapat
mengubah seluruh bilirubun indirek menjadi bilirubin direk belum
maksimal
Usus bayi baru lahir juga masih bersih belum terdapat kuman-
kuman yang dapat mengubah bilirubin direk agar dapat dibuang
bersama BAB dan pergerakan atau motilitasnya juga belum
maksimal sehingga bilirubin direk tersebut dapat diserap kembali
melalui usus dan masuk ke dalam hati lagi.
b. Ikterus patologis
Unkompatibilitas golongan darah, inkompatibilitas rhesus.
Bentuk dari sel darah merah yang tidak normal sehingga mudah
pecah atau hancur
Gangguan enzim di dalam sel darah merah, contohnya G6PD
Lebam yang luas di kepala karena proses persalinan yang lama
dan penggunaan vakum untuk membantu persalinan
Infeksi yang berat
Sumbatan di saluran pencernaan
Perangsangan / bermain /
latihan :
- Setiap hari, setiap
berinteraksi,
- Suasana nyaman,
timbulkan rasa aman
- Suasana bermain, gembira,
kasih sayang
tidak tergesa-gesa, tidak
Pemberian jadwal Imunisasi 2017 menurut IDAI :
memaksa
- Beri contoh, dorong untuk
mencoba
- Beri pujian bila berhasil