Anda di halaman 1dari 49

EKOSISTEM LAHAN RAWA

Lahan rawa di Indonesia merupakan salah satu ekosistem yang


kaya akan sumberdaya hayati termasuk flora.
Luas lahan rawa meliputi areal sekitar 33,4 39,4 juta hektar yang
tersebar di P. Kalimantan, Sumatera, Sulawesi dan Papua.
Sebagai sebuah ekosistem yang spesifik, lahan ini terdiri atas
berbagai tipologi lahan seperti lahan sulfat masam, gambut, dan
salin. Topografi lahan rawa umumnya datar yang dicirikan oleh
sifat hidrologi yang dipengaruhi oleh pasang surut, yang dikenal
sebagai lahan rawa pasang surut, atau tergenang melebihi 3 bulan
yang dikenal sebagai lahan rawa lebak (Widjaja Adhi, 1986).
Sifat yang khas ini mendukung perkembangan tumbuhan, binatang
dan mikroba yang khas rawa.
PEMBAGIAN ZONA LAHAN RAWA (SUBAGYO, DALAM BARCHIA 2006)
Berdasarkan keadaan jangkauan luapan air pasang, lahan rawa
pasang surut dibedakan menjadi 4 tipe, yaitu :

Tipe A : dipengaruhi oleh air pasang, baik pasang besar


maupun pasang kecil

Tipe B : daerah yang hanya diluapi oleh air pasang besar

Tipe C : tidak langsung dipengaruhi oleh air pasang tapi


melalui rembesan dalam tanah

Tipe D : daerah yang tidak dipengaruhi secara langsung


maupun tidak langsung oleh air pasang
TIPE RAWA PASANG SURUT BERDASARKAN LUAPAN AIR
Berdasarkan topografi, dalam dan lama penggenangan, lahan
rawa lebak/pedalaman dibedakan ke dalam 3 kategori, yaitu :

Lebak pematang : terletak di sepanjang tanggul alam sungai,


topografi lebih tinggi dan genangan relatif dangkal dan singkat

Lebak tengahan : terletak antara lebak dalam dan pematang

Lebak dalam : lahan yang terletak di sebelah dalam,


merupakan suatu cekungan, relatif dalam dan tergenang terus
menerus.
Vegetasi di lahan rawa cukup beragam dan
mampu beradaptasi terhadap daerah yang
anaerob dan tergenang air baik secara Musiman
atau tetap.
VEGETASI DI LAHAN GAMBUT
CIRI-CIRI EKOLOGIS HUTAN RAWA GAMBUT

Terbentuk di daerah pesisir sebagai lahan basah pesisir,


di belakang hutan bakau di sekitar sungai atau danau
Daerah rawa yang tanahnya berupa gambut dengan
kedalaman minimal 50 cm dan ditumbuhi oleh pohon
yang cukup besar dan tajuknya rapat
Di Indonesia, merupakan gabungan antara hutan gambut
dan hutan basah tropis
TIPE HUTAN RAWA BERDASARKAN KOMUNITAS
TUMBUHAN DOMINAN
KUBAH GAMBUT
FUNGSI DAN MANFAAT HUTAN RAWA GAMBUT

Fungsi hidrologi, yaitu mengatur aliran dan sebagai


penyimpan air
Tanah gambut merupakan tanah organik yang mampu
menyerap air dalam jumlah sangat besar, sehingga dapat
memcegah terjadinya banjir, sebaliknya pada musim
kemarau, air yang tersimpan pada tanah gambut akan
mengalir ke sungai-sungai yang letaknya lebih rendah.
LANJUTAN FUNGSI HUTAN RAWA GAMBUT
Hutan rawa gambut sebagai habitat: tipe hutan ini
berbeda dengan hutan dataran rendah lainnya, spt;
tempat mencari makan bagi satwa pada saat kekeringan
Hutan rawa gambut sebagai sumber plasma nuftah
Hutan rawa gambut sebagai endapan karbon (gambut
merupakan endapan karbon yang tersimpan selama
ribuan tahun)
Berbagai fungsi lainnya; tanah gambut relatif kurang
subur dapat digunakan untuk keperluan lahan pertanian,
medium hortikultura dan sumber energi
HUTAN RAWA AIR TAWAR
Jenis hutan ini terletak di daerah peralihan antara hutan
rawa gambut dengan hutan dataran rendah
Lapisan gambutnya hanya beberapa centimeter atau
tidak mengandung gambut sama sekali
Tanahnya berupa tanah alluvial yang subur dengan
drainase baik.
Air yang menggenang berasal dari air hujan, sungai dan
air permukaan
Pohon-pohon dengan diamater relatif kecil
Pada musim kering terdapat sisa-sisa genangan
Profil Vegetasi Penampang Lintang Hutan Rawa Air Tawar

Clay Peat
Akar Napas Pada Hutan Rawa Air Tawar
1. Akar Pasak/Akar Napas
(Pneumatophores)
Akar pasak berupa akar yang muncul
dari sistem akar kabel dan
memanjang ke luar ke arah udara
seperti pasak. Akar ini merupakan
akar udara yang berbentuk seperti
pensil atau kerucut yang menonjol ke
atas, terbentuk dari perluasan akar
yang tumbuh secara horisontal. Akar
napas ini terdapat pada Avicennia
alba, Xylocarpus moluccensis dan
Sonneratia alba.
2. Akar Lutut (Knee-Roots)
Akar lutut merupakan modifikasi dari
akar kabel yang pada awalnya
tumbuh ke arah permukaan substrat
kemudian melengkung menuju ke
substrat lagi. Akar ini merupakan
akar horisontal yang berbentuk
seperti lutut, terlipat di atas
permukaan tanah, meliuk ke atas
dan bawah dengan ujung yang
membulat di atas permukaan tanah.
Akar lutut seperti ini terdapat pada
Bruguiera cylindrica, Bruguiera
gymnorrhiza dan Bruguiera
parfivlora.
3. Akar Tunjang (Stilt -Roots)
Akar tunjang merupakan akar
(cabang-cabang akar) yang
keluar dari batang dan tumbuh
ke dalam substrat. Akar ini
merupakan akar udara yang
tumbuh di atas permukaan
tanah, mencuat dari batang
pohon dan dahan paling
bawah serta memanjang ke
luar dan menuju ke permukaan
tanah. Akar ini terdapat pada
Rhizophora apiculata,
Rhizophora mucronata dan
Rhizophora stylosa.
4. Akar Papan (Plank-Roots)
Akar papan hampir sama dengan
akar tunjang, tetapi akar ini
melebar menjadi bentuk lempeng,
mirip struktur silet. Akar ini juga
tumbuh secara horisontal,
berbentuk seperti pita di atas
permukaan tanah, bergelombang
dan berliku-liku ke arah samping
seperti ular. Akar ini terdapat
pada Xylocarpus granatum.
5. Akar Gantung (Aerial-
Roots)
Akar gantung adalah akar
napas yang tidak
bercabang yang muncul
dari batang atau cabang
bagian bawah, tetapi
biasanya tidak mencapai
substrat. Akar gantung
terdapat pada Rhizophora,
Avicennia dan Acanthus.
6. Akar Banir (Buttress)
Struktur akan seperti
papan, memanjang
secara radial dari
pangkal batang. Akar
banir terdapat pada
Bruguiera gymnorrhiza,
Ceriops decandra
dan Heritiera littoralis.
7. Tanpa Akar Udara
Akar biasa, tidak berbentuk
seperti akar udara,
contohnya pada mangrove
jenis Aegiceras
corniculatum, Lumnitzera
racemosa dan Xylocarpus
rumphii.
RAWA TANPA HUTAN

Rawa tanpa hutan yang didominasi oleh rumput-


rumputan dan herba aquatik lainnya, serta memiliki
badan air tergenang yang cukup luas, biasanya dikenal
dengan lebak, rawa herba, rawa rumput dan rawa
gambut permanen serta badan-badan air tergenang
lainnya yang mengalami pendangkalan
RAWA TANPA HUTAN
PENYEBARAN RAWA TANPA HUTAN
Rawa herba di Indonesia mencapai lebih dari 2 juta Ha. Di Kalimantan
Selatan seperti; rawa sungai negara (Rawa Danau Bangkau (HSS) dan
Rawa Danau Panggang (HSU). Rawa jenis ini didominasi oleh herba
akuatik dan mempunyai badan air yang relatif terbuka. Rawa yang
menjadi habitat Kerbau Rawa ini merupakan contoh rawa yang tidak
berhutan. Giesen dan Sukotjo (1991) memperkirakan bahwa rawa herba
yang ada di Indonesia mencapai 2 juta hektar dan terdiri dari 600 spesies
tanaman herba (herba aquatik)
Rawa rumput terdapat di Irian Jaya, terutama daerah alluvial yang
tergenang. Rawa ini sebagai habitat buaya. Rawa dangkal sebagai
padang pengembalaan
Rawa gambut permanen ditumbuhi oleh vegetasi jenis herba dan di
dataran tinggi ditumbuhi oleh Cyperaceae (contoh: tanaman hias bintang
air (Cyperus alternifolius) dan Typha (contoh: Thypa latifolia. Dijumpai
pada danau yang terbentuk di atas kubah gambut
THYPA LATIFOLIA

Cyperus alternifolius
KERBAU RAWA
KEANEKARAGAMAN HAYATI

MANDAR BESAR

BELIBIS

Anda mungkin juga menyukai