Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH TERAPI AKUPUNTUR PADA TITIK NEIXIYAN

(EX-LE4) DAN WAIXIYAN (EX-LE5) TERHADAP NYERI SENDI


PADA LANSIA

Lalu Muhammad Soffiyan Hadi, Diah Ayu Fatmawati, Herin Mawarti


1. Program Studi s1 IlmuKeperawatan FIK UNIPDU Jombang
LaluSofyan007@gmail.com
Abstrak

Latar Belakang. Nyeri sendi adalah suatu peradangan sendi. Derajat nyeri sangat
bervariasi dari yang paling ringan sampai yang paling berat tidak terkontrol, sehingga
dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.Upaya nonfarmakologi untuk mengatasi nyeri
sendi diantaranya adalah akupuntur pada titik ex-le 4 (neixiyan) dan ex-le 5
(waixiyan). Akupuntur menutup gerbang masuk dan mencegah serabut saraf c untuk
menghantarkan impuls nyeri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh terapi akupuntur terhadap nyeri sendi pada lansia.
Metode. Desain penelitian yang digunakan adalah quasy experimen pre test post
test design yang menggunakan teknik Probability Sampling . Sampel dalam
penelitian ini adalah lansia di pondok induk darul ulum jombang sebanyak 30
responden yang mengalami nyeri sendi. Pengambilan data diperoleh dengan paired
sample t-test dan independent sample t-test dengan <0,05.
Hasil. penelitian menunjukkan intesitas nyeri sendi sebelum perlakuan pada kedua
kelompok adalah sebanding (p>0,05). Intesitas nyeri sendi sesudah perlakuan juga
setara (p>0,05). Intesitas nyeri sendi menurun secara signifikan setelah perlakuan
5,67 2,33 pada kelompok akupuntur.
Kesimpulan. Akupuntur pada titik neixiyan (ex-le4) dan titik waixiyan (ex-le5)
efektif menurnkan intesitas nyeri sendi, sehingga dapat digunakan sebagai alternative
intervensi dalam menurunkan intesitas nyeri sendi.

Kata kunci: nyeri sendi, terapi akupuntur

Background. Joint pain is an inflammation of the joints. The degree of pain varies
greatly from the mildest to the most severe uncontrolled, which can interfere with
daily activities hari.Upaya nonfarmakologi to overcome joint pain include
acupuncture on ex-le point 4 (neixiyan) and ex-le 5 (waixiyan). Acupuncture closed
the entrance gate and prevent nerve fibers c to conduct pain impulses. The purpose of
this study was to determine the effect of acupuncture therapy to joint pain in older
adults.
Method. The study design used is quasy Experiment Design Pre test -Post test that
uses Probability Sampling technique. The sample in this study is in the cottage
elderly parent darul uluum jombang of 30 respondents who experience joint pain.
Retrieval of data obtained by paired sample t-test and independent sample t-test with
<0.05.
Results. Research shows the intensity of joint pain prior to treatment in both groups
was comparable (p> 0.05). Joint pain intensity after treatment was also similar (p>
0.05). Joint pain intensity decreased significantly after treatment from 5.67 to 2.33 in
the acupuncture group
Conclusion. Acupuncture at the point of ex-le 4 (neixiyan) and ex-le point 5
(waixiyan) menurnkan effective joint pain intensity, so it can be used as an alternative
intervention in reducing the intensity of joint pain.

Keywords: joint pain, acupuncture

PENDAHULUAN 50 tahun ke atas. Pembengkakan


jaringan didalam dan sekitar sendi
Nyeri sendi merupakan rasa sakit akibat kerusakan pada permukaan
pada bagian tubuh yang tulang, cedera serius pada sendi,
menghubungkan tulang dengan tulang obesitas dan faktor usia adalah hal-hal
dan biasanya diiringi adanya nyeri yang meningkatkan resiko terkena
tekan, gangguan gerak, rasa hangat penyakit ini (Wiyono, 2010). Gejala
yang merata dan berwarna kemerahan. yang muncul pada nyeri sendi
Nyeri sendi seringkali terjadi pada biasanya berupa rasa sakit, bengkak,
lanjut usia yang mengalai proses kemerahan, atau sensasi hangat pada
degeneratif. Seiring bertambahnya usia sendi dan juga menyebabab sendi
maka akan timbul berbagai masalah menjadi kaku serta sulit untuk
terutama masalah ketidak puasan fisik digerakkan (Nasution, 2006).Apabila
yang mengakibatkan gangguan pada tidak ditangani, lutut terasa kaku dan
fungsi muskuluskeletal (Nasution, berat karna mengalami nyeri, susah
2006). Upaya nonfarmakologi untuk tidur, sendi menjadi bengkak, rasa
penanganan nyeri sendi pada lansia panas pada bagian sendi, ruang gerak
yakni menggunakan terapi akupuntur menjadi terbatas (Zeng, et al, 2007).
Berdasarkan penelitian terakhir Dampak nyeri memerlukan
pravelensi nyeri sendi di indonesia penanganan yang spesifik yaitu dengan
mencapai 23,6% hingga 31,3%. Angka cara pengobatan farmakologi dan
ini menunjukan bahwa rasa nyeri sendi nonfarmakologi. Pengobatan
sudah cukup mengganggu aktivitas farmakologi salah satunya adalah obat
masyarakat indonesi (Zeng Qy, et.al, anti inflamasi nonsteroid (NSAID)
2008). Berdasarkan studi pendahuluan yang menghambat produksi
yang dilakukan di Pondok Induk Darul prostaglandin dari jaringan-jaringan
Ulum Jombang terdapat 44 lansia dan yang mengalami inflamsi, penggunaan
sebanyak 30 lansia nyeri sendi. obat-obatan tersebut bisa
Penyebab nyeri sendi, menimbulkan efek samping depresi
diantaranya: osteoarhritis kondisi ini pernafasan dan sedasi, mual muntah,
terjadi ketika tulang rawan sendi konstipasi, adikasi serta menyebabkan
mengalami keausan sehingga gangguan pada gastrointestinal.
tulangbisa bergesekan langsung Sedangkan dalam tindakan
dengan tulang lain.Osteoarthritis nonfarmakologi dapat dilakukan
umumnya diderita oleh golongan usia dengan memberikan terapi akupuntur
yang dapat menurunkan nyeri Responden pada penelitian ini
(Kimura. Et al., 2007). Tujuan adalah lansia di pondok induk darul
penelitian ini adalah Untuk ulum jombang yang mengalami nyeri
mengetahui pengaruh terapi akupuntur sendi berjumlah 30 responden, yang
pada titik neixiyan (ex-le4) dan terbagi dalam 2 kelompok yaitu
waixiyan (ex-le5) terhadap penurunan kelompok pertama di berikan terapi
nyeri sendi pada lansia di pondok akupuntur pada titikex-le 4 (neixian)
induk darul ulum jombang. dan ex-le 5 (waixiyan) dan kelompok
kedua dilakukan kontrol (tanpa
METODE PENELITIAN akupuntur). Karekteristik responden
meliputi: 1) usia; 2) jenis kelamin; 3)
Penelitian ini menggunakan Cara Mengatasi Nyeri. Karekteristik
penelitian Quasy Experimental dengan responden dalam penelitian ini
pendekatan Pretest Posttest Control disajikan dalam bentuk table distibusi
Group Design. Populasi dalam frekuensi (Tabel 5.1). Data dasar akan
penelitian ini yang pada saat peneliti memberikan informasi mengenai
melakukan studi pendahuluandi karekteristik subyek penelitian dan
Pondok Induk Darul Ulum homogenitas kedua kelompok.
Jombangyang mengalami nyeri sendi
berjumlah 36 responden. Sample
dalam penelitian ini adalah sebagian \
lansia di pondok induk PPDU yang
mengalami nyeri sendi sejumlah 30
Responden.sampel yang akan diambil
datanya adalah 15 orang dalam satu
kelompok. Sehingga keseluruhan besar
sampel yang dibutuhkan 30 orang.
Sampel dalam penelitian ini dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok
pertama mendapatkan akupuntur pada
titik neixiyan (ex-le4) dan waixiyan
(ex-le5) (n=15) dan kelompok kedua
mendapatkan kontrol (n=15). Tehnik
pengambilan sampel menggunakan
tehnik Probability Sampling dengan
metode Simple Random Sample.
Pengambilan data diperoleh dengan
menggunakan observasi dan
wawancara, kemudian data dianalisis
menggunakan paired sample t-test dan
independent sample t-test dengan
<0,05.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 5.1 Karekteristik Subyek Penelitian Dan Homogenitas
(N=30)
Kelompok Akupuntur Kontrol Nilai p
N % N % P
Usia
a. <60 tahun 0 0 2 13,3 0.481
b. 60-62 tahun
c. >60 tahun 4 26, 6 40,0
11 7 7 46,7
73,
3

JenisKelamin
a. Perempuan 10 66, 12 80,0 0.116
b. Laki-laki
5 7 3 20,0
33,
3

Cara
MengatasiNyeri 0.223
a. Minumobat
8 53, 10 66,7
b. Istirahat
c. Dibiarkansaja 5 3 1 6,7
2 33, 4 26,7
3
13,
3
Hasil penelitian menunjukan responden perlakuan akupuntur jenis
bahwa usia responden pada kelompok kelamin perempuan 10 (66,7%) dan
perlakuan akupuntur dan kontrol pada kelompok kontrol 12 (80,0%).
(tanpa akupuntur) lebih banyak pada Cara mengatasi nyeri pada kedua
usia> 62 tahun. Jenis kelamin pada kelompok sebagian besar dengan
kedua kelompok menunjukkan bahwa minum obat.
perempuan lebih banyak, kelompok

5.2 Karekteristik Nyeri Responden (N=30)


Kelompok Nyeri Nyeri Nyeri %
Ringan Seda Berat
ng
Perlakuan 4 6 5 100
akupuntur
Control 3 7 5 100

Berdasarkan table 5.2 di nilai rata-rata intesitas nyeri sendi dari


atas menunjukkan bahwa nilai kelompok perlakuan akupuntur pada
nyeri pada kelompok sebelum titik neixiyan (ex-le4), waixiyan (ex-
perlakuan dan sebelum kontrol le5) dan kelompok kontrol seperti
paling banyak pada nyeri terlihat pada tabel 5.3 berikut:
sedang dengan banyak
responden 6 pada kelompok
perlakuan dan 7 pada
kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil uji
independent sample t-test, di dapatkan
Tabel 5.3 Intesitas Nyeri Sendi Sebelum Perlakuan
Kelompok Mea SD Beda Mean P
n (95% CI)
Perlakuan akupuntur 5.67 1.79 -0,2 (-1488- 0,75
Kontrol 5.87 9 1,088) 3
1.64
2

Sebelum diberikan perlakuan pengukuran awal terahadap nyeri


pada kedua kelompok yaitu kelompok sendi melalui pre test. Selanjutnya
akupuntur pada titik ex-le 4(neixiyan), dilakukan uji independent sample t-
ex-le 5 (waixiyan) dan kelompok test untuk mengetahui intesitas nyeri
kontrol, terlebih dulu dilakukan sendi pada kedua kelompok.

Tabel 5.4 Intesitas Nyeri Sendi Sesudah Perlakuan

Kelompok Mea SD Beda Mean P


n (95% CI)
Perlakuana kupuntur 2.33 1.87 -0,34(-1.807- 0.64
Kontrol 2.67 7 1.140) 3
2.05
9
pengukuran tersebut, didapatkan nilai
Setelah diberikan perlakuan pada rata-rata intesitas nyeri sendi dari
kelompok akupuntur selama 2 minggu
sebanyak 4 kali dengan lama waktu 15
menit dan control pada kelompok kelompok akupuntur dan kelompok
kontrol, dilakukan pengukuran kontrol seperti terlihat pada tabel 5.4
intesitas nyeri sendi. Berdasarkan hasil
Berdasarkan hasil uji paired sebelum perlakuan dan sesudah
sample t test di dapatkan perbedaan perlakuan pada kedua kelompok
yang bermakna secara statistik rata- seperti terlihat pada tabel 5.5 berikut:
rata intesitas nyeri sendi antara

Tabel 5.5 Perbedaan Rata-Rata Intesitas Nyeri Sendi Sebelum

Perlakuan Dan Sesudah Perlakuan

Sebelum Sesudah P
perlakua perlakua Beda Mean
Kelompok
n Mean nMean (95% CI)
(SD) (SD)
Perlakuan 5.67 2.33 3.34 (2.793 0.000
akupuntur (1.799) (1.877) 3.874)
0.000
Kontrol 5.87 2.67 3.2 (2.638
(1.642) (2.059) 3.762)
tinggal di asrama sehingga selain
melakukan ibadah, responden juga ada
kegiatan di asrama. Keadaan ini akan
memicu stres dan keletihan Lansia.
Kecemasan dan keletihan akan
meningkatkan presepsi nyeri, rasa
1 Nyeri Sendi Sebelum di Berikan kelelahan menyebabkan sensasi nyeri
Akupuntur semakin intensif dan menurunkan
Hasil penelitian menunjukkan kemampuan koping (potter & perry,
bahwa rata-rata intesitas nyeri sendi 2005).
sebelum perlakuan relatif setara pada Nyeri yang di alami responden
kedua kelompok. Kelompok akupuntur pada kelompok akupuntur separuhnya
rata-rata itesitas nyeri sendi adalah nyeri sedang. Hasil penelitian ini sama
5,67 sedangkan pada kelompok dengan penelitian sebelumnya yang
kontrol adalah 5.87. Hasil analistik dilakukan oleh (Yan Zhang, 2010),
statistik di peroleh p value sebesar yang menunjukkan bahwa sebagian
0,753. Hasil penelitian ini besar nyeri yang dialami oleh
menunjukkan bahwa intesitas nyeri respondenadalah nyeri sedang.
sendi yang di alami responden rata- Nyeri sendi yang terjadi pada
rata pada intesitas sedang. Hal ini lansia, pada penelitian ini
sesuai pendapat (Fei Bao, 2010), yang menunjukkan bahwa responden pada
menyatakan bahwa nyeri sendi sangat kelompok akupuntur dan kelompok
bervariasi dari yang paling ringan kontrol (tanpa akupuntur) lebih banyak
sampai yang paling berat tak pada usia >62 tahun. Hasil penelitian
terkontrol. Responden dalam sesuai dengan hasil penelitian
penelitian ini adalah Lansia yang sebelumnya yang dilakukan oleh(Yan
Zhang, 2010), yang menunjukkan rata- dari jaringan-jaringan yang mengalami
rata usia responden adalah 60 tahun inflamsi (kimura et al, 2007).
dan juga sesuai dengan penelitian (Yan
Wang, 2008), yang menyatakan bahwa 3 Pengaruh Akupuntur Pada Nyeri
lansia paling rentan terkena nyeri sendi Sendi
yang merupakan proses degeneratif. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa akupuntur pada titik neixiyan
2 Nyeri Sendi Sesudah di Berikan (ex-le4), titik waixiyan (ex-le5) dan
Akupuntur kontrol secara signifikan dapat
Hasil penelitian menunjukkan menurunkan intesitas nyeri sendi.
bahwa rata-rata intesitas nyeri sendi Hasil penelitian ini sesuai dengan
pada kedua kelompok mengalami penelitian yang dilakukan (Zhihong
penurunan antara pre test dan post test Wu, 2010) menyatakan bahwa
dimana pada kelompok akupuntur akupuntur pada titik neixiyan (ex-le4)
intesitas nyeri sendi 2.33 dengan dan titik waixiyan (ex-le5) dapat
standar deviasi 1.877 sedangkan pada menurunkan nyeri sendi selama 24
kelompok kontrol, 2.67 dengan standar minggu, pasien menunjukkan
deviasi 2.059. Perbedaan selisih rata- penurunan nyeri yang signifikan dan
rata antara kelompok akupuntur peningkatan fungsi tubuh yang di ukur
dengan kelompok kontrol adalah -0,34 dengan seberapa jauh mereka mampu
dengan p value sebesar 0,643 (p>0,05). berjalan.Hasil uji paired sample t-test
Akupuntur pada titik neixiyan (ex-le4) menunjukkan bahwa secara signifikan
dan waixiyan (ex-le5) merupakan ada pengaruh akupuntur pada titik
terapi penanganan nyeri sendi dengan neixiyan (ex-le4) dan waixiyan (ex-
menusukkan jarum pada titik-titik le5) terhadap penurunan nyeri sendi.
sekitar meridian. Titik ex-le 4 pada Akupuntur pada titik neixiyan dan
cekung di sebelah medial ligamentum waixiyan dapat menurunkan intesitas
patella pada waktu kaki fleksi, nyeri sendi sebesar 2,33.Nyeri sendi
penusukan miring dengan jarum 1 cun. seringkali terjadi pada lanjut usia yang
Titik ex-le 5 terletak di cekung kin dan mengalami proses degeneratif. Seiring
kanan ligamentum patella pada waktu bertambahnya usia maka akan timbul
kaki fleksi, penusukan tegak lurus berbagai masalah terutama masalah
dengan jarum 1-1,5 cun (Zhihong, ketidak puasan fisik yang
2010). cara kerja dari akupuntur ini mengakibatkan gangguan pada fungsi
sesuai dengan teori gate control. muskuluskeletal (Nasution,
Menurut teori ini akupuntur pada titik 2006).Akupuntur pada titik neixiyan
neixiyan (ex-le4) dan titik waixiyan (ex-le4) dan waixiyan (ex-le5)
(ex-le5) menutup gerbang masuk dan berfungsi menghilangkan panas dan
mencegah serabut saraf c untuk bengkak, menghilangkan sumbatan
menghantarkan impuls nyeri pada meridian dan mengaktifkan
(Yatmihatun, 2010).Kelompok kontrol kolateral, Indikasi sakit pada sendi
menggunakan pengobatan farmakologi lutut, Rasa sakit dan kelemahan di
salah satunya adalah obat anti kaki, beri-beri (Zhihong Wu 2010).
inflamasi nonsteroid (NSAID) yang Efek penusukan di titik akupuntur
menghambat produksi prostaglandin terkait dengan dampaknya terhadap
produksi endhoprin dalam tubuh. Dengan menurunnya intesitas nyeri
Endhoprin merupakan molekul- sendi lansia dapat melaksanakan
molekul peptid atau protein yang kegiatan rutin di asrama dan istiqomah
dibuat dari zat yang disebut beta- bisa terjaga. Akupuntur pada titik ex-le
lipoptropin yang ditemukan di kelenjar 4 dan ex-le 5 bisa diberikan tidak
pituitary.Akupuntur pada titik ex-le 4 hanya pada lansia atau responden tapi
dan ex-le 5 terbukti efektif juga bisa diberikan pada masyarakat
menurunkan intesitas nyeri sendi. khususnya yang mengalami nyeri
Akupuntur dapat digunakan sebagai sendi pada lutut.
pengobatan alternatif disamping obat
anti nyeri.
Hasil analisis statistik dengan KESIMPULAN
menggunakan uji independent sample
t-test menunjukkan bahwa tidak ada Berdasrkan hasil penelitian dan
perbedaan pengaruh kelompok pembahasan, maka peneliti dapat
akupuntur pada titik neixiyan (ex-le4) menyimpulkan bahwa :1) Intesitas
dan waixiyan (ex-le5) dengan nyeri sendi sebelum perlakuan relatif
kelompok kontrol terhadap penurunan setara antara kelompok yang
intesitas nyeri sendi dengan p value mendapatkan akupuntur pada titik
sebesar 0,643 (p>0,05). neixiyan (ex-le4) dan waixiyan (ex-
Akupuntur pada titik neixiyan le5) dan kelompok yang mendapatkan
(ex-le4), titik waixiyan (ex-le5) dan kontrol. 2) Intesitas nyeri sendi setelah
kontrol sama- sama dapat perlakuan terjadi penurunan yang
menurunkan intesitas nyeri. signifikan pada kedua kelompok yang
Akupuntur pada titik neixiyan (ex-le4) mendapatkan akupuntur pada titik ex-
dan waixiyan (ex-le5) dapat le 4 dan ex-el 5 dan kelompok kontrol.
menurunkan intesitas nyeri secara non 3) Ada pengaruh akupuntur pada titik
farmakologis. Terjadinya penurunan neixiyan (ex-le4) dan waixiyan (ex-
intesitas nyeri sendi sesuai dengan le5) terhadap penurunan nyeri sendi
teori gate control Yang menyatakan pada lansia di pondok induk darul
bahwa persepsi nyeri diatur oleh ulum jombang. Hal ini terjadi jika
bagian dari sistem saraf yang mengatur akupuntur dilakukan pada titik yang
impuls yang akan diinterpretasikan tepat dengan penusukan miring dengan
sebagai nyeri. Bagian sistem saraf ini jarum 1 cun dan penusukan tegak lurus
disebut gerbang masuk (The Gate). dengan jarum 1-1,5 cun selama 2
Titik neixiyan (ex-le4) dan titik minggu sebanyak 4 kali penusukan
waixiyan (ex-le5) menutup gerbang dengan lama waktu 15 menit.
masuk dan mencegah serabut saraf C
untuk menghantarkan impuls nyeri
(Yatmihatun, 2010). SARAN
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kedua kelompok baik yang di Berdasarkan hasil kesimpulan di
lakukan akupuntur pada titik ex-le 4, atas, maka dapat disarankan sebagai
titik ex-le 5 dan kontrol terjadi berikut : 1) Bagi petugas kesehatan; a)
intesitas penurunan nyeri sendi. Petugas kesehatan hendaknya
memberikan heat education pada danTeknikAnalisis.Ed.
lansia yang mengalami nyeri sendi 01.SalembaMedika: Jakarta
tentang upaya penanganan
nonfarmakologi (akupuntur pada titik http://liusnino.blogspot.com/2013_07_
ex-le 4 dan ex- le 5) dalam 01archive.html
menurunkan intesitas nyeri sendi; b)
Petugas kesehatan hendaknya Isbagio. (2010). Osteoarthritis Dalam
menerapkan dan memberikan alternatif Suparman. Ilmu Penyakit
pilihan tindakan farmakologi dan Dalam. Jilid I Jakarta:Balai
nonfarmakologi. 2) Bagi responden Penerbit FKUI.
Lansia hendaknya harus tau
apa tindakan tindakan non farmakologi Kalim, H. (2008). Penyakit Sendi
yang bisa menurunkan intesitas nyeri Degeneratif. Buku Ajar Ilmu
sendi. 3) Bagi peneliti selanjutnya Penyakit Dalam. Jakarta : Balai
Penelitian selanjutnya hendaknya Penerbit FKUI.
melakukan penelitian serupa dengan
Kimura, H. (2007).
memberikan intervensi
EfekAkupunturpadaPasienSend
nonfarmakologi selain akupuntur pada
iLutut, diakses : 8 september
titik ex-le4 dan ex-le 5. Selain itu
2009. http://myhealing
sebaiknya populasi yang digunakan
wordpress.com/2009/11/23/efe
lebih banyak sehingga hasil yang
k-akupuntur-pada-pasien-sendi-
didapatkan lebih representatif.
lutut
DAFTAR PUSTAKA Kozier. (2006). Fundamental Of
Nursing: Consept, ProcessAnd
Achmad, R. (2009). Diagnosis
Practice, Ed. Peehaarson
danPenatalaksanaanNyeriSend
Edukacion, Inc: New Jersey.
iLutut, diakses : 3 November
2009, http://otrtotik Mahon. (2007). Diagnosis
prostetik,blogspot.com/ 2009 / danpenatalaksanaansendilutut,
05 / pengapuran- sendi diakses : 8 september 2009,
lutut.html. http://otrtotik
prostetik,blogspot.com/ 2009 /
Alamsyah, I. (2010). Cara
05 / pengapuran- sendi
LebihMudahMenemukanTitikT
lutut.html.
erapiAcupoint. Jakarta: Asma
Nadia. Mansjoer, A. (2011).
KapitaSelektaKedokteran.
Andrews. (2009). Food Flavor
Edisi 7. Jakarta: EGC
Technology, 2nd ed., CRC
Press LLC, USA, pp.146-149 Nasution, (2009).Penyakitsendi
degenerative.http.www.journal
Aziz Alimul. (2008).
usu.ac.id volume 20 : 11
MetodePenelitianKeperawatan
halaman di akses 14mei 2010
pukul 09:20
Notoadmodjo, Soekidjo. (2010). Nursing Vol 1. Jakarta :
MetodologiPenenlitianKesehat EGC
anEdisiRevisi. Jakarta: PT.
RinekaCipta. Tamsuri.A.
(2006).KonsepdanPenata
Nugroho, W. (2006). Perawatan laksanaanNyeri.Jakarta :
Lanjut Usia, Penerbit Buku EGC
Kedokteran EGC, Jakarta.
Yetmihatun.(2010).
Nursalam.(2013). EfektifitasTerapiAkupunt
KonsepdanPenerapanMe urTerhadapNyeriSendiLu
todelogiPenelitianIlmuK tut.http://.journal.unair.ac.
eperawatan. Jakarta: id:/ (23Januari 2017)
SalembaMedika
Zeng.(2008).
Wiyono. (2010).Menuju Indonesia Profilpenderitasendilutut.
Sehat 2010, Depkes RI. http.www.journalusu.ac.i
Jakarta d volume 24 : 19 halaman
di akses 13 januari
Potter Dan Perry. (2010). Buku Ajar 2012pukul12.05
Fundamental
KeperawatanKonsep, Zheng, W. (2010).Clinical Wonders
proses danpraktikedisdii of Acupunctur-
4 volume 1, Jakarta: EGC Moxibustion. Ed1.
Beijing: Freign
Potter dan Perry. (2012). Buku Ajar Languages Press, 2003:
Fundamental 154-60
Keperawatan .Edisi 4 Vol
2. Jakarta: EGC

Price.(2012). Patofisiologi,
KonsepKlinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta.
EGC.

Setiadi.(2007).
KonsepdanPenulisanRise
tKeperawatan.EdisiPerta
ma. Penerbit graham ilmu
: Yogyakarta.

Smeltzer.(2005). Brunner
&Suddarths. Textbook
Of Medical Surgical

Anda mungkin juga menyukai