Buku 2 : RKPM
(Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)
Modul Pembelajaran Pertemuan Ke 13
Januari 2013
Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RKPM) PSG (2 SKS)
1
Tujuan Ajar/ Topik Media Ajar Metode Metode Aktivitas Aktivitas Sumber
Keluaran/ Indikator (pokok, Evaluasi Ajar Mahasiswa Dosen/ Ajar
Pertemuan ke
3
subpokok dan (STAR) Nama
2
bahasan, Penilaian Pengajar
Audio/Video
Soal-tugas
Presentasi
alokasi
Gambar
4
Teks
waktu)
Web
13 1) Dapat Penilaian 1 1 6 - 3 - Kuis : Mahasiswa (1) Baca Menjelaskan Pustaka :
menjelaskan arti Status Gizi Penilaian berkelompo bahan ajar materi di 1) ADA,
dan fungsi Rumah sakit status gizi di k dan sebelum depan ISBN:
penilaian status : (1) rumah sakit berdiskusi kuliah, kelas, 978-0-
gizi di rumah Malnutrisi Tugas 1 : didampingi (2) Mengerjak memandu 88091-
sakit, RS, (2) Tahapan dosen an kuis secara jalannya 429-1,
2) Dapat Skrining gizi, metode berkelompok diskusi dan 2010
menjelaskan (3) PSG penilaian dan merespon
metode pasien di RS, status gizi menyampaika penyampaia
penilaian status (4) RS n hasilnya n oleh
gizi rumah sakit, Antropometri Tugas 2: mahasiswa
3) Dapat , Biokimia, Interpretasi
menginterpretasi Clinic, data hasil Pengajar:
kan hasil metode Dietary penilaian Susetyowati,
penilaian status (ABCD) status gizi DCN, M.Kes
gizi rumah sakit rumah sakit
berdasarka
Waktu: 1x n kasus
pertemuan yang
@100 menit diberikan.
1
Masing-masing media ajar disertakan dalam bentuk handout setiap minggu/pertemuan.
2
Evaluasi mahasiswa dapat berupa: Kuis, Tugas, Self-Test, Tes formatif, Tes sumatif. Evaluasi mahasiswa ditujukan untuk mengukur ketercapaian tujuan (pada Kolom 2).
3
UGM menggunakan sistem pembelajaran STAR (Student Teacher Aesthetic Role-Sharing): kombinasi optimal antara SCL (Student Centered Learning) dan TCL (Teacher Centered
Learning).
4
Tautan di internet disajikan dalam kolom terakhir (Sumber Ajar). Untuk materi online yang dikembangkan sendiri gunakan LMS eLisa http://elisa.ugm.ac.id/
BAB VI
A. Pendahuluan
Tingginya angka kasus malnutrisi di rumah sakit menjadi salah satu latar
belakang pentingnya penilaian status gizi di rumah sakit. Mulai berkembangnya
metode skrining gizi di rumah sakit dan kolborasi berupa kerja sama multidisiplin
merupakan bentuk dari sangat diperhatikannya status gizi pasien selama di rumah
sakit. Karena status gizi yang memburuk selama di rumah sakit akan memperberat
kondisi kesehatan pasien dan begitu pula sebaliknya. Pentingnya penilaian status gizi
di rumah sakit menjadi salah satu bagian penting dari kompetensi seorang ahli gizi.
Pokok bahasan ini diharapakan mampu membantu memenuhi kompetensi
yang harus dicapai mahasiswa sebagai lulusan dietisien nantinya serta menjadi
bagian persiapan sebelum mengikuti praktikum guna melakukan demonstrasi metode
penilaian status gizi di rumah sakit. Setelah mempelajari pokok bahasan ini,
mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan arti dan fungsi penilaian status gizi di
rumah sakit, menjelaskan tahapan metode serta dapat menginterpretasikan hasil
metode penilaiannya. Pokok bahasan ini akan disampaikan dalam satu kali
pertemuan.
B. Penyajian
1. Penilaian Status Gizi di Rumah Sakit
Pengertian Malnutrisi RS
Keadaan Patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun
absolut salah satu atau lebih zat gizi
Malnutrisi di RS umumnya bentuk malnutrition under nutrition
Keadaan tidak terpenuhinya kebutuhan energi, protein atau keduanya dari
asupan makanan
Latar Belakang
Prevalensi malnutrisi 20%-50% (Correia dkk., 2003; Meyer 2006; Norman dkk.,
2008; Kahokehr dkk 2009; Imoberdorf dkk 2010)
Di Indonesia (2006) 71,8 % pasien mengalami malnutrisi pada saat masuk RS
(Sunatrio, 2007)
Penelitian di RS Dr. Sardjito, RS Jamil, dan RS Sanglah terhadap 293 pasien,
didapatkan 28,2% mengalami penurunan status gizi pada saat keluar RS
berdasarkan SGA (Budiningsari & Hadi, 2004)
Gambaran Malnutrisi di Rumah Sakit
Penyebab Primer : Asupan zat gizi tidak adekuat
Penyebab Sekunder : penyakit yang mendasari dan mempengaruhi :
- Asupan makanan
- Meningkatkan kebutuhan
- Perubahan metabolisme & malabsorpsi
Malnutrisi di Rumah Sakit
Penyakit dengan Resiko Malnutrisi
Pasien anoreksia yang kehilangan BB >10% dari BB biasanya, atau kehila ngan
BB >5 kg dalam 3 bulan terakhir
Penyakit saluran cerna disertai mual, muntah dan diare
Infeksi berat, keganasan, usila,alkoholik
Pasien tidak sadar dalam jangka waktu lama
Pasien dengan kegagalan fungsi saluran pencernaan setelah bedah mayor
Pasien yang mendapat kemoterapi/ radioterapi agresif
Outcome Malnutrisi
Meta analisis 27 penelitian RCT (1710 pasien) dan 30 penelitian RCT (3250
pasien) : hubungan bermakna antara malnutrisi di RS dengan
komplikasi
infeksi
mortalitas (Stratton, 2003)
biaya perawatan tinggi
lama rawat panjang (Correia, 2003b)
Kejadian malnutrisi di RS tidak terdeteksi klinisi belum
mempertimbangkan pentingnya gizi dalam penyembuhan pasien (Schenker, 2000).
ESPEN skrining gizi perlu dilakukan pada awal pasien masuk RS
identifikasi pasien yang berisiko masalah gizi (Kondrup, 2003) intervensi gizi.
Definisi Skrining Gizi
Skrining gizi proses yang sederhana dan cepat sensitif untuk mendeteksi
pasien berisiko malnutrisi (Barendregt dkk, 2008)
Tujuan skrining gizi
Memprediksi outcome yang berkaitan dengan faktor gizi
Mengetahui pengaruh dari intervensi gizi
Grade Metode Skrining Gizi (ADA, ISBN : 978-0-88091-429-1, 2010)
Baik
Adil
Terbatas
Hanya pendapat ahli
Tidak dapat ditetapkan
Tingkatan (Grade) Metode Skrining Gizi (ADA, ISBN : 978-0-88091-429-1, 2010)
Materi Pengayaan
Nutritional Risk Screening (NRS) (Meyer, 2006)
Langkah 1 : tiga pertanyaan :
- Indeks masa tubuh (IMT),
- Kehilangan berat badan
- Penurunan asupan makan kemudian
Skrining pertama berkaitan dengan gangguan status gizi
Skrining kedua berkaitan dengan penyakit yang menyebabkan kebutuhan zat gizi
bertambah
Analisis 128 penelitian RCT dengan intervensi suplemen oral/enteral dan total
paranteral nutrisi pada pasien yang berisiko gizi dengan metode NRS didapatkan
pengaruh yang positif dan perbaikan klinis (Kondrup, 2003).
Penurunan komplikasi, dan lama rawat serta perbaikan asupan zat gizi (Johansen,
2004).
Malnutrition Screening Tool (MST), Fergusson, Australia
Metode Skrining
70.00%
60.00%
Persentase
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
SNA MUS
MST NRS SGA
Q T
% Tidak Berisiko
50.50% 49.80% 61.60% 34.60% 56.70%
Malnutrisi
% Berisiko Malnutrisi 49.50% 50.20% 38.40% 65.40% 43.30%
* Keempat metode tersebut (MST, SNAQ, NRS, dan MUST) berhubungan signifikan
dengan SGA
Subyektif Global Assesmen (SGA)
Penilaian berdasarkan riwayat medis dan fisik
Riwayat Medis
Penurunan Berat Badan
Perubahan asupan makanan
Gejala gastrointestinal
Perubahan fungsional tubuh
Perubahan metabolisme yg mempengaruhi kebutuhan gizi.
Pemeriksaan Fisik
Kehilangan lemak subkutan
Kehilangan massa otot
Edema
Ascites
Gambaran Metode SGA
Riwayat Medis:
1. Penurunan BB dlm 6 bln terakhir (kg)
< 5% kehilangan ringan
5-10% kehilangan potensial scr mutlak
>10% kehilangan signifikan scr mutlak
2. Asupan makanan berdasarkan pola makan pasien sehari-hari (derajat & durasi)
Normal
Abnormal
3. Gejala gastrointestinal
Anoreksia
Mual
Muntah
Diare
4. Kapasitas fungsional pasien
Tanpa stres
Stres ringan
Stres sedang
Stres berat
Kategori SGA:
Status gizi baik (skor A)
Status gizi sedang atau diduga malnutrisi (skor B)
Status gizi buruk (skor C)
Penilaian Status Gizi Rumah Sakit (RS)
Metode penilaian status gizi pasien di RS:
Antropometri (A)
Biokimia (B)
Klinis (C)
Dietary/konsumsi (D)
Materi untuk latihan
Berbagai Cara Penilaian Status Gizi Pasien di RS
Antropometri
Tinggi Badan (cm)
Berat badan (kg)
Jenis kelamin (L/P)
Berat badan Ideal (kg)
Tebal Lipat Kulit Trisep (mm)
Lingkar Lengan Atas (cm)
Lingkar Otot Lengan Atas (LOLA)
Biokimia
Albumin Serum (g/dl)
Total Iron Binding Capacity (g/dl)
Transferin Serum (mg/dl)
Hitung Limfosit (%)
Hitung Sel Darah Putih (/mm3)
Hitung Limfosit Total (/mm3)
Urea Nitrogen Urin 24 jam (g)
Kreatinin Urin 24 jam (mg)
Penampakan umum
Normal dan responsif
Berat Badan
Dilihat dari tinggi badan, umur dan bangun tubuh
Postur
Tegak
Otot
Berkembang baik;
Nada yang baik
Lemak di bawah kulit
Pengamatan klinis
Fungsi gastrointestinal
Nafsu makan dan pecernaan baik
Pola eliminasi reguler
Tidak teraba organ atau massa
Fungsi kardiovaskuler
Normal rate and ritme, tekanan darah
Rambut
Bersinar, sehat
Kulit
halus, lembut, warnanya baik
Muka dan leher
Warnanya seragam, sehat, tidak bengkak
Mulut
Bibir halus, lembut, warnanya baik
Membrane mukosa
Gusi merah muda, tampak sehat, tidak ada pembengkakan atau perdarahan
Lidah merah muda hingga merah, mulus, tidak ada luka atau bengkak
Gigi tidak ada rongga atau sakit, lurus, baik berbentuk rahang, bersih
Mata
Cerah, bersih, bersinar
Membrannya lembab dan berwarna pink
Kaki
Tidak ada bengkak
Penilaian Konsumsi Makanan
Asupan Protein (g)
Asupan Kalori (kal)
Balans Nitrogen (g)
Net Protein Utilization
Kebutuhan Energi Basal (kal/hari)
Kesimpulan (ABCD)
Anthropometric : IMT, BB/TB, LLA/U
Biochemistry : Bandingkan dengan angka normal
- Status protein : albumin, total protein
- Status lemak : kolesterol, trigliserida, LDL, HDL
- Status mineral : Fe, Kalium, Natrium
- Status KH
- Status Vitamin
Clinical (fisik dan klinik)
Bandingkan dengan angka normal
Dietary :
Kuantitatif : asupan dibandingkan dengan kebutuhan berdasarkan Standar
makanan yang diberikan.
Kualitatif : Pola makan bandingkan dengan PUGS atau diet yang sudah
dijalani
2. Aktivitas :
Sebelum perkuliahan dimulai, mahasiswa diharapkan telah membaca bahan
ajar terlebih dahulu. Dosen akan memaparkan materi di depan kelas, kemudian
memberikan kuis dan tugas kepada mahasiswa. Kuis dikerjakan secara individu
sedangkan tugas dikerjakan berkelompok. Dosen akan memandu jalannya
diskusi dan memberikan respon atas hasil diskusi mahasiwa. Kuis dapat pula
diberikan di awal pertemuan, sebelum dosen memberikan materi.
3. Tugas :
Tugas 1 : Tahapan metode penilaian status gizi rumah sakit.
Tugas 2: Interpretasi data hasil penilaian status gizi rumah sakit berdasarkan
kasus yang diberikan.
4. Latihan :
Kuis : Penilaian status gizi di rumah sakit
C. Penutup
1. Test Formatif
Susanti adalah seorang ibu rumah tangga yang didiagnosis mengalami sirosis
hati. Dia datang ke rumah sakit dengan keluhan mual, muntah, tidak nafsu
makan, pusing berat. Berdasarkan hasil antropometri, BB=55 kg, TB=150 cm,
LLA=25cm. Berdasarkan data biokimia albumin 2,5 g/dL, total protein 5 g/dL.
Berdasarkan pemeriksaan fisik klinik, diketahui bahwa Susanti menderita asites
dan edema kaki. Data asupan energi 700 kcal, protein 15 g, lemak 20 g,
karbohidrat 115g.
o Penilaian status gizi yang paling tepat pada kasus di atas dengan :
a. Albumin d. IMT
b. Total protein e. BB
c. LLA