Anda di halaman 1dari 12

BAB III

KAJIAN TEORITIS
3.1. Rem Cakram
Rem cakram (disc brake) pada dasarnya terdiri pada cakram yang terbuat dari besi tuang (disc
rotor) yang berputar dengan roda dan bahan gesek (dalam hal ini disc pad) yang mendorong dan
menjepit cakram. Daya pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara disc pad dan cakram
(disc).

Karakteristik dari cakram hanya mempunyai sedikit aksi energi sendiri (self energizing action),
daya pengreman itu sedikit dipengaruhi oleh fluktualisi koefisien gesek yang manghasilkan
kesetabil tinggi. Selain itu, karena permukaan bidang gesek selalu terkena udara, radiasi
panasnya terjamin baik, ini dapat mempengaruhi dan menjamin dari tekanan air.
Rem cakram mempunyai batasan pembuatan pada bentuk dan ukuranya. Ukuran disc tambahkan
tekanan hidraulis yang lebih besar untuk mendapatkan daya pengereman yang efisien, juga pad
akan lebih cepat aus dari pada sepatu rem pada rem tromol. Tetapi konstruksi yang sederhana
mudah pada perawatannya penggantian pad.

Piringan (disc)

Umumnya cakram atau piringan (disc rotor) dibuat dari besi tuang dalam bentuk biasa (solid)
dan berlubang-lubang untuk ventilasi.
Tipe cakram lubang terdiri dari pasangan piringan berlubang untuk menjamin pendinginan yang
baik,kedua-duanya untuk mencegah fading dan menjamin umur pad lebih panjang atau tahan
lama

Pad Rem

Pad (disc pad) biasanya dibuat campuran metalik fiber dan sedikit serbuk besi. Tipe ini disebut
dengan semi metalik disc pad. Pada pad diberi garis celah untuk menunjukan tabel pad (batas
yang diijinkan). Dengan dengan demikian mempermudah pengecekan keausan pad. Pada
beberapa pad, penggunaan metalik plat (disebut dengan anti-sequal shim) dipasang pada sisi
piston dari pad untuk mencegah bunyi disaat pengereman berlangsung.

Jenis-jenis Kaliper
Kaliper juga disebut dengan cylinder body, memanggang piston-piston dan dilengkapi dengan
saluran dimana minyak rem disalurkan ke silinder. Kaliper dikelompokan sebagai berikut
menurut jenis pemasangannya:
1. Type Fixed Caliper (double piston)

Kaliper dipasangkan tepat pada excel atau strut. Seperti digambarkan dibawah ini, pemasangan
caliper dilengkapi dengan sepasang piston. Daya pengereman didapat apabila pad ditekan piston
secara hidraulis pada kedua ujung piringan atau cakram.
Fixed Caliper adalah dasar desain yang sangat baik dan dijamin dapat bekerja lebih akurat.
Namun demikian radiasi panasnya terbatas karena silinder rem berada antara cakram dan velg,
menyebabkan sulit tercapainya pendinginan. Untuk ini membutuhkan penambahan komponen
yang banyak. Untuk mengatasi hal tersebut jenis Caliper Fixed ini sudah jarang digunakan.

2. Type Floating Caliper (single piston)

Seperti terlihat pada gambar piston banyak ditempatkan pada satu sisi caliper saja. Tekanan
hidraulis dari master silinder mendorong piston (A) dan selanjutnya menekan pada rotor disc
(cakram). Pada saat yang sama tekanan hidraulis menekan sisi pad (Reaksi b). Ini menyebabkan
caliper bergeak kekanan dan menjepit cakram dan terjadinya usaha tenaga pengereman.

Type semi Floating (Tipe PS)

Kaliper dipasangkan dengan bantuan dua buah pen pad torkue plit. Apabila rem bekerja maka
body bergerak masuk dengan adanya gerak piaton. Tekanan pengereman yang berlaku pada pad
bagaikan luar diterima oleh caliper dan meneruskan momen kepada arah putaran. Kekuatan
reaksi pada bagian dalam diterima langsung oleh plate.
Mekanisme tipe ini sangat sederhana, tipe caliper ini cenderung tidak berfungsi sangat kecil, dan
memenuhi syarat semua perawatan dan memiliki kemampuan pengereman. Tipe ini sering
digunakan pada cakram belakang yang rem parkirnya terpasang didalamnya.

3.2. Sistem Kopling


Kopling terletak di antara engine dan transmisi yaitu suatu unit penggerak atau system yang
merupakan bagian dari system pemindah daya dengan fungsi untuk memutus dan
menghubungkan putaran dan daya mesin ke unit pemindah tenaga dengan lembut dan cepat.

Syarat-syarat Kopling
1. Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran dari mesin ke transmisi dengan
lembut artinya terjadinya proses pemutusan dan penghubungan adalah secara bertahap.
2. Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa selip jika kopling sudah terhubung
penuh, maka antara fly wheel dan plat kopling tidak boleh terjadi slip sehingga daya dan
putaran mesin harus dapat terpindahkan 100%.
3. Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat.
A. Komponen Unit Kopling
Komponen konstruksi utama sebuah unit kopling gesek adalah:
1. Plat Kopling
Berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin dari fly wheel dan plat penekan ke input shaft
transmisi. plat kopling disebut dengan kanvas kopling terbuat dari paduan bahan asbes dan
logam.

Bagian-bagian plat kopling meliputi :


a. Clutch Hub
Berfungsi sebagai tempat perkaitan unit plat kopling dengan input shaft transmisi yang
memungkinkan unit plat kopling dapat bergerak sedikit maju dan mundur.
b. Disc Plate
Berfungsi sebagai rangka utama dari unit plat kopling untuk menahan beban kerja.
c. Torsion Dumper
Berfungsi untuk meredam hentakan/ puntiran saat kopling mulai menghubungkan/ meneruskan
putaran dan pada saat akselerasi maupun deselerasi
d. Kampas Kopling/ Facing
Berfungsi untuk memperbesar gesekan, sehingga effisiensi pemindahan tenaga dan daya mesin
optimal.
e. Cushion Plate
Berfungsi untuk dudukan facing atau kampas kopling serta memperhalus kerja kopling.
f. Paku Keling/ Rivet
Berfungsi untuk menyatukan kampas kopling dan cushion plate serta menyatukan cushion plate
dan disc plate.
2. Plat penekan
Berfungsi untuk menekan plat kopling terhadap fly wheel dengan adanya tekanan pegas
penekan.

3. Pegas penekan
Berfungsi untuk memberikan gaya tekan kepada plat penekan.

4. Rumah Kopling/ Tutup Kopling


Berfungsi untuk dudukan komponen-komponen unit kopling, sebagai tumpuan tuas penekan
serta untuk memungkinkan terjadinya pemutusan dan penghubungan tenaga mesin dengan akurat
dan cepat.
5. Tuas Penekan
Berfungsi untuk meneruskan gaya pedal kopling yang melalui bantalan pembebas untuk
menekan pegas penekan.
6. Bantalan Pembebas
Berfungsi untuk meneruskan gaya dorong dari release fork ke tuas pembebas/ pegas diaphragma
pada saat pedal kopling ditekan.

7. Garpu Pembebas
Berfungsi untuk meneruskan gaya dorong/ tarik dari pedal kopling untuk menekan bantalan
pembebas.
B. Cara Kerja Kopling
a. Pada Saat Pedal Kopling Di Injak
Saat pedal kopling di injak maka release fork akan menekan release bearing ke depan sekaligus
menekan diafragma spring sehingga diafragma spring akan mengungkit pressure plate. Dengan
demikian disc clutch akan terbebas sehingga putaran mesin tidak di teruskan ke transmisi.
b. Pada Saat Pedal Kopling Di Lepaskan
Saat kopling di lepas maka release fork kembali ke posisi semula dan release bearing tidak
menekan diafragma spring sehingga pressure plate kembali menekan clutch disc dengan fly
wheel sehingga daya dari mesin di teruskan ke transmisi.

3.3. Differential
A. Pengertian dan Fungsi Gardan
Differential atau sering dikenal dengan nama gardan adalah komponen pada mobil yang
berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin ke poros roda yang sebelumnya melewati transmisi
dan propeller shaft . Sekedar untuk mengingatkan Anda , bahwa putaran roda semuanya berasal
dari proses pembakaran yang terjadi dalam ruang bakar. Proses pembakaran inilah yang
kemudian akan menggerakkan piston untuk bergerak naik turun . Lalu gerak naik turun piston
ini akan diteruskan untuk memutar poros engkol .
Gerak putar poros engkol pada mesin ini akan diteruskan untuk memutar roda gila / flywheel.
Putaran roda gila akan diteruskan untuk memutar kopling kemudian diteruskan memutar
transmisi ke as kopel lalu ke gardan . Gardan akan meneruskan putaran ini ke as roda sesuai
dengan beban dari kendaraan dan as roda akan memutar roda, sehingga kendaraan dapat
berjalan. Jadi dapat Anda ingat kembali urutan perpindahan tenaga dan putaran dari mesin
sampai ke roda , sehingga kendaraan atau mobil dapat berjalan.

B. Komponen Differential
Adapun komponen - komponen utama gardan adalah sebagai berikut :
1. Final gear : terdiri atas ring gear dan drive pinion .
2. Differential gear : terdiri atas pinion gear , side gear dan differential carrier.
Ukuran dari sebuah differential atau gardan menggambarkan dari bobot atau berat kendaraan,
mobil bertenaga diesel yang memiliki tubuh yang kekar memiliki gardan yang kekar, kuat, dan
bandel. Sedangkan untuk mobil non komersial yang bertubuh lebih dinamis seperti minibus dan
sedan memiliki gardan yang lebih kecil dan imut namun dalam proses pembagian putaran side
gear kiri maupun side gear kanan keduanya memiliki kemampuan yang sama sama baik.
Fungsi Differential
a. Merubah arah putaran mesin
Sebagaimana Anda ketahui bahwa posisi mesin pada mobil untuk truck atau khusunya mobil
yang menggunakan as kopel, memiliki posisi mesin yang memanjang ke depan . Sehingga arah
putaran dari roda gila jelas tidak searah dengan arah putaran roda. Maka gardan inilah yang
membuat arah dari putaran mesin menjadi searah dengan arah putaran roda ( yaitu maju ke depan
).

b. Memperbesar momen
Momen adalah tenaga putaran dari sebuah benda yang berputar. Putaran poros engkol
mempunyai tenaga atau momen . Tenaga dari suatu benda yang berputar dengan cepat adalah
kecil , sedangkan tenaga dari benda yang berputar lambat adalah besar. Seperti kita ketahui
bahwa selambat - lambatnya mesin berputar memiliki kecepatan minimal 600 rpm. Maksudnya
adalah dalam satu menit poros engkol berputar 600 kali. Sedangkan pada kecepatan tinggii
memiliki kecepatan hingga 12.000 rpm , berarti poros engkol berputar 12.000 kali dalam 1
menit. Agar tenaga dari poros engkol ini menjadi besar , maka kecepatan putaran dari poros
engkol ini harus diperlambat. Di sisnlah gardan memperlambat kecepatan putaran dari poros
engkol tersebut, sehingga tenaga putar atau momen menjadi besar dan mobil dapat bergerak atau
berjalan.
c. Membedakan putaran roda kiri dan kanan saat membelok
Pada saat mobil berbelok, putaran roda bagian dalam cenderung lebih lambat daripada putaran
roda bagian luar. Hal ini dimaksudkan agar mobil dapat berbelok dengan baik dan tidak slip. Jika
kedua roda antara yang kiri dan kanan selalu sama, maka mobil tak akan membelok. Di sinilah
gardan membuat putaran roda kiri dan kanan tidak sama , sehingga mobil dapat membelok
dengan baik.

C. LSD ( Limited Slip Differential )


1. Viscous LSD
LSD ini terbilang cukup nyaman apabila dipergunakan untuk harian, karena menggunakan
sejenis fluida/oil, dimana pada saat roda berputar secara berlebihan, oli akan mengental dan
menimbulkan efek mengunci pada roda tersebut sehingga tengan disalurkan ke rod yang lainnya.
kelemahan terletak pada kemampuan untuk menahan slip yang tidak terlalu baik dibanding
dengan mekanism yang lain.
2. Clutched LSD
LSD ini bereaksi terhadap torsi as kopel (peghubung mesin dengan gardan). semakin cepat
perputarannya,maka semakin keras penekanan kopling (clutch). Kemampuan untuk menahan slip
terbilang cukup baik, karena ketika melakukan oversteer, sistem ini bekerja pada torsi dan
kecepatan. dan untuk drifting, LSD yang direkomendasikan adalah jenis ini karena
kemampuannya untuk men-sense torsi dan kecepatan. Kelemahannya terletak pada maintenance-
nya akibat kopling yang akan cepat aus.
3. Geared LSD
LSD type ini sangat kuat untuk menahan slip dan free maintenance. Walaupun kenyamanannya
berkurang cukup drastis, tetapi pengurangan/hambatan ke tenaga lumayan bagus. LSD type ini
sangat bergantung pada torsi, bukan kecepatan tiap as roda. Jadi dengan kata lain, LSD ini sangat
mumpuni ketika dipakai dipermukaan kering, tetapi menjadi kebalikan ketika dipakai
dipermukaan licin. Keunggulan geared LSD yang tidak dimiliki oleh Clutched LSD adalah bisa
dipakai untuk mengatur torsi antara as roda depan dan as roda belakang pada mobil-mobill
4WD /AWD.
Cara Kerja System LSD
Berdasarkan status inputnya, ada 3 jenis status LSD, yaitu Load, No Load & Over Run. Dalam
kondisi Load, maka Kinerja kopling akan sejajar dengan perputaran dari as kopel. Sedangkan
pada kondisi No Load, Kinerja Kopling akan diturunkan menjadi kopling statis. Sedangkan
untuk kondisi Over Run, kinerja kopling punya kelakuan khusus yang akan cenderung kearah 1
way, 1,5 way atau 2way.
LSD 1 way direkomendasikan untuk kendaraan berpenggerak roda depan (FWD) dan tergolong
type LSD yang sangat aman, karena system ini berkerja pada saat berakselerasi saja. Untuk LSD
2way, type ini direkomendasikan bagi para drifter. Dengan mempergunakan LSD type ini, dapat
membantu para drifter melakukan drifting dengan baik pada saat menikung, karena systemnya
mampu berkerja pada saat akselerasi dan deselerasi. Sedangkan untuk LSD 1.5way, sifatnya
lebih cenderung diantara ke-2 type LSD ini dimana pada jenis ini lebih kuat disektor akselerasi
daripada deselerasi.
Penggunaan LSD membuat pegangan kemudi semakin stabil karena daya yang dihasilkan mesin
akan dibagi pada roda kiri dan kanan, begitu juga pembagian tenaga bagian depan dan belakang
mobil.
Hasilnya, respon menjadi lebih baik sehingga membuat mobil tetap stabil sekalipun dipacu zig
zag. LSD juga mampu membuat mobil tetap terkendali sekalipun harus melewati medan
berlumpur atau bersalju. Untuk itulah, biasanya mobil-mobil di Eropa dan Amerika untuk
pabrikan standartnya sudah mengaplikasikan parts LSD..

BAB IV
KEGIATAN PRAKTIK
4.1. Mengganti Kanvas Rem Cakram Avanza
1. Alat dan Bahan
a. Alat
- Kunci Roda
- Kunci Ring
- Dongkrak
- Jackstand
b. Bahan
- Brake pads
2. Keselamatan Kerja
a. Keselamatan Alat
- Gunakan alat alat kerja dengan benar dan hati hati, sesuai dengan SOP ( Standar
Oprational Procedure ).
- Jangan sampai alat kerja berserakan di tempat kerja.
b. Keselamatan Bahan
- Hindari kerusakan pada bahan kerja.
- Pisahkan part part yang telah rusak dan yang masih bagus.
- Jangan biarkan baut baut dan mur berserakan di tempat kerja.
c. Keselamatan manusia
- Gunakan baju praktik yang sesuai dengan badan kita.
- Gunakan sarung tangan dan masker.
- Bekerjalah dengan benar dan hati hati.
3. Proses Kerja
1. Buka kap mesin.
2. Tarik rem tangan, kemudian kendorkan mur roda depan menggunakan kunci roda.
3. Dongkrak bagian depan kendaraan.
4. Pasang jackstand pada bagian frame kendaraan.
5. Simpan kembali dongkrak ke ruang peralatan.
6. Lepaskan mur roda.
7. Lepaskan roda depan kendaraan.
8. Lepaskan baut sub pin caliper dengan menggunakan kunci ring. Simpan bautnya pada
wadah yang disediakan untuk mencegah baut tersebut hilang.
9. Buka caliper, dan lepaskan brake pads dari dudukan caliper. Simpan brake pads pada
wadah yang telah disediakan.
10. Sebelum melakukan penggantian brake pads, periksa terlebih dahulu keolengan Brake disc
dengan menggunakan dial indicator. Bila keolengannya melebihi limit, maka brake disc harus di
bubut atau di ganti. Bila brake disc masih baik, maka haluskan permukaan brake disc
menggunakan amplas.
11. Bersihkan permukaan brake disc, dan brake caliper dengan menyemprotkannya dengan
tekanan angin dari kompresor menggunakan air gun.
12. Sebelum melakukan pemasangan brake pads baru, pres caliper piston dengan bantuan brake
pads bekas dan kunci roda. Pengeppress-an piston ini bertujuan untuk menyesuaikan pad baru
dengan kaliper.
- Untuk rem cakram kanan, pasangkan brake pads sebelah kiri pada dudukan caliper.
Kemudian pasangkan baut baut pin kalipernya ( jangan dikencangkan ). Ungkit piston dengan
menggunakan kunci roda seperti gambar dibawah ini hingga piston beserta sil nya masuk
seluruhnya kedalam kaliper.
- Untuk rem cakram kiri, pasangkan brake pads sebelah kanan pada dudukan caliper.
Kemudian pasangkan baut baut pin kalipernya ( jangan dikencangkan ). Ungkit piston kaliper
dengan cara seperti pada gambar dibawah hingga piston beserta sil nya masuk ke dalam kaliper.
13. Pasangkan brake pads pada dudukan caliper. Jangan tertukar antara brake pads bagian dalam
dan bagian luar. Brake pads bagian dalam terdapat bekas tekanan piston pada bagian
belakangnya. Karena brake pads ini diganti, maka setelah pemasangan brake pads, tekan tekan
pedal rem hingga pijakan pedal rem keras.
14. Tutup brake pads dengan brake caliper. Pasang dan kencangkan kembali baut sub pin caliper
pada caliper menggunakan kunci ring.
15. Pasangkan roda depan beserta mur-nya. Pres terlebih dahulu mur roda depan sebelum
kendaraan diturunkan untuk mencegah kerusakan pada roda pada saat kendaraan diturunkan.
16. Dongkrak bagian depan kendaraan. Lepaskan jackstand dari frame, lalu turunkan bagian
depan kendaraan dengan hati hati dengan menggunakan dongkrak.
17. Kencangkan mur roda depan dan belakang dengan menggunakan kunci roda.
18. Periksa dan sesuaikan tekanan ban depan dan ban belakang menggunakan tire pressure tester
hingga sesuai standar.
Tekanan udara ban depan = 30 Psi.
Tekanan udara ban belakang = 32 Psi.
4.2. Mengganti Clutch Disc, dan rumah kopling
1. Alat Dan Bahan
a. Alat
- Kunci Ring 12 14 . dan 14 17
- Handle dan Sambungannya
- Kunci Sok 12 , 14 , dan 17
- Rachet Handle
- Kunci Pas 12 14
- Tang lancip
b. Bahan
- Satu set kopling ( Clutch cover, dan clutch disc )
2. Keselamatan Kerja
a. Keselamatan Alat
- Gunakan peralatan kerja dengan benar.
- Jangan biarkan alat kerja berserakan di lantai.
- Simpan kembali alat kerja ke tempatnya apabila telah digunakan.
b. Keselamatan Bahan
- Pisahkan bahan kerja yang masih bagus dengan yang tidak.
- Simpan transmisi dan propeler shaft di tempat yang telah dialasi untuk menghindari
kerusakan.
c. Keselamatan Manusia
- Gunakan baju praktik yang sesuai dengan tubuh kita.
- Gunakan sepatu pelindung untuk melindungi kaki.
3. Proses Kerja
i. Persiapan
1. Buka kap mesin.
2. Lepaskan terminal negatif baterai.
3. Angkat kendaraan dengan menggunakan dongkrak.
4. Pasang jack stand di bawah kendaraan.
ii. Pembongkaran
5. Lepaskan sensor speedometer, clutch cable, dan karet - karet lain dari trasmisi.
6. Lepaskan cross member dari dudukannya. Untuk melepaskan bautnya, gunakan kunci sok 17
untuk membukanya. Lepaskan baut nya secara menyilang.
7. Turunkan propeler shaft, dengan melepaskan baut yang mengikatnya dengan differential
terlebih dahulu, kemudian baut bagian tengah pada body. Dengan menggunakan kunci ring 12
14.
8. Setelah menurunkan propeler shaft, turunkan tansmisi. Lepaskan baut baut yang mengikat
transmisi dengan mesin menggunakan kunci sok 14 dan kunci sok 17.
9. Lepaskan clutch cover dan clutch disc dari flyweel, dengan melepas baut baut
pengikatnya menggunakan kunci sock 12 secara menyilang. Gunakan rachet handle untuk
mempercepat pelepasan bautnya. Hati hati jangan sampai clutch disc jatuh terbanting ke lantai.
iii. Pemasangan
10. Bersihkan permukaan rumah transmisi dan release fork dengan menyemptokan angin
bertekanan.
11. Siapkan clutch cover ( tipe diaphragma spring ), clutch disc.
12. Pasangkan relase bearing baru pada release fork. Kunci release bearing dengan memasang
kawat penguncinya menggunakan tang lancip.
13. Pasangkan clutch cover dan clutch disc pada flywheel, dengan menggunakan SST clutch
pilot aligner atau centre clutch untuk meluruskan lubang tengah clutch disc dengan lubang
tengah pada flywheel. Pasang centre clutch pada lubang tengah kopling, lalu pasang clutch cover.
Kencangkan baut baut pengikat clutch cover secara menyilang menggunakan kunci sok 12, lalu
lepaskan centre clutch.
14. Lepaskan clutch pilot aligner. Naikkan transmisi menggunakan dongkrak transmisi dan
pasangkan transmisi pada dudukannya ( mesin ) dengan mengencangkan baut bautnya
menggunakan kunci sok 14 dan kunci sok 17. Gunakan impact gun untuk mempercepat
pengencangannya, dan keraskan baut bautnya menggunakan kunci sok dengan handle-nya.
15. Pasangkan propeler shaft pada transmisi dan differential. Pasangkan dan kencangkan baut
bagian tengah propeler shaft yang mengikatnya dengan body terlebih dahulu, lalu pasangkan
baut bagian belakang propeler shaft yang mengikatnya dengan differential. pasangkan baut
bautnya menggunakan kunci ring 12 14 atau kunci sok 12 ( bagian belakang ) dan 14 ( bagian
tengah ).
16. Pasangkan cross member baut baut nya menggunakan kunci sok 14. Gunakan impact
gun untuk mempercepat pengencangannya, dan kencangkan baut nya menggunakan handle.
17. Pasangkan sensor speedometer, kabel kopling, karet karet dan kabel - kabel lainnya pada
transmisi.
18. Periksa kembali hasil pekerjaannya.
iv. Penutupan
19. Turunkan kendaraan dengan dongkrak
20. Setel ketinggian pedal kopling. Ketinggian pedal kopling harus distel dengan
mengendorkan baut pedalnya hingga ketinggiannya ( H ) 181 mm 191 mm. setelah
ketinggiannya sesuai, keraskan kembali bautnya.
21. Setel kebebasan release fork kopling, dengan memutarkan baut penyetel nya yang berada
di dekat trasmisi ( ujung clutch cable ) hingga kopling terasa tidak terlalu ringan atau berat.

4.3. Mengganti Gigi Gigi Differential


1. Alat dan Bahan
a. Alat
- Dial Indicator
- Kunci sok 24
- Kunci ring 12 14
- Kunci pas 12 - 14
- Palu plastik
- Obeng ( - )
b. Bahan
- 1 unit kendaraan L300
2. Keselamatan Kerja
1. Sebelum melakukan pekerjaan sebaiknya memakai pakaian kerja/ wear park.
2. Jangan menaruh kunci/ alat-alat disaku pakaian kerja sehingga tidak membahayakan diri
kita sendiri dan orang lain.
3. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
4. Lakukan pekerjaan dengan teliti dan hati hati.
3. Proses Kerja
a. Melepas poros-poros roda
Melepas poros-poros roda itu sangat penting, karena itu dapat memperlancar pelepasan
differential dari kendaraan, yaitu dengan melepas mur penahan poros penggerak aksel, kemudian
tarik keluar poros penggerak aksel dengan palu luncur. Setelah terlepas lalu diperiksa gigi pada
poros roda, ternyata gigi pada poros roda sudah aus dan perlu diganti.
b. Lepas poros propeler dari diferensial
Setelah melepas poros roda lalu melepas poros propeller, yaitu dengan membuat tanda terlebih
dahulu pada kedua flens, kemudian lepas keempat baut dan mur.
c. Lepas differential dari axle housing
Sebelum dilepas oli harus dikuras dulu, jika sudah habis kemudian lepas, tetapi jika sulit dilepas,
jangan gunakan obeng atau pahat karena dapat merusak paking atau permukaan dudukan.
Ternyata setelah dilepas paking sudah rusak, dan diganti.
d. Pemeriksaan differential sebelum di bongkar
Bila timbul suara diferensial, lakukan pemeriksaan awal berikut, sebelum pembongkaran untuk
menentukan penyebab suara. Kemudian Periksa keolangan roda gigi ring. Keolengan
maksimum 0,10 mm (0,0039 in). Setelah pengukuran ternyata hasilnya sama dengan keolengan
maksimum yaitu 0,10mm, Jadi tidak perlu mengganti roda gigi ring, disamping itu roda gigi ring
masih baru. Bila keolengan lebih besar dari nilai maksimurn, gantilah roda gigi ring.
Setelah memeriksa keolengan ring gear, kemudian Periksa backlash roda gigi ring. Backlash 0,13
- 0,18 mm (0,0051 - 0,0071 in).Dan setelah diukur hasilnya kurang dari nilai spesifikasi, jadi
dilakukan penyetelan kembali backlas, setelah disetel yang hedua kalinya hasilnya pun sama
yaitu 0,14mm
e. Pembongkaran differential Lepas flens penyambung, dengan menggunakan palu dan pahat,
longgarkan takikan mur, lalu Menggunakan SST untuk menahan flens, lepas mur 09330
00021, kemudain gunakan SST, lepas flens penyambung. SST 09330 - 00021
Setelah melepas flens penyambung, kemudian Lepas perapat oli dan penahan oli. Menggunakan
SST, lepas perapat oli dari diferensial carrier. SST 09308 10010, Lepas penahan oli.
Setelah melepas penahan oli kemudian lepas differential case dan ring gear dari differential
carier dengan cara buat tanda pada tutup bantalan dan diferensial carrier, kemudian lepas dua
pengunci mur penyetel, lalu Lepas tutup bantalan dan penyetel.
Setelah differential terlepas, kemuduan lepas pinion penggerak dari diferensial carrier.
f. Melepas roda gigi ring (ring gear)
Lepas baut pengikat roda gigi ring dan plat pengunci, kemudian buatlah tanda pada roda gigi ring
dan differential case, lalu gunakan palu plastic atau tembaga, pukul roda gigi ring untuk
melepaskan dari differential case.
g. Membomngkar differential case
Setelah roda gigi ring terlepas, kemudian bongkar differential case dengan menggunakan palu
dan drip, keluarkan pen. Lalu lepas poros pinion, dua roda gigi pinion dengan cincin dorong.
2. PEMERIKSAAN KOMPONEN DIFFERENTIAL
a. Memeriksa bagian penggerak sudut
Yang diperiksa yaitu bagian pasak mur pengikat flens, keausan dudukan bantalan poros pinion,
dan keausan gigi pinion dan gigi korona. Setelah melakukan pemeriksaan, ternyata hasilnya
masih baik, tidak ada yang aus.

b. Memeriksa bagian dari differential case


Memeriksa keausan permukaan gesek bantalan, keausan poros roda gigi planet, dan keausan gigi
planet dan gigi satel.
3. PERAKITAN DIFFERENTIAL
a. Merakit differential case
Pasang cincin dorong yang tepat dan roda gigi samping. Mengikuti petunjuk tabel berikut ini,
pilihlah cincin dorong yang dapat memberikan backlash spesifikasi. Pilihlah cincin dengan
ketebalan yang sama untuk kedua sisi. Kemudian memasang planetary gear kedalam differential
case.
b. Memasang pen Menggunakan palu dan drip, pasang pen masuk pada bak diferensial dan
lubang poros pinion.
c. Memasang roda gigi ring pada differential case
Sebelum memasang ring gear terlebih dahulu Bersihkan permukaan kontak pada diferensial
case, kemudian panaskan roda gigi ring pada 100C (212F) di dalam pemanas oli, setelah itu
bersihkan permukaan kontak pada roda gigi ring dengan bahan pembersih.
Kemudian segera pasangkan roda gigi ring pada diferensial case. Tepatkan tanda pada roda gigi
ring dan differential case, Oleskan oli roda gigi pada baut pengikat roda gigi ring.kemudian
Pasang plat pengunci dan baut pengikat. Kencangkan baut dengan merata, sedikit demi sedikit,
dengan momen 985 kg-cm. Lalu dengan menggunakan palu dan drip, takik plat pengunci.
d. Pasang poros pinion
e. Memasang flens penyambung
Pasang flens penyambung dengan Oleskan gemuk MP pada ulir mur yang baru, Menggunakan
SST, untuk menahan flens, kencangkan mur.SST 09330 - 00021
f. Memasang differential case dan roda gigi ring pada differential carier
Pasang luncuran luar bantalan pada masing- masing bantalan, dan pastikan luncuran luar tidak
tertukar antara kiri dan kana
g. Memasang mur penyetel
Pasang mur penyetel pada masing- masing carier, dan pastikan ulir terkait dengan benar.
h. Memasang tutup bantalan
Tempatkan tanda pada tutup bantalan dan carier, kemudian pasang kedua baut tutup bantalan,
dua atau tiga ulir, dan tekan tutup bantalan dengan menggunakan tangan.
i. Mengencangkan ring penyetel
Kencangkan ring penyetel kiri dan kanan sampai mendapatkan posisi yang diinginkan atau
menyetel gesekan antara gigi ring dan gigi pinion sampai baik dan benar. Kemudian kencangkan
baut tutup bantalan.
4. MEMASANG DIFFERENTIAL PADA KENDARAAN
a. Pasang gasket pada rumah axsel, kemudian pasang differential pada rumah axsel, dan
kencangkan Ke 12 baut pengikat.
b. Memasang poros propelel
Tempatkanlah tanda pada kedua flens, kemudian pasang flens dengan empat baut dan mur
tersebut.
c. Periksa permukaan oli diferensial.
Isilah dengan oIi roda gigi hypoid bila diperlukan.
Tingkat oli : API GL-5, oIi roda gigi hypoid
Viskositas : SAE 90
Kapasitas 1 1,3 liter (1,4 US qts, 1,1 Imp, qts)
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Praktek kerja industri merupakan program sekolah yang harus dilakukan oleh seluruh
siswa / siswi SMK. Dengan kegiatan ini di maksud supaya kita lebih mantap lagi pendidikan
kita, terutam praktik yang diperoleh di samping itu juga dengan adanya praktek kerja industri ini
siswa dapat memperoleh gambaran sacara langsung pada situasi pekerjaan di perusahaan dan
serta menerima kesempatan kepada siswa untuk melatih kerja secara langsung dan disiplin kerja
yang tinggi agar kelak di kemudian hari tidak merasa canggung lagi. Disamping itu juga mudah-
mudahan nantinya dapat menjadi tenaga kerja yang handal
5.2. Saran
1. Sebaiknya pelaksanaan prakerin itu dilaksanakan pada waktu kelas XI sebab yang kami
rasakan adalah terlalu merepotkan apabila segala macam tes dan kewajiban yang harus kami
lakukan di tumpuk pada satu tahun ( kelas XII ), seperti pelaksanaan prakerin itu sendiri,
pembuatan laporan, sidang prakerin, ujikom, UN, US, belum lagi kami harus mengejar
ketertinggalan pelajaran untuk semester ini.
2. Pembimbingan selama waktu kegiatan prakerin haruslah merata dan sering dilaksanakan,
tidak hanya ke beberapa orang di instansi yang sama sedangkan yang lainnya tidak,juga jangan
hanya sekali karena akan ada rasa berbeda bila kami siswa prakerin diberi perhatian lebih dan
dibantu dalam mengatasi masalah-masalah yang kami hadapi di tempat pelaksanaan prakerin.
3. Para pembimbing pra sidang seharusnya menyibukan diri dengan siswa prakerin karena saya
melihat banyak sekali yang kebingungan bagaimana menyusun laporan prakerin yang baik.
Kalaupun tidak, berilah penjelasan yang sejelas jelasnya tentang bagaimana cara pembuatan
laporan prakerin yang baik dan benar.
4. Pihak sekolah seharusnya lebih profesional dalam memilih instansi apa yang mencetak buku
jurnal prakerin karena kualitasnya yang sangat aneh dan desain yang sangat menjauhkan nama
sekolah kita sebagai sekolah percontohan. Lebih baik pendesainan buku jurnal tersebut
diserahkan atau di lombakan kepada siswa seluruh sekolah atau kepada kami siswa prakerin
khususnya jurusan Otomotif.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai