Anda di halaman 1dari 59

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi


3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi
5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam
melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR
Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes
7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji
yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia
9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil
penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan
KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia
12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah
dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR


1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.
Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing


4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai
asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :
PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya
6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan
tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR
Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri
8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.
10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan
pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan
KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia
12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah
dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR


1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.
Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing


4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai
asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :
PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya
6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan
tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR
Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri
8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.
10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan
pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan
KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia
12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah
dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR


1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.
Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing


4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai
asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :
PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya
6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan
tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR
Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri
8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.
10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan
pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan
KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia
12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah
dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR


1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.
Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing


4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai
asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :
PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya
6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan
tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR
Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri
8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.
10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan
pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan
KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia
12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah
dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR


1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.
Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :

PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing


4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai
asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya

6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan


tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Peran dan Kode Etik Asesor

Untuk menjadi seorang asesor ada tahapan dan step yang harus dilakukan,
namun dari semua itu ada hal yang lebih penting yang harus diketahui
sebelumnya yaitu mengenai peran dan kode etik seorang asesor. Berikut ini
adalah informasi yang kami sajikan mengenai peran dan kode etik menjadi
seorang asesor :
PERAN DAN KODE ETIK ASESOR LSP-TO INDONESIA

PERAN ASESOR

Uji kompetensi harus dilakukan oleh asesor kompetensi yang telah memiliki
sertifikat asesor kompetensi sebagaimana diatur dalam pedoman BNSP dan LSP-
TO Indonesia.
Asesor kompetensi, bekerja atas perintah dan bertanggung jawab kepada LSP.
Asesor kompetensi memiliki tugas merencanakan, melaksanakan dan
mengkaji ulang uji kompetensi.
Sesuai dengan penugasannya, asesor kompetensi memiliki wewenang
merekomendasikan hasil uji kompetensi kepada LSP atau BNSP.
Asesor kompetensi bertanggung jawab penuh terhadap hasil rekomendasi.
Asesor kompetensi wajib membuat laporan pelaksanaan uji kompetensi
kepada LSP atau BNSP.
Asesor mendapat kompensasi dari hasil pekerjaanya sesuai aturan yang
ditentukan

KODE ETIK ASESOR

1. Menjunjung tinggi dan mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah


Tangga LSP-TO Indonesi

2. Seorang asesor harus memegang teguh kehormatan dan martabat profesi

3. Membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing

4. Memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan sebagai


asesor kompetensi

5. Bertindak bijak, jujur dan menghindari conflict of interest dalam


melaksanakan tugasnya
6. Mengutamakan keselamatan, keamanan dan kesehatan dalam melaksankan
tugas profes

7. Asesor tidak diperbolehkan melakukan tugas asesmen terhadap peserta uji


yang juga menjadi siswanya sendiri

8. Asesor harus bertugas secara objektif dan mengikuti aturan dan ketentuan
LSP-TO Indonesia

9.Asesor harus menjaga kerahasiaan setiap informasi/dokumen maupun hasil


penilaian proses uji kompetensi , kecuali kepada pihak yang berwenang.

10. Asesor tidak diperkenankan mengambil keuntungan


pribadi/keluarga/kelompok dari kegiatan asesmen.

11. Asesor tidak diperkenankan menyampaikan pendapat pribadi yang


mengatasnamakan LSP-TO Indonesia

12.Asesor tidak diperkenankan meminta atau menerima pemberian hadiah


dalam bentuk apapun yang patut diduga ada kaitannya dengan/mempengaruhi
hasil asesmen.

Anda mungkin juga menyukai