Anda di halaman 1dari 3

Epidemiologi

Diperkirakan bahwa sekitar 1 dari 100 orang dewasa atau antara 2 hingga 3 juta
orang dewasa di Amerika Serikat saat ini menderita gangguan Obsesif Kompulsif. Ini kira-
kira adalah jumlah yang sama orang yang tinggal di kota Houston, Texas.Ada juga
setidaknya 1 dari 200.000 atau 500.000 - anak-anak dan remaja yang menderita
gangguan Obsesif-kompulsif. Ini adalah jumlah yang sama anak-anak yang menderita
diabetes. Itu berarti ada empat atau lima anak dengan gangguan Obsesif-kompulsif
kemungkinan terdaftar di setiap sekolah dasar. Mulai dari sekolah menengah sedang
sampai besar, mungkin ada 20 siswa yang sedang berjuang dengan tantangan yang
disebabkan oleh gangguan Obsesif-kompulsif. gangguan Obsesif-kompulsif menyerang
laki-laki, perempuan dan anak-anak dari semua ras dan latar belakang yang sama.5

Etiologi

Etiologi dari gangguan obsesif-kompulsif pada anak-anak terdiri dari beberapa


faktor yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu :

1. Faktor genetik
1. Pada penelitian terhadap keluarga-keluarga, didapatkan peningkatan risiko
terjadinya gangguan obsesif-kompulsif empat kali lipat pada keluarga turunan
pertama.1
2.
2. Neurokimia
3.
Beberapa sistem neurotransmiter seperti sistem serotonin dan dopamin,
diperkirakan memiliki keterlibatan dalam terjadinya gangguan obsesif-kompulsif.
Hilangnya gejala gangguan obsesif-kompulsif dengan pemberian serotonin reuptake
inhibitors (SSRIs) dan perubahan sensitivitas dengan pemberian 5-hydroxytryptamine
(5-HT) agonist mendukung keterlibatan sistem serotonin. Sistem dopamin juga
diperkirakan memiliki keterlibatan karena seringnya komorbiditas gangguan obsesif-
kompulsif dengan gangguan tic pada anak-anak.1,2
4.
5.
6.
3. Neurostruktural
7. Analisis volumetrik dengan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Computed
Tomography (CT scan) menunjukkan segmen basal ganglia yang lebih kecil pada
anak-anak dengan gangguan obsesif-kompulsif. Ditemukan juga volume talamus yang
membesar. Pada suatu studi juga ditemukan adanya hipermetabolisme dari jaringan
frontal kortikal-striatal-talamo-kortikal pada individu dengan gangguan obsesif-
kompulsif yang belum diterapi. Menariknya, studi imaging sebelum dan sesudah terapi
menggambarkan adanya pengurangan laju metabolisme pada orbit frontalis dan
kaudatus baik pada anak-anak maupun pada orang dewasa. Pemeriksaan dengan
Positron Emission Topography (PET) menunjukkan peningkatan aktivitas metabolisme
dan aliran darah pada lobus frontalis, ganglia basalis, dan singulum pada pasien
dengan gangguan obsesif-kompulsif. Terapi farmakologis dan perilaku telah
dilaporkan dapat memperbaiki kelainan tersebut.1,2,3,4

8.
9. Gambar 1. Tampak perbedaan aliran darah di otak pada orang normal
dibandingkan orang dengan gangguan obsesif kompulsif.
10.
4. Neuroimunologi
11.
Sindrom gangguan obsesif-kompulsif dapat timbul setelah infeksi grup A -
hemolitik streptokokus yang melibatkan aktivasi sistem imun yang menyebabkan
inflamasi ganglia basal dan gangguan fungsi kortikal-striatal-talamo-kortikal. Disfungsi
ganglia basal dapat menyebabkan gerakan choreiform, tic, obsesi, kompulsi dan
hiperaktivitas. Gangguan obsesif-kompulsif akibat infeksi ini disebut pediatric
autoimmune neuropsychiatric disorders associated with streptococcus (PANDAS).
PANDAS memiliki karakteristik onset yang tiba-tiba pada masa kanak-kanak dengan
pola episodik atau menyerupai gigi-gergaji (saw-toothed course).1,2,4
12.
13.
1. Sadock BJ, Sadock VA, eds. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry Behavioral
Sciences/Clinical Psychiatry 10th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins;
2007:1270-1273.
2. Lewin AB, Piacentini J. Obsessive-Compulsive Disorder in Childhood. In: Sadock BJ,
Sadock VA, eds. Kaplan & Sadocks Comprehensive Textbook of Psychiatry 9th ed.
Vol2. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins; 2009:3671-3678.
3. Gilbert AR, et al. Decrease in Thalamic Volume of Pediatric Patients With Obsessive-
compulsive Disorder Who Are Taking Paroxetine. Arch Gen Psychiatry 2000;57:449-
456.
4. Amat JA, et al. Increased Number of Subcortical Hyperintensities on MRI in Children
and Adolescents With Tourettes Syndrome, Obsessive-Compulsive Disorder, and
Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Am J Psychiatry 2006; 163:11061108.
5. S. Wilhelm, G. S. Steketees.Cognitive Therapy for Obsessive- Compulsive Disorder: A
Guide for Professionals.2006.

14.

Anda mungkin juga menyukai