1 dari 2 363/PM&AK/II/2016 Ditetapkan Tanggal Terbit : Direktur Utama : 5 Februari 2016 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL dr. Nasaruddin Nawir. (SPO) Sp.OG NIP : 19711125 200012 1 002 Teratasinya atau berkurangnya keluhan nyeri pada pasien geriatri PENGERTIAN yang menjalani perawatan di RSPAD Gatot Soebroto
1.Meningkatkan kualitas pelayanan medis
2.Mempercepat kesembuhan pasien TUJUAN 3.Menghindarkan konsekuensi-konsekuensi fisiologis dan patologis yang diakibatkan nyeri yang tak tertangani
Keputusan Direktur Utama RSUD. Sawerigading Kota Palopo, Nomor :
KEBIJAKAN 220/SK/RSUD SWG/PLP/XII/2015 tentang Pemberlakuan Pedoman dan SPO Manajemen Nyeri 1. Penilaian derajat nyeri pada pasien geriatri dilakukan menggunakan VAS atau Faces pain scale. 2. Pemberian terapi nyeri pada pasien geriatri harus mempertimbangkan perubahan fisiologis berkaitan dengan bertambahnya usia pasien, laju perubahan yang berbeda- bedaantarindividu. 3. Mempertimbangkan pengukuran nyeri yang dirasakan saat ini pada pasien geriatri mungkin lebih bisa dipercayai dibandingkan dengan PROSEDUR nyeri masa lampau, khususnya pada pasien dengan gangguan kognitif 4. Mencatat pada status penilaian derajat nyeri pasien. 5. Menentukan pilihan obat yang digunakan pada tatalaksana nyeri pada pasien geriatri. Bila diberikan opioid, dosis opioid yang diberikan adalah setengah dari dosis dewasa muda. 6. Paracetamol dan AINS serta COX-2 dapat diberikan dengan pemantauan efek samping.
TATALAKSANA NYERI PADA PASIEN GERIATRI
No. Dokumen : NO. REVISI Halaman
2 dari 2 363/PM&AK/II/2016
7. Menentukan teknik penanganan nyeri pada pasien geriatri PCA dan
analgesia lebih efektif pada pasien geriatri dibandingkan opioid secara konvensional 8. Melakukan evaluasi ulang secara rutin terhadap derajat nyeri dan PROSEDUR efektifitas terapi nyeri pada pasien geriatri, termasuk efek samping yang muncul karena terapi tersebut. 9. Menurunkan dosis obat antinyeri pada pasien geriatri bila derajat nyeri makin berkurang atau menghentikan terapi tersebut bila tidak ada lagi keluhan nyeri yang bersifat permanen.
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan UNIT TERKAIT 3. Instalasi Kamar Operasi 4. IGD 5. Unit terkait lainnya