Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PERANCANGAN BERBASIS

RESIKO

RISK MATRIX pada DNV RP G-101


(RISK BASED INSPECTION OF OFFSHORE
TOPSIDES STATIC
MECHANICAL EQUIPMENT)
Disusun oleh :
Pieter Ardianto NRP :
4313100011

M. faisal Hamdani NRP :


4313100087

Dian Puspita Sari NRP :


4313100097

Jurusan Teknik Kelautan


Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dewasa ini perkembangan teknologi dan aplikasi pada dunia industri
semakin lama semakin meningkat. Peningkatan tidak hanya pada standart
teknologi dan aplikasi yang digunakan , standart dalam mendesain, dan inspeksi
juga semakin di tingkatkan. Peningkaan ini di dasarkan kepada modernya
peralatan terknologi yang digunakan sehingga membuat standart baik
keselamatan, lingkungan, kekuatan, servis, dan inspeksi menjadi kian ketat. Hal
ini terbukti dari revisi yang dilakukan oleh beberapa standart seperti DNV, ISO,
API, dll yang mana ketika tahun 1990 resiko yang berada pada level medium
ditingkatkan menjadi high karena faktor-faktor diatas.

DNV Recomended Practice G 101 yang membahas mengenai management


resiko berbasis inspeksi yang dilakukan pada topside static mechanical equipment.
Didalam rule ini banyak dijelaskan mengenai diterimanya kriteria keselamatan,
lingkungan dan keuangan. Selain itu terdapat probalitas, frekuensi kejadian dan
konsekuensi yang dihasilkan sudah diatur dalam rule, yang mana digunakan
sebagai acuan apakah bangunan topside masih layak digunakan setelah di
inspeksi, atau harus dilakukan perawatan untuk menjaga umur sesuai dengan
perencanaan yang dilakukan diawal.

Probabilitas, frekuensi kejadian, dan konsekuensi yang di terima di jadikan


satu kedalam sebuah matrix yang diberi nama Risk matriks. Risk matriks
menampilkan 3 level untuk mengidentifikasi resiko yang bisa diterima atau tidak.
3 level yang mewakili sebagai berikut

Resiko kecil (low risk), dimana diwakilkan dengan warna hijau dan
masih dapat diterima resikonya
Resiko sedang (medium risk) dimana diwakilkan dengan warna kuning
dan masih dapat diterima resikonya namun harus dengan perwatan
Resiko tinggi (high risk) dimana diwakilkan dengan warna merah dan
tidak dapat diterima resikonya.

Sehingga perlu diadakan nya

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang diangkat dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana cara membaca risk matriks pada DNV?
2. Bagaimana cara menentukan resiko bisa diterima atau tidak?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui cara membaca risk matriks
2. Untuk menentukan resiko yang masih bisa di terima atau tidak
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Pembaca akan mengetahui cara membaca dari risk matriks
2. Menambah wawasan yang lebih mengenai standart standart yang ada
3. Menambah ilmu pengetahuan akan masalah inspeksi.
BAB II

DASAR TEORI
2.1 RBI (Risk Based Inspection)
RBI (Risk Based Inspection) merupakan teknik pengambilan keputusan
untuk perencanaan pemeriksaan berdasarkan resiko yang terdiri
dari Consequences of Failure (CoF) dan probability of failure (PoF) . ini
pendekatan formal yang dirancang untuk membantu pengembangan optimasi
inspeksi, dan rekomendasi untuk pemantauan dan pengujian rencana untuk sistem
produksi. Hal ini memberikan fokus untuk Kegiatan inspeksi, untuk mengatasi
secara eksplisit ancaman lingkungan, asset, dan keselamatan kerja untuk
menghasilkan pendapatan melalui produksi. Berikut adalah langkah langkah yang
dipersiapkan ketika akan melakukan inspeksi yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.1 Output penilaian dari RBI

2.1.1 Metode RBI


Dalam mengerjakan inspeksi berbasis resiko bisa di lakukan dengan
menggunakan beberapa metode. Metode yang digunakan yakni bersifat kuantitatif
dan kualitatif. Dalam prakteknya, kebanyakan inspeksi berbasis risiko melakukan
perpaduan dari kedua metode diatas. Metode dari perpaduan kuantitatif dan
kualitatif disebut metode semi kuantitatif. Berikut merupakan penjelasan dari
ketiga metode tersebut:

.1 Kuantitatif
Kuantitatif merupakan metode yang menggunakan numerical atau
angka. Angka yang didapat bisa di sederhanakan ke dalam kualitatif
dengan memberikan level-level atau peringkat dengan menetapkan
probalitas kegagalan, konsekuensi kegagalan dan nilai resiko dari tingkat
terendah sampai tingka paling tinggi. Penyerdehaan ini bertujun untuk
mempermudah dalam analisa. Keuntungan menggunakan metode ini
adalah angka yang didapat bisa digunakan dengan ketelitian tinggi
sehingga batas diterima tidaknya resiko bisa dilakukan dengan teliti.
.1 Kualitatif
Kualitatif meruapakan metode yang menggunakan skala besar yang
biasanya di bagi menjadi rendah, sedang, dan tinggi. Sehingga keuntungan
yang di dapat dari metode adalah pengerjaan yang cepat dan dengan biaya
cukup murah. Walaupun kerugian menggunakan metode ini adalah kurang
objektif dan dalam satu tim bisa memiliki pandangan yang berbeda.
Perbedaan ini lantaran range yang dibagi hanya 3 saja seperti penjelasan
sebelumnya yaitu rendah, medium dan tinggi.
.1 Semi-kuantitatif
Semi-kuantitatif merupakan metode perpaduan dari kualitatif dan
kuantitatif yang mana menggunakan angka dan level. Semi-kuantitatif
biasanya digunakan untuk memadukan antara Consequenced of Failure
dan probability of failure.

2.2 Probability
2.3 Consequence
2.4 Risk Matrix
Risk matrix merupakan matriks yang tersusun atas level, probability,
consequence, dan frekuensi yang terjadi. Berikut adalah gamabaran dari risk
matrix DNV RP G-101.
Gambar 2.2 Risk Matrix
BAB III

PEMBAHASAN
.1 Cara membaca Risk Matrix
Berikut merupakan langkah langkah yang harus dipersiapkan sebelum
membaca Risk Matrix:

1. Mempunyai data mengenai frekuensi kejadian atau probabilitasnya


2. Mengkelompokkan probabilitas dari yang level rendah ke level yang
tinggi
3. Menentukan konsekuensi yang akan terjadi
4. Mengelompokan konsekuensi tersebut dari yang minim sekali
dampaknya hingga konsekuensi yang berdampak besar.

Dari 4 langkah di atas akan di jabarkan lebih lanjut pada makalah ini yakni
sebagai Berikut:

1. Mempunyai data dan mengelompokkan probabilitas menggunakan


metode semi-kuantitatif yang ditunjukkan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Probability Of Failure

Dari tabel ini terdapat 5 kategori dengan angka 1 sebagai angka yang
paling rendah yang disebut Negligible ( Diabaikan), hingga angka
nomor 5 yaitu Failure expected (ekpetasi kegagalan). Tabel yang
dibuat juga menambahkan deskripsi yang mana akan memperjelas lagi
dari frekuensi yang terjadi.
2. Pengelompokan konsekuensi yang di timbulkan yang dijelaskan
seperti pada tabel 3.2 dibawah ini.
Tabel 3.2 Consequences Of Failure

Pengelompokan konsekuensi di bagi menjadi 3 yaitu keselamatan kerja,


lingkungan, dan ekonomi. Setelah kita mendapatkan data dan level
maka selanjutnya dapat di asumsikan data yang dimiliki.

Asumsi data yang di miliki adalah sebesar 0,0004 dari total semua
kejadian di bagi titik yang akan di tinjau. Sehingga angka tersebut masuk pada
level medium. Pada bagian deskripsi di jelaskan bahwa pada medium ini
beberaopakali akan terjadi kegagalan saat proses instalasi untuk komponen yang
relatif kecil. Apabila di korelasikan dengan tabel konsekuensi maka akan
mengarah pada local effect yang hanya sebagian kecil saja. Data yang sudah di
miliki ini akan kita jadikan acuan untuk membaca risk matrix.
Sehingga hasil yang di dapat adalah bahwa resiko yang diterima masih
bisa ditoleransi yaitu berada pada level 2 yaitu medium karena memiliki warna
kuning.

Anda mungkin juga menyukai