Anda di halaman 1dari 10

IMPULS REFLEKS FISIOLOGIS PADA MANUSIA

Posted by (ecky) Senin, 07 Februari 2011 1 comment

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Reflek sadalah reespon yang tidak berubah terhadap perangsangan yang terjadi
di luar kehendak, atau dengan kata lain refleks adalah respon yang terjadi secara
otomatis tanpa usaha sadar.Rangsangan ini merupakan reaksi organisme
terhadap perubahan lingkungan baik di dalam maupun di luar organisme yang
melibatkan sistem saraf pusat dalam memberikan jembatan (respons) terhadap
rangsangan. Ada dua jenis refleks, yaitu refleks sederhana atau refleks dasar,
yaitu refleks built-in yang tidak perlu dipelajari, misalnya mengedipkan mata jika
ada benda asing yang masuk; dan refleks didapat atau refleks terkondisi, yang
terjadi ketika belajar dan berlatih, misalnya seorang pianis yang menekan tuts
tertentu sewaktu melihat suatu di kertas partitur. Jalur jalur saraf saraf yang
berperan dalam pelaksanaan aktivitas refleks dikenal sebagai lengkung
refleks.Lekung refleks ini terdiri dari alat indra, serta saraf aferen satu atau lebih
sinapas yang terdapat disusunan saraf pusat atau diganglion simpatis, saraf
everon dan efektor.
Cara manusia bertindak dan bereaksi bergantung pada pengolahan neuron yang
tersendiri, terorganisasi, dan kompleks.Banyak pola neuron penunjang
kehidupan, seperti pola yang mengontrol pernapasan dan sirkulasi, serupa pada
semua individu.Reseptor adalah suatu struktur khusus yang peka terhadap suatu
bentuk energi tertentu dan dapat mengubah bentuk energi menjadi aksi-aksi
potensial listrik atau impuls-impuls saraf.
Refleks dapat berupa peningkatan maupun penurunan kegiatan, misalnya
kontraksi atau relaksasi otot, kontraksi atau dilatasi pembuluh darah.Dengan
adanya kegiatan refleks, tubuh mampu mengadakan reaksi yang cepat terhadap
berbagai perubahan diluar maupun di dalam tubuh disertai adaptasi terhadap
perubahan tersebut.Dengan demikian seberapa besar peran system saraf pusat
dapat mengatur kehidupan organisme.Refleks sangat penting untuk
pemeriksaan keadaan fisis secara umum, fungsi nervus, dan koordinasi
tubuh.Dari refleks atau respon yang diberikan oleh anggota tubuh ketika sesuatu
mengenainya dapat diketahui normal tidaknya fungsi dalam tubuh. Oleh karena
itu, pelaksanaan praktikum ini sangat penting agar diketahui bagaimana cara
memeriksa refleks fisiologis yang ada pada manusia.
I.2. Tujuan Praktikum
1. Mempelajari cara-cara pemeriksaan refleks-refleks yang fisiologis pada
manusia.
2. Melihat ada tidaknya gangguan konduksi impuls pada system saraf.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi
tanpa disadari yaitu gerak refleks.Untuk terjadi gerak refleks, maka dibutuhkan
struktur sebagai berikut : organ sensorik (yang menerima impuls), serabut saraf
sensorik (yang menghantarkan impuls), sumsum tulang belakang (serabut-
serabut saraf penghubung menghantarkan impuls), sel saraf motorik (menerima
dan mengalihkan impuls), dan organ motorik (yang melaksanakan gerakan).
Gerak refleks merupakan bagian dari mekanika pertahanan tubuh yang terjadi
jauh lebih cepat dari gerak sadar, misalnya menutup mata pada saat terkena
debu, menarik kembali tangan dari benda panas menyakitkan yang tersentuh
tanpa sengaja. Gerak refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar ; misalnya,
bukan saja tidak menarik tangan dari benda panas, bahkan dengan sengaja
menyentuh permukaan panas. (Evelyn Pearce, 2009 : 292)
Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-tiba
diluar kesadaran kita. Refleks fleksor, penarikan kembali tangan secara refleks
dari rangsangan yang berbahaya merupakan suatu reaksi perlindungan. Refleks
ekstensor (polisinaps) rangsangan dari reseptor perifer yang mulai dari refleksi
pada anggota badan dan juga berkaitan dengan ekstensi anggota badan.
Gerakan refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan
terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar misalnya menutup mata pada saat
terkena debu
Untuk terjadinya gerakan refleks maka dibutuhkan struktur sebagai berikut,
organ sensorik yang menerima impuls misalnya kulit. Serabut saraf sensorik
yang menghantarkan impuls tersebut menuju sel-sel ganglion radiks posterior
dan selanjutnya serabut sel-sel akan melanjutkan impuls danmenghantarkan
impuls-impils menuju substansi pada kornu posterior medula spinalis. Sel saraf
motorik menerka impuls dan menghantarkan impuls-impuls melalui serabut
motorik.
Kegiatan sistem saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan refleks.Dengan
kegiatan refleks dimungkinkan terjadi hubungan kerja yang baik dan tepat
antara berbagai organ yang terdapat dalam tubuh manusia dan hubungan
dengan sekelilingnya.Refleks adalah respon yang tidak berubah terhadap
perangsangan yang terjadi diluar kehendak.Rangsangan ini merupakan reaksi
organisme terhadap perubahan lingkungan baik didalam maupun diluar
organisme yang melibatkan sistem saraf pusat dalam maupun memberikan
jembatan (respons) terdapat rangsangan. Refleks dapat berupa peningkatan
maupun penurunan kegiatan, misalnya kontraksi atau relaksasi otot, kontraksi
atau dilatasi pembuluh darah. Dengan adanya kegiatan refleks, tubuh mampu
mengadakan reaksi yang cepat terhadap berbagai perubahan diluar maupun
didalam tubuh disertai adaptasi terhadap perubahan tersebut.Dengan demikian
seberapa besar peran sistem saraf pusat dapat mengukur kehidupan organisme.
Proses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu disebut lengkung refleks.
Komponen-komponen yang dilalui refleks :
1. Reseptor rangsangan sensorik yang peka terhadap suatu rangsangan
misalnya kulit
2. Neuron aferen (sensoris) yang dapat menghantarkan impuls menuju
kesusunan saraf pusat (medula spinalis-batang otak)
3. Pusat saraf (pusat sinaps) tempat integrasi masuknya sensorik dan dianalisis
kembali ke neuron eferen
4. Neuron eferen (motorik) menghantarkan impuls ke perifer
5. Alat efektor merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu
serat otot atau kelenjar
Walaupun otak dan sum-sum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak dibagian luar atau
kulitnya dan dibagian putih terletak ditengah. Pada sum-sum tulang belakang
bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu,sedangkan pada
bagian-bagian korteks juga dapat berupa materi putih.(Syaifuddin,2006 : 214).
Unit dasar setiap kegiatan reflex terpadu adalah lengkung reflex. Lengkung reflex
ini terdiri dari alat indra, serat saraf aferen, satu atau lebih sinaps yang terdapat
di susunan saraf pusat atau di ganglion simpatis, serat saraf eferen, dan efektor.
Serat neuron aferen masuk susunan saraf pusat melalui radiks dorsalis medulla
spinalis atau melalui nervus kranialis, sedangkan badan selnya akan terdapat di
ganglion-ganglion homolog nervi kranialis atau melalui nervus cranial yang
sesuai. Kenyataan radiks dorsalis medulla spinalis bersifat sensorik dan radiks
ventralis bersifat motorik dikenal sebagai hokum Bell- Magendie.
Kegiatan pada lengkung reflex dimulai di reseptor sensorik, sebagai potensial
reseptor yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Potensial reseptor ini
akan membangkitkan potensial aksi yang bersifat gagal atau tuntas, di saraf
aferen. Frekuensi potensial aksi yang terbentuk akan sebanding dengan
besarnya potensial generator. Di system saraf pusat (SSP), terjadi lagi respons
yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang, berupa potensial eksitasi
pascasinaps (Excitatory Postsynaptic Potential=EPSP) dan potesial inhibisi
postsinaps (Inhibitory Postsynaptic Potential=IPSP) di hubungan-hubungan saraf
(sinaps). Respon yang timbul di serat eferen juga berupa repons yang bersifat
gagal atau tuntas.Bila potensial aksi ini sampai di efektor, terjadi lagi respons
yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Bila efektornya berupa otot
polos, akan terjadi sumasi respons sehingga dapat mencetuskan potensial aksi di
otot polos. Akan tetapi, di efektor yang berupa otot rangka, respons bertahap
tersebut selalu cukup besar untuk mencetuskan potensial aksi yang mampu
menghasilkan kontraksi otot. Perlu ditekankan bahwa hubungan antara neuron
aferen dan eferen biasanya terdapat di system saraf pusat, dan kegiatan di
lengkung reflex ini dapat dimodifikasi oleh berbagai masukan dari neuron lain
yang juga bersinaps pada neuron eferen tersebut.
Lengkung reflex. Paling sederhana adalah lengkung reflex yang mempunyai satu
sinaps anatara neuron aferen dan eferen. Lengkung reflex semacam itu
dinamakan monosinaptik, dan reflex yang terjadi disebut reflex monosinaptik.
Lengkung reflex yang mempunyai lebih dari satu interneuron antara neuron
afern dan eferen dinamakan polisanptik, dan jumlah sinapsnya antara 2 sampai
beberapa ratus. Pada kedua jenis lengkung reflex, terutama pada lengkung reflex
polisinaptik. Kegiatan refleksnya dapat dimodifikasi oleh adanya fasilitas spasial
dan temporal, oklusi, efek penggiatan bawah ambang (subliminal fringe), dan
oleh berbagai efek lain. (Laurale Sherwood, 2006)
Neuron aferen secara langsung bersinaps dengan neuron motorik alfa yang
mempersarafi serat-serat ekstrafusal otot yang sama, sehingga terjadi kontraksi
otot itu. Refleks regang (stretch reflex) ini berfungsi sebagai mekanisme umpan
balik negative untuk menahan setiap perubahan pasif panjang otot, sehingga
panjang optimal dapat dipertahankan.
Contoh klasik reflex regang adalah reflex tendon patella atau knee-jerk reflex.
Otot- otot ekstenson lutut adalah kuadriseps femoris, yang membentuk anterior
paha dan melekat ke tibia (tulang kering) tepat di bawah lutut melalui tendon
patella. Reflex regang yang terjadi menimbulkan kontraksi otot ekstensor ini,
sehingga lutut mengalami ekstensi dan mengangkat tungkai bawah dengan cara
yang khas. Reflex patella yang normal mengindikasikan dokter bahwa sejumlah
komponen saraf dan otot-gelendong otot, masukan aferen, neuron motorik,
keluaran eferen taut neuromuskulus, dan otot itu sendiri-berfungsi normal. Reflex
ini juga mengindikasikan adanya keseimbangan antara masukan eksitorik dan
inhibitorik ke neuron motorik dari pusat-pusat yang lebih tinggi di otak.Tujuan
utama reflex regang adalah menahan kecenderungan peregangan pasif otot-otot
ekstensor yang ditimbulkan oleh gaya gravitasi ketika seseorang berdiri tegak.
(William F. Ganong, 2008)
Stretch dinamis dan statis Stretch Reflex. Itu refleks regangan dapat dibagi
menjadi dua komponen: refleks peregangan dinamis dan reflex regangan statis.
Dinamis adalah menimbulkan refleks regangan oleh menimbulkan sinyal dinamis
ditularkan dari indra utama akhiran dari spindle otot, yang disebabkan oleh
peregangan cepat atau unstretch. Artinya, ketika tiba-tiba otot diregangkan atau
teregang, sinyal kuat ditularkan ke sumsum tulang belakang; ini seketika kuat
menyebabkan refleks kontraksi (atau penurunan kontraksi) dari otot yang sama
dari sinyal yang berasal. Jadi, fungsi refleks untuk menentang perubahan
mendadak pada otot panjang.Refleks regangan yang dinamis berakhir dalam
fraksi detik setelah otot telah menggeliat (atau awalnya) untuk panjang baru,
tetapi kemudian yang lebih lemah statis refleks regangan terus untuk waktu
yang lama setelahnya.Refleks ini diperoleh oleh statis terus-menerus sinyal
reseptor ditularkan oleh kedua primer dan endings.The sekunder pentingnya
peregangan statis refleks adalah bahwa hal itu menyebabkan tingkat kontraksi
otot tetap cukup konstan, kecuali jika sistem saraf seseorang secara spesifik
kehendak sebaliknya.(Guyton dan Hall, 2006)
Peregangan otoy secara tiba-tiba merangsang muscule spindle dan sebaliknya
ini menyebabkan refleks kontraksi dari otot yang sama. Karena alasan yang
jelas, refleks yang sering disebut suatu refleks regang mempunyai suatu
konponen dinamik dan suatu komponen statik. Refleks regang dinamik
disebabkan oleh isyarat dinamik yang kuat dari muscle spindle. Refleks regang
static dibangkitkan oleh isyarat kontinu reseptor static yang dihantarkan melalui
ujung primer dan sekunder muscle spindle. Refleks regang negatif, bila suatu
otot tiba-tiba diperpendek, terjadi efek yang berlawanan. Refleks ini menentang
pemendekan otot tersebut dengan cara yang sama seperti refleks regang positif
yang menentang pemanjangan otot. (Athur C. Guyton, 2008 : 457)
Refleks cahaya pada pupil adalah refleks yang mengontrol diameter pupil,
sebagai tanggapan terhadap intensitas (pencahayaan) cahaya yang jatuh pada
retina mata.Refleks kornea, juga dikenal sebagai refleks berkedip, adalah tanpa
sadar kelopak mata berkedip dari yang diperoleh oleh stimulasi (seperti
menyentuh atau benda asing) dari kornea, atau cahaya terang, meskipun bisa
akibat dari rangsangan perifer.Harus membangkitkan rangsangan baik secara
langsung dan respons konsensual (tanggapan dari mata sebaliknya). Refleks
mengkonsumsi pesat sebesar 0,1 detik. Pemeriksaan refleks kornea merupakan
bagian dari beberapa neurologis ujian, khususnya ketika mengevaluasi
koma.Kerusakan pada cabang oftalmik (V1) dari saraf kranial ke-5 hasil di absen
refleks kornea ketika mata terkena dirangsang.Refleks biseps tes refleks yang
mempelajari fungsi dari refleks C5 busur dan untuk mengurangi refleks C6
derajat busur.Tes ini dilakukan dengan menggunakan sebuah tendon palu untuk
dengan cepat menekan tendon biceps brachii saat melewati kubiti fosa.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Reflex)

BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1. ALAT YANG DIBUTUHKAN


Palu perkusi
Lampu Senter
Kapas
Jarum
III.2. CARA KERJA
a. Refleks kulit perut
Orang coba berbaring telentang dengan kedua lengan terletak lurus di samping
badan. Goreslah kulit daerah abdomen dari lateral kearah umbilicus. Respon
yang terjadi berupa kontraksi otot dinding perut.
b. Refleks kornea
Sediakanlah kapas yang digulung menjadi bentuk silinder halus. Orang coba
menggerakkan bola mata ke lateral yaitu dengan melihat ke salah satu sisi tanpa
menggerakkan kepala. Sentuhlah dengan hati-hati sisi kontralateral kornea
dengan kapas.Respon berupa kedipan mata secara cepat.
c. Refleks cahaya
Cahaya senter dijatuhkan pada pupil salah satu mata orang coba.Respons
berupa konstriksi pupil holoateral dan kontralateral. Ulangi percobaan pada mata
lain.
d. Refleks Periost Radialis
Lengan bawah orang coba setengah difleksikan pada sendi siku dan tangan
sedikit dipronasikan.Ketuklah periosteum pada ujung distal os radii.Respons
berupa fleksi lengan bawah pada siku dan supinasi tangan.
e. Refleks Periost Ulnaris
Lengan bawah orang coba setengah difleksikan pada sendi siku dan tangan
antara pronasi dan supinasi.Ketuklah pada periost prosessus stiloideus.Respons
berupa pronasi tangan.
f. Stretch Reflex (Muscle Spindle Reflex=Myotatic Reflex)
1) Knee Pess Reflex (KPR)
Orang coba duduk pada tempat yang agak tinggi sehingga kedua tungkai akan
tergantung bebas atau orang coba berbaring terlentang dengan fleksi tungkai
pada sendi lutut. Ketuklah tendo patella dengan Hammer sehingga terjadi
ekstensi tungkai disertai kontraksi otot kuadrisips.
2) Achilles Pess Reflex (ACR)
Tungkai difleksikan pada sendi lutut dan kaki didorsofleksikan.Ketuklah pada
tendo Achilles, sehingga terjadi plantar fleksi dari kaki dan kontraksi otot
gastronemius.
3) Refleks biseps
Lengan orang coba setengah difleksikan pada sendi siku. Ketuklah pada tendo
otot biseps yang akan menyebabkan fleksi lengan pada siku dan tampak
kontraksi otot biseps.
4) Refleks triseps
Lengan bawah difleksikan pada sendi siku dan sedikit dipronasikan. Ketuklah
pada tendo otot triseps 5 cm di atas siku akan menyebabkan ekstensi lengan
dan kontraksi otot triseps.
5) Withdrawl Reflex
Lengan orang coba diletakkan di atas meja dalam keadaa ekstensi.Tunggulah
pada saat orang coba tidak melihat saudara, tusuklah dengan hati-hati dan cepat
kulit lengan dengan jarum suntik steril, sehalus mungkin agar tidak melukai
orang coba.Respons berupa fleksi lengan tersebut menjauhi stimulus.

Yang Perlu Diperhatikan:


1. Relaksasi sempurna: orang coba harus relaks dengan posisi seenaknya.
Bagian (anggota gerak) yang akan diperiksa harus terletak sepasif mungkin
(lemas) tanpa ada usaha orang coba untuk mempertahankan posisinya.
2. Harus ada ketegangan optimal dari otot yang akan diperiksa. Ini dapat dicapai
bila posisi dan letak anggota gerak orang coba diatur dengan baik.
3. Pemeriksa mengetukkan Hammer dengan gerakan fleksi pada sendi tangan
dengan kekuatan yang sama, yang dapat menimbulkan regangan yang cukup.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil percobaan


1. Refleks Kulit perut
Orang coba : Tn A
Protokol : hasil
Kulit perut : tidak terjadi reaksi
Respon yang terjadi berupa kontraksi otot dinding perut.
2. Refleks Kornea
Orang coba : Tn A
Protokol : hasil
Kornea : ada kontraksi
Respon berupa kedipan mata secara cepat.
3. Refleks Cahaya
Orang coba : Tn A
Protokol : hasil
Cahaya : pupil mengecil
Respons berupa konstriksi pupil homolateral dan kontralateral.
4. Refleks Perost radialis
Orang coba : Tn I
Protokol : hasil
Periost radialis : fleksi
Respons berupa fleksi lengan bawah pada siku dan supinasi tangan.
5. Refleks periost
Orang coba : Tn I
Protokol : hasil
Ulnaris : supinasi
Respons berupa pronasi tangan.

6. Sterecth refleks
a. Knee pess refleks
Protokol : hasil
Knee pess refleks : terjadi ekstensi
Respons berupa ekstensi tungkai disertai kontraksi otot kuadriseps.
b. Achilles
Orang coba : Tn A
Protokol : hasil
Achilles : dorso fleksi
Respons berupa plantar fleksi dari kaki dan kontraksi otot gastroknemius.
c. Refleks biseps
Orang coba : Tn A
Protokol : hasil
Biseps : terjadi fleksi
Respons berupa fleksi lengan pada siku dan tampak kontraksi otot biseps.
d. Refleks Triseps
Orang coba : Tn A
Protokol : hasil
Triseps : terjadi ekstensi
Respons berupa ekstensi lengan dan kontraksi otot triseps.
e. Withdrawl Refleks
Orang coba : Tn A
Protokol : hasil
Withdrawl Refleks : reaksi menjauhi rangsangan
Respons berupa fleksi lengan tersebut menjauhi stimulus.
IV.2. Pembahasan
Refleks adalah jawaban motoric atas rangsangan sensorik yang diberikan pada
kulit atau respon apapun yang terjadi secara otomatis tanpa usaha sadar.Pada
manusia, ada dua jenis refleks yaitu refleks fisiologis dan patologis.Refleks
fisiologis normal jika terdapat pada manusia, sebaliknya refleks patologis normal
jika tidak terdapat pada manusia.
Refleks fisiologis
Pada pemeriksaan refleks kulit perut orang coba tidak mengalami reaksi,ketika
daerah abdomen di gores. Hal ini disebabkan adanya kelainan pada daerah
abdomen.Kulit di daerah abdomen dari lateral ke arah umbilikus digores dan
respon yang terjadi berupa kontraksi otot dinding perut. Namun pada orang
lanjut usia dan sering hamil, tidak terjadi lagi kontraksi otot dinding perut karena
tonus otot perutnya sudah kendor.
Pada refleks kornea atau refleks mengedip, orang coba menggerakkan bola mata
ke lateral yaitu dengan melihat salah satu sisi tanpa menggerakkan kepala.
Kemudian sisi kontralateral kornea orang coba disentuh dengan kapas yang telah
digulung membentuk silinder halus.Respon berupa kedipan mata secara
cepat.Sentuhan pada sisi kornea dengan kapa yang berbentuk silinder halus
akan mengakibatkan kontraksi secara spontan pada bola. Hal ini disebabkan
mata termasuk organ tubuh yang sangat sensitif terhadap benda-benda asing
Pada percobaan tentang refleks cahaya akan dilihat bagaimana respon pupil
mata ketika cahaya senter dijatuhkan pada pupil. Ternyata repon yang terjadi
berupa kontriksi pupil homolateral dan kontralateral. Jalannya impuls cahaya
sampai terjadi kontriksi pupil adalah berasal dari pupil kemudian stimulus
diterima oleh N.Opticus, lalu masuk ke mesencephalon, dan kemudian
melanjutkan ke N .Oculomotoris dan sampai ke spingter pupil.Refleks cahay ini
juga disebut refleks pupil.Pada percobaan refleks cahaya, pupil mata mengalami
pengecilan.Cahaya yang berlebihan yang masuk kedalam mata membuat pupil
mata menjadi kecil.
Pada percobaan refleks periost radialis, lengan bawah orang coba difleksikan
pada sendi tangan dan sedikit dipronasikan kemudian dilakukan pengetukan
periosteum pada ujung distal os radii.Pada percobaan refleks periost radialis
terjadi gerakan fleksi.Hal ini menandakan tangan orang coba normal karena
respons ketika diketuk. Jalannya impuls pada refleks periost radialis yaitu dari
processus styloideus radialis masuk ke n. radialis kemudian melanjutkan ke N.
cranialis 6 sampai Thoracalis 1 lalu masuk ke n. ulnaris lalu akan menggerakkan
m. fleksor ulnaris. Respon yang terjadi berupa fleksi lengan bawah pada siku dan
supinasi tangan.
Pada percobaan refleks perost ulnaris terjadi supunasi dan ini menundakan
bahwa tangan orang coba normal. Pada percobaan refleks stretuch pada kpr
terjadi ekstensi yang disertai kontraksi otot kuadriseps, APR terjadi plantar fleksi
dan kontraksi otot gastroknimius, untuk biseps terjadi fleksi lengan dan kontraksi
otot biseps dan refleks triseps dan withdrawl refleks mengalami fleksi dan
ekstensi pada lengan.Respon dari refleks periost ulnaris berupa pronasi tangan.
Jalannya impuls saraf berasal dari processus styloideus radialis masuk ke n.
radialis kemudian melanjutkan ke N. cranialis 5-6 lalu masuk ke n. radialis lalu
akan menggerakkan m. brachioradialis.
Bila suatu otot rangka dengan persarafan yang utuh diregangkan akan timbul
kontraksi. Respon ini disebut refleks regang. Rangsangannya adalah regangan
pada otot, dan responnya berupa kontraksi otot yang diregangkan.Reseptornya
adalah kumparan otot (muscel spindle).Yang termasuk muscle spindle reflex
(stretcj reflex) yaitu Knee Pess Reflex (KPR), Achilles Pess Reflex (APR), Refleks
Biseps, Refleks Triceps, dan Withdrawl refleks.Pada Knee Pess Reflex (KPR), tendo
patella diketuk dengan palu dan respon yang terjadi berupa ekstensi tungkai
disertai kontraksi otot kuadriseps. Pada Achilles Pess Refleks (APR), tungkai
difleksikan pada sendi lutu dan kaki didorsofleksikan.Respon yang terjadi ketika
tendo Achilles diketuk berupa fleksi dari kaki dan kontraksi otot
gastroknemius.Ketika dilakukan ketukan pada tendo otot biseps terjadi respon
berupa fleksi lengan pada siku dan supinasi.Sedangkan jika tendo otot triseps
diketuk, maka respon yang terjadi berupa ekstensi lengan dan supinasi.Untuk
mengetahui fungsi nervus, dapat dilakukan beberapa pemeriksaan, misalnya
untuk memeriksa nervus IX (nervus glossopharingeus) dapat dilihat pada saat
spatula dimasukkan ke dalam mulut, maka akan timbul refleks muntah,
sedangkan nervus XII dapat dilakukan pemeriksaan pada lidah, dan beberapa
nervus dapat diperiksa dengan malihat gerakan bola mata. Nervus penggerak
mata antara nervus IV, abduscens, dan oculomotoris.Nervus XI (nervus
accesoris) dapat diuji dengan menekan pundak orang coba, jika ada pertahanan,
artinya normal.Respon motorik kasar melibatkan seluruh koordinasi sistem
saraf.Respon ini dapat dilihat saat orang diminta menunjuk anggota secara
bergantian. Orang normal akan menunjuk dengan tepat, sebaliknya orang yang
koordinasi sistem sarafnya tidak normal maka dia tidak akan menunjuk dengan
tepat.
BAB V
PENUTUP

V.1. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah
sebagaiberikut :
1. Kulit perut merupakan daerah abdomen, sehingga jika digoreskan maka akan
timbul refleks berupa kontraksi otot dinding perut.
2. Apabila sisi kolateral mata disentuh oleh benda asing contohnya sentuhan
dengan kapas maka terjadi respon berupa kadipan.
3. Refleks cahaya berupa kontriksi pupil homolateral dan kontralateral. Dimana
jikacahaya berlebihan yang jatuh pada pupil maka mata akan menimbulkan
refleks berupa mengecilnyapupil mata.
4. Ketukan periosteum pada ujung distal os radial akanmenimbulkan refleks
periost radialis berupa fleksi lengan bawah pada siku dan supinasitangan.
5. Ketukan pada periost prosessus stilideusakan menghasilkanrefleks periost
ulnaris berupa pronasi tangan.
6. Sterecth refleks berupa :
o Knee pess reflex,ketukan pada tendo patella menggunakan hammer akan
menimbulkan refleks berupa ekstensi tungkai yang disertai dengan kontraksi
ototkuadriseps.
o Achilles pess refleks, ketukan pada tendo achiles akan mennimbulkan rerfleks
berupa plantar rfleksi dari kaki dan kontraksiotot gastroknemius.
o Refleks biseps berupa fleksi lengan pada siku dan kntraksi otot biseps.
o Ketukan pada tendo otot triseps diatas siku akan menyebabkan refleks berupa
gerakan fleksi dalam hal ini berupa ekstensi lengan dan kontraksi otot triseps.
o Tusukan pada kulit lengan dengan cepat akan menyebabkan respon berupa
gerakan fleksi lengan dan menjauhi stimulus
V.2. SARAN
Sebaiknya perlengakapan lab diperbanyak sehingga dalam menjalankan
praktikum dapatlebih baik lagi dan jika peralatan lab banyak tentu akan
mempermudah dalam melakukan praktikum serta praktikum dapat dilakukan
dengan cepat.

DAFTAR PUSTAKA

Ganong, William F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta : EGC


Guyton, Athur C. 2008. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit (Human
Physiology and Mechanisms of Disease).Jakarta : EGC
Guyton dan Hall.2006.Text Book of Medical Phisiology.Jakarta : EGC
Pearce,Evelyn.2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT.
Gtamedia Pustaka Utama
Sherwood,Lauralee.2006.Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai