I. KONSEP DASAR.
1. Pengertian.
Glomerulo Nefrtis Acut (GNA) adalah peradangan glomerulus secara
mendadak akibat pengendapan kompleks Antigen-Antibodi di kapiler - kapiler
glomerulus. Kompleks ini biasanya terbentuk setelah 7 - 10 hari setelah infeksi saluran
nafas bagian atas (farings), infeksi kulit atau di tempat lainnya oleh kuman
straptokokkus.
2. Etiologi.
Sebagian besar (75 %) GNA timbul setelah Infeksi Saluran Nafas Bagian Atas
(ISPA) yang disebabkan oleh kuman Streptokokkus Beta Hemolitikus Group A.
3. Gejala Klinis.
a. Sembab preorbita pada pagi hari (75 %).
b. Malaise, sakit kepala, muntah, panas, anoreksia.
c. Asites (kadang - kadang).
d. Takikardia, takipneu, rales paru, cairan pada pleura.
e. Hipertensi (tekanan darah > 95 persentil menurut umur) pada 50 %
penderita.
f. Air kemih seperti air daging, 0liguria, kadang anuria).
4. Patofisiologi.
ISPA/Infeksi tempat lain
Etiologi :
Kuman Streptokokkus beta Gejala (Panas, Batuk, Pilek, Sakit
Beta Hemolitukus Tipe A. Tenggorkan, sakit kepala, munal, muntah
dan anorexia)
Peningkatan suhu tubuh
Tidak efektifnya bersihan jalan nafas
Risiko pemenuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan
Peingkatan aliran darah dan permeabilitas serta filtrasi SDP (Sel Darah Putih dan Trombosit
glomerulus ditarik ke Glomerulus
Gejala : Panas
Protein plasma dan Sel Darah Merah Bocor Peningkatan suhu tubuh
Gejala : - Hematuria Intoleransi aktivitas/perawatan diri
- Proteinuria
Hypotalamus
ADH
Reabsorsi Na dan H2O meningkat
- Odema plapbera
- Odema scrotum
- Odema kaki dan tangan
Hepar Angiotensin I-II
Konteriksi Arterial
Perifer
Decompensasi Cordis
II. PENGKAJIAN.
Focus Assemsment.
1. Identitas Klien.
Penyakit ini sering mengenai anak dan orang dewasa. Glomerulonefritis acut
biasanya membaik dengan terapi Antibiotik spesifik, terutama pada anak. Sebagian orang
dewasa mungkin tidak pulih dan mengalami glomerulonefrits progresif atau kronik.
2. Identitas orang tua
Nama ayah dan ibu, usia, pendidikan, pekerjaan dan alamat yang dapat
dihubungi. Pendidikan, tingkat pengetahuan dan pengalaman dalam pengambilan
keputusan dalam mengatasi masalah kesehatan yang berhubungan faktor predisposisi
terjadinya seperti infeksi saluran nafas bagian atas sangat berpengaruh terjadinya GNA>
3. Keluhan utama.
Keluahan yang membuat klien dibawa ke rumah sakit. Manifestasi klinis yang
timbul adalah panas, sakit kepala, malaise, nafsu makan menurun dan kencing sedikit
seperti the.
4. Riwayat Penyakti Sekarang.
Paliatif, GNA disebabkan oleh kuman streptokokkus yang pada awalnya menyerang
pada saluran nafas bagian atas, yang tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan
yang efektif.
Kuantitaif dan kualititatif, manifestasi klinis yang timbul seperti panas, batuk, pilek,
sakit kepala, anoreksi, mual dan muntah.
Region, GNA sebagian besar diawali oleh infeksi saluran nafas bagian atas seperti
faringitis.
Severity, timbul kelelahan, kelemahan, sesak bertambah bila dibuat gerak, sehingga
aktivitas sehari - harinya terganggu.
Time, kejadian yang berhubungan dengan GNA kejadiannya sangat mendadak.
5. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit sebelumnya yang mendukung terjadinya GNA seperti faringitis
atau ISPA lainnya, infeksi di tempat lain yang disebabkan oleh kuman streptokokkus
Beta Hemolitikus tipe A.
Riwayat allergi yang mengganggu sistem pernafasan.
6. Riwayat prenatal, natas dan post natal
Prenatal, pengaruh konsumsi jamuan-jamuan terutama pada semester pertama,
penyakti yang menyertai waktu kehamilan (preeklamsia-eklamsia), rutinitas ANC
dan imuniasi TT.
Natal, Apgar scor di bawah 6 bungannya dengan asphyksia, persalinan dengan
bantuan alat yang dapat mempengaruhi fungsi organ vital.
Post natal, pemeberian ASI dan PASI terhadap perkembangan daya tahan tubuh alami
dan imunisasi buatan yang dapat mengurangi pengaruhi infeksi terhadap tubuh.
7. Riwayat Tumbuh Kembang
Tumbuh kembang sesuai dengan usia anak atau terbelakang, Observasi TB daN
BB, status gizi serta perkembangan intelektual. Tumbuh kembang ini dapat dideteksi
DDST, seperti pertumbuhan dan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa dan
adaftasi sosial.
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat penyakit TBC, asma bronkiale, hipertensi dan DM yang dapat
menurun pada generasi berikutnya dapat memperburuk keadaan.
9. Pola Fungsi Kesehatan.
a. Pola persepsi dan penanganan kesehatan.
Tingkat pegetahuan tentang kesehatan dan pengambilan keputusan dalam
mengatasi masalah kesehatan sangat menunjang terhadap keberhasilan penangan dini
suatu penyakit.
b. Pola nutrisi dan metabolic.
Anorexia, mual dan muntah, sanga mengganggu proses pemenuhan
konsumsi nutrisi kurang dari kebutuhan dan dapat memperburuk status gizinya.
Jumlahkebutuhan kalori sesuai dengan umur dan BB. Jumlah kalori yang ideal pada
anak 60 100 kal/ Kg BB/hari, protein 0,5 0,8 gram/Kg BB/hari. Asupan tinggi
karbohidrat akan mencegah metabolisme protein dan mengurangi pembentukan
5itrogen.
c. Pola eliminasi.
Klien dengan GFR menurun mengalami reabsorbsi Natrium dan air
berlebihan sehingga terjadi hipervolumia,odema dan oliguria. Terdapat kecocoran
plasma dan sel darah merah sehingga ditemukan proteinuri dan hematuria secara
mikroskopis.
d. Pola aktivitas dan latihan.
Proses GNA yang diawali dengan ISPA dapat menimbulkan gejala
manifestasi seperti kelemahan dan keletihan apalagi dengan adanya deompensasi
cordis sehingga kebutuhan akan aktivitas sehari-hari terganggu.
e. Pola tidur dan istirahat.
Kebutuhan istirahat sering terganggu dengan adanya batuk dan gatal pada
tenggoran akbiat ISPA sebagai proses inflamsi dan kuman streptokokkus.
f. Pola Kognitif dan perseptual
Klien dengan GNA kadang ditemukan letargia, lekas marah, gelisah karena
pada anak yang masih labil emosionalnya dalam menghadapi sakit.
g. Pola peran dan hubungan.
Lebih menekankan pada perkembangan individu anak, orang tua lebih
intensif dan secara konstan menekankan harapan keluarga terhadap anak. Anak
bereperan sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan.
h. Pola koping (toleransi stress).
Pola koping anak masih labil (takut, cemas, menangis) karena trauma sakit
dan kurang pengetahuan, sehingga perlu keterlibatan keluarga serta perawat dalam
mengadakan pendekatan dan proses adaptasi.
10. Pemeriksaan Fisik.
a. Keadaan umum.
Keadaan umum : cukup, baik
Keadaran : letargi, samnolen dan komposmentis
Tanda-tanda vital : Hipertensi > 95 persentil
Nadi ; takikardia (120-140 x/menit)
RR : 30-40 kali/menit
Suhu febris (38-39 C)
BB dan TB BB menurun dari idealnya
b. Kepala dn leher
Mata pada conjuntiva tampak anemis pada stadium lanjut, odema palpebra.
Hidung pernafasan cuping hidung, sianosis.
Leher, adakah pembesaran kelenjar, jugularis vena pressure (-).
c. Thorax dan dada.
Inspeksi, bentuk simetris, retraksi (+/_), simetris.
Auskultasi; pernafasan vesikuler, ronchi (+), stridor adanya secret.
Palpasi, mass (-), nyeri (-), ekspansi paru baik, cardiomegali (+).
Perkusi ; sonor/hipersonor, pekak adanya cairan pleural effusion.
d. Abdomen.
Inspeksi ; penampilan kulit dari vena (-), bentuk simetris, adakah pembesaran
organ.
Auskultasi; Bising usus (+).
Palpasi, mass (-), nyeri (-), hepatomegali (+), lien tak teraba.
Perkusi ; distensi (-), meteorismus (-).
e. Genetalia.
Eleminasi BAB kadang-kadang disertai diare, BAK warna seperti the
Odema scrotum
f. Ekstremitas.
Kelemahan dan keletihan.
Akral hangat.
Refleks fisiologis normal.
Odema ekstemitas bawah kadang sering terjadi.
1. Peningkatan suhu tubuh b. d dampak proses inflamsi kuman pada saluran nafas
bagian atas.
2. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b. d inflamsi trakeobronkial, pengikatan
sekresi saluran nafas.
3. Kerusakan pertukaran gas b. d peningkatan cairan di rongga pleura.
4. Risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit b. d penurunan filtasi ginjal.
5. Risiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b. d penurunan intake makanan
(anoreksi, mual dan muntah).
6. Defisit perawatan diri b. d kelemahan dan keletihan dmapak sekunder dari
penyakitnya (gagal jantung).
7. Anxietas b. d penyakit, perawatan dan tindakan yang diberikan.
2. Peningkatan suhu tubuh b. d dampak proses inflamsi kuman pada saluran nafas
bagian atas.
Tujuan : Suhu tubuh dalam batas normal.
Kriteria :
Suhu rubuh 36,5 - 37 C.
Kien tidak gelisah.
Nadi 80-100 x/mnt.
Intervensi dan rasional
Atur lingkungan dengan cukup ventilasi
R/ Suhu tubuh dapat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Lingkungan yang
kondusif dengan arus angin yang cukup dapat mengurangi panas tubuh melalu
proses konvesi dan evaporasi.
Berikan pakaian tipis dan mudah menyerap.
R/ Pakaian yang tipis mudah menyerah keringan melalui proses konduksi,
sehinggapanas tubuh menurun.
Berikan kompres.
R/ Kompres merupaka cara konduksi dalam proses penurunan panas tubuh.
Observasi tanda - tanda vital tiap 2 jam sekali.
R/ Selama hipertermia, volume sirkulasi meningkat, menyebakan peningkatan
curah jantung dan sirkulasi oksigen.
Kolaborasi dalam pemberian AB PP 2 x 600.000 UI dan Cefotaxim 3 x 1 gr serta
antipieretik
R/ Antibiotikmerupakan anti mikroba spektrum luas untuk mengurangi aktivitas
kerja kuman tersebut. Antipieretik, obat penuruna panas yang bekerja pada
hipotalamus terhadap thermoregulator.
Beri bantuan dan libatkan keluarga dalam ambulasi dan perawatan diri.
R/ Kebutuhan ambulasi dan perwatan diri sangat dibutuhkan teruatam apda klien
yang lemah akibat dari panyakit dan bedrest yang lama.
Berikan reinforcement terhadap perkembangan yang dicapai dalam perawatan diri.
R/ Reinforcement sebagai daya dorong untuk meningkatkan psikologis dan
semangat dalam mencapai proses penyembuhan.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN An. A.P. DENGAN GROMERULO NEFRITIS ACUT
RUANG ANAK RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO SURABAYA
I. PENGKAJIAN
Focus Assemsment
A. Identitas Klien
Nama : An. A. P
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 9 tahun
Alamat : Kedung turi 2/24 A Surabaya
C. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan saat masuk rumah sakit adalah panas, batuk dan sesak.
J. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Keadaan umum : Cukup
GCS : 456
Keadaran : Komposmentis
Tanda-tanda vital : Hipertensi 130/100 mmHg
Nadi ; 120 x/menit)
RR : 52 kali/menit
Suhu febris (38 C)
BB dan TB BB 24 Kg dan TB 123 cm
2. Kepala dn leher
Mata pada conjuntiva tidak tampak anemis,, odema palpebra kanan dan kiri
minim
Hidung pernafasan cuping hidung (-), sianosis (-)
Leher, pembesaran kelenjar (-), jugularis vena pressure (-)
4. Abdomen
Inspeksi ; penampilan kulit dari vena (-), bentuk simetris, pembesaran organ
tidak tampak.
Auskultasi; pernafasan vesikuler, bising usus (+)
Palpasi, mass (-), nyeri (-), hepatomegali (+), lien tak teraba
Perkusi ; distensi (-), meteorismus (-)
5. Genetalia
Eleminasi BAB (-) dalam 1 hari, , BAK warna seperti teh, sedikit 4-5
kali/sehari kurang lebih 1,5 gelas ukuran biasa.
Odema scrotum, testis satu.
6. Ekstremitas
Kelemahan dan keletihan
Akral hangat
Refleks fisiologis normal
Odema ekstemitas bawah minimal.
K. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium 15 Mei 2001
a. Darah
Hb 11 gr/%
Leukosit 68.000
Eo/Bas/Neu/Seg/limf/Mo = -/-/-/74/25
HCT= 27,9%
Protein kualitatif ++
BUN =11 (10-20 mg/dl)
Serum Kreatinin= 0,77 (<1,5)
K =3,1 (3,8-5,5mEq/l)
Na =134 (136-149 mEq/l)
Ca = 8,0 (8,1-10,4 mEq/l)
Analisa Gas Darah :
- PH = 7,410
- PO2 = 174,4 mmHg
- PCO2 26,7 mmHg
- HCO3- = 16,5 mmol/l
- BE = -8,1 (-2-+2,3)
- O2 satuari = 99,2 %
b. Urine
Erytrosit : 2-3
Leukosit : 6-8
Epitel : 3-4
Proteinuria ringan (pemeriksaan urine rebus)
Hematuria makroskopis/mikroskopis
Torak granulra, torak eritrosita 4 minggu pertama
2. Radiologi
a. Thorax PA, diapatkan cardiomegali dan pelural effusion
b. USG abdomen ; hepatomegali, terdapat pleural effusin dan radang Ren
dekstra dan sinestra,
3. EKG
Dari hasil bacaan EKG, didapatkan sinus takikardia, HR = 147 kali/menit
L. Penatalaksanaan
Injeksi PP 2 x 600.000,-
Kompres basah
Antihipertensi Nefedipin 4 x 2,6 mg persublingual;
Paracetamol 3x1 tab
Anjurkan bedrest
Diit TKTPRG
Pemberian O2 2 l/menit
Infus dekstrose 5 % 1000 cc/24 jam
Data Obyektif :
- Tensi=130/100, nadi; 120 x/mnt, suhu 38 C tanda dan gejala klinis general
- Akral hangat
- Diff Cout mengarah ke kanan suhu tubuh meningkat
- Leukosit 68.000
- Farings tampak hiperemia
TGL/
JAM DATA ETIOLOGI MASALAH
Odema
(pleural, palpbera, kaki dan
scrotum)
TGL/
JAM DATA ETIOLOGI MASALAH
ekskresi riak/dahak
15/5 Anxietas berkurang . a. Bina hubungan trust 1. Rasa percaya antara perawat-klien
JAM Kriteria : dengan klien dan keluarga merupakan salah satu komunikasi efektif
10.00 - Klien mau me- dalam menumkan masalah dan mencari
DX. 1 nerima keadaan alternatif pemecahan masalahnya.
penyakitnya b. Diskusikan dan infor- 2. Penjelasan yang diterima cendrung membuat
- Klien dan ke- masikan yang jelas sesuai klien dan keluarga mau menerima masalah
luarga mau be- dengan tingkat kesehatannya dan sedikit menekan stres serta
kerja sama dalam pengetahuan (penyakit, cemasnya.
perawatan dan perwatan dan pengobatan).
pengobatan c. Beri kesemapatan apada 3. Asertivitas dalam menghadapi sesuatu
- Klien dan keluarga klien dan keluarga bertanya dengan segala perasaan dan kepuasan akan
mengerti tentang serta memberi kesemapatan meningkatkan gairah hidup dan kemampuan
keadaan mengungkapkan perasaan dalam kematangan berfikir.
penyakitnya cemasnya.
- Klien dan keluarga d. Bantu klien dalam proses 4. Adapatasi terhadap lingkungan terutama pada
tenang adapatasi dengan klien anak sangat penting dan kalau perlu
lingkungan dan sekitarnya. diterapkan konsep bermain sehingga seolah-
olah klien tetap berada di lingkungan
rumahnya.
Dx. 2 Suhu tubuh dalam 1. Atur lingkungan dengan 1. Suhu tubuh dapat dipengaruhi oleh keadaan
batas normal. cukup ventilasi lingkungan. Lingkungan yang kondusif
Kriteria : dengan arus angin yang cukup dapat
- Suhu rubuh 36,5- mengurangi panas tubuh melalu proses
37 C konvesi dan evaporasi.
- Klien tidak gelisah 2. Berikan pakaian tipis dan 2. Pakaian yang tipis mudah menyerah
- Nadi 80-100 x/mnt mudah menyerap keringan melalui proses konduksi,
sehinggapanas tubuh menurun.
3. Berikan kompres basah 3. Kompres merupaka cara konduksi
dengan tepat dan benar dalam proses penurunan panas tubuh.
(axiler, leher dan daerah
lain yang banyak pembuluh
darahnya).
.
4. Observasi tanda-tanda vital 4. Selama hipertermia, volume sirkulasi
tiap 2 jam sekali meningkat, menyebakan peningkatan curah
jantung dan sirkulasi oksigen
5. Anjurkan minum air putih 5. Minum dapat memberikan kompressi dari
500 cc/24 jam dalam sehingga lebih menyegarkan.
6. Kolaborasi dalam pem- 6. Antibiotik anti mikroba spektrum luas
berian AB- Procain untuk mengurangi aktivitas kerja kuman
Pinicillin 2 x 600.000 UI, tersebut. Antipieretik, obat penuruna panas
Paracetamol 3x1 tab yang bekerja pada hipotalamus terhadap
thermoregulator.
Dx, 3 Bersihan jalan nafas 1. Monitor frekuensi, irama . Gerakan dada tak simetris, retraksi sub
efektif dan kedalaman cobcostal, takypneu dan dangkal merupakan
Kriteria : pernafasan. manifestasi terjadinya kelainan pada proses
- Batuk produktif pernafasan.
minimal, tidak 2. Bantu klien dalam 2. Posisi setengah duduk dapat mengurangi
keluar riak dan mengatur posisi tidur yang penekanan pada ekspansi paru sehingga
sekret enak/posisi semifowler. proses kembang0kempis paru leluasa.
- RR 20 30 x/menit, 3 Ajarkan klien untuk batuk 3. Nafas dalam memudahkan ekspansi paru
irama reguler dan efektif dan nafas dalam. maximum lebih baik. Batuk merupakan
kedalaman nafas mekanisme pertahan tubuh untuk
nomral mengeluarkan benda asing, serta fungsi silia
- Tidak terdengar dalam mempertahankan jalan nafas paten.
bunyi stridor atau 4 Kolaborasi dalam 4.. Nebulezer, merupakan alat elektrik yang
ronchi dalam pemberian Nebulezer, AB menggunakan bahan PZ atau Aqua yang
pernafasannya dan expectoransia. berguna untuk mengencerkan sekret sehingga
- Tidak terjadi dys- bersihan jalan nafas lancar dan paten. AB,
pnea dan sianosis antimikroba spekltrum luas untuk
mengurangi produktifvitas kuman untuk
menghasilkan skeret yang berlebihan.
Ekspectoransi, obat berupa sirup untuk
mengencerkan sekret.
Dx. 4 Pertukaran gas dalam 1. Monitor frekuensi, irama 1.Gerakan dada tak simetris, retraksi sub
tubuh lancar dan tidak dan kedalaman pernafasan. cobcostal, takypneu dan dangkal merupakan
terjadi hypoksia. manifestasi terjadinya kelainan pada proses
Kriteria : pernafasan.
- RR 20-30 x/mnt, 2. Bantu klien dalam mengatur 2. Posisi setengah duduk dapat mengurangi
irama teratur dan posisi tidur yang penekanan pada ekspansi paru sehingga
kedalaman normal enak/posisi semifowler. proses kembang0kempis paru leluasa.
- Batuk minmal dan 3. Ajarkan klien untuk batuk 5 Nafas dalam memudahkan ekspansi paru
riak/sekret encer efektif dan nafas dalam. maximum lebih baik.
- Tidak ditemukan 4. Obsevasi tanda sianosis 4. Sianosis menunjukkan adanya vasokontriksi,
nyeri dada dan (warna kulit, mukosa dan penurunan sirkulasi darah perifer dan respon
sesak kuku) tubuh terhadap kegagalan sirkulasi sistemik
- Tidakterdengan .
nafas berbunyi 5. Observasi perkembangan 5. Kondisi GNA dengangangguan pertukaran gas
stridor atau ronchi atau kondisi klien secara diperlukan penangan dan pengawasan ketat
- Tidak ada distres intensif tiap 1 jam sekali. tiap 1 jam sekali, sehingga tidak terjadi
pernafasan distress pernafasan.
- Hasil Analisa Gas 6. Pemeberian terapin oksigen 6. Terapi oksigen untukmemepertahankan Pa O2
Darah dalam batas (nasal prong, masker) diatas 70 mmHg. Oksigen dapat diberikan
normal (PO2= 80- dengan menggunakan nasal kanule (2-4
100 mmHg, PCO2 7. Observasi dengan auskultasi liter/menit atau sesuai dengan tingkat usia.)
= 35-45 mmHg, jantung dan paru. 7. Ronchi diindikasikan adanya cairan dalam
pH = 7,35-7,45) 8. Kolaborasi dalam pe- rongga pleura.
dan HCO3- = 22- meriksaan BGA, dan 8. BGA menevaluasi kompensasi tubuh terhadap
25 mmol) konsul jantung paru serta keseimbangan Asam-Basa.. Konsultasi ke
pemeriksaan Thorax PA bagian jantung-paru untuk mengetahui secara
intensif tentang kelainannya dan
penganganan secara efekti dan
efisien.Pemeriksaan thorax PA untuk
mengetahui kelainan pada jantung, paru ,
hepar, lien.
Dx. 5 Keseimbangan cairan 1. Pantau tanda dan gejala 1. Fase oliguria berhubungan dengan kelebihan
dan elektrolit dapat kelebihan cairan (berat volume cairan, secara fungsional perubahan
dipertahankan. badan meningkat, ini mengakibatkan penuruna filtrasi
Kriteria : peningkatan tensi, odema glomerulus, penurunan transport substansi
- Turgor kulit baik dan nafas tambahan) oleh tubulus, penurunan pembentukan urine
dan elastis dan penurunan kierens ginjal.
- Tidak didapatkan 2. Observasi intake dan 2. Keseimbangan masukan dan keluaran perlu
tanda-tanda output (cairan yang masuk dicatat untuk mengevaluasi kebutuhan cairan
dehidrasi peroral, parenteral dan dan pemberian terapi lasix.
- Hasil pemeriksaan urine tampung tiap 24 jam)
Laborat : 3. Pemberian cairan per- 3. Parenteral adalah cara selain peroral untu
BGA dalam batas parenteral secara tepat (75 kmemenuhi kebutuhan cairan tubuh ataupun
normal cc/Kg BB/hari) sebagai nutrisi.
BUN (10-20 4. Hypokalemia diakibatkan penurunan ke-
mg/dl), Serum 4. Kolaborasi dalam mampuan ekskeri kalium. Hypotermia karena
kreatinin (0,6-1,3 pemeriksaan laboratorium kelebihan masukan cara dan peningkatan
mg/dl), elektrolit (Na, K dan Ca) serta reabsorsi Na dan air.serat insufisiensi diit
Na (135-146 pemeberian obat (deuritik Na.. Deuritik menekan kerja ADH dan
mmol/l), K (3,5- dan KCl 3 %). Dan meningkatkan proses deurisis. Nifedipin
5,2 mmol/l) dan pemebrian Nefedifin sesuai adalah obat antihipertensi yang dapat
Ca (9-10,4 mg/dl). anjuran. mengurangi kerja jantung.
Dx. 6 Kebutuhan nutrisi 1. Pantau perkembangan mual 1. Muntah berupa makanan bercampur dengan
terpenuhi dan muntah (frekuensi, asam lambung diperlukan kesemibangan
Kriteria : banyak dan bentuk). masukan lewat perparenteral sebagai ganti
- Nafsu makan baik nutrisi atau cairan yang hilang.
- BB ideal 2. Ciptakan lingkungan yang 2. Nafsu makan dapat dirangsang pada situasi
- Klien dan keluarga menyenangkan selama relaks dan menyenangkan.
mengetahui tentang waktu makan dan bantu
pentingnya makanan sesuai kebutuhan.
bagi kesehatan 3. Diskusikan dengan klien 3. Garam yang dibatasi untuk mengurangi
- Pemeriksaan lab. dan keluarga tentang diit beban ginjal dala proses absorpsi, ekskresi
Protein dalam batas rendah garam. dan filtrasi.
normal (3-5 mg/dl) 4. Kolaborasi dengan gizi 4. Diit yang tepat penting dalam penganganan
tentang diit TKTPRG yang GNA/gagal ginjal untuk mencegah kegagalan
disesuaikan dengan usia progresif, keseimbangan cairan dan elektrolit.
dan BB
5. Kolaborasi dalam pem- 5. Untuk klien yang tidak mampu memperta-
berian cairan dexrose 5 % hankan status nutrisi melalui rute peroral,
1000 cc/24 jam dan apabila parenteral dan berlanjut dengan NPT dapat
berlanjut dapat diberikan memberikan konsumsi zat gizi.
Nutrisi Parenteral Total
(NPT)
V. IMPLEMENTASI
Dx. 3 S
- Klien masih merasa sesak, gatal tenggorokan, baruk, keluar riak
- Kalau batuk dada tidak terasa sakit
- Klien mengatakan apabila sesak bertambah, batuk ada riak untuk
mengurangi dengan minum air putih dan nafas dalam dan batuk efektif.
O
- Klien tidur dalam posisi setengah duduk
- Klien dapat melakukan nafas dalam dan batuk efektif secara benar
- Batuk minimal, riak (+), sputum (-)
A.
Masalah belum teratasi
P
Lanjutkan implementasi 1,2,3 dan 4.ditambah pemeberian nebulezer 3x
dengan PZ/aqua selama kurang lebih 5 menit.
Dx. 4
S
- Klien masih merasa sesak
- Sesak berkurang bila dengan posisi duduk
- Dengan menggunakan kanule O2, klien mengatakan merasa lebih enak.
O
- RR 32 x/mnt, nadi 132 x/mnt
- O2 diberikan 2 lt./mnt
- Pemeriksaan auskulatasi thorax masih didapatkan ronchi.
- Auskultasi jantung Gallop (+)
A.
Masalah teratasi sebagian
P.
Lanjutkan implementasi 1,4,5,6,7 dan 8
Dx. 5
S
- Bengkak kaki pada kaki kanan dan kiri, kelopaka mata minimal dan
kelamin (mulai berkurang)
- Kencing sedikit-sedikit warna seperti the, urine ditempatkan pada botol
bekas aqua.
O
- Turgor kulit cukup,
- Odema kaki d/s, parpebra minimum dan scrotum berkurang
- Urine tampung 24 jam warna seperti teh dan pekat = 1200 cc
- Hasil pemeriksaan laboratorium (Na =140, K 4,7 mmol/dl dan Ca 7,9
mg/l), BUN 17 mg/dl, Serum kreatini 0,6 mg/dl
A.
Masalah teratasi sebagian
P
Lanjutkan implementasi 1,2,3, dan 4
Dx. 6 S
- Klien hanya bisa makan separoh dari makanan yang diadapatkan
- nafsu makan mulai membaik, mual(-), muntah (-)
- Klien dan keluarga mentyatati peraturan diit yang diberikan tanpa
makanan tambahan
O
- Diit makan dihabiskan 1/2 dari yang didapatkan (tahu, nasi, cincang
daging yang dipadatkan dan sayur kacang bening)
- Klien masih nampak agah segar
- Masih terpasang infus Dex 5% 8 tetes permenit (1000 cc/24 jam)
A.
Masalah teratasi sebagian
P. lanjutkan implementasi 1,4, dan 5
TGL/JAM CATATAN TANDA
DIAGNOSA PERKEMBANGAN TANGAN
PELAKSANA
17-05-2001
JAM 08.00 S
WIB - Klien masih merasakan panas badan, nyeri kepala (-)
.Dx. 2 - Keluarga meminumkan puyer paracetamol 1 bungkus
- Klien dan keluarga mengerti akan kebutuhan cairan/minum air putih
dibatasi 750 cc/24 jam sekitar 4 gelas aqua
O
- Suhu tubuh 38,8C, nadi 124 x/menit, tensi 110/80 mmHg
- Mukosa mulut kering, tidak pecah-pecah
- Tak Berkeringat
A.
Masalah teratasi sebagian
P. Lanjutkan implementasi 4 dan 6
Dx. 3 S
- Klien masih merasa sesak, gatal tenggorokan, baruk, keluar riak
- Kalau batuk dada tidak terasa sakit dan kadang istirahatnya terganggu
- Klien merasa lega bila sudah dilakukan pemberian uap.
O
- Klien sedang duduk tidur dalam posisi setengah duduk
- Klien dapat melakukan nafas dalam dan batuk efektif secara benar
- Batuk minimal, riak (+) ditampung di bengkok warna putih, sputum (-)
- Klien sudah dilakukan nebulezer aqua jam yang lalu.
- Hasil laboratorium (ASO > 800 IU/ml)
A.
Masalah belum teratasi
P
- Lanjutkan implementasi 1,2,3 dan implementasi tambahan
- Melakukan kolaborasi pemeberian injeksi PP diganti dengan Cefotaxim
3x1 gr per IV
- Melakukan kolaborasi dalam pemeriksaan kultur urine, darah dan test
widal
Dx. 4 S
- Klien masih merasa sesak
- Sesak berkurang bila dengan posisi duduk
- Dengan menggunakan kanule O2, klien mengatakan merasa lebih enak.
O
- RR 36 x/mnt, nadi 126 x/mnt
- O2 diberikan 2 lt./mnt
- Pemeriksaan auskulatasi thorax masih didapatkan ronchi.
- Auskultasi jantung Gallop (+)
- Retraksi subcostal (-)
A.
Masalah teratasi sebagian
P.
- Lanjutkan implementasi 1,4,5,6,7 dan 8,
- Melakukan kolaborasi pemeberian injeksi PP diganti dengan Cefotaxim
3x1 gr per IV
Dx. 5 S
- Bengkak pada kelamin berkurang
- Kencing sedikit-sedikit warna seperti teh, urine ditempatkan pada botol
bekas aqua.(ditampung)
- Minum 500/24 jam
O
- Turgor kulit cukup,
- Odema kaki d/s, parpebra minimum dan scrotum berkurang
- Urine tampung 24 jam warna seperti teh dan pekat = 1500 cc
- Hasil pemeriksaan laboratorium
A.
Masalah teratasi sebagian
P
Lanjutkan implementasi 1,2,3, dan 4
Dx. 6 S
- Klien sedang dan dapat makan dari makanan yang diadapatkan
- BB 20 Kg
- nafsu makan baik
- Klien dan keluarga mentaati peraturan diit yang diberikan tanpa
makanan tambahan
O
- Diit makan dihabiskan 1/2 dari yang didapatkan (tahu, nasi, cincang
daging yang dipadatkan dan sayur kacang bening)
- Diit TKTPRG (Kalori 1600 dan protein 45 grm)
- Klien masih nampak segar
- Masih terpasang infus Dex 5% 8 tetes permenit 750 cc/24 jam) 15 menit
kemudian di aff
A.
Masalah teratasi sebagian
P. lanjutkan implementasi 1,4, dan 5
TGL/JAM CATATAN
DIAGNOSA PERKEMBANGAN
18-05-2001
JAM 08.00 S
WIB - Klien kadang-kadang masih merasakan panas badan
Dx. 2 - Keluarga meminumkan puyer paracetamol 1 bungkus, bila panas
- Klien dan keluarga mengerti akan kebutuhan cairan/minum air putih
dibatasi 750 cc/24 jam sekitar 4 gelas aqua
O
- Suhu tubuh 37C, nadi 120 x/menit, tensi 110/70 mmHg
A.
Masalah teratasi
Dx. 3 S
- Batuk, tenggorakan gatal, keluar riak
- Keluhan ini dirasakan setiap saat, sehingga istirahatnya terganggu
- Riah berwarna putih dan ditampung di bengkok
- Tenggorokan terasa enak setelah diberi uap
- Klien sedang dibersihkan lubang hidungnya oleh ibu dan keluarg darah
O
- Batuk produktif minimal, riak (+), sputum (-)
- Farings hiperemia
- Perdarahan hidung +/+, iritasi (+)
A.
Masalah belum teratasi
P. Lanjutkan implementasi 1,2,3,4 dengan modifikasi :
- Melakukan kolaborasi denngan Konsul ke THT
I
Melanjutkan implementasi 1,2,3,4 dengan modifikasi :
- Melakukan kolaborasi denngan Konsul ke THT
E
- Hasil konsul THT tidak didapatkan kelainan
- Tunggu hasil cultur urine dan darah, test widal
- Pindah ke ruang kelas Anak (cempaka)
- Manifestasi klinis diobservasi
- Program terapi dilanjutkan.
Dx. 4 S
- Klien sudah tidak merasa sesak
- Sesak berkurangs setelah diberi uap
O
- RR 28 x/mnt, nadi 120 x/mnt
- O2 distop
- Pemeriksaan auskulatasi thorax masih didapatkan ronchi berkurang.
- Auskultasi jantung maih Gallop (+)
- Retraksi subcostal (-)
A.
Masalah teratasi
P
Observasi lebih lanjut
Dx. 5 S
- Bengkak pada kelamin(-)encing sedikit-sedikit warna seperti teh, urine
ditempatkan pada botol bekas aqua.(ditampung)
- Minum 700/24 jam
O
- Turgor kulit cukup,
- Odema kaki d/s, parpebra minimum dan scrotum(-)
- Urine tampung 24 jam warna seperti teh dan pekat = 2500 cc
A
Masalah teratasi
P
- Terapi lasix distop.
- Observasi lanjut
S
- Klien sedang dan dapat makan dan kadang-kdang hampir habis
(tinggal 3 kali suapan)
- BB 19 Kg
- nafsu makan baik
- Keluarga minta supaya ditambah extra susu yang cocok dengan keadaan
anak saya.
O
- Diit makan tinggal 3 kali suapan
- Diit TKTPRG (Kalori 1600 dan protein 45 grm)
- Klien masih nampak segar
A.
Masalah teratasi sebagian
P. lanjutkan implementasi 1,4, dan 5 serta dianjurkan minum ekstra susu
protifar 3 kali sehari sesuai dengan aturan pemakaian.
E.
- Mohon obsevasi dan dipantau lebih lanjut BB tiap hari di pagi hari
- Tindakan lanjut dioperkan ke kelas anak cempaka.
DAFTAR PUSTAKA
1. Cindy Smith; 1988; Nursing Care Planning for Childreen; Apply Nursing Diagnosis; cindy
Smith Greenberg.
4. Hudak dan Gano; 1987; Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik, EGC; Jakarta.
6. Lab/UPF IKA; 1994; Pedoman Diagnosis dan Terapi, RSUD Dr. Soetomo ; Surabaya.
7. Lynda Juall Carpenito; 1998; Renanca Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi
2; EGC; Jakarta.