Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTROENTERITIS

Untuk memenuhi tugas individu Departemen Pediatrik


Di RS Karsa Husada Batu

Disusun Oleh :
ENDAH SEPTIYANTI
15007030001153
Kelompok 6

PROGRAM PROFESI NURSE ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
GASTROENTERITIS

Untuk memenuhi tugas individu Departemen Pediatrik


Di RS Karsa Husada Batu

Telah diperiksa kelengkapannya pada :


Hari :
Tanggal :
Jam :
Disusun Oleh :
ENDAH SEPTIYANTI
150070300011053

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

NIP : NIP :

Kepala Ruang Seruni RS Karsa Husada Batu

NIP :
1. PENGERTIAN

Gastroenteritis adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
pada bayi dan lebih 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau
atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Sudaryat, 2007).
Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden, 2006).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang
disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley,
2006).
Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang
disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan (Marlenan Mayers, 2007).
Dapat disimpulkan bahwa :
Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung, usus besar, dan usus
halus disebabkan oleh infeksi makanan yang mengandung bakteri atau virus yang
memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dengan konsistensi encer dan
kadang-kadang disertai dengan muntah-muntah. Dari biasanya yang disebabkan oleh
bakteri,virus dan parasit yang patogen.
Gastroenteritis dapat menyerang segala usia, karena ia disebabkan oleh
mikroorganisme yang merupakan bagian dari flora yang menghuni tempat di seluruh
permukaan bumi.
2. ETIOLOGI
Penyebab dari diare akut antara lain :
1. Faktor Infeksi
Infeksi Virus
Retavirus
Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau disertai dengan
muntah
Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin
Dapat ditemukan demam atau muntah
Di dapatkan penurunan HCC.
Enterovirus : Biasanya timbul pada musim panas.
Adenovirus
Timbul sepanjang tahun.
Menyebabkan gejala pada saluran pencernaan / pernafasan.
Norwalk
Epidemik
Dapat sembuh sendiri ( dalam 24 48 jam )
Bakteri
Stigella
Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September
Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun
Dapat dihubungkan dengan kejang demam.
Muntah yang tidak menonjol
Sel polos dalam feses
Sel batang dalam darah
Salmonella
Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun.
Mungkin ada peningkatan temperature
Muntah tidak menonjol
Sel polos dalam feses
Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.
Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.
Escherichia coli
Baik yang menembus mukosa ( feses berdarah ) atau yang menghasilkan
entenoksin.
Pasien ( biasanya bayi ) dapat terlihat sangat sakit.
Campylobacter
Sifatnya invasis ( feses yang berdarah dan bercampur mukus ) pada bayi
dapat menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi klinik yang lain.
Kram abdomen yang hebat.
Muntah / dehidrasi jarang terjadi
Yersinia Enterecolitica
Feses mukosa
Sering didapatkan sel polos pada feses.
Mungkin ada nyeri abdomen yang berat
Diare selama 1-2 minggu.
Sering menyerupai apendicitis.
2. Faktor Non Infeksiosus
Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa,maltosa, dan
sukrosa), non sakarida ( intoleransi glukosa, fruktusa, dan galaktosa ). Pada bayi dan
anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride.
Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin.
Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk alergy, food alergy,
down milk protein senditive enteropathy/CMPSE).
Faktor Psikologis : Rasa takut,cemas.
3. KLASIFIKASI
Berdasarkan golongan Gastroenteritis dibagi menjadi 2:
Pada bayi dan anak-anak: Bayi dan anak-anak dikatakan diare bila sudah lebih
dari tiga kali perhari BAB, sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih
dari empat kali perhari BAB.
Pada orang dewasa: Pada orang dewasa dikatakan diare bila sudah lebih dari
tujuh kali dalam 2 jam BAB.
Jenis-jenis diare :
Diare cair akut: Keluar tinja yang encer dan sering ada terlihat darah, yang
berakhir kurang dari 14 hari.
Disentri: Diare dengan adanya darah dalam feces, frekuensi sering dan feces
sedikit-sedikit.
Diare persisten: Diare yang berakhir dlm 14 hari atau lebih, dimulai dari diare
akut atau disentri.
Dari komplikasi Gastroentritis,tingkat dehidrasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2-5% dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok, ubun-ubun
dan mata cekung, minum normal, kencing normal.
b. Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5-8% dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam. gelisah, sangat
haus, pernafasan agak cepat, ubun-ubun dan mata cekung, kencing sedikit dan
minum normal.
c. Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8-10% dari berat badan dengan gambaran klinik seperti
tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai
koma, otot-otot kaku sampai sianosis, denyut jantung cepat, nadi lemah, tekanan
darah turun, warna urine pucat, pernafasan cepat dan dalam, turgor sangat jelek,
ubun-ubun dan mata cekung sekali, dan tidak mau minum.
Atau yang dikatakan dehidrasi bila:
Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2-5% atau rata-rata 25ml/kgBB.
Dehidrasi sedang: kehilangan cairan 5-10% atau rata-rata 75ml/kgBB.
Dehidrasi berat: kehilangan cairan 10-15% atau rata-rata 125ml/kgBB.
4. PATOFOSIOLOGI (Terlampir)
5. MANIFESTASI KLINIK
Nyeri perut ( abdominal discomfort )
Rasa perih di ulu hati
Mual, kadang-kadang sampai muntah
Nafsu makan berkurang
Rasa lekas kenyang
Perut kembung
Rasa panas di dada dan perut
Regurgitasi ( keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba ).
Demam
Membran mukosa mulut dan bibir kering
Lemah
Diare
Fontanel Cekung
Kuman Salmonella: Suhu badan naik, konsistensi tinja cair/encer dan berbau tidak enak,
kadang-kadang mengandung lendir dan darah, stadium prodomal berlangsung selama
2-4 hari dengan gejala sakit kepala, nyeri dan perut kembung.
Kuman Escherichia Coli: Lemah, berat badan sukar naik, pada bayi mulas yang
menetap.
Kuman Vibrio: Konsistensi encer dan tanpa diketahui mules dalam waktu singkat terjadi,
akan berubah menjadi cairan putih keruh tidak berbau busuk amis, yang bila diare akan
berubah menjadi campuran-campuran putih, mual dan kejang pada otot kaki.
Kuman Disentri: Sakit perut, muntah, sakit kepala, BAB berlendir dan berwarna
kemerahan, suhu badan bervariasi, nadi cepat.
Kuman Virus: Tidak suka makan, BAB berupa cair, jarang didapat darah, berlangsung
selama 2-3 hari.
Gastroenteritis Choleform: Gejala utamanya diare dan muntah, diare yang terjadi tanpa
mulas dan tidak mual, bentuk feses seperti air cucian beras dan sering mengakibatkan
dehidrasi.
Gastroenteritis Desentrium: Gejala yang timbul adalah toksik diare, kotoran
mengandung darah dan lendir yang disebut sindroma desentri, jarang mengakibatkan
dehidrasi dan tanda yang sangat jelas timbul 4 hari sekali yaitu febris, perut kembung,
anoreksia, mual dan muntah.
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :
1. Pemeriksaan Tinja
Makroskopis dan mikroskopis.
pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila
diduga terdapat intoleransi gula.
Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2. Pemeriksaan Darah
pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit ( Natrium, Kalium, Kalsium, dan
Fosfor ) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
3. Intubasi Duodenum ( Doudenal Intubation ): Untuk mengatahui jasad renik atau
parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare
kronik.
7. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pemberian cairan untuk mengganti cairan yang hilang.
Diatetik: pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
2. Memberikan asi.
Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral, dan
makanan yang bersih.
3. Monitor dan koreksi input dan output elektrolit.
4. Obat-obatan : Berikan antibiotik.
5. Koreksi asidosis metabolik.
8. KOMPLIKASI
Dehidrasi
Renjatan hipovolemik
Kejang
Bakterimia
Mal nutrisi
Hipoglikemia
Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
9. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan output cairan yang berlebihan.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
dan muntah.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang
berlebihan.
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit,
prognosis dan pengobatan.
Intervensi
1. Defisit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
output cairan yang berlebihan.
Tujuan : Devisit cairan dan elektrolit teratasi
Kriteria hasil :
Tanda-tanda dehidrasi tidak ada.
Mukosa mulut.
Bibir lembab.
Cairan seimbang.
Intervensi :
a. Observasi tanda-tanda vital.
b. Observasi tanda-tanda dehidrasi.
c. Ukur infut dan output cairan ( balanc ccairan ).
d. Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan minum yang banyak kurang lebih
2000 2500 cc per hari.
e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi cairan pemeriksaan lab elektrolit.
f. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian cairan rendah sodium.
2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
dan muntah.
Tujuan : Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasi
Kriteria hasil :
Intake nutrisi klien meningkat
Diet habis 1 porsi yang disediakan
Mual dan muntah tidak ada.
Intervensi :
a. Kaji pola nutrisi klien dan perubahan yang terjadi.
b. Timbang berat badan klien.
c. Kaji factor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi.
d. Lakukan pemerikasaan fisik abdomen ( palpasi,perkusi,dan auskultasi ).
e. Berikan diet dalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering.
f. Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan iritasi, frekwensi BAB yang berlebihan.
Tujuan : Gangguan integritas kulit teratasi
Kriteria hasil :
Integritas kulit kembali normal
Iritasi tidak ada
Tanda-tanda infeksi tidak ada
Intervensi :
a. Ganti popok anak jika basah.
b. Bersihkan bokong perlahan sabun non alcohol.
c. Beri zalp seperti zinc oxsida bila terjadi iritasi pada kulit.
d. Observasi bokong dan perineum dari infeksi.
e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi antipungi sesuai indikasi.
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi abdomen.
Tujuan : Nyeri dapat teratasi.
Kriteria hasil :
Nyeri dapat berkurang / hilang.
Ekspresi wajah tenang.
Intervensi :
a. Observasi tanda-tanda vital.
b. Kaji tingkat rasa nyeri.
c. Atur posisi yang nyaman bagi klien.
d. Beri kompres hangat pada daerah abdomen.
e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therafi analgetik sesuai indikasi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Betz, Cecily Lynn. Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC, 2009.


2. Doengoes, E Marilyn. 2007. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3 Jakarta; EGC.

3. Ngastiyah, 2006. Perawatan Anak Sakit. Jakarta; EGC.

4. Nursalam Dr. et. Al. 2008 Asuhann Keperawatan Bayi dan Anak. Edisi I Jakarta :
Salemba Medika.

5. Smeltzer C Suzanne, Brenda G Bare. 2008 Keperawatan Medikal Bedah, Penerbit


Buku Kedokteran, Jakarta; EGC.

6. Sudoyo, W. Aru, dkk., Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2 Edisi IV, Pusat Penerbitan
Departemen Penyakit Dalam FKUI, Jakarta 2008.

7. Wong, Donna L. 2007. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta; EGC


PATOFISIOLOGI
Bakteri, virus, parasit

Masuk dalam saluran cerna

Berkembangbiak di usus

Reaksi pertahanan dari E.Coli

Pertahanan tubuh

Inflamasi Usus

Makanan, zat Peningkatan sekresi air Hiperperistaltik


Tidak dapat diserap dan elektrolit usus

Tekanan osmotik dalam Penurunan absorbs Penurunan fungsi
Rongga usus dalam usus usus dalam mengabsorbsi
makanan
Penggeseran air dan Diare
Elektrolit dalam Diare
rongga usus Kurang pemasukan Pola defekasi terganggu
makanan (lebih sering)
Isi rongga usus berlebihan
Perubahan nutrisi kurang Resiko gangguan
Merangsang usus untuk dari kebutuhan tubuh integritas kulit (anus)
Mengeluarkannya
Pertanyaan ortu ttg penyakit Kembung
Resiko kekurangan volume
Cairan Kurang Pengetahuan Gangguan Rasa
nyaman
Gangguan cairan dan Syok Hipovolemik Kematian
elektrolit

Anda mungkin juga menyukai