menyerang adalah bibit penyakit. Ada orang yang mudah sakit, ada pula orang yang jarang sakit,
ini ada kaitannya dengan sistem pertahanan tubuh seseorang tersebut. Jaringan tubuh yang
berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh manusia adalah jaringan darah dan jaringan
limfa. Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa
atau getah bening di dalam tubuh. Limfa berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem
kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem
limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi.
Semua jaringan tubuh terendam didalam cairan jaringan yang terdiri atas konstituen darah dan
materi sisa yang difus dari sel. Sebagian cairan kembali ke kapiler limfe diujung vena dan
sisanya berdifusi melalui dinding kapiler dan membentuk limfa. Sistem limfatik terdiri atas
limfe, pembuluh limfe, nodus limfe, organ limfe ( seperti limpa dan kalenjar timus), serta
jaringan limfoid difus ( misal tonsil dan sumsum tulang belakang ). Adapun fungsi sistem
limfatik adalah drainase jaringan, absorpsi di usus halus dan imunitas. (Nurachmah, 2011 ).
Tubuh kita setiap saat terkena bakteri, jamur, atau virus. Akan tetapi, hanya sedikit yang
dapat masuk kedalam tubuh kita dan menimbulkan penyakit karena tubuh kita memiliki sistem
pertahanan tubuh. Sistem imunitas (pertahanan tubuh) adalah sistem yang berperan penting
dalam menjaga kesehatan tubuh kita. Sistem imunitas manusia terdiri atas organ limfatik primer
(sumsum tulang merah, kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder (limpa, nodus limfa, tonsil).
Didalam tubuh, sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan antara materi asing yang
berasal dari luar tubuh (ular, debu, virus dan mikroba) dengan materi dari dalam tubuh.
Mekanisme pertahanan tubuh manusia dibedakan atas respons nonspesifik dan respons spesifik.
(Pratiwi, dkk, 2007).
Dari latar belakang tersebutlah yang maka tim penyusun mengambil judul makalah tentang
Sistem limfatik dan Pertahanan Tubuh yang akan membahas masalah tentang sistem
limfatik antara lain limfe, pembuluh limfe, nodus limfe, organ limfe ( seperti limpa dan kalenjar
timus), serta jaringan limfoid difus ( misal tonsil dan sumsum tulang belakang ) dan sistem
pertahanan tubuh manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem limfatik manusia ?
2. Terdiri dari apa saja sistem limfatik manusia ?
3. Bagaimana fisiologi pembuluh limfa pada sistem limfatik manusia ?
4. Bagaimana fisiologi organ limfa pada sistem limfatik manusia ?
5. Apa yang dimaksud dengan sistem imunitas manusia ?
6. Bagaimana fisiologi sistem kekebalan bawaan manusia ?
7. Bagaimana fisiologi sistem kekebalan adaptif manusia ?
8. Apa saja macam-macam sistem imunitas manusia ?
9. Apa saja penyakit yang berhubungan dengan sistem imunitas manusia ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan umum penulisan makalah ini untuk pembaca supaya mengetahui sistem
limfatik manusia dan sistem pertahanan tubuh manusia.
Sedangkan tujuan khususnya untuk perawat khususnya adalah :
1. Untuk mendalami ilmu kesehatan tentang sistem limfatik dan imunitas manusia dan dapat
diterapkan dalam dunia keperawatan.
2. Untuk lebih mengetahui fisiologi sistem limfatik manusia.
3. Untuk mengetahui fisiologi sistem imunitas manusia.
4. Dapat mengetahui lebih dalam tentang sistem imunitas manusia yang berhubungan untuk
memberikan perawatan tentang penyakit untuk pasien dan dapat memberikan asuhan
keperawatan untuk mencegah dari penyakit.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Saluran Limfe
Saluran limfa adalah cairan bening menyerupai plasma yang tidak mengandung protein
plasma dan memiliki kompetensi yang serupa dengan cairan interstisial. Limfe mengangkut
protein plasma yang meresap kedasar kapiler dan kembali kedalam aliran darah. Limfe juga
membawa partikel yang lebih besar, missal bakteri dan sisa sel dari jaringan yang rusak,
kemudian difiltrasi dan dihancurkan oleh nodus limfe. Limfe mengandung limfosit, yang
bersirkulasi didalam sistem limfatik dan memungkinnya menjaga area tubuh yang berbeda.
Dilakteal usus halus, lemak diabsorbsi kedalam limfatik yang membuat limfe disebut dengan
kili, tampak seperti susu. Membran serosa yang paling lebar adalah peritoneum, memran serosa
bertalian erat dengan sistem saluran limfe. Lipatannya yang banyak itu membawa saluran limfe
dan pembuluh darah. Membran ini dilapisi oleh endotelium, dan didalamnya terdapat banyak
lubang-lubang halus. Lubang-lubang ini disebut stomata, mereka berhubungan dengan pembuluh
limfe dan dengan demikian menghindarkan limfe berkumpul dalam ruang serosa.
2. Pembuluh Limfe
Pembuluh limfa merupakan bagian penting dalam sistem peredaran limfa. Peredaran limfa
adalah peradaran terbuka. Limfa dari jaringan akan masuk kekapiler limfa. Kapiler limfa akan
bergabung dengan kapiler limfa yang lain membentuk pembuluh limfa. Pembuluh limfa akan
terkumpul di pembuluh limfa dada. Limfa akhirnya akan kembali kesistem peradaran darah.
Aliran limfa dalam pembuluh limfa dipengaruhi oleh kerangka otot rangka. Disepanjang
pembuluh limfa terdapat buku limfa yang disebut dengan nodus limfa yang berbentuk bulatan
kecil.
Semua cairan limfa berasal dari daerah kepala, leher, dada , paru-paru, jantung dan lengan
kanan terkumpul dalam pembuluh-pembuluh limfa dan bersatu menjadi pembuluh limfa kanan
disebut juga dengan duktus limfatikus dekster. Pembuluh limfa bermuara dipembuluh vena
dibawah tulang selangka kanan. Cairan limfa yang berasal dari bagian selain yang bermuara
dipembuluh limfa kanan akan bermuara pada pembuluh limfa dada yang disebut dengan duktus
toraksikus yang bermuara ditulang selangka kiri.
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak katup
sehingga pembuluh limfe tampaknya seperti rangkaian merjan. Pembuluh limfe yang terkecil
atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya atas selapis endotelium.
Pembuluh limfe bermula sebagai jalinana halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga-
rongga limfe didalam jaringan berbagai organ. Sejenis pembuluh limfe khusus, disebut lakteal
dijumpai dalam vili usus kecil. Kelenjar limfe berbentuk kecil lonjong atau seperti kacang dan
terdapat disepanjang pebuluh limfe. Kerjanya sebagai penyaring dan dijumpai ditempat-tempat
terbentuknya limfosit. Kelompok-kelompok utama terdapat didalam leher, axila, torax, abdomen,
dan lipatan paha. Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran yang cembung dan yang cekung.
Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri atas jaringan fibrus, jaringan otot,
dan jaringan kelenjar. Disebelah luar, jaringan limfe terbungkus oleh kapsul fibrus. Dari sini
keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan fibrus, yaitu trabekulae, masuk kedalam kelenjar dan
membentuk sekat-sekat. Runagan diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang mengandung banyak
sel darah putih atau limfosit. Pembuluh limfe aferen menembus kapsul dipinggiran yang
cembung dan menuangkan isinya kedalam kelenjar. Bahan ini bercampur dengan benda-benda
kecil daripada limfe yang banyak sekali terdapat didalam kelenjar dan selanjutnya campuran ini
dikumpulkan pembuluh limfe aferen yang mengeluarkan melalui hilum. Arteri dan vena juga
masuk dan keluar kelenjar melalui hilum.
Saluran limfe terdapat dua batang saluran limfe yang utama, duktus torasikus dan batang
saluran kanan. Duktus torasikus bermula sebagai reseptakulum khili atau sisternakhili didepan
vertebra lumbalis. Kemudian berjalan ke atas melalui abdomen dan torax menyimpang kesebelah
kiri kolumna vertebralis, kemudian bersatu dengan vena-vena besar disebelah bawah kiri leher
dan menuangkan isinya kedalam vena-vena itu. Duktus torasikus mengumpulkan limfe dari
semua bagian tubuh, kecuali dari bagian yang menyalurkan limfenya ke duktus limfe kanan.
Duktus limfe kanan ialah saluran yang jauh lebih kecil dan mengumpulkan limfe dari sebelah
kanan kepala dan leher, lengan kanan dan dada sebelah kanan, dan menuangkan isinya kedalam
vena yang berada disebelah bawah kanan leher. Hampir semua jaringan tubuh memiliki
pembuluh limfatik, kecuali sistem saraf pusat, tulang, dan sebagian besar lapisan superfisial
kulit. Suatu infeksi pembuluh limfe dan kelenjar dapat meradang, yang tampak pada
pembengkakan kelenjar yang sakit diketiak atau lipat paha dalam hal sebuah jari tangan atau jari
kaki terkena infeksi.
Adapun fungsi pembuluh limfa yaitu :
1. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan kedalam sirkulasi darah
2. Mengangkut limfosit dan kalenjar limfe ke sirkulasi darah
3. Membuat lemak yang sudah diemulsi dari susu ke sirkulasi darah
4. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme
5. Menghasilkan zat antibodi untuk melindungi terhadap kelanjutan infeksi
c. Limpa
Limpa adalah organ limfoid terbesar. Limpa ialah sebuah kelenjar bewarna ungu tua yang
terletak disebelah kiri abdomen di daerah hipogastrium kiri dibawah iga kesembilan sepuluh dan
sebelas. Limpa berdekatan paada fundus dan permukaan luarnya menyentuh diafragma. Limfa
menyentuh ginjal kiri, kelokan kolon dan kiri atas, dan ekor pankreas.
Limpa terdiri atas jaringan struktur jaringan ikat. Di antara jalinan-jalinan itu terbentuk isi
limpa atau pulpa yang terdiri atas jaringan limfe dan sejumlah besar sel darah. Limpa dibungkus
oleh kapsul yang terdiri atas jaringan kolagen dan elastik dan beberapa serabut otot halus.
Serabut otot halus ini berperan seandainya ada sangan kecil bagi fungsi limpa manusia. Dari
kapsul itu keluar tajuk-tajuk yang disebut trabekulae yang masuk kedalam jaringan limpa dan
membaginya dalam beberapa bagian.
Pembuluh darah limpa masuk dan keluar melalui hilum yang berada di permukaan dalam.
Pembuluh-pembuluh darah itu menuangkan isinya langsung kedalam pulpa sehingga darahnya
dapat bercampur dengan unsur-unsur limpa dan tidak seperti pada organ-organ lain yang
dipisahkan oleh pembuluh darah. Disini tidak terdapat sistem kapiler biasa, tetapi darah langsung
berhubungan dengan sel-sel limpa. Darah yang mengalir dalam limpa dikumpulkan lagi dalam
sebuah sinus yang bekerja seperti vena dan yang menghantarkan darahnya kedalam cabang-
cabang vena. Cabang-cabang ini bersatu dan membentuk vena limpa. Vena ini membawa
darahnya dari limpa masuk peredaran gerbang dan diantarkan ke hati.
Adapun fungsi limpa, yaitu :
1. Fagositosis
Leukosit, trombosit, dan mikroba difagositosis dilimpa. Tidak seperti nodus limfe, limpa
tidak memiliki limpatik aferen yang masuk sehingga limpa tidak terpapar penyakit yang
disebarkan oleh limfe.
2. Cadangan darah
Limpa mengandung 350 ml darah dan dalam merespons terhadap stimulus simpatik dapat
dengan cepat mengembalikan volume ini ke sirkulasi, misal pada pendarahan.
3. Respons imun
Limpa mengandung limfosit B dan T yang diaktivasi oleh keberadaan antigen, missal pada
infeksi. Proliferasi limfosit saat infeksi yang serius dapat menyebabkan pembesaran limpa
(splenomegali).
4. Eritropoiesis
Limpa dan hati merupakan tempat memproduksi sel darah janin yang penting. Selain itu,
limpa juga dapat memenuhi fungsi pada orang dewasa pada saat dibutuhkan.
d. Timus
Timus adalah tempat dimana limfosit berkembang menjadi sel T. Kalenjar timus berada
dibagian atas mediastinum di belakang sternum dan memanjang keatas hingga dasar leher. Berat
kalenjar ini sekitar 10-15 gram pada saat lahir dan tumbuh hingga pubertas, selanjutnya akan
mengalami atrofi. Berat maksimum timus saat pubertas adalah 30-40 gram. Timus sekresikan
hormon timopoietin yang menyebabkan kekebalan pada sel T. Timus berbeda dengan organ
limfoid lainnya karena hanya berfungsi untuk tempat pematangan limfosit T. Selain itu juga,
karena timus adalah satu-satunya organ limfoid yang tidak memerangi antigen secara langsung.
e. Tonsil
Tonsil adalah organ limfoid yang paling sedarhana. Kedua tonsil terdiri juga atas jaringan
limfe. Letaknya antara dua tiang fauses (lengkung langit-langit) dan mendapat persediaan
limfosit melimpah didalam cairan yang ada permukaannya dan yang ada didalam sela-sela tonsil.
Sejumlah besar jaringan limfoid masuk kedalam formasi limpa, membran serosa, dan dalam
kulit usus halus. Di dalam usus mereka ditampung didalam mukosa(selaput lendir). Di beberapa
tempat dijumpai beberapa nudulus jaringan limfe. Khilus sentralis didalam vilus berhubungan
dengan pembuluh limfe dalam jaringan submukosa. Dari sini limfe keluar dan akhirnya sampai
di reseptakulum khili. Tonsil terdapat dimulut dan tenggorokan, Tonsil juga berfungsi untuk
melawan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan faring. Oleh karena itu antigen
dihancurkan dengan ditelan dan diinhalasi.
4) Respons inflamasi
Inflamasi merupakan reaksi akibat timbulnya infeksi dan terbukanya arteriol disekitar
daerah yang terluka sehingga suplai darah kedaerah yang terluka meningkat. Inflamasi dikontrol
oleh sejumlah enzim dan beberapa komponen lainnya seperti serotonin, platelet, dan basofil.
Tujuan respons inflamasi adalah untuk melindungi, mengisolasi, menonaktifkan, serta
menyingkirkan agen penyebab dan jaringan yang rusak sehingga berlangsung proses
penyembuhan.
Serotonin dapat meningkatkan pelebaran arteriol dan permeabilitas jaringan pembuluh.
Darah membawa fagosit kedaerah tersebut. Fagosit juga bergerak dari jaringan yang terdekat.
Dinding kapiler semakin meningkat permeabilitasnya sehingga fagosit dapat keluar dari
pembuluh kapiler kedaerah yang terluka. Fagosit yang tiba lebih dulu akan melepas senyawa
kimia histamin untuk memicu lebih banyak fagosit bergerak kedaerah yang terinfeksi.
Ketika bakteri berhasil dibunuh dan ditelan oleh fagosit, materi yang berasal dari
pembuluh kapiler akan membentuk penebalan atau pembengkakan disekeliling daerah yang
terinfeksi agar infeksi tidak menyebar. Daerah yang mengalami inflamasi kemungkinan juga
mengandung nanah (abses). Nanah berasal dari sel darah putih yang telah mati karena menelan
bakteri. Nanah dapat diserap lagi oleh sel tubuh. Selanjutnya, proses perbaikan jaringan dan
tanda-tanda inflamasi menghilang.
b) Sel B memori
Sel B memori berada dalam tubuh untuk waktu lama setelah episode awal saat pertama kali
terpapar antigen dan dengan cepat berespons terhadap pemaparan antigen yang sama berikutnya
dengan stimulasi produksi sel plasma penyekresi antibodi.
2. Limfosit T ( sel T )
Sel T yang telah diaktifkan didalam kalenjar timus dilepaskan kesirkulasi darah. Sel T normal
sebanyak 70% dari limfosit darah. Saat sel T terpapar antigennya untuk pertama kali, sel T
menjadi tersensitasi. Jika antigen berasal dari luar tubuh, antigen perlu ditampilkan pada
permukaan sel penampil antigen yaitu makrofag yang merupakan bagian pertahanan non-spesifik
karena makrofag menelan dan mencerna antigen tanpa membeda-bedakan, namun juga
berpartisipasi dalam respons imun. Setelah makrofag mencerna antigen, makrofag membawa
sebagian sisa antigen dimembran selnya. Sel T jumlahnya terbatas dan sel T tidak membentuk
antibodi. Ada empat jenis limfosit T dengan fungsi yang berbeda-beda, yaitu :
a. Sel T memori
Sel yang hidup lama bertahan hidup setelah ancaman dinetralkan dan memberikan imunitas
diperantarai sel dengan berespons secara cepat terhadap paparan antigen yang sama lainnya.
b. Sel T sitotoksik
Sel ini berfungsi menghasilkan racun menghancurkan mikroba, sel kanker atau sel yang
terinfeksi virus. Sel ini mengenali antigen, yaitu berupa selubung protein virus yang tertinggal
diluar sel. Sel ini membunuh sel dengan cara menyekresikan suatu protein yang mampu
melubangi membran sel sehingga sel tersebut bocor.
c. Sel T helper
Sel ini mengenali fagosit dan merangsang sel B untuk bereplikasi. Sel B tidak akan bereplikasi
dan membentuk sel plasma tanpa rangsangan dari sel T helper untuk membentuk antibodi. Sel ini
juga menghasilkan lymphokinase yang akan menggerakkan sel-sel kekebalan agar berpartisipasi
dan aktif dalam proses kekebalan.
d. Sel T supresor
Sel ini untuk menghentikan limfositT dan B yang aktif. Sel ini membatasi efek yang kuat dan
berpotensi membahayakan respons imun.
2. Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang didapat dari pemindahan antibodi dari suatu individu
keindividu lainnya. Kekebalan pasif dibagi dua, yaitu :
a. Kekebalan pasif alami
Kekebalan ini pada bayi-bayi karena antibodi ibu bayi akan masuk ketubuh bayi melalui plasenta
pada saat kehamilan dan dari ASI yang diminumkan bayi. Macam dan jumlah zat antibodi yang
didapatkan bergantung pada macam dan jumlah zat anti yang dimiliki ibunya.
b. Kekebalan pasif buatan
Kekebalan yang diperoleh seseorang dari antibodi luar dengan tujuan pengobatan maupun
pencegahan. Misalnya, seseorang yang luka karena menginjak paku karena takut menderita
tetanus ia disuntik ATS (Anti Tetanus Serum) sebagai usaha pencegahan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa
atau getah bening di dalam tubuh. Sistem limfatik berfungsi untuk absorbsi zat-zat makanan dari
traktus gastrointestinal, bertanggung jawab untuk absorbsi lemak, dan salah satu mekanis
pertahanan tubuh terhadap infeksi. Sistem limfatik manusia meliputi saluran limfe, pembuluh
limfe dan organ limfe.
Sistem imunitas adalah sistem yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh
kita. Sistem imunitas manusia terdiri atas organ limfatik primer (sumsum tulang merah, kalenjar
timus) dan organ limfatik sekunder (limpa, nodus limfa, tonsil). Didalam tubuh, sistem tersebut
dapat mengenali dan membedakan antara materi asing yang berasal dari luar tubuh (ular, debu,
virus dan mikroba) dengan materi dari dalam tubuh. Mekanisme pertahanan tubuh manusia
dibedakan atas respons nonspesifik dan respons spesifik.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam proses
pembelajaran dan semoga bisa menambah ilmu fisiologi tentang sistem limfatik dan sistem
pertahanan tubuh manusia lebih mendalam dan bisa diterapkan kedunia kesehatan khususnya
dunia keperawatan.
Sistem imun aktif jika ada bahan asing (antigen) beredar di dalam
tubuh setelah masuk dinding sel. Hal ini terjadi disebabkan pertahanan
pertama tubuh tidak mampu menetralisir agen infeksi sehingga agen infeksi
tersebut masuk dan beredar melalui peredaran darah keseluruh tubuh.
Pertahanan pertama yang bertanggung jawab terhadap serangan agen
infeksi adalah sel imun non spesifik (innate immunity) seperti sel monosit,
makrofag, neutrofil, basofil, polimorfonuklear, sel dendrit, sel langerhan dan
sel mast. Jika sel-sel tersebut tidak mampu menetralisir agen infeksi maka
selanjutnya terjadilah penginfeksian dan kemudian sistem pertahanan kedua
muncul yang dikenal adaptive immune responses. Pertahanan kedua aktif
setelah terjadi komunikasi diantara sel imun yang didahului adanya sekresi
sitokin dan ekspresi peptida antigen ke permukaan sel imun nonspesifik
yang dikenal dengan antigen precenting cells (APC) dan selanjutnya akan
mengaktifkan sel B dan sel T.
ORGAN LIMFOID
Organ yang terlibat dalam sintesis/ produksi sel imun, yaitu kelenjar timus
dan susmsum tulang. Jaringan limfoid primer berfungsi sebagai tempat
diferensiasi limfosit yang berasal dari jaringan myeloid. Terdapat dua
jaringan limfoid primer , yaitu kelenjar thymus yang merupakan diferensiasi
limfosit T dan sumsum tulang yang merupakan diferensiasi limfosit B. Pada
aves, limfosit B berdiferensiasi dalam bursa fabricius. Jaringan limfoid primer
mengandung banyak sel-sel limfoid diantara sedikit sel makrofag dalam
anyaman sel stelat yang berfungsi sebagai stroma dan jarang ditemukan
serabut retikuler.
Gambar 1. Organ Limfoid Primer
Thymus
Thymus merupakan organ yang terletak dalam mediastinum di depan
pembuluh-pembuluh darah besar yang meninggalkan jantung, yang
termasuk dalam organ limfoid primer. Thymus merupakan satu-satunya
organ limfoid primer pada mamalia yang tampak dan merupakan jaringan
limfoid pertama pada embrio sesudah mendapat sel induk dari saccus
vitellinus. Limfosit yang terbentuk mengalami proliferasi tetapi sebagian
akan mengalami kematian, yang hidup akan masuk ke dalam peredaran
darah sampai ke organ limfoid sekunder dan mengalami diferensiasi menjadi
limfosit T. Limfosit ini akan mampu mengadakan reaksi imunologis humoral.
Thymus mengalami involusi secara fisiologis dengan perlahan-lahan. Cortex
menipis, produksi limfosit menurun sedang parenkim mengkerut diganti oleh
jaringan lemak yang berasal dari jaringan pengikat interlobuler.
Sumsum Tulang
Terdapat pada sternum, vertebra, tulang iliaka, dan tulang iga. Sel
stem hematopoetik akan membentuk sel-sel darah. Proliferasi dan
diferensiasi dirangsang sitokin. Terdapat juga sel lemak, fibroblas dan sel
plasma. Sel stem hematopoetik akan menjadi progenitor limfoid yang
kemudian mejadi prolimfosit B dan menjadi prelimfosit B yang
selanjutnyamenjadi limfosit B dengan imunoglobulin D dan imunoglobulin M
(B Cell Receptor) yang kemudian mengalami seleksi negatif sehingga
menjadi sel B naive yang kemudiankeluar dan mengikuti aliran darah menuju
ke organ limfoid sekunder. Sel stemhematopoetik menjadi progenitor limfoid
juga berubah menjadi prolimfosit T danselanjutnya menjadi prelimfosit T
yang akhirnya menuju timus.
Limfa
Lien merupakan organ limfoid yang terletak di cavum abdominal di
sebelah kiri atas di bawah diafragma dan sebagian besar dibungkus oleh
peritoneum. Lien merupakan organ penyaring yang kompleks yaitu dengan
membersihkan darah terhadap bahan-bahan asing dan sel-sel mati
disamping sebagai pertahanan imunologis terhadap antigen. Lien berfungsi
pula untuk degradasi hemoglobin, metabolisme Fe, tempat persediaan
trombosit, dan tempat limfosit T dan B. Pada beberapa binatang, lien
berfungsi pula untuk pembentukan eritrosit, granulosit dan trombosit.
Tonsil
Tonsil disebut juga amandel. Tonsil terletak di bagian kiri dan kanan
pangkal tenggorokan. Tonsil mensekresikan kelenjar yang banyak
mengandung limfosit, sehingga tonsil dapat berfungsi untuk membunuh bibit
penyakit dan melawan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan
faring. Lubang penghubung antara cavum oris dan pharynx disebut faucia. Di
daerah ini membran mukosa tractus digestivus banyak mengandung
kumpulan jaringan limfoid dan terdapat infiltrasi kecil-kecil diseluruh bagian
di daerah tersebut. Selain itu diyemukan juga organ limfoid dengan batas-
batas nyata.
Limfonodus
Nodus limfa terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil yang disebut
nodulus. Nodulus terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil lagi yang disebut
sinus. Di dalam sinus terdapat limfosit dan makrofag. Fungsi nodus limfa
adalah untuk menyaring mikroorganisme yang ada di dalam limfa. Nodus
lymphaticus merupakan organ kecil yang terletak berderet-deret sepanjang
pembuluh limfe. Jaringan parenkimnya merupakan kumpulan yang mampu
mengenal antigen yang masuk dan memberi reaksi imunologis secara
spesifik. Organ ini berbentuk seperti ginjal atau oval dengan ukuran 1-2,5
mm. Bagian yang melekuk ke dalam disebut hillus, yang merupakan tempat
keluar masuknya pembuluh darah. Pembuluh limfe aferen masuk melalui
permukaan konveks dan pembuluh limfe eferen keluar melalui hillus. Nodus
lymphaticus tersebar pada ekstrimitas, leher, ruang retroperitoneal di pelvis
dan abdomen dan daerah mediastinum.